BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. Laba yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan.

BAB I PENDAHULUAN. yang maksimal dapat diperoleh melalui peningkatan volume penjualan. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. ini dapat dilihat dari kegiatan perusahaan dengan semakin memperluas usahanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maksimal.laba yang maksimal diperoleh melalui peningkatan penjualan.

BAB I PENDAHULUAN. laba yang maksimal. Laba yang maksimal tersebut dapat diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bekerja lebih efektif dan efisien agar dapat bertahan hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat, sehingga mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak. perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan, penelitian-penelitian yang pembahasannya menguraikan satu topik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perekonomian Indonesia, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu mengharapkan agar usaha yang dikelolanya semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yakni untuk memperoleh keuntungan namun ada pula perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. harga, sampai dengan penjualan secara kredit. Strategi yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk atau cash inflow. yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

Volume II No.1, Februari 2016 ISSN : PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP RESIKO KREDIT PADA KOPERASI IKA TEMAN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba maksimal. Laba juga direfleksikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Sistem..., Ii, Fakultas Ekonomi 2015

ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PIUTANG TAK TERTAGIH PADA PT ADIRA FINANCE KOTA LUBUKLINGGAU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan saat ini, pentingnya sistem informasi hampir dirasakan berbagai jenis bidang usaha,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Semua itu dapat dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2012:210) merupakan klaim suatu perusahaan atas uang, barang, atau jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dayanya untuk dapat bertahan di persaingan yang semakin ketat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dalam suatu aktivitas perekonomian, baik dalam lingkup yang sempit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi pihak manajemen, serta tuntutan terhadap efektivitas dan efisiensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian. Dunia bisnis di Indonesia mengalami kemunduran setelah terjadi krisis

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. untuk mampu menciptakan atau meningkatkan nilai perusahaan serta mampu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS TINGKAT PERPUTARAN PIUTANG DAGANG PADA PT. TIRTA MUMBUL JAYA ABADI PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laba yang optimal dapat diperoleh melalui peningkatan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan dunia usaha yang banyak bermunculan dan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan kas perusahaan tersebut. Sehingga dapat dikatakan keefektifan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. ke waktu. Dalam rangka mencapat tujuan tersebut, faktor utama yang harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Evaluasi terhadap Sistem Pengelolaan Piutang pada PT Bintang Delta Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan didirikan bertujuan unutk mengembangkan dan

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama perusahaan manufaktur adalah mengolah bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. tinggi penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh (Sulaeman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita. Pendidikan ilmu kesehatan khususnya keperawatan merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendorong bangkitnya perekonomian nasional. Persaingan yang semakin ketat

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Keguanaan Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. terutama bagi perusahaan dagang, mereka akan berusaha untuk mencapai laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai laba yang semaksimal mungkin. Laba yang semaksimal dapat

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. mengolah data menjadi suatu informasi (Bodnar dan Hopwood, 2006:1).

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antar negara semakin terbuka, sehingga negara-negara berkembang

PERPUTARAN PIUTANG PADA PT MITRA ADIDAYA SAKTI SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pengendalian Internal Pada Prosedur Penjualan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. Sebagian besar perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih banyak

BAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan didirikan untuk mencari keuntungan dengan membuat produk atau jasa bagi para konsumen yang membutuhkan sebagai upaya agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dalam jangka panjang. Pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu mendapatkan keuntungan yang optimal, serta dapat terus memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar, sehingga hal tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) bagi pelanggan. Terdapat tiga jenis perusahaan, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa yang berusaha untuk meningkatkan laba dengan meningkatkan volume penjualan atas produk-produknya. Di tengah persaingan antar perusahaan yang semakin ketat, berbagai cara dilakukan perusahaan untuk meraih pangsa pasar agar dapat meningkatkan volume penjualan, seperti pemberian potongan harga, pemberian hadiah, variasi produk, sampai penjualan kredit. Konsekuensi dari kebijakan penjualan secara kredit tersebut dapat menimbulkan peningkatan jumlah piutang. Agar tidak menganggu alur kas masuk, maka tingkat penjualan kredit harus diperhitungkan berdasarkan besarnya modal kerja yang diperlukan perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasionalnya. Investasi yang terlalu besar dalam piutang dapat menimbulkan lambatnya perputaran modal kerja sehingga semakin kecil pula kemampuan perusahaan dalam meningkatkan volume penjualannya. Perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya harus memiliki sistem pengelolaan yang baik, khususnya pengelolaan manajemen keuangan agar modal yang dimiliki bisa berfungsi sebagaimana mestinya. 1

Dalam mengelola manajemen keuangan, khususnya mengenai piutang usaha perlu direncanakan secara matang sehingga manajemen piutang usaha dapat berjalan secara efektif, baik mengenai prosedur pemberian kredit, pengumpulan piutang, penagihan piutang, dan masalah lain yang berhubungan dengan piutang. Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi (Kieso, 2002:256). Piutang biasanya memiliki bagian yang signifikan dari total aktiva lancar perusahaan. Pada umumnya piutang usaha timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Penjualan kredit tidak akan segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang kepada konsumen, atau yang biasa disebut dengan piutang usaha, dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk (cash in flow) yang berasal dari pengumpulan piutang usaha tersebut (Hartati, 2010:1). Piutang mempunyai resiko yang harus ditanggung perusahaan berupa kerugian apabila debitur tidak melakukan pembayaran atau terjadi kecurangan dalam pengelolaan piutang. Untuk memperkecil resiko yang ditanggung perusahaan, ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan, antara lain jumlah dana yang diinvestasikan dalam piutang, syarat penjualan, kemungkinan tidak terbayarnya piutang, dan resiko lain yang akan timbul. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengendalian piutang yang efektif. Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anggraeny Retno Hayati dengan judul Analisis Efektivitas Sistem Pengelolaan dan Sistem Pengendalian Piutang pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar, mengungkapkan bahwa sistem pengelolaan dan pengendalian piutang PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Terminal Petikemas Makassar belum efektif dilihat dari rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang berhubungan dengan piutang yaitu rasio perputaran piutang (receivable turn over-rto), umur rata-rata piutang (average collection period), rasio tunggakan, dan rasio penagihan. Sistem pengendalian piutang yang efektif akan memengaruhi keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan kebijakan penjualan barang atau jasa secara kredit. 2

Sebaliknya, kelalaian dalam pengendalian piutang bisa berakibat fatal bagi perusahaan, misalnya banyak piutang yang tidak tertagih yang disebabkan kurang selektifnya perusahaan dalam memberikan kredit penjualan, lemahnya kebijakan pengumpulan dan penagihan piutang. Dalam pengendalian piutang dibutuhkan usaha untuk mengawasi setiap perkembangan yang terjadi baik dari kuantitas, waktu, maupun keadaan debitur. Selain hal tersebut, perusahaan perlu menetapkan kebijakan piutang yang dapat digunakan sebagai pedoman bagi unit kerja yang mengurusi masalah piutang perusahaan. Dalam mengurusi masalah piutang, karyawan yang menangani akuntansi untuk piutang tidak boleh terlibat pula dalam penagihan piutang, karena dengan pemisahan fungsi-fungsi tersebut akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan atau kecurangan. Kecurangan dalam suatu siklus kerja sangat sering terjadi sehingga dapat merugikan perusahaan. Kecurangan yang mungkin terjadi pada bagian piutang usaha adalah tidak mencatat pembayaran debitur dan mengantongi uangnya, menunda pencatatan piutang dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan palsu atas mutasi piutang, dan lain sebagainya. Pengendalian intern merupakan salah satu cara yang digunakan dalam mengantisipasi kecurangan (Hartati, 2010:2). Menurut Mulyadi (2001: 163) Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Dengan demikian, pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer. Sistem pengendalian internal suatu perusahaan dikatakan efektif apabila semua unsur-unsurnya diterapkan. Menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization) unsur-unsur pengendalian intern adalah (a) lingkungan pengendalian, (b) penentuan resiko, (c) aktivitas pengendalian, (d) informasi dan komunikasi, dan (e) pengawasan 3

4 dan pemantauan. Model COSO adalah salah satu model pengendalian internal yang banyak digunakan para auditor sebagai dasar untuk mengevaluasi dan mengembangkan pengendalian intern. Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Adistya Maharani (2011) dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Penjualan Jasa Perawatan Air Conditioner dan Piutang pada CV Mavista Technic. Hasil dari penelitian tersebut adalah sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktek yang sehat serta karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya, telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan perusahan dan tidak menyimpang dari teori yang terdapat dalam ilmu akuntansi. Hal ini terlihat dari hasil pengujian terhadap dokumen terkait dengan menggunakan attribute sampling model stop or go sampling. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan memproduksi buku sekolah dan buku umum. PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri berpusat di Jalan Dr. Supomo No.23 Solo 57141. Dalam melakukan penjualan produk yang dihasilkan ke masyarakat, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri dibagi menjadi 2 departemen yaitu Departemen School Books dan Departemen General Books. General Books merupakan salah satu bagian dari PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri yang khusus menangani penjualan buku-buku umum yang diterbitkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. General Books ini tersebar diseluruh wilayah di Indonesia meliputi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jateng DIY, Jawa Barat, Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Departemen General Book melakukan kegiatan penjualan buku-buku umum seperti novel, fiksi, buku anak, buku remaja, buku dewasa, dan Al- Qur an. Pada Departemen General Book area DIY-Jateng transaksi penjualannya meliputi penjualan konsinyasi, penjualan kredit, dan penjualan tunai. Sebagian transaksi penjualan pada Departemen General Book area DIY-Jateng dilakukan secara kredit sehingga jumlah piutang usaha pada departemen ini cukup besar.

Pada tahun 2012 besarnya piutang 14,43 persen dari total penjualan dan pada tahun 2013 besarnya piutang 11,52 persen dari total penjualan. Tabel 1.1 Beberapa Akun dalam Neraca dan Laporan Laba-Rugi Keterangan Akun dalam neraca (rupiah) Tahun 2012 2013 Piutang 338.347.533 383.115.462 Cadangan Kerugian Piutang 185.845.964 252.309.728 Akun dalam laporan laba-rugi (rupiah) Penjualan 2.344.177.283 3.323.188.208 Biaya Penyisihan Piutang Tidak Tertagih 46.883.546 66.463.764 Sumber: Laporan Keuangan PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Book Jateng-DIY (data diolah) Pada Departemen General Books DIY-Jateng terdapat beberapa piutang usaha yang sudah melewati masa jatuh temponya namun belum dilunasi oleh pelanggan. Permasalahan lainnya yang ada di Departemen General Books DIY-Jateng yaitu tidak adanya divisi penagihan piutang. Pengumpulan atau penagihan piutang dilakukan oleh sales representative pada masing-masing dabin yaitu dabin Solo, dabin Yogjakarta, dan dabin Semarang, padahal menurut sistem pengendalian intern yang baik fungsi penjualan harus dipisahkan dari fungsi penagihan piutang. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kemungkinan terjadi kecurangan, seperti penjualan fiktif oleh karyawan tersebut yang dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, untuk mengetahui lebih dalam mengenai sistem pengendalian intern piutang pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY, maka dilakukan penelitian dengan judul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Piutang Usaha Pada PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY. 5

6 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kebijakan pemberian kredit penjualan pada pelanggan yang ditetapkan oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY? 2. Berapa lama periode kredit yang ditetapkan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY bagi pelanggan? 3. Bagaimana sistem pengendalian intern piutang usaha pada PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY? 4. Apakah sistem pengendalian intern piutang usaha pada PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY sudah efektif? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu: 1. Untuk menganalisis kebijakan pemberian kredit penjualan pada pelanggan yang ditetapkan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng- DIY. 2. Untuk mengetahui seberapa lama periode kredit yang ditetapkan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY bagi pelanggan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY. 3. Untuk menganalis kelebihan dan kekurangan sistem pengendalian intern piutang usaha pada PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng- DIY. 4. Untuk mengevaluasi keefektifan sistem pengendalian intern piutang usaha pada PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY.

7 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti, perusahaan, serta pihak lain yang membaca hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagi PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY, sebagai bahan pertimbangan, perbaikan, dan pengembangan manajemen untuk segera memperbaiki dan menyempurnakan sistem pengendalian intern piutang usaha apabila diketahui adanya kekurangan maka diajukan saran-saran untuk meningkatkan keefektifan sistem pengendalian intern piutang pada PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Departemen General Books Jateng-DIY. 2. Bagi pihak lain, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain atau para akademisi yang akan mengambil skripsi atau tugas akhir dalam kajian yang sama sekaligus referensi dalam penulisan.