BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun

dokumen-dokumen yang mirip
PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI

Renny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

RUMAH SUSUN PENJARINGAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN

ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA

contoh rumah minimalis sederhana

b e r n u a n s a h i jau

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

DEPARTEMENT PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA SATUAN KERJA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

BAB V KONSEP DESAIN Konsep desain interior Berdasarkan masalah yang ada, maka perancang menetapkan konsep desain yaitu konsep fungsional efisien.

Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

PENERAPAN SIMBIOSIS RUANG PADA TEMPAT TINGGAL DULU DAN KINI SEBAGAI KONSEP RANCANG RUMAH SUSUN DI KEDIRI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III TINJAUAN KHUSUS

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

FLOOR PLAN TOWER EFH LANTAI 6,7,8,9,10,11,12,15,16,17,18, 19,20,21,22. TOWER G LANTAI 6,7,8,9,10,11,12,15,16,17,18, 19,20,21,22.

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB VI ECO-SPATIAL BEHAVIOR PENGHUNIAN RUMAH SUSUN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

BAB I PENDAHULUAN. kesulitan dalam menggunakan panca indera, muncul berbagai penyakit yang

BAB II TINJAUAN UMUM

Meningkat Rumah dengan Praktis dan Tepat Guna Saturday, 06 October :01

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

JUDUL TESIS KONSEP PERANCANGAN RUMAH SUSUN BAGI PEDAGANG PASAR STUDI KASUS : PASAR OEBA, KELURAHN FATUBESI, KOTA KUPANG

audacity expression of thefacts H&DHOMES

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

PERHITUNGAN. 1.Galian Tanah = 1/2 (lbr ats + lbr bwh) * t*l pondasi = 1/2 (0,9 + 0,7) x 0,65 x 100 m 52 m 3

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV KONSEP 4. 1 IDE AWAL 4. 2 KONSEP TAPAK

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

Putriaz Rahmi Magister Arsitektur, Program Pascasarjana, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V EVALUASI PASCAHUNI

Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Kepuasan Huni dan Perubahan Hunian pada Rumah Paska Bencana Erupsi Merapi

1 JURNAL VISUAL. Vol.12. No.1 (2016)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Aktivitas Pengrajin Gerabah di Desa Pagelaran

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI DESAIN PERANCANGAN

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

RENCANA TAPAK. Gambar 5.1 Rencana tapak

ABSTRAK. berkapasitas 32 tempat tidur, poliklinik, unit bedah dan persalinan, unit gawat

Teknik Visualisasi Digital

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

GENDER DALAM TERITORI

BAB V PENUTUP. rumah limas di desa Sirah Pulaupadang dan arsitektur rumah limas di Palembang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Kerap kali istilah Rumah ku, istanaku sering diucapkan,kata-kata yang

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Arsitektur Ramah Lingkungan (Green Architecture) Pendekatan Green Architecture

BAB II TINJAUAN DATA

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

Tropical. Family Home LIVING. For Perfect Bathroom. One Package of Lighting, Decoration and Architecture. Harmonious Home Office HOME LIVING

Redesain Rumah Makan Warung Apung Rahmawati dengan Konsep Jawa Modern

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

Siti Sarwati Departement of Architecture, Faculty of Engineering, University of Indonesia, Jalan, 16424, Depok, Indonesia

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PENERAPAN MATERIAL REUSE PADA RUMAH KAPALPARI KARYA LINDU PRASEKTI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang dilakukan oleh penghuni. Pola penataan tersebut dipengaruhi oleh karakteristik sosial-budaya dan ekonomi serta perilaku penghuni. Secara rinci temuan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 6.1.1. Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun Berikut ini adalah karakteristik yang berpengaruh di setiap teritori: A. Public territory - Ruang jemur bersama Didapatkan dependensi paling tinggi dengan tingkat pendidikan. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, maka privasi terhadap kebutuhan ruang jemur semakin rendah. - Dapur bersama Didapatkan dependensi paling tinggi dengan jenis pekerjaan. Kecenderungan yang terjadi adalah penghuni Rusun dengan penghasilan tetap lebih banyak membutuhkan privasi dibandingkan penghuni Rusun dengan penghasilan tidak tetap. - Mushalla Didapatkan dependensi paling tinggi dengan struktur keluarga. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin bervariasi struktur keluarga, maka semakin tinggi kebutuhan terhadap mushalla. 109

B. Secondary territory - Ruang bersama Didapatkan dependensi dengan faktor pendidikan. Kecenderungan yang didapat adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, maka kebutuhan terhadap ruang bersama semakin berkurang. C. Primary territory - Unit hunian Analisa unit hunian dilihat dari perubahan yang terjadi melalui: 1) Perubahan material Didapatkan dependensi dengan faktor usia. Kecenderungan yang didapat adalah semakin banyak usia, maka perubahan yang dilakukan semakin berkembang. 2) Perubahan luas, jumlah ruang, dan fungsi ruang Tidak didapatkan dependensi dengan karakteristik penghuni, tetapi terdapat dependensi dengan faktor lain, yaitu jumlah unit. Kecenderungan yang terjadi adalah semakin banyak jumlah unit yang didapat, maka semakin banyak perubahan yang terjadi. 3) Perubahan tampilan fisik rumah Didapatkan dependensi paling tinggi dengan faktor pendidikan. Kecenderungan yang didapat adalah semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin rendah tingkat perubahan yang dilakukan. 4) Perubahan batas rumah Didapatkan dependensi paling tinggi dengan status hunian. Kecenderungan yang didapat adalah semakin pribadi status hunian, maka semakin banyak dilakukan perubahan. Pada primary territory, karakteristik dengan tingkat dependensi paling tinggi adalah faktor usia. 110

6.1.2. Penataan interior yang dilakukan penghuni terhadap ruang-ruang pada rumah susun sewa Berikut ini adalah penataan interior yang dilakukan penghuni di setiap teritori: A. Public territory - Ruang jemur bersama Hingga saat ini tidak terjadi perubahan yang signifikan pada area tersebut. Perbedaan masing-masing ruang di setiap lantai adalah pada tingkat kebersihan. - Dapur bersama Keberadaan dapur bersama masih dibutuhkan bagi penghuni rusun. Namun fungsi pokok sebagai tempat memasak di beberapa lantai rusun (terutama lantai dasar) telah hilang, sehingga hanya digunakan untuk tempat penyimpanan barang-barang saja, baik peralatan dapur maupun barang rumah tangga lain. - Mushalla Terdapat faktor budaya yang turut berperan dalam perkembangan ruangan ini. Budaya Madura yang dimiliki oleh mayoritas penghuni rusun membuat tampilan fisik ruangan berkembang dengan baik yang dapat dianggap sebagai simbol kebanggaan bagi warga di lantai tersebut. Visualisasi mushalla menunjukkan hasil kerjasama warga rumah susun yang masih memiliki sifat guyub seperti saat sebelum menempati rusun (berupa wilayah perkampungan). Fungsi mushalla selain digunakan sebagai tempat beribadah juga biasa dipakai untuk akad nikah warga rusun. B. Secondary territory - Ruang bersama Penggunaan ruang bersama sebagai tempat bersosialisasi dan berbagai aktivitas menghasilkan pola sebagai berikut: 111

1) Ruang bersama digunakan sebagai tempat usaha. Hal tersebut dilakukan dengan membuka kios atau warung kecil di depan hunian masing-masing. Sehingga area tengah ruang bersama yang tersisa hanya digunakan untuk sirkulasi penghuni. 2) Ruang bersama dibiarkan leluasa dengan sedikit furnitur di depan masingmasing unit hunian. Pemanfaatan ruang bersama seperti ini umumnya telah disepakati warga yang ada di sekitar ruang bersama tersebut agar pemanfaatannya lebih leluasa untuk acara tertentu atau untuk area bermain dan belajar anak-anak. Selain itu, keberadaan ruang bersama secara umum sering digunakan untuk bersantai dan beristirahat, terutama pada saat siang dan malam hari. C. Primary territory - Unit hunian 1) Perubahan material Material awal bangunan adalah batako. Dalam perkembangannya, material ini kurang sesuai dengan kondisi rusun karena muncul hewan yang menyebabkan gatal pada kulit, sehingga warga menambahkan plester dan cat pada dinding. Penambahan finishing ini awalnya dilakukan di bagian dalam rumah, namun adanya faktor usia mendorong terjadinya perluasan finishing hingga bagian luar rumah. Semakin tinggi kemampuan penghuni dalam melakukan finishing maka bentuk finishing mengalami peningkatan. Dari pemberian plester akhirnya berkembang menjadi keramik. Umumnya pemasangan keramik dilakukan pada lantai, kemudian dinding luar unit hunian. Jika memiliki keinginan dan kemampuan lebih, maka pemasangan keramik akan berlanjut pada dinding bagian dalam hunian. Hal ini merupakan salah satu wujud dari kebutuhan aktualisasi diri dalam teori Maslow. 112

2) Perubahan jumlah ruang dan fungsi ruang Perubahan dapat terjadi pada jumlah ruang dengan sistem pembagian yang berbeda sesuai dengan kebutuhan penghuni. Khusus untuk lantai empat, beberapa penghuni membuat ruang di atas plafon hunian (umumnya untuk kamar tidur) sebagai ruang tambahan. Hal tersebut terjadi karena kebutuhan terhadap ruang dan penghuni melihat adanya kemungkinan untuk membuat lantai 5 karena jarak antara plafon dan atap masih cukup tinggi. 3) Perubahan tampilan fisik rumah Tampilan fisik rumah yang dimaksud adalah perubahan bentuk fisik pintu dan jendela serta penggunaan pola pada pewarnaan pintu rumah. Hasil analisa didapat bahwa mayoritas penghuni hanya mengganti warna pintu yang pudar agar terlihat lebih bagus dan sebagian kecil tidak melakukan perubahan terhadap tampilan fisik hunian. Beberapa penghuni mengganti bentuk fisik pintu dan jendela sehingga terlihat perbedaannya dengan hunian yang lain. Cara lain dalam melakukan perubahan adalah dengan mengecat ulang pintu rumah membentuk pola tertentu. 4) Perubahan batas rumah Perubahan batas rumah yang diteliti meliputi teras / balkon maupun halaman rumah. Untuk penghuni di lantai dasar melakukan perubahan batas rumah dengan menambahkan luas halaman di belakang unit hunian yang awalnya digunakan untuk ruang terbuka hijau. Sedangkan penghuni lantai 2, 3, dan 4 melakukan perubahan pada balkon menjadi ruang tambahan dengan fungsi baru, umumnya difungsikan sebagai dapur dan tempat menjemur pakaian serta sebagai kamar tidur. 113

6.1.3. Tingkat kesesuaian perancangan ruang dalam pada rumah susun dengan perilaku penghuni Berikut ini adalah tingkat kesesuaian perancangan ruang dalam di setiap teritori: A. Public territory - Ruang jemur bersama Penggunaan tempat jemur bersama masih berfungsi seperti maksud awal perancangan, walaupun pada penggunaannya tidak semua penghuni rusun dapat memanfaatkan fasilitas ini dikarenakan keterbatasan luas ruangan dan adanya konflik yang terjadi antar tetangga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kesesuaian area jemur bersama kurang sesuai dengan konsep awal perancangan karena ketidakberhasilan kapasitas ruang tersebut dalam memberikan fasilitas untuk kebutuhan penghuni rusun. - Dapur bersama Keberadaan dapur bersama masih dianggap penting oleh penghuni. Namun hilangnya salah satu fungsi dapur bersama sebagai tempat memasak di beberapa lantai menyebabkan tingkat kesesuaian perancangan sedikit berkurang. - Mushalla Terjadi banyak perkembangan pada interior maupun penggunaan mushalla, sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan mushalla telah sesuai dengan konsep awal perancangan. B. Secondary territory - Ruang bersama Ruang bersama merupakan salah satu ruang yang ditujukan untuk tempat bersosialisasi dan bertukar informasi. Ruang ini mendapat sambutan yang positif dan masih digunakan dengan baik. selain itu, ruang bersama ternyata juga dapat mendukung roda perekonomian penghuni rusun, sehingga 114

dapat disimpulkan bahwa keberadaan ruang bersama telah sesuai dengan konsep awal perancangan. C. Primary territory - Unit hunian Terjadi perubahan material pada 99% sampel unit hunian. Selain itu terjadi perubahan dan penambahan jumlah serta fungsi ruang pada layout hunian. Untuk tampilan fisik rumah terjadi perubahan pada beberapa unit hunian. Sedangkan pada batas rumah terjadi penambahan ruang dengan memperluas lahan (bagi penghuni lantai dasar) dan menambah ruang secara vertikal (bagi penghuni lantai 4). Sehingga dapat disimpulkan bahwa perubahan yang dilakukan penghuni kurang sesuai dengan konsep perancangan rumah susun sewa yang melarang adanya perubahan tertentu pada unit hunian. 6.2. Saran Penelitian ini merupakan salah satu evaluasi purna huni untuk mengetahui proses adaptasi yang dilakukan oleh penghuninya. Dari obyek rumah susun sewa yang diteliti, diketahui adanya ketidaksesuaian beberapa konsep perancangan dengan perilaku penghuni akibat proses pemenuhan kebutuhan terhadap ruang hunian. Sehingga diperlukan: 1. Penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan dasar teoritis, memperdalam penggalian masalah, dan memperluas lingkup penelitian. 2. Sosialisasi dan pendekatan khusus bagi calon penghuni rumah susun sewa untuk meminimalisir munculnya masalah peraturan rumah susun sewa yang tidak memperbolehkan adanya perubahan-perubahan tertentu pada fisik bangunan. 115

(Halaman ini sengaja dikosongkan) 116