PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO

Optimasi Pola Tanam Menggunakan Program Linier (Waduk Batu Tegi, Das Way Sekampung, Lampung)

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

Abstrak BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Skema jaringan irigasi dan lokasi bangunan terjun di Saluran Primer Kromong

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong Sawo No. 8 Surabaya

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!

Kata kunci: Saluran irigasi, potensi, debit, elevasi, mikrohidro

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

REDESAIN WADUK KLAMPIS KECAMATAN KEDUNGDUNG KABUPATEN SAMPANG SEBAGAI BANGUNAN PEMBANGKIT TENAGA AIR

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) (KASUS DAERAH PACITAN) (279A)

II. TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN ULANG PERENCANAAN PIPA PESAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) WONOGIRI

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

ANALISA DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINIHIDRO TUKAD BALIAN, TABANAN MENGGUNAKAN SIMULINK

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KALI DAPUR / OTIK SEHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KOTA LAMONGAN

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

BAB 4 PERENCANAAN ALTERNATIF SOLUSI

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG

Perencanaan Sistem Drainase Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERUMAHAN THE GREENLAKE SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MASDIWATI MINATI PUTRI DOSEN PEMBIMBING : Ir. SOEKIBAT ROEDY SOESANTO Ir. ABDULLAH HIDAYAT, M.T.

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

Antiremed Kelas 11 FISIKA

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

Studi Optimasi Operasional Waduk Sengguruh untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. energi listrik, khususnya di pedesaan yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLN. PLTMH merupakan alternatif yang sangat potensial bila

TUGAS AKHIR. Perencanaan Sistem Drainase Pembangunan Hotel di Jalan Embong sawo No. 8 Surabaya. Tjia An Bing NRP

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

DESAIN DAN ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO

BAB IV OLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang

Tahapan Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SEWON. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : WELLY EKA CHARISMA NPM.

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 M SUDUT SUDU PENGARAH 30 DENGAN VARIABEL PERUBAHAN DEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU JALAN

I. PENDAHULUAN. Hal 51

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

PERENCANAAN PEMBANGUNAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI KINALI PASAMAN BARAT

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SURVEY POTENSI PLTM KANANGGAR DAN PLTM NGGONGI

ARTIKEL PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT. IbM

ANALISIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI ONGKAK MONGONDOW DI DESA MUNTOI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FIsika USAHA DAN ENERGI

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

STUDI AWAL PERENCANAAN S

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

STUDI PERENCANAAN PIPA TRANSMISI DALAM PEMANFAATAN SUMBER MATA AIR UMBULAN UNTUK KOTA SURABAYA

Perencanaan Embung Juruan Laok, Kecamatan Batuputih, Kabupaten Sumenep

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

USAHA, ENERGI & DAYA

PERANCANGAN DAN PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN TINGGI TEKAN KECIL DI SALURAN IRIGASI

BAB VII PERENCANAAN JARINGAN UTAMA

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

STUDI KINERJA GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR UBRUG SUKABUMI

TUGAS AKHIR PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS BANGUNAN AIR BENDUNG PADA SUNGAI MANAU JAMBI

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

Nama Mahasiswa : Fathur Rahman NRP : : Teknik Sipil FTSP-ITS

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut di Balikpapan

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PIKO HIDRO UNTUK MODUL PRAKTIKUM DI LABORATORIUM KONVERSI ENERGI

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN TURBIN KAPLAN PADA KETINGGIAN (H) 4 MSUDUT SUDU JALAN 45º DENGAN VARIABEL PERUBAHANDEBIT (Q) DAN SUDUT SUDU PENGARAH

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN FLYWHEEL MAGNET SEPEDA MOTOR DENGAN 8 RUMAH BELITAN SEBAGAI GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK MIKROHIDRO (PLTMh) DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN SUNGAI LATUPPA

Transkripsi:

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro di Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR Faris Azhar, Abdullah Hidayat, Edijatno Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia Abstrak Penerapan teknologi mikrohidro sebagai pembangkit listrik merupakan solusi yang tepat untuk memanfaatkan potensi perbedaan muka air antara hulu dan hilir bendungan. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro dapat dibangun dengan syarat perbedaan ketinggian minimal 2 meter dan debit selalu tersedia, karena yang digunakan hanya energi potensialnya, sehingga debit air masih dapat dimanfaatkan untuk pengairan. Di Kali Semantok yang terletak di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur direncanakan sebuah bendungan yang mempunyai beda elevasi total setinggi 20,34 dan debit minimum 0,02m3/detik sehingga dapat dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Dengan memanfaatkan debit kebutuhan irigasi Daerah Irigasi Bendungan Semantok sebesar debit rencana 0,20 m3/detik, 0,40 m3/detik, 0,60 m3/detik, dan tinggi jatuh efektif berkisar antara 24,00 26,35 meter, serta menggunakan turbin Kaplan maka perbedaan beda ketinggian muka air pada hulu dan hilir Bendungan Semantok menghasilkan daya listrik sebesar 3.407,79 Kw dan energi listrik per tahun sebesar 827.534,01 kwh. Kata Kunci Mikrohidro, debit rencana, debit kebutuhan irigasi, ketinggian efektif, energi listrik I. PENDAHULUAN Pada Kali Semantok Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa timur direncanakan waduk yang berfungsi untuk irigasi dan pengendalian banjir. Kali Semantok mempunyai luas DAS sebesar 14,29 km dan dengan debit rata-rata tahunan sebesar 0,53 m/dt. Volume tampungan waduk direncanakan sebesar 5,60 juta m, dengan kapasitas tampungan efektif sebesar 4,17 juta m dan kapasitas tampungan mati sebesar 1,43 juta m. Selain berfungsi untuk irigasi dan pengendalian banjir, bendungan Semantok memanfaatkan keluaran air sebagai pembangkit listrik tenaga air. Potensi air yang dilepas pada bendungan ini dapat digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan memutar turbin yang selanjutnya dari putaran itu dikonversikan oleh generator menjadi energi listrik. Dengan adanya PLTA ini diharapkan mampu memberikan tambahan kontribusi energi listrik guna memenuhi kebutuhan energi listrik di wilayah setempat. II. METODOLOGI Metodologi Tugas Akhir ini dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 1. Peta Sungai Widas dan Bendungan Semantok di Kab. Nganjuk Hal 1

JURNAL HIDROTEKNIK Vol. I Nomor I Tahun 2015 ISSN 2477-3212 H bruto didapat dari selisih antara elevasi muka air pada Upstream bendungan, dengan elevasi di rumah turbin, dalam perencanaan ini elevasi rumah turbin diletakkan pada elevasi +100 m. Berikut contoh perhitungan tinggi efektif (H eff ) pada saat muka air normal (N.W.L: +127,75 m). H eff = H bruto - H losses H bruto = Elevasi Muka Air Normal (N.W.L) Elevasi Downstream = +127,75 m +100,00 m = 27,75 m H losses = 10% x H bruto = 10% x 27,75 m = 2,77 m Gambar 2. Diagram Alir Metodologi Tugas Akhir III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Data Debit rencana yang akan dimanfaatkan sebagai inflow pembangkit listrik adalah debit kebutuhan irigasi daerah irigasi bendungan Semantok yang terbagi menjadi 3 (tiga) periode yaitu periode rendah (0,20 m 3 /dt), periode sedang (0,40 m 3 /dt), dan periode tinggi (0,60 m 3 /dt). Qrencana : 0,60 m 3 /detik C. Perencanaan Bangunan Pembangkit 1. Perencanaan Intake Bangunan intake berfungsi sebagai tempat pemasukan debit rencana ke dalam pipa pesat yang kemudian dialirkan ke turbin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik, maupun ke dalam waterway yang berfungi sebagai pemenuh kebutuhan air untuk irigasi. Bangunan intake pada perencanaan ini menggunakan free intake yang terletak di sebelah kanan bendungan. Bangunan free intake tersebut berbentuk shaft tegak dari elevasi +119.00 meter sampai elevasi +96.40 meter (H = 22,60 meter). Qrencana : 0,40 m 3 /detik Qrencana : 0,20 m 3 /detik Gambar 3. Pembagian Debit Rencana inflow PLTA B. Perhitungan Tinggi Jatuh Efektif Tinggi jatuh efektif diperoleh dengan mengurangi tinggi jatuh air yang ada di lapangan dengan kehilangan tinggi akibat saluran air. Dalam perencanaan awal akan diambil kehilangan energi sebesar 10% dari tinggi bruto. H eff = H bruto - H losses [1] Hal 2 Gambar 4. Bangunan Free Intake Pada bangunan intake dipasang trashrack yang berfungsi sebagai penyaring agar air yang masuk ke dalam saluran terbebas dari sampah, batang

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro d i Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur kayu ataupun benda-benda yang dapat mengganggu aliran. 2. Perencanaan Diameter Pipa Pesat Untuk menghitung diameter pipa pesat digunakan perumusan USBR. Dari perumusan USBR didapat bahwa kecepatan air yang melalui pipa pesat adalah: V = 0,125 [1] Dalam perhitungan kecepatan ini, ketinggian efektif diambil pada saat elevasi air rendah (Low Water Level) yaitu pada saat elevasi +117,90 m, sehingga ketinggian efektif = 16 meter. Sehingga kecepatan aliran dalam pipa pesat pada saat elevasi muka air rendah adalah: V = 0,125 = 2,21 m/detik V = kecepatan aliran (m/detik) g = percepatan gravitasi (m/dt 2 ) H eff = tinggi jatuh efektif (m) Kecepatan dalam pipa pesat diambil nilai 2 3 m/detik. Sehingga dari perhitungan kecepatan dalam pipa pesat di atas memenuhi syarat. Hasil perhitungan kecepatan dalam pipa pesat digunakan dalam perhitungan diameter pipa pesat seperti berikut: D = D = = 0,339~ 0,35m Dari hasil kontrol diameter pipa dengan kecepatan, didapat kecepatan pipa pesat sebesar 2,07 m/detik. Nilai ini masih dalam batas kecepatan pipa pesat, yaitu antara 2 3 m/detik[1] 3. Perencanaan Waterway Dalam perencanaan ini waterway berfungsi sebagai pemenuhan kekurangan kebutuhan debit irigasi yang lewat melalui pipa pesat. Dalam perencanaan ini waterway didesain dalam bentuk bujur sangkar. Sehingga lebar (b) waterway sama dengan tinggi (h) waterway. Dalam perencanaan ini, debit maksimal yang melalui waterway sebesar 0,35 m 3 /detik. sehingga perhitungan dimensi waterway adalah sebagai berikut: Q = v x A[2] A = b x h A = h 2 Sehingga: Q = v x h 2 0,35 = 0,5 x h 2 h 2 = 0,7 h = h = 0,836 meter ~ 0,85 meter, karena waterway berbentuk bujur sangkar, maka lebar waterway sama dengan tingginya yaitu 0,85 meter Q = selisih debit rencana dan kebutuhan irigasi v = kecepatan aliran dalam waterway (0,5 m/dt) A = luas penampang saluran D = diameter pipa pesat USBR Q rencana = debit rencana minimum (0,20 m 3 /detik) V = kecepatan aliran (m/detik) Nilai diameter pipa baja yang didapat dikontrol dengan kecepatan aliran pipa pesat yang terjadi: V = = D. Perencanaan Turbin Pada saat merencanakan jenis turbin, faktor yang paling menentukan adalah besar debit dan beda tinggi yang tersedia. Pada perencanaan ini debit rencana sebesar 0,20 m 3 /detik dan tinggi jatuh efektif sebesar 16 meter, dengan melihat grafik pemilihan jenis turbin, maka jenis turbin yang efektif digunakan adalah turbin jenis Kaplan yang memiliki spesifikasi dengan tinggi jatuh efektif 3-60 meter dan debit 0 50.000 liter/detik. V = = = 2,07 m/detik Hal 3

JURNAL HIDROTEKNIK Vol. I Nomor I Tahun 2015 ISSN 2477-3212 g = gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt² Kehilangan Energi Akibat Gesekan Sepanjang Pipa H f = [3] H f = = 1,777 m ~ 1,78 m H f = kehilangan energi sepanjang pipa = koefisien gesek pipa (0,014) Ks = koefisien kekasaran pipa baja (0,045) v = kecepatan pada pipa (2,21 m/dt) g = gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt² D = diameter pipa (0,35 m) Gambar 5. Grafik Pemilihan Jenis Turbin E. Estimasi Kehilangan Energi Kehilangan Energi karena Saringan Kasar Untuk menghitung kehilangan energi yang terjadi, digunakan perumusan sebagai berikut: h r = sin α [1] = 0,76 sin 90 o = 0,108075 m hr= kehilangan energi saringan pipa (m) = koefisien profil (0,76) S = lebar profil dari arah aliran (0,02 m) b = jarak antar profil saringan (0,10 m) g = gravitasi bumi, diambil 9,81 m/dt 2 α = sudut kemiringan saringan (60 o ) v = 2,21 m/dt Kehilangan Energi pada Entrance Pipa Pesat H e = K e. ( [1] H e = 0,05. ( H e = 0,012447 He = kehilangan energi pada entrance (m) Ke = koefisien bentuk mulut entrance (0,05) Δv = selisih kecepatan sebelum dan sesudah entrance (m/dt) Hal 4 Kehilangan energi total didapat dengan menjumlahkan hasil dari perhitungan dari kehilangan energi akibat saringan kasar, bentuk entrance, dan kehilangan energi akibat gesekan sepanjang pipa. Perhitungan kehilangan energi total sebesar: Δh total = Δh r + Δh e + Δh f = 0,108075 + 0,012447+ 1,78 = 1,900522 ~ 1,9 meter Berdasarkan hasil perhitungan, kehilangan energi total lebih kecil dari asumsi awal 10% dari tinggi bruto, yaitu 2,77 meter, sehingga perencanaan ini dapat diterima. F. Perhitumgan Energi Listrik yang Dihasilkan Daya yang dihasilkan didapat dari hubungan antara tinggi jatuh efektif, debit rencana, dan percepatan gravitasi, dengan perumusan: P = 9,81 x Q rencana x H eff [1] Secara garis besar dengan memasukan nilai Q rencana dan H eff langkah-langkah perhitungan daya listrik ditampilkan pada tabel 1 dengan keterangan perhitungan tiap kolom tabel adalah sebagai berikut: 1. Nomor 2. Bulan 3. Periode 4. Jumlah hari tiap periode sepuluh harian 5. Debit inflow PLTA 6. Gaya gravitasi 9,81 m/dt 2 7. Elevasi muka air bendungan (Upstream ) 8. Elevasi Muka air Rumah Turbin (Downstream) 9. H bruto (selisih el.upstream el. Downstream) 10. H losses : 1,9 meter

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro d i Bendungan Semantok, Nganjuk, Jawa Timur 11. Tinggi jatuh efektih H eff IV. KESIMPULAN 12. Daya yang dihasilkan : (5) x (6) x (11) 13. Energi listrik yang dihasilkan: (12) x (24jam) x (4) Tabel 1. Perhitungan Daya dan Energi Listrik yang Dihasilkan No Bulan Periode Jumlah Hari Sumber: Hasil Perhitungan, 2014 Debit inflow PLTA Gaya Gravitasi El. Upstream El. Downstream H bruto H losses Tinggi Jatuh Efektif Daya Listrik yang dihasilkan Energi yang dihasilkan (m 3 /detik) 9,81 m/dt 2 (m) (m) (m) (m) (m) Kw Kwh 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 April I 10 0.6 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 152.16 36517.38 2 II 10 0.6 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 152.16 36517.38 3 III 10 0.6 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 152.16 36517.38 4 Mei I 10 0.6 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 152.16 36517.38 5 II 10 0.6 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 152.16 36517.38 6 III 11 0.6 9.81 127.72 100 27.72 1.90 25.82 151.99 40124.31 7 Juni I 10 0.6 9.81 127.37 100 27.37 1.90 25.47 149.90 35977.14 8 II 10 0.6 9.81 127.02 100 27.02 1.90 25.12 147.86 35486.06 9 III 10 0.6 9.81 126.75 100 26.75 1.90 24.85 146.24 35097.47 10 Juli I 10 0.2 9.81 126.43 100 26.43 1.90 24.53 48.14 11552.66 11 II 10 0.2 9.81 126.38 100 26.38 1.90 24.48 48.03 11528.16 12 III 11 0.2 9.81 126.28 100 26.28 1.90 24.38 47.84 12629.42 13 Agustus I 10 0.2 9.81 126.24 100 26.24 1.90 24.34 47.75 11459.12 14 II 10 0.2 9.81 126.19 100 26.19 1.90 24.29 47.65 11436.95 15 III 11 0.2 9.81 126.00 100 26.00 1.90 24.10 47.28 12482.13 16 September I 10 0.2 9.81 125.87 100 25.87 1.90 23.97 47.03 11286.26 17 II 10 0.2 9.81 125.68 100 25.68 1.90 23.78 46.66 11197.83 18 III 10 0.2 9.81 125.49 100 25.49 1.90 23.59 46.29 11109.91 19 Oktober I 10 0.2 9.81 125.40 100 25.40 1.90 23.50 46.10 11063.33 20 II 10 0.2 9.81 125.42 100 25.42 1.90 23.52 46.14 11073.30 21 III 11 0.2 9.81 125.49 100 25.49 1.90 23.59 46.28 12216.81 22 November I 10 0.2 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 50.72 12172.46 23 II 10 0.2 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 50.72 12172.46 24 III 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 25 Desember I 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 26 II 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 27 III 11 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 26779.41 28 Januari I 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 29 II 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 30 III 11 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 26779.41 31 Februari I 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 32 II 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 33 III 8 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 19475.94 34 Maret I 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 35 II 10 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 24344.92 36 III 11 0.4 9.81 127.75 100 27.75 1.90 25.85 101.44 26779.41 Periode Tinggi Qrencana : 0,60 m 3 /detik Periode Rendah Qrencana : 0,20 m 3 /detik Periode Tinggi Qrencana : 0,60 m 3 /detik Gambar 6. Grafik Energi yang Dihasilkan Dari hasil perhitungan pada tabel 1 tentang perhitungan daya dan energi yang dihasilkan, daya yang dihasilkan selama satu tahun adalah sebesar 3342,06 Kw. Dengan daya minimum yang dihasilkan adalah sebesar 46.10 Kw terjadi pada awal bulan Oktober, sedangkan daya maksimum yang dihasilkan adalah sebesar 152,16 Kw terjadi pada awal bulan April sampai hari ke-20 bulan Mei. Sedangkan energi listrik yang dihasilkan selama satu tahun adalah sebesar 811.571,18 Kwh dengan rata-rata energi yang dihasilkan adalah sebesar 22.543,64 Kwh. Sedangkan energi listrik minimum yang dihasilkan sebesar 11.063,33 Kwh terjadi pada awal bulan oktober dan energi maksimum yang dihasilkan sebesar 40.124,31 Kwh terjadi pada 10 (sepuluh) hari terakhir bulan Mei. Pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) merupakan salah satu alternatif untuk memanfaatkan kehilangan energi pada Bendungan Semantok, di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur. Adapun hasil perencanaan PLTMH pada bendungan Semantok adalah sebagai berikut: 1. Analisa debit Dari analisa data debit kebutuhan irigasi Daerah Irigasi Bendungan Semantok, didapatkan debit rencana untuk periode tinggi 0,60 m 3 /detik, periode sedang 0,40 m 3 /detik, dan periode rendah 0,20 m 3 /detik. 2. Kehilangan energi Akibat Saringan Kasar : 0,108075 meter Akibat entrance : 0,012447 meter Akibat gesekan sepanjang pipa :1,78 meter Δh total = 0,108075 + 0,012447 + 1,78 = 1,9 meter 3. Perencanaan saluran pembangkit Bangunan intake direncanakan bangunan free intake tower. Terletak di sebelah kanan bendungan, berbentuk shaft tegak dari elevasi +119.00 meter sampai elevasi +96.40 meter, dengan lubang pengambilan dari elevasi +116.90 meter sampai elevasi +119.00 meter. Saluran pengarah Diameter saluran = 0,3 meter Jumlah Saluran = 3 buah Kecepatan Aliran = 2,83 m/detik Panjang saluran = 5 meter Pipa pesat Diameter pipa = 0,55 meter Panjang saluran = 108 meter Kecepatan aliran = 2,07 m/detik Tebal pipa = 8 mm Turbin Jenis turbin = Kaplan Kapasitas = 155,10 Kw 4. Daya listrik yang dihasilkan Daya listrik per tahun : 3.407,79 Kw Daya listrik rata-rata yang dihasilkan : 92,80 Kw Hal 5

Daya minimum (awal bulan Oktober) : 47,08 Kw Daya maksimum (awal bulan April) : 155,10 Kw 5. Energi listrik yang dihasilkan Energi listrik per tahun : 827.534,01Kwh Rata-rata energi yang dihasilkan : 22.987,06 Kwh Energi Minimum (awal bulan Oktober) : 11.298,77 Kwh JURNAL HIDROTEKNIK Vol. I Nomor I Tahun 2015 ISSN 2477-3212 Energi Maksimum (akhir bulan Mei) : 40.901,27 Kwh DAFTAR PUSTAKA [1] Patty, O.F. 1995. Tenaga Air. Jakarta. Erlangga. [2] Anggrahini. 1997. Hidrolika Saluran Terbuka. Surabaya. CV. Citra Media. [3] Varsney, R.S. 1997. Hydro Power Structure. 2 nd Edition. New Chand & Brosoorke. Hal 6