JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, dapat di susun beberapa permasalahan yang memerlukan penelitian lanjutan, yaitu:

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

PERBANDINGAN KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG ANTARA YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN SEMEN PORTLAND TIPE I TUGAS AKHIR.

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat Tertahan (gram)

1.2. Tujuan Penelitian 4

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS PENGARUH BENTUK GEOMETRI TERHADAP KUAT TEKAN PADA PAVING BLOCK FAJAR AWALUDIN

KAPASITAS INFILTRASI TANAH TIMBUNAN DENGAN TUTUPAN PAVING BLOK (UJI MODEL LABORATORIUM) <satu spasi> Abd. Rakhim Nanda 1*, Nurnawaty 2** 1,2

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Heri Sujatmiko Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi ABSTRAKSI

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB III LANDASAN TEORI. (admixture). Penggunaan beton sebagai bahan bangunan sering dijumpai pada. diproduksi dan memiliki kuat tekan yang baik.

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR PANTAI YANG DIBERI PERLAKUAN DAN SUBSTITUSI CANGKANG BUAH SAWIT TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

I. PENDAHULUAN. mengalami kemajuan maka harus diimbangi dengan perkembangan. Dengan adanya bangunan-bangunan yang berdiri saat ini maka secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

METODE MIX DESIGN BETON POREOUS UNTUK MENDAPATKAN POREOUSITAS OPTIMUM

Pemanfaatan Limbah Sludge Kertas PT.Adiprima Suraprinta dalam Pembuatan Batako ABSTRAK

ANALISA FAKTOR UMUR PAVING BLOCK

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN KERUNTUHAN BALOK BETON BERTULANG MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR. Naskah Publikasi

Beton Ringan Berbahan Dasar Lumpur Bakar Sidoarjo dengan Campuran Fly Ash dan Foam

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

Viscocrete Kadar 0 %

Transkripsi:

STUDI PERVIOUS PAVING UNTUK MEREDUKSI RUNOFF DENGAN BAHAN PENGISI KERIKIL BUATAN DARI LUMPUR LAPINDO OLEH : MADE NINA LESMANA P (3307.100.017) DOSEN PEMBIMBING : Ir. Mas Agus Mardyanto, ME.,PhD JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

AGENDA

LATAR BELAKANG Banjir sebagai akibat dari pembangunan perumahan pada daerah resapan air Jalan yang terbuat dari beton maupun aspal bersifat impervious Lumpur lapindo yang dikeluarkan per Harinya mencapai puluhan ribumeter kubik Pervious Paving : menyerap dan menyalurkan air ke dalam tanah Pervious Paving : komposisi semen serta agregat Lumpur Lapindo Aplikasi :Efisiensi penurunan run off yang paling baik serta mempunyai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban kendaraan.

Rumusan Masalah Adapun permasalahan dalam penelitian ini dapat dirangkum sebagai berikut: Bagaimana memanfaatkan Lumpur Lapindo untuk membuat pervious paving Berapa debit run off pervious paving ini? Berapa persen debit runoff yang mampu Berapa persen debit runoff yang mampu direduksi oleh pervious paving ini jika dibandingkan dengan paving pasaran?

Tujuan Penelitian Menentukan campuran paving stones dari bahan Lumpur Lapindo yang memiliki kekuatan tekan memadai dan daya resap air tinggi Menentukan jumlah debit runoff pervious paving Menentukan kemampuan pervious paving dalam mereduksi runoff bila dibandingkan dengan paving pasaran.

Manfaat Penelitian Memanfaatkan Lumpur Lapindo sebagai bahan pervious paving Mengurangi runoff apabila pervious paving ini diterapkan pada lingkungan Menurunkan tinggi banjir apabila pervious paving ini diterapkan pada lingkungan Mempercantik taman Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, apabila pervious paving ini diterapkan pada lingkungan

Ruang Lingkup 1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Beton dan Bahan Bangunan, Laboratorium Mekanika Tanah dan Laboratorium Hidrolika, Jurusan Teknik Sipil, FTSP, ITS 2. Bahan yang digunakan untuk membuat pervious paving adalah Lumpur Lapindo, portland semen, kerikil, dan air 3. Jenis semen yang digunakan adalah semen gresik tipe I yang dibeli di toko bangunan. 4. Parameter yang diukur adalah kuat tekan, laju infiltrasi, dan run off 5. Variabel yang digunakan antara lain variasi portland semen 20% dan 30% berat keseluruhan, serta variasi lumpur lapindo 10%, 20%, dan 30% dari berat total butiran untuk pembuatan kerikil. 6. Waktu pengerasan yang dipakai selama 28 hari dengan curing

Tinjauan Pustaka Mutu Kuat tekan (Mpa) Ratarata Standar Mutu Paving Block Min Penyerapan air rata-rata maks Ketahanan terhadap Natrium Sulfat rata-rata (%) (%) A 40 35 3 1 B 20 17 6 1 C 15 12,5 8 1 D 10 8,5 10 1 SNI 03-0691-1996 mengelompokan paving block dalam beberapa kelas menurut kekuatannya sebagai berikut: Paving block mutu A : digunakan untuk jalan raya Paving block mutu B : digunakan untuk pelataran parkir Paving block mutu C : digunakan untuk pejalan kaki Paving block mutu D : digunakan untuk taman

Tinjauan Pustaka Harrisburg, 1998 : Kelebihan Pervious Concrete Pavement adalah dapat menyerap dan menyalurkan air ke dalam tanah sehingga tidak akan secara total menghilangkan daerah resapan air yang ada sebelumnya Tjokrodimuljo, 1998 : Tjokrodimuljo, 1998 : Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butir agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar, sebaliknya bila ukuran butirannya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang lebih besar sehingga pori-porinya menjadi sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi

Tinjauan Pustaka Braja, 1995 : Fungsi kerikil kasar dalam pembuatan paving diantaranya: 1. Memadatkan dan mengeraskan beton bersama-sama dengan semen dan pasir. 2. Mengurangi biaya beton, jika dipakai dalam volume yang besar. Muller, 2006: Fungsi semen secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengisi kekosongan pada kerikil halus dan kasar 2. Membuat beton yang kedap air 3. Menguatkan beton 4. Mengikat kerikil ke dalam komposisi padat

Tinjauan Pustaka Muller (2006): Air dalam pembuatan paving blok memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut: 1. Air membasahi permukaan kerikil. 2. Membantu meratakan semen di seluruh kerikil dan membantu pengadukannya. 3. Memulai proses hidrasi semen, secara bertahap memulai proses pengaturan dan pembekuan. 4. Mengontrol panas yang dihasilkan oleh proses hidrasi semen. Sagel, 1997: FAS adalah perbandingan antara berat air dan berat semen Pengaruh FAS terhadap kekuatan perkembangan beton ( Sagel, 1997)

Metodologi Penelitian Kerangka Penelitian IDE PENELITIAN Studi Paving Untuk Mereduksi Runoff Dengan Bahan Pengisi Kerikil Buatan Dari Lumpur Lapindo STUDI LITERATUR PERSIAPAN ALAT & BAHAN BAHAN: - Kerikil(terbuat dari semen+lumpur lapindo) - Semen Portland -Air ALAT: - Kereta Sorong -Scrop -Timbangan PENENTUAN KOMPOSISI DAN FAS PEMBUATAN PERVIOUS PAVING TEST KELAYAKAN PERVIOUS PAVING -UjiRunoff - Uji laju infiltrasi -Ujikuattekan ANALISIS & PEMBAHASAN KESIMPULAN & SARAN

Metodologi Penelitian PEMBUATAN KERIKIL Dibuat dari campuran lumpur lapindo+semen dengan komposisi yang telah ditentukan (10%, 20%, dan 30% lumpur lapindo dari total adonan) A1 A2 PEMBUATAN PAVING - Campuran dari semen+kerikil+air B1 C1 B2 C2 PENCETAKAN DAN PRESSING DISIMPAN SELAMA 24 JAM -Selama28hari -UjiRunoff - Uji laju infiltrasi -Ujikuattekan PROSES CURING PRODUK SIAP DI UJI

Initial Pervious Paving Berdasarkan Variasi komposisi KOMPOSISI PAVING semen kerikil semen Kerikil 30% 70% 20% 80% 90% semen, 10% lumpur lapindo A1 A2 KOMPOSIS KERIKIL 80% semen, 20% lumpur lapindo B1 B2 70% semen, 30% lumpur lapindo C1 C2

Proses Pengujian (Uji Runoff) Pada alat uji runoff yaitu rain simulator, Intensitas hujan rencana yang akan diatur adalah debit yang akan mewakili intensitas hujan di Surabaya untuk PUH 2 Tahun (I 1 = 8,7 l/menit), panambahan 10% dari debit PUH 2 Tahun (I 2 =9,6 l/menit), dan penambahan 10% lagi untuk debit sebelumnya (I 3 =10,6 l/menit).

Bentuk dan ukuran Pervious Paving (Benda Uji) 10 cm 10 cm 20 cm 21 cm 6 cm paving pasaran 8 cm Pervious paving

Proses Pengujian (Uji Runoff) Konfigurasi Pemasangan Pervious Paving Untuk Uji Runoff

Proses Pengujian Potongan A-A dan B-B Untuk Konfigurasi Uji Runoff

Proses Pengujian Potongan A-A dan B-B Untuk Konfigurasi Uji Runoff

Proses Pengujian (Uji Laju Infiltrasi) Uji Laju Filtrasi 1. Tentukan ketinggian air awal dan akhir 2. Dihitung berapa waktu yang dibutuhkan dari posisi penuh sampai habis (t detik). 3. Laju infiltrasi dihitung dengan persamaan dalam cm/detik. 4. Setiap varian diambil sebanyak 3 buah benda uji

Proses Pengujian Uji Kuat Tekan Prosedur pengujian menurut SNI 03-0691-1996 adalah sebagai berikut: Benda uji diletakan pada mesin secara sentris Mesin tekan mulai dijalankan dengan penambahan beban 2 sampai dengan 4 kg perdetik. Pembebanan dilakukan hingga benda uji hancur dan dicatat beban maksimum yang terjadi. Uji kuat tekan dihitung dengan persamaan berikut: Kuat tekan = P / A (kg/cm 2 ) Dimana: P = Beban maksimum (kg) A = luas penampang uji (cm 2 ).

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Laju Runoff Untuk I 1 (8,7 Liter/menit) No Periode (menit) VARIAN(L/detik) A1 A2 B1 B2 C1 C2 Pasaran 1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 0,5 0,0022 0,0020 0,0022 0,0022 0,0020 0,0025 0,0070 3 5 0,0027 0,0015 0,0024 0,0017 0,0021 0,0019 0,0065 4 10 0,0028 0,0015 0,0023 0,0016 0,0021 0,0019 0,0066 5 15 0,0029 0,0016 0,0023 0,0017 0,0024 0,0018 0,0068 6 20 0,0030 0,0016 0,0024 0,0017 0,0025 0,0019 0,0068 7 25 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Sumber: Hasil Perhitungan

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Laju Runoff Untuk I 2 (9,6 Liter/menit) No Periode (menit) VARIAN(L/detik) A1 A2 B1 B2 C1 C2 Pasaran 1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 0,5 0,0030 0,0032 0,0023 0,0025 0,0025 0,0025 0,0585 3 5 0,0033 0,0022 0,0032 0,0027 0,0028 0,0019 0,0511 4 10 0,0034 0,0020 0,0030 0,0025 0,0030 0,0019 0,0513 5 15 0,0035 0,0019 0,0030 0,0025 0,0034 0,0018 0,0468 6 20 0,0036 0,0020 0,0030 0,0025 0,0035 0,0019 0,0446 7 25 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Sumber: Hasil Perhitungan

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Laju Runoff Untuk I 3 (10,6 Liter/menit) No Periode (menit) VARIAN(L/detik) A1 A2 B1 B2 C1 C2 Pasaran 1 0 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 0,5 0,0032 0,0027 0,0027 0,0025 0,0037 0,0037 0,0037 3 5 0,0042 0,0029 0,0035 0,0033 0,0044 0,0032 0,0071 4 10 0,0040 0,0031 0,0039 0,0033 0,0042 0,0030 0,0077 5 15 0,0040 0,0032 0,0040 0,0032 0,0041 0,0028 0,0082 6 20 0,0040 0,0033 0,0044 0,0033 0,0040 0,0028 0,0085 7 25 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 Sumber: Hasil Perhitungan

Analisis Dan Pembahasan - Dari grafik hidrograf untuk I1, I2, maupun I3 diketahui bahwa paving pasaran lah yang memiliki debit runoff tertinggi. Kemudian disusul oleh paving A1, B1, dan C1. - Paving pasaran memiliki debit runoff paling tinggi karena struktur pavingnya yang rapat dan sedikit menyisakan pori sehingga air susah masuk untuk menginfiltrasi kedalamnya. - Paving A1, B1, dan C1 memiliki debit runoff yang lebih tinggi daripada paving A2, B2, dan C2 karena komposisinya yang mengandung lebih banyak semen.

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Laju Infiltrasi No. Varian KomposisiPaving(%) Komposisi Laju Infiltrasi Semen Kerikil Kerikil (cm/detik) 1 A1 30 70 90% Semen 0,076 2 A2 20 80 10% LL 1,246 3 B1 30 70 80% Semen 0,069 4 B2 20 80 20% LL 1,106 5 C1 30 70 70% Semen 0,071 6 C2 20 80 30% LL 1,249 7 Pasaran 0,000

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Laju Infiltrasi

Analisis Dan Pembahasan - Paving dengan laju infiltrasi paling besar adalah C2 (1,249 cm/detik), A2 (1,246 cm/detik), dan B2 (1,106 cm/detik). - Paving A1, B1, dan C1 memiliki laju infiltrasi yang lebih kecil dibandingkan ketiga paving diatas karena paving ini memiliki persentase semen yang lebih banyak yaitu 30% sehingga mengakibatkan pori-pori yang terbentuk di sela-sela kerikil terisi penuh oleh semen sehingga menyebabkan ruang untuk air menginfiltrasi ke dalamnya menjadi sedikit.

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Kuat Tekan No. Varian Paving Beban (kg) Luas (cm2) Kuat Tekan(Mpa) P1 P2 P3 P1 P2 P3 1 A1 33200 30200 41500 210 15,81 14,38 19,76 2 A2 18000 22500 18400 210 8,57 10,71 8,76 3 B1 40000 23200 42500 210 19,05 11,05 20,24 4 B2 13000 26000 14800 210 6,19 12,38 7,05 5 C1 32200 34600 32700 210 15,33 16,48 15,57 6 C2 16900 16400 20500 210 8,05 7,81 9,76 7 Pasaran 90800 76200 64400 200 45,40 38,10 32,20

Analisis Dan Pembahasan Hasil Uji Kuat Tekan

Analisa dan Pembahasan - Paving A1 dan B1 memenuhi persyaratan SNI-03-0691-1996 untuk diterapkan di pelataran parkir dengan syarat kuat tekan minimumnya adalah 17 Mpa. - Paving C1 memenuhi persyaratan SNI-03-0691-1996 untuk diterapkan di area pejalan kaki dengan syarat kuat tekan minimumnya adalah 12,5 Mpa. - Paving A2, B2 dan C2 memenuhi persyaratan SNI-03-0691-1996 untuk diterapkan di taman dengan syarat kuat tekan minimumnya adalah 8,5 Mpa.

Analisis Dan Pembahasan Hasil Gabungan Uji Runoff, Uji Infiltrasi, dan Uji Kuat Tekan No. Varian Komposisi (%) Komposisi Debit Runoff maksimum (L/dtk) Laju infiltrasi rata-rata (cm/dtk) Kuat Tekan Semen Kerikil Kerikil Min Max 1 A1 30 70 90% Semen 0,0030 0,0757 14,38 19,76 2 A2 20 80 10% LL 0,0020 1,2459 8,57 10,71 80% 3 B1 30 70 Semen 0,0024 0,0688 11,05 20,24 4 B2 20 80 20% LL 0,0022 1,1057 6,19 12,38 70% 5 C1 30 70 Semen 0,0035 0,0706 15,33 16,48 6 C2 20 80 30% LL 0,0025 1,2489 7,81 9,76 7 Pasaran 0,0070 0,0000 32,2 45,4

Kesimpulan - Paving A1 dengan debit runoff maksimum 0,003 L/detik dan laju infiltrasi 0,076 cm/detik dan paving B1 dengan debit runoff maksimum 0,0024 L/detik dan laju infiltrasi 0,069 cm/detik, cocok diaplikasikan di area pelataran parkir karena memiliki kuat tekan diatas 17 Mpa. - Paving C1 dengan debit runoff maksimum sebesar 0,0035 L/detik dan laju infiltrasi 0,07055 cm/detik, layak digunakan untuk area pejalan kaki. - Paving A2 dengan debit runoff maksimum 0,002 L/detik dan laju infiltrasi 1,246 cm/detik dan paving B2 dengan debit runoff maksimum 0,0022 L/detik dan laju infiltrasi 1,106 cm/detik dan paving C2 dengan debit runoff maksimum sebesar 0,0025 L/detik dan laju infiltrasi 1,249 cm/detik dapat diaplikasikan untuk untuk taman.

Kesimpulan Debit runoff yang dapat direduksi oleh pervious paving bila dibandingkan dengan paving pasaran untuk hujan input 8,7 liter/menit (PUH 2 Tahun) adalah: -A1=57% -A2=71,4% -B1=65% -B2=68,6% -C1=50% -C2=64,3%

TERIMA KASIH