BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014tentang Perasuransi memuat. Usaha perasuransian adalah segala usaha yang menyangkut jasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi yang di selenggarakan sesuai dengan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan khususnya kehidupan ekonomi sangat besar baik itu

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

PRAKTIK ASURANSI SYARIAH DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. ialah meningkatnya kesadaran masyarakat tentang perencanaan dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan Industri Asuransi Jiwa Di Indonesia

BAB V PENUTUP. syariah yaitu Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor

Asuransi Syariah. Insurance Goes To Campus. Oleh: Subchan Al Rasjid. Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 17 Oktober 2013

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB V PENUTUP. sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Prinsip syariah yang di tuangkan dalam akad Dalam hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari risiko, bahaya atau kerugian

1. PENDAHULUAN. diberikan kepada masyarakat dalam mengatasi risiko yang terjadi di masa yang

BAB IV ANALISIS. A. Pengelolaan dana tabarru pada AJB Bumiputra 1912 kantor cabang

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi. Tidak hanya untuk kepentingan pribadi dan keluarga, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian dalam berbagai hal terhadap perkembangan kondisi dan aspirasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti akan mengalami musibah, dan ia tidak memiliki

BAB IV. Prudential Life Assurance Kantor Agency Cabang Kudus 1 yaitu PRUlink. Syariah Assurance Account (PAA Syariah) dan PRUlink syariah investor

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat kehidupan manusia tidak dapat terlepaskan dari risiko. Risiko

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang dapat diidentifikasikan dari tingkat pertumbuhan ekonominya.

BAB III DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE

BAB I PENDAHULUAN. memberatkankalangan yang tidak mampu tetapi, juga memberatkan dari

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE KONSEP SYARIAH

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG POLIS ASURANSI JIWA DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH PRODUK UNIT LINK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

BAB III WANPRESTASI DALAM ASURANSI SYARIAH

SALINAN NOMOR 18 /PMK.010/2010 TENTANG PENERAPAN PRINSIP DASAR PENYELENGGARAAN USAHA ASURANSI DAN USAHA REASURANSI DENGAN PRINSIP SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini banyak sekali bermunculan produk asuransi berbasis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat pesat dan kebutuhan. menjadi dua yaitu asuransi syariah dan asuransi konvensional.

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Prinsip Syariah Dalam Akad/Kontrak Pada Asuaransi. Jiwa Bersama (AJB) Syariah Cabang Yogyakarta.

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian serta analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi risiko yang mungkin dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan jaminan dan perlindungan berkaitan dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mempunyai jumlah

I. PENDAHULUAN. Asuransi pada dasarnya merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 2014, hlm.viii. 2 Nurul Ichsan Hasan, Pengantar Perbankan Syariah, Gaung Persada Pers Group, Cet ke-1, Jakarta, 2014, hlm.100.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak pernah terlepas dari bahaya, Beberapa

APPLICATION OF UNIT LINK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan

BAB 1V REASURANSI PADA TABUNGAN INVESTASI DI BANK SYARIAH BUKOPIN SIDOARJO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Risiko akan selalu ada dan mengikuti kehidupan manusia. Salah satu. pembangunan, terbakarnya bangunan dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB VI PENUTUP. Dari uraian pembahasan diatas, maka peneliti menyimpulkan dari hasil

tabungan yaitu dengan cara menghimpun dana masyarakat baik lewat tabungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya manusia juga tidak bisa terlepas dari kejadian-kejadian yang tidak

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.05/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENSIUN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Buku Pintar, 2012, h Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, h. 60.

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan Bermotor ialah kendaraan yang digerakkan oleh motor

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang. sedang membangun terutama bidang pendidikan dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Istilah syariah adalah sesuatu yang bisa dikatakan sedang marak sejak

BAB V PEMBAHASAN. A. Operasional Produk Mitra Mabrur Plus. masyarakat sebagai calon peserta asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. sistem perbankan yang sesuai dengan prinsip syariah mendapat respon positif dari

BAB 1 PENDAHULUAN. terduga akan terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan kartu..., Caroline, FH UI, 2010.

Yani Mirsal P. RG : Perbandingan Asuransi Takaful Dengan Asuransi Konvensional Dalam Praktek, 2006 USU Repository 2008.

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat pemanfaatan lembaga keuangan baik bank maupun non bank sulit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penggunaan Asuransi Pembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri Pasar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian baik bagi perorangan maupun

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi asuransi syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Ekonosia, 2003, h Heri Sudarsono, Bank dan lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut PSAK No 108, paragraph 7, definisi asuransi syariah adalah:

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.05/2015 TENTANG PRODUK ASURANSI DAN PEMASARAN PRODUK ASURANSI

perbankan di Indonesia menganut dual banking system yaitu perbankan konvensional dan

BAB I PENDAHULUAN. asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Dimana sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. hidup sendiri, jadi manusia untuk bisa melangsungkan hidupnya harus

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan dengan Muamalah, sebenarnya syariat Islam cukup terbuka dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Dalam setiap perusahaan, karyawan memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengenal ekonomi syariah yang dibawa oleh pedagang Eropa sekitar abad ke-17. Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah merupakan bisnis yang menjanjikan dan semoga bukan

BAB I PENDHULUAN. ancaman dan resiko bahaya, yang dipicu sendiri oleh kelemahanya, kesalahankesalahanya,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan yang besar akan jasa keuangan di kalangan masyarakat yang

AKUNTANSI TRANSAKSI ASURANSI SYARIAH

(ASURANSI SYARIAH) PADA PT. ASURANSI TAKAFUL DI KANTOR CABANG PERWAKILAN SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmengertianya akan masalah metafisis. Manusia tidak dapat

MKT/BRCH230(05/15) PT Prudential Life Assurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

I. PENDAHULUAN. akan bangkit kembali setelah tahun 2006 yang penuh kesulitan akibat berbagai

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah :

BAB I PENDAHULUAN. Selayaknya orang tua selalu mengharapkan anak-anaknya. atau bahkan sampai terjadi anak-anak tersebut putus sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO.53/DSN-MUI/III/2006 TENTANG AKAD TABARRU

BAB I PENDAHULUAN. dari aktivitas yang dilakukan. Tetapi beberapa di antara resiko, bahaya, dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014tentang Perasuransi memuat perjanjian antara dua belah pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh Perusahaan Asuransi sebagai imbalan. Usaha perasuransian adalah segala usaha yang menyangkut jasa pertanggungan atau pengelolaan resiko, pertanggungan ulang resiko, pemasaran dan distribusi produk asuransi atau produk Asuransi Syariah. Usaha perasuransian umum adalah usaha pertanggungan resiko yang memberikan penggantian kepada kepada tertanggung atau pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur didalam perjanjian, yang besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana. Usaha perasuransian ini sebagai salah satu lembaga keuangan, menjadi penting peranannya, karena dari kegiatan usaha ini diharapkan dapat semangkin meningkat lagi pengerahan dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan. Pembangunan tidak luput dari berbagai risiko yang dapat mengganggu hasil pembangunan yang telah dicapai. Sehubungan dengan itu dibutuhkan hadirnya usaha perasuransian yang tangguh, yang dapat menampung kerugian yang timbul oleh adanya berbagai risiko.

Kebutuhan akan jasa usaha perasuransian juga merupakan salah satu sarana finansial dalam tata kehidupan ekonomi rumah tangga, baik dalam menghadapi risiko finansial yang timbul sebagai akibat dari risiko yang paling mendasar, yaitu risiko alamiah datangnya kematian maupun dalam menghadapi berbagai risiko yang secara sadar dan rasional dirasakan dapat mengganggu kesinambungan kegiatan usahanya, di lain pihak dunia usaha seringkali tidak dapat menghindarkan diri dari suatu sistem yang memaksanya untuk menggunakan jasa usaha perasuransian. Menghindari risiko merupakan sebab lahirnya lembaga asuransi dimana asuransi merupakan tuntutan masa depan karena mengandung manfaat sebagai berikut: 1. Membuat masyarakat atau perusahaan menjadi lebih aman dari risiko kerugian yang mungkin timbul. 2. Menciptakan efisiensi perusahaan (business efficiency). 3. Sebagai alat penabung (saving) yang aman dari gejolak ekonomi. 4. Sebagai sumber pendapatan (earning power) yang didasarkan pada financing the bussiness. 1 Usaha Asuransi Jiwa adalah usaha yang menyelengarakan jasa penanggulangan resiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditentukan dan /atau berdasarkan pada hasil pengelolan dana. Namun kebutuhan-kebutuhan yang diberikan asuransi kepada masyarakat tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat Indonesia. Hal ini penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, sehingga lembaga asuransi konvensional yang tumbuh dimana-mana saat ini sangat meragukan. Banyak dari mereka bersikap mendua, disatu pihak tuntutan kebutuhan akan masa depan, asuransi merupakan kebutuhan 1 A. Abbas Salim, Dasar-Dasar Asuransi (Principle of Insurance). (Bandung: Tarsito. 2001), Hal.2.

setiap orang sehingga keikutsertaannya di dalam asuransi sangat penting, sementara di lain pihak keterlibatan orang Islam di dalam asuransi belum bisa secara optimal karena masih ragu tentang kedudukan hukum di dalam Islam. Lahirnya perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia tidak dapat merangkul seluruh masyarakat Indonesia. Perusahaan Asuransi di Indonesia melakukan perkembangan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia, yaitu dengan memasukkan aspek fiqih khususnya dalam bidang muamalah. Pembahasan tentang asuransi dengan hakikat qadha dan qadar atau taqdir, misalnya masih banyak kalangan cendikiawan yang melihat bahwa berasuransi sama dengan melawan takdir dan mengurangi tawakal kepada Allah SWT. Ini jelas merupakan kesalahan besar yang sangat fatal akibatnya. Untuk meluruskan kesalahan ini perlu didudukkan secara jelas apa yang dimaksud dengan berasuransi dan bagaimana kaitanya dengan unsur takdir terutama yang berkaitan dengan kematian. Pandangan Islam, kematian adalah urusan Allah SWT dan manusia tidak memiliki secuil kemampuan untuk memajukan atau menahan kedatangannya ajal. Satu-satunya yang manusia mampu mengatasipasi hanyalah dampak finansial yang muncul bila Sang pencari nafkah utama meninggal dunia. Pencari nafkah yang diasuransikan bukanlah jiwanya, karena jiwanya adalah milik Allah. Pengupayaan yang dilakukan adalah untuk meminimalkan resiko keuangan sepeninggal. Islam mengartikan Asuransi Jiwa sebagai Asuransi Keluarga atau lebih tepatnya Asuransi Finansial Keluarga. Hal ini mengingat seluruh manfaat asuransi akan diterima oleh keluarga yang meninggal.

Berkaitan dengan ikhtiar, Allah meminta manusia untuk hidup rapi penuh rencana dan strategi. Perencanaan yang baik bukan saja dalam mencari nafkah dan menggapai Ridha Ilahi tetapi juga dalam mengantisipasi musibah dan kemalangan. Diantara cara yang dilakukan manusia dalam antisipasi ini antara lain dengan cara menabung atau meminjam dari kerabat. Terkadang tabungan terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya biaya musibah, demikian juga pinjaman tidak selalu tersedia setiap saat. Disinilah manusia mengupayakan cara lain berupa bersama-sama saling membantu, saling menanggung dan saling menjamin yaitu dengan Asuransi Syariah. Paradigma berasuransi ini bukanlah suatu upaya melawan takdir tetapi justru melakukan ikhtiar dan hidup penuh dengan rencana sesuai dengan anjuran Allah. Allah juga melarang bila dengan mengambil skema asuransi kepercayaan kepada Allah menjadi berkurang dan meredup. Paradigma diatas sebagai suatu perubahan untuk mengalihkan resiko yang terjadi kepada umat Islam untuk merencanakan kehidupanya tanpa mengurangi kecintaanya kepada Allah. Ulama Islam mencoba memasukan aspek fiqih kedalam Asuransi Syariah untuk membantu perkembangan Asuransi Syariah yang sangat dibutuhkan umat Islam yang ingin merencanakan kehidupanya. Konsep Muamalah, termaksud prinsip ta awud, tadhamun, dan takaful, telah demikian lengkap dan telah dipraktikan sejak generasi sahabat hingga beratus tahun kemudian. 2 Perkembangan Asuransi Syariah telah berkembang bukan saja di dunia Islam, bahkan juga dibeberapa belahan dunia lainnya termaksuk Amerika, Eropa, 2 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General), (Jakarta: Gema Insani Press. 2004), Hal. Xxi.

dan Australia. Produk-produk juga bermacam-macam mencakup Asuransi Kesehatan, pendidikan, kecelakaan, dan bahkan sampai ke jiwa. Lebih dari itu Asuransi Syariah juga mampu melayani dari semua bentuk keadaan perekomomian yang ada di masyarakat, baik yang rendah sampai yang paling tinggi. Sistem dan produk serta layanan Asuransi Syariah adalah salah satu bagian dari rahmat Islam untuk dunia. Mengadapi realitas kehidupan sehari-hari setiap Insan tidak lepas dari resiko dan musibah. Sementara Allah menyuruh kita untuk senantiasa berikhtiar mengantisipasinya. Namun dalam melakukan ikhtiar ada yang sesuai dengan syariah ada juga yang tidak sesuai dengan syariah. Sistem ta amin, dan ta,awun serta menghindari riba dalam pengeloaan dananya sesuai dengan Syariah Islam. Majelis Ulama Indonesia melalui salah satu perangkatnya yang bernama Dewan Syariah Nasional (DSN), sejak berdirinya pada tahun 1999 adalah tiada berhentinya kerja keras untuk mengarahkan dan mendakwakan tumbuh dan berkembangnya ekonomi Islam di tanah air tercinta ini. DSN telah mengeluarkan puluhan Fatwa sebagai pedoman pelaksana para pelaku ekonomi Islam, kemudian dengan rekomendasi maupun tanggapan yang responsif atas berbagai masalah ekonomi bangsa dan pendirian dan lembaga-lembaga keuangan dan bisnis syariah. Industri asuransi adalah salah satunya. Sebagai sebuah Bangsa Muslim terbesar dengan jumlah penduduknya kurang lebih 90% beragama Islam, tuntutan atau kiat Islam dalam operasional Asuransi Syariah menjadi sangat relevan, tidak hanya untuk didakwakan atau

dipublikasikan, melainkan sebagai arahan bagi para praktisi dalam melayani berbagai lapisan dan golongan masyarakat dari perspektif Islam. Terkait dengan kondisi diatas, maka MUI mengeluarkan Fatwa tentang Asuransi Syariah, diantaranya yaitu: 1. Fatwa No. 21/DSN-MUI/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah. 2. Fatwa No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah pada Asuransi Syariah. 3. Fatwa No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah pada Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah. 4. Fatwa No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru dan Asuransi Syariah. Pemerintah juga mendorong perkembangan Asuransi Syariah, pemerintah telah mengeluarkan KMK No. 426/KMK.06/2003 yang didalamnya antara lain mngatur ketentuan-ketentuan tentang Asuransi Syariah, baik yang menyangkut persyaratan untuk mendirikan konvensi syariah, membuka cabang syariah, ketentuan tentang ahli asuransi syariah, pengaturan tentang investasi yang dibenarkan secara syariah, dan sebagainya. Prudential merupakan perusahaan jasa keuangan termuka asal Inggris yang berdiri sejak tahun 1848. Prudential merupakan grup jasa keuangan Internasional termuka. Prudential menyediakan jasa asuransi dan layanan keuangan lainnya melalui anak usaha dan inflasi di seluruh dunia. Grup Prudential memiliki posisi yang sangat kuat pada tiga pasar terbesar dan paling menguntungkan di dunia, yaitu Inggris Raya dan Eropa, Amerika

Serikat, dan Asia. Pada ketiga pasar ini, kekayaan global yang terus mengikat dan demografi yang dinamis memunculkan permintaan pasar untuk produk proteksi jangka panjang dengan investasi. 3 PT. Prudential Life Assurance di Indonesia didirikan pada tahun 1995. Prudential Indonesia sebagai perusahaan di bidang jasa keuangan telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lembaga ini dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan didalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan maupun melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. 4 Awal pembentukan, asuransi Prudential Life Assurance hanya mengenal satu sistem asuransi, yaitu Asuransi Konvensional. Sistem ini tidak mampu mengikat seluruh mayarakat Indonesia yang mayoritas adalah pemeluk agama Islam. Prudential Life Assurance meluncurkan Asuransi Syariah atau yang disebut PRUlink Syariah pada tahun 2007 untuk meranggkul masyarakat Indonesia. Sehingga pada tahun 2007 PT. Prudential Life Assurance terdapat 2 sistem asuransi, yaitu Asuransi Konvensional dan Syariah. Prudential link Syariah adalah sebuah produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi berbasis Syariah. Prudential link Syariah dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan merancang keuangan masa depan yang sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. 3 Prudential, Prufast Start, Hal.4. 4 Ibid, Hal.5.

Penjelasan di atas, menarik untuk ditelitih dan memberi dorongan menulis skripsi dengan judul: Perbandingan Hukum Asuransi Jiwa Konvensional dengan Syariah Islam (Study pada PT.Prudential Life Assurance Medan). B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Asuransi Jiwa Konvensional dan Asuransi Jiwa Syariah di PT. Prudential Life Assurance? b. Bagaimana Perlindungan Bagi Tertanggung Asuransi Jiwa Konvensional Dan Syariah di PT. Prudential Life Assurance? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu: 1. Untuk mengetahui Perbedaan dan Persamaan Asuransi Jiwa Konvensional dan Asuransi Jiwa Syariah di PT. Prudential Life Assurance. 2. Untuk mengetahui bagaimana Perlindungan Bagi Tertanggung Asuransi Jiwa Konvensional dan Syariah Dalam PT. Prudential Life Assurance. Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi kajian bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan berbagai konsep keilmuan yang pada gilirannya dapat memberikan andil bagi perkembangan ilmu pengetahuan

hukum perdata dan dagang, khusunya dalam bidang hukum asuransi jiwa konvensional dan asuransi jiwa syariah. Secara praktis diharapkan agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembuat kebijakan maupun pihak legislatif guna melengkapi peraturan perundang-undangan yang masih diperlukan atau yang akan diterbitkan terkait dengan asuransi jiwa konvensional dan syariah. Selain itu juga penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pelaku bisnis perasuransian dan bagi masyarakat pada umumnya. D. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan Yuridis Normatif. Pendekatan Yuridis Normatif dilakukan dengan cara menelaah dan menginterprestasikan halhal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi, doktrin dan normanorma hukum yang berkaitan dengan perjanjian asuransi. Pendekatan Yuridis Normatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori, konsepkonsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan perundangundangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Spesifikasi sifat dari skripsi ini adalah Deskriptif. Deskriptif yaitu suatu karya skripsi yang bertujuan untuk mengambarkan keadaan atau gejalah dari objek yang akan diteliti dengan mengambil suatu kesimpulan yang bersifat umum.

2. Sumber Data a. Data sekunder diperoleh melalui perpustakaan ataupun studi dokumen yang merupakan: 1. Bahan hukum primer, misalnya UUD, TAP MPR, UU No 40 tahun 2014 tentang Perasuransian di Indenesia. 2. Bahan hukum sekunder, misalnya karya ilmiah, RUU, dan hasil penelitian. 3. Bahan hukum tertier, misalnya bilbilografi, kamus dan lain-lain. 3. Analisis Data Analisis data dilakuakan secara kumulatif dengan mencatat semua data yang diperoleh dari data primer dan sekunder. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran penulisan judul skripsi yang ada di perpustakaan Fakultas Hukum USU, belum ada tulisan yang mengangkat judul tentang Perbandingan Hukum Asuransi Jiwa Konvensional Dengan Asuransi Syariah Islam (Studi Pada PT. Prudential Life Assurance Medan). Diperpustakaan Fakultas Hukum USU terdapat skripsi membahas tentang asuransi tetapi berbeda substansinya, yaitu: Nama : YANI MIRSAL P.RG Nim : 990200196 Judul : Perbandingan Asuransi Takaful Dengan Asuransi Konvensional Dalam Praktek. Permasalahan : 1. Bagaimana persamaan antara asuransi takaful dengan asuransi konvensional.

2. Bagaimana perbedaan antara asuransi takaful dengan asuransi konvensional 3. Manakah yang lebih menguntungkan bagi perusahaan (penanggung) antara asuransi takaful dengan asuransi konvensional. 4. Manakah yang lebih menguntungkan bagi tertanggung antara asuransi takaful dengan asuransi konvensional. Walaupun terdapat pembahasan yang hampir sama dalam poin 1 dan 2, tetapi materi yang disajikan sangat berbeda dengan pembahasan diatas. Oleh karena itu penulisan skripsi ini dapat dikatakan masih original sehingga keasliannya dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan akademis. F. Sistematik Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa tahapan yang disebut dengan bab, dimana masing-masing bab diuraikan masalahnya secara tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Secara sistematik penulisan menetapkan materi pembahasan keseluruhannya ke dalam 5 (lima) bab yang terperinsi sebagai berikut: Bab I pendahuluan Didalam bab ini penulis menggambarkan hal-hal yang bersifat umum, yang diikuti dengan latar belakang berupa alasan pemilhan judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinajaun kepustakaan, metode penulisan, keaslian penulisan, serta sistematika penulisan. Bab II Asuransi Jiwa Konvensional

Pada bab ini penulis memaparkan hal-hal umum yang ada pada asuransi konvensional, meliputi sejarah, pengertian, dasar hukum, syarat sahnya suatu perjanjian, dan sistem operasional pada asuransi konvensional. Bab III Asuransi Jiwa Syariah Islam Pada bab ini penulis memaparkan hal-hal umum yang ada pada asuransi syariah islam, meliputi sejarah, landasan teori, dasar hukum, syarat sahnya suatu perjanjian, dan sistem operasional pada asuransi syariah islam. Bab IV Perbandingan Asuransi Konvensional Dengan Syariah Islam Pada PT. Prudential Life Assurance Medan Pada bab ini penulis mengemukakan hasil penelitian. Disini akan dibahas anatara lain mengenai perbedaan asuransi konvensional dengan syariah islam, persamaan asuransi konvensional dengan Asuransi syariah islam, daya tarik pasar antara asurasi konvensional dengan syariah islam, perlindungan bagi tertanggung asuransi konvensional dengan syariah dalam PT. Prudential Life Assurance. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini disimpulka apa yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, disamping itu diberi saran sebagai masukan untuk menciotakan yang lebih baik.