c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
, ,00 10, , ,00 08,06

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kerangka Pendanaan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan perundangundangan.

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2008

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB - III Kinerja Keuangan Masa Lalu

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2016

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH

BUPATI BENGKULU TENGAH,

NOMOR : 2 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Rancangan Akhir RPJMD Tahun Hal.III. 12

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BUPATI BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

BAB - III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

CAPAIAN KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TAHUN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK

BAB V PENDANAAN DAERAH

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Keuangan Kabupaten Karanganyar

PEMERINTAH KOTA BATU

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

BUPATI BANGLI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2014

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pengelolaan Keuangan Daerah menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri

BAB III GAMBARAN PENGELOLAANKEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa lalu

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2009 NOMOR 16 PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2009

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

III BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BAB VI ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2008

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN REMBANG TAHUN ANGGARAN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 T E N T A N G PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

BUPATI REMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

Transkripsi:

92.6 97.15 81.92 ANGGARAN 1,1,392,65,856 667,87,927,784 343,34,678,72 212 213 REALISASI 956,324,159,986 639,977,39,628 316,346,769,358 LEBIH (KURANG) (54,68,445,87) (27,11,537,156) (26,957,98,714) 94.65 95.94 92.15 ANGGARAN 1,12,56,97,- 724,388,5,3 378,118,469,7 REALISASI - - - LEBIH (KURANG) - - - Sumber : DPPKAD Selama periode 28-212, dapat dikatakan bahwa realisasi belanja daerah pertahunnya masih selalu dibawah anggaran belanja yang tersedia, hal ini diakibatkan oleh karena efisiensi dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang dilakukan. c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran 28-212 dan proyeksi Tahun 213 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel III.8. Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah Tahun 28-213 TAHUN URAIAN PENERIMAAN DAERAH PENGELUARAN DAERAH Pembiayaan Netto Sisa Lebih Perhitungan Anggaran ANGGARAN 83,6,476,416 6,1,58,981 77,4,967,435 28 REALISASI 7,661,542,87 5,685,54,136 64,976,37,951 3,233,284,8 LEBIH (KURANG) (12,344,934,329) (316,4,845) (12,28,929,484) ANGGARAN 48,232,257,765 1,356,192,81 37,876,64,964 29 REALISASI 32,862,368,468 9,238,767,49 23,623,61,419 39,779,852,641 LEBIH (KURANG) (15,369,889,297) (1,117,425,752) (14,252,463,545) ANGGARAN 6,84,821,986 8,24,547, 51,88,274,986 21 REALISASI 4,192,735,521 7,427,192,6 32,765,542,921 46,221,398,45 LEBIH (KURANG) (19,892,86,465) (777,354,4) (19,114,732,65) ANGGARAN 82,581,687,577 9,68,474,85 72,91,212,727 211 REALISASI 46,485,138,89 9,647,659,2 36,837,479,87 44,156,82,949 LEBIH (KURANG) (36,96,548,687) (32,815,83) (36,63,732,857) ANGGARAN 62,55,85,411 16,428,471,835 46,122,333,576 212 REALISASI 47,794,247,54 14,636,333,131 33,157,914,373 41,772,312,131 LEBIH (KURANG) (14,756,557,97) (1,792,138,74) (12,964,419,23) RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 1

ANGGARAN 116,,, 5,, 111,,,- 213 REALISASI - - - - LEBIH (KURANG) - - - Sumber : DPPKAD Selama periode 28-212, masih terjadi adanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang cukup besar setiap tahunnya, Pemerintah Kabupaten Temanggung menyadari bahwa SiLPA yang cukup besar tersebut seharusnya akan lebih bermanfaat bagi masyarakat apabila dapat teralokasikan dalam bentuk program dan kegiatan di tahun berjalan, sehingga harus dievaluasi untuk dapat diperbaiki mulai dari tahap perencanaan di tahun selanjutnya. 2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah Tahun 214 Kebijakan keuangan daerah meliputi kebijakan peningkatan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, dan kebijakan pembiayaan daerah. Dalam rangka meningkatkan kinerja keuangan daerah di tahun 214 maka kebijakan keuangan daerah yang diambil adalah sebagai berikut: a. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Selaras dengan peningkatan kebutuhan pendanaan pembangunan daerah, serta dengan memperhatikan perkembangan realisasi pendapatan daerah dari tahun ke tahun yang menunjukkan adanya peningkatan, Pemerintah Daerah merencanakan peningkatan pendapatan daerah baik yang bisa diupayakan oleh daerah sendiri (PAD), dari pusat (dana perimbangan), serta pendapatan lain-lain yang sah termasuk bagi hasil dengan Pemerintah Provinsi. Oleh karena itu kebijakan umum yang akan dilaksanakan guna meningkatkan pendapatan daerah adalah berupa intensifikasi dan ekstensifikasi peningkatan pendapatan daerah, melalui: 1) Menggali dan mengembangkan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). 2) menetapkan target PAD yang realistis sesuai dengan kapasitas dan potensi; 3) mengembangkan sumber-sumber PAD; 4) mengupayakan peningkatan PAD melalui review beberapa perda pajak daerah, retribusi daerah dan perda-perda pendapatan yang lain; 5) mengembangkan sistem dan prosedur administrasi pelayanan perpajakan, retribusi, dan penerimaan lainnya; 6) mengoptimalkan pendayagunaan dan pemberdayaan asetaset daerah; RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 11

7) meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi serta antar dinas/instansi pengelola pendapatan daerah; 8) meningkatkan upaya kegiatan sosialisasi serta penegakan hukum secara konsisten. 9) Meningkatkan upaya penggalian dana perimbangan dan lainlain pendapatan yang sah. 1) Meningkatkan koordinasi dan hubungan kerjasama dengan daerah lain dalam upaya peningkatan pendapatan daerah. 11) Meningkatkan pola koordinasi internal dan antar instansi pengelola pendapatan. 12) Melimpahkan sebagian kewenangan dalam pengelolaan pendapatan daerah kepada pejabat tingkat dibawahnya sesuai aturan yang berlaku. 13) Menyederhanakan prosedur pelayanan masyarakat agar lebih efektif dan efisien. 14) Meningkatkan Waskat dan Wasnal dalam pemungutan pajak dan retribusi 15) Meningkatkan kesadaran wajib pajak dan wajib retribusi dalam melaksanakan kewajibannya. 16) Meningkatkan aspek keadilan bagi wajib pajak/retribusi. 17) Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme aparat pengelola pendapatan. 18) Meningkatkan pola koordinasi internal dan antar instansi pengelola pendapatan. 19) Meningkatkan penyediaan sarana prasarana pendukung berkembangnya investasi, dan dunia usaha. 2) Pemutakhiran dan/atau penyusunan data potensi retribusi daerah. 21) Sosialisasi peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah. 22) Peningkatan kinerja dan disiplin aparat pengelola pendapatan. 23) Meningkatkan intensifikasi terhadap sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah khususnya penagihan/penjualan Pasar Kliwon baru Temanggung dan Pasar Wage Ngadirejo serta penanganan parkir dan ekstensifikasi pendapatan asli daerah. 24) Melakukan kajian terhadap sumber pendapatan lainnya dari pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 25) Melakukan kajian terhadap sumber-sumber pendapatan yang dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga guna meningkatkan efektifitasnya. 26) Pemberdayaan aset daerah. 27) Peningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). 28) Meningkatkan koordinasi pengelolaan pendapatan guna mengetahui perkembangan dan memecahkan masalah secara komprehensif. 29) Penegakan peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah. 3) Pemberian reward and punishment bagi aparat pengelola pajak daerah dan retribusi daerah. 31) Monitoring dan evaluasi pendapatan asli daerah. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 12

32) Menyederhanakan prosedur pelayanan masyarakat agar lebih efektif dan efisien. b. Arah Kebijakan Belanja Daerah Kebijakan belanja daerah didasarkan pada prioritas pembangunan daerah dalam Program Indikatif Kabupaten Temanggung Tahun 214, selain itu kebijakan belanja daerah didasarkan pula pada hasil evaluasi penganggaran tahun-tahun sebelumnya dan capaian target kinerjanya. Berdasarkan hal-hal tersebut maka kebijakan umum dalam pengalokasian belanja daerah pada tahun 214 adalah: 1) Sesuai dengan prioritas program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Temanggung Tahun 214; 2) Diarahkan pada penyediaan pelayanan dasar bagi masyarakat, khususnya pendidikan, kesehatan dan insfrastruktur; 3) Diarahkan pada peningkatan pemberdayaan ekonomi rakyat, penciptaan kesempatan kerja dan berusaha; 4) Bersifat strategis, penting, dan mendesak untuk segera dilaksanakan; 5) Berdampak luas pada penyelesaian permasalahan pokok yang dihadapi daerah; 6) Berdampak pada pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan pelayanan publik serta peningkatan kesejahteraan masyarakat; 7) Mencukupi kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 8) Pengelolaannya dilaksanakan dengan memperhatikan prinsipprinsip ekonomis, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. c. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah Pembiayaan adalah semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Anggaran defisit manakala anggaran belanja lebih besar daripada anggaran pendapatan, dan sebaliknya anggaran surplus terjadi manakala anggaran belanja lebih kecil daripada anggaran pendapatan. Pada tahun anggaran 214 diupayakan bahwa pendapatan daerah sama dengan belanja daerah sehingga tidak terjadi defisit maupun surplus anggaran, dengan asumsi bahwa penyerapan anggaran di tahun 213 ini adalah 1%. Namun apabila penyerapan anggaran dibawah 1% maka kebijakan pembiayaan adalah sebagai berikut: 1) Kebijakan Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SiLPA), RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 13

pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Kebijakan penerimaan pembiayaan pada tahun anggaran 214 adalah sebagai berikut : a) Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun sebelumnya (SiLPA). Besarnya SiLPA yang akan diperhitungkan dalam pembiayaan RAPBD Tahun Angaran tahun 214 adalah hasil perhitungan SiLPA pada pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 213 setelah diaudit BPK dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 213 b) Penerimaan pinjaman daerah. Manakala terjadi defisit anggaran, sedangkan SiLPA tidak dapat menutup keseluruhan defisit, maka akan dicukupi dengan pinjaman daerah. c) Penerimaan pembiayaan yang lain antara lain. Penerimaan piutang daerah, penjualan kekayaan daerah, penerimaan kembali pinjaman daerah. 2) Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian pinjaman daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan adalah sebagai berikut : a) Pembentukan dana cadangan. Pembentukan dana cadangan untuk persiapan pelaksanaan Pemilihan Presiden Tahun 214 tidal lagi dianggarkan karena sudah dicadangkan di tahun-tahun sebelumnya b) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah. Penyertaan modal berupa uang dan/atau barang daerah dialokasikan pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) : PDAM, PD Aneka Usaha, PD BPR-BKK Temanggung, PD BKK Pringsurat, PD Bumi Phala Wisata, dan PT Bank Jateng. c) Pembayaran pokok hutang. Tidak dianggarkan pengeluaran pembiayaan guna pembayaran pokok hutang pemerintah daerah pada pihak ketiga. Manakala terjadi hutang jangka pendek, maka pada pos ini akan dianggarkan sebesar hutang jangka pendek yang diambil. d) Pembayaran pihak ketiga. dianggarkan pembayaran pihak ketiga berupa retensi atas pelaksanaan kegiatan tahun sebelumnya. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 14

3. Proyeksi Kerangka Keuangan Daerah Tahun 214 Proyeksi kerangka Keuangan Daerah Tahun 214 adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut : Tabel III.9. Proyeksi Kerangka Keuangan Daerah Kabupaten Temanggung Tahun Anggaran 214 No URAIAN JUMLAH ANGGARAN 1 PENDAPATAN DAERAH 1.75.79.921. Pendapatan Asli Daerah (PAD) 84.88.872. Dana Perimbangan 756.734.642. Lain-lain Pendapatan yang Sah 234.94.47. 2 BELANJA 1.75.79.921. Belanja Pegawai 615... Belanja Program/Kegiatan 46.79.921. SURPLUS/DEFISIT (1-2) 3 PEMBIAYAAN NETO PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Pencairan dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Penerimaan pinjaman dan obligasi daerah Penerimaan piutang daerah PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH Pembentukan dana cadangan Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Pembayaran pokok hutang Pemberian pinjaman daerah Pengeluaran perhitungan pihak ketiga 4 SiLPA Sumber : DPPKAD Upaya untuk mengalokasikan belanja daerah sesuai dengan jumlah pendapatan daerah guna memperoleh anggaran yang berimbang dilakukan mengingat bahwa Tahun 214 merupakan tahun pertama Periode RPJMD 213-218. RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 15

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah Berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 24 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara maka APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) t ahun anggaran, dengan komponen pokoknya adalah pendaatan, belanja dan pembiayaan. 1. Kinerja Keuangan Daerah a. Pendapatan Pendapatan Daerah merupakan semua penerimaan yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang akan menjadi penerimaan daerah. Selama ini pendapatan daerah Kabupaten Temanggung didominasi oleh pendapatan dari dana perimbangan. Namun demikian selalu diupayakan untuk mengembangkan dan menggali potensi pendapatan dalam rangka menuju peningkatan kemandirian pembiayaan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah, maka sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 27 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 26 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah disebutkan bahwa hak dan kewajiban daerah adalah: 1) Memungut pajak daerah, retribusi daerah, dan melakukan pinjaman; 2) Membayar tagihan pihak ketiga; 3) Pengelolaan penerimaan dan pengeluaran pembiayaan daerah; 4) Pengelolaan kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau pihak lain (surat berharga, piutang, barang, kekayaan yg dipisahkan dari BUMD); dan 5) Pengelolaan kekayaan pihak lain yang dikuasai Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan tugas dan kepentingan umum. Adapun sumber pendapatan daerah Berdasarkan Undang- Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 28 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 24 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 24 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa pendapatan daerah adalah semua hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih. Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud peraturan perundangan diatas adalah: RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 6

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), terdiri dari: a) Pajak daerah; b) Retribusi daerah; c) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; dan d) Lain-lain PAD yang sah. 2) Perimbangan keuangan, terdiri dari: a) Dana Bagi Hasil; b) Dana Alokasi Umum (DAU); dan c) Dana Alokasi Khusus (DAK). 3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah. Permasalahan umum yang dihadapi pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan pendapatan daerah antara lain: 1) Tingginya tingkat kebutuhan daerah yang tidak seimbang dengan kemampuan daerah; 2) Masih lemahnya infrastruktur sarana dan prasarana; 3) Dana perimbangan pemerintah pusat yang belum memadai guna memenuhi kebutuhan daerah; 4) Potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) bel um dikelola secara optimal; 5) Belum optimalnya kualitas pelayanan publik, sehingga berdampak pada kurangnya kepatuhan dalam membayar pajak/retribusi; 6) Masih rendahnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya karena lemahnya sanksi hukum yang diterapkan. Dengan memperhatikan permasalahan di atas, maka daerah dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuannya guna menggali potensi pendapatan yang dimiliki. Potensi peningkatan PAD juga didukung dengan adanya pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada daerah untuk mengelola pajak bumi dan bangunan secara mandiri. Hal lain yang harus diperhatikan adalah upaya peningkatan pendapatan daerah harus dilakukan secara cermat, tepat, dan transparan serta dapat dipertanggungawabkan. Adapun target dan realisasi pendapatan daerah selama 5 (lima) tahun terakhir dan proyeksi pendapatan tahun 213 adalah sebagai berikut: Tabel III.5. Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun 28-213 TAHUN PENDAPATAN (%) KENAIKAN TARGET REALISASI REALISASI 1 2 3 4 RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 7

28 569.727.127.254, 576.614.217.128, 1,26 29 599.819.477.52, 623.96.242.826, 8,6 21 67.639.663.75, 675.75.86.161, 8,45 211 88.456.159.51, 823.479.89.34, 22, 212 964.27.272.28, 964.938.557.744,,7 213 *) 991.56.97., - - Sumber : DPPKAD *) : APBD Penetapan 213 Dari tabel tersebut di atas nampak bahwa perkembangan pendapatan daerah cenderung mengalami kenaikan pada setiap tahunnya. Kenaikan tersebut baik dari komponen PAD, dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan. Pada tahun 212 realisasi pendapatan naik sebesar,7 % dibandingkan target yang ditetapkan, dan naik sebesar 17,17 % dibandingkan realisasi tahun anggaran 211. Target pendapatan daerah dan realisasi pendapatan daerah pada APBD tahun 28-213 adalah didominasi oleh pendapatan yang berasal dari dana perimbangan dengan rata-rata selama 5 (lima) tahun adalah sebesar 77,87%, disusul oleh lain-lain pendapatan yang sah sebesar rata-rata 14,53%, dan persentase rata-rata terkecil adalah pendapatan yang bersumber dari PAD yaitu sebesar 7,6% jika dihitung dari realisasi pendapatan. Target dan realisasi pendapatan tahun 28-212 dan proyeksi tahun 213 adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel III.6. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 28-213 TAHUN URAIAN PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH BAGIAN DANA PERIMBANGAN LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH ANGGARAN 569,727,127,254 38,725,25,765 488,824,1,855 42,178,9,634 28 29 21 211 REALISASI 576,614,217,128 37,923,898,939 497,563,58,868 41,126,737,321 LEBIH (KURANG) 6,887,89,874 (81,126,826) 8,739,57,13 (1,51,353,313) % 1 6.58 86.29 7.13 ANGGARAN 599,819,477,52 47,444,822,496 55,231,55,126 47,143,599,88 REALISASI 623,122,779,59 47,327,328,141 515,228,881,135 6,566,57,314 LEBIH (KURANG) 23,33,32,88 (117,494,355) 9,997,826,9 13,422,97,434 % 1 7.6 82.68 9.72 ANGGARAN 67,639,663,75 56,931,558,38 517,1,872,772 96,697,231,995 REALISASI 675,659,734,845 55,211,17,361 522,185,893,892 98,262,823,592 LEBIH (KURANG) 5,2,71,77 (1,72,54,947) 5,175,21,12 1,565,591,597 % 1 8.17 77.29 14.54 ANGGARAN 88,456,159,51 62,184,44,652 574,133,872,886 172,138,241,972 REALISASI 823,479,89,34 63,343,494,51 574,917,319,97 185,219,76,427 RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 8

LEBIH (KURANG) 15,23,73,524 1,159,449,858 783,446,211 13,8,834,455 % 1 7.69 69.82 22.49 ANGGARAN 964,27,272,28 75,813,251,769 78,754,469,56 179,72,551,5 212 REALISASI 964,938,557,744 76,637,673,275 77,239,144,911 181,61,739,558 LEBIH (KURANG) 668,285,464 824,421,56 (1,515,324,595) 1,359,188,553 % 1 7.94 73.29 18.76 213 ANGGARAN 991,56,97, 84,225,718, 726,62,537, 181,218,715, REALISASI - - - - LEBIH (KURANG) - - - - % - - - - Sumber : DPPKAD Selama periode 28-212, dapat dikatakan bahwa target pendapatan daerah pertahunnya selalu bisa dicapai. Permasalahan yang muncul dalam pengelolan pendapatan daerah secara umum adalah masih rendahnya kontribusi PAD terhadap APBD dibanding dengan sumber-sumber pendapatan daerah lainnya. b. Belanja Anggaran Belanja Daerah Kabupaten Temanggung pada APBD Tahun Anggaran 28-212 rata-rata terealisasi sebesar 93,72%. Untuk Belanja Tidak Langsung terealisasi sebesar 97,4% dan Belanja Langsung hanya terealisasi sebesar 85,65%. Target dan Realisasi Belanja Daerah pada APBD Tahun Anggaran 28-212 dan proyeksi Tahun 213 adalah sebagaimana tabel berikut; Tabel III.7. Target dan Realisasi Belanja Daerah (APBD) Tahun 28-213 TAHUN URAIAN BELANJA DAERAH BELANJA TAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG ANGGARAN 646,732,94,689 422,349,934,478 224,382,16,211 28 REALISASI 611,356,971,71 41,463,264,154 2,893,76,917 LEBIH (KURANG) (35,375,123,618) (11,886,67,324) (23,488,453,294) % 94.53 97.19 89.53 ANGGARAN 637,695,541,466 445,6,642,928 192,688,898,538 29 REALISASI 66,966,527,368 433,92,643,788 173,63,883,58 LEBIH (KURANG) (3,729,14,98) (11,13,999,14) (19,625,14,958) 95.18 97.5 89.82 ANGGARAN 722,519,938,61 537,839,37,894 184,68,63,167 21 REALISASI 662,23,879,316 523,968,868,116 138,235,11,2 LEBIH (KURANG) (6,316,58,745) (13,87,439,778) (46,445,618,967) 91.65 97.42 74.85 ANGGARAN 881,357,372,237 618,284,674,81 263,72,697,436 211 REALISASI 816,16,548,955 6,658,73,241 215,51,818,714 LEBIH (KURANG) (65,196,823,282) (17,625,944,56) (47,57,878,722) RKPD Kabupaten Temanggung Tahun 214 --.Rancangan Kerangka Ekonomi dan Kebijakan Keuangan Daerah III- 9