BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan di setiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. didik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan (Dhiu, 2012: 25)

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut segala aspek kehidupan, baik Pendidikan, Kesehatan, Spiritual, Budaya,

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami pelbagai perubahan, termasuk dalam bidang pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak berbakat atau juga disebut sebagai anak dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan apresiasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. (Dhiu Margareta, 2012: 24),

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan Kreativitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

S K R I P S I. Diajukan Kepada Panitia Ujian Skripsi. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya manusia karena merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dan pembentukan keterampilan saja, namun diperluas sehingga mencakup usaha untuk

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

I. PENDAHULUAN. Kurikulum 2013 lebih menekankan pada pembelajaran dengan memperkuat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains merupakan bagian dari pendidikan yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu (Mudyahardjo Redja, 2001: 6). Pendidikan nasional Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi. Diajukan Oleh: RATIH ROSARI A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjaminan mutu pendidikan. memperbaiki sistem pendidikan. Pemerintah memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. dan kerja keras sedini mungkin. Walaupun hal tersebut telah diupayakan, namun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuh kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia adalah salah satu rumpun sains yang mempelajari tentang zat, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan manusia yang dewasa, berkualitas dan berdaya saing, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Penerapan kurikulum 2013 harus diterapkan untuk memfasilitasi siswa agar terlatih

I. PENDAHULUAN. tujuan pembelajaran adaptif ini bertujuan menyiapkan tamatan untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas suatu bangsa. Selain karena pendidikan dipandang

V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas VII G SMP Negeri 12 Bandar Lampung semester genap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. menurut Silberman dalam Sagala 2014:5, pendidikan merupakan suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. terkandung empat hal yang perlu digaris bawahi dan mendapat penjelasan lebih

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari IPA yang mempelajari struktur, susunan,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Untuk mengembangkan

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Siti Maemunah, 2013

I. PENDAHULUAN. Perasaan kurang minat dan susah mengerti akan suatu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang. Perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan suatu wahana yang digunakan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten dibidangnya. Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahlian tertentu pada individu guna mengembangkan bakat dan kepribadian mereka. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan teknologi, informasi dan komunikasi yang terus terjadi ini menuntut adanya perbaikan dalam sistem pendidikan nasional yang akan menentukan kualitas pendidikan, sehingga dalam rangka memperbaiki sistem pendidikan nasional perlu ditetapkan visi, misi dan tujuan pendidikan karena pendidikan berlangsung sepanjang hayat. Dalam dunia pendidikan dibutuhkan pendidik yang dapat memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta mengembangkan potensi dan kreativitas siswa. Prinsip tersebut menyebabkan adanya pergeseran paradigma proses pendidikan dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran dimana siswa didorong untuk menemukan dan melakukan pengembangan informasi yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata sehingga proses belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Proses belajar yang berlangsung sepanjang hayat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi belajar adalah kemampuan berpikir kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu keterampilan berpikir yang dapat melahirkan kreativitas siswa. Siswa dikatakan kreatif apabila memiliki ciri-ciri aptitude dan nonaptitude. Ciri-ciri aptitude berkaitan dengan kognitif sedangkan ciri-ciri nonaptitude berkaitan dengan sikap (Utami, 1985:85). Ciri aptitude berhubungan dengan ketrampilan berpikir lancar, ketrampilan berpikir luwes, ketrampilan berpikir orisinal, ketrampilan memperinci dan ketrampilan menilai. Sedangkan ciri nonaptitude berhubungan dengan imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan dan sifat berani mengambil resiko serta rasa ingin tahu. Kenyataan ini sering bertolak belakang dengan keadaan di lapangan. Berdasarkan pengamalaman di lapangan, observasi dan hasil angket yang disebarkan sebelum memulai kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa dari 24 siswa terdapat 16 orang siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif dengan presentase angket yang diperoleh < 40%. Hal ini disebabkan karena siswa yang kurang memiliki ciri kreatif yaitu ciri aptitude dan nonaptitude. Dalam kegiatan pembelajaran aktivitas siswa misalnya bertanya, menemukan konsep, melakukan percobaan, dan menemukan gagasan atau ide baru masih kurang. Hal ini karena dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak menghafal konsep pengetahuan yang diperoleh tetapi tidak memahami konsep tersebut, sehingga mengakibatkan kemampuan berpikir kreatif siswa menjadi minim. Selain kemampuan berpikir kreatif ada faktor lain yang mempengaruhi belajar yaitu gaya belajar. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Gaya belajar yang dimiliki setiap siswa berpengaruh pada proses belajar dalam hal menyerap informasi,

berpikir atau berkonsentrasi, dan menyelesaikan tugas. Siswa yang mampu mengenal gaya belajarnya akan lebih mudah dalam menyerap informasi, berpikir atau berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas. Berdasarkan pengalaman observasi dan angket yang diberikan sebelum penelitian, menunjukkan gaya belajar yang dimiliki oleh siswa dengan presentase < 40%. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa belum mengenal secara baik gaya belajar yang sesuai dengan kepribadiannya. Siswa yang belum mengenal gaya belajarnya akan mengalami kesulitan dalam belajar. kesulitan dalam belajar akan menyebabkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hasil belajar menurut Jihad dan Harris (2012:14) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dalam bentuk perubahan perilaku yang relatif permanen, sehingga guru harus berupaya secara optimal melalui proses pembelajaran agar siswa berperan aktif. Peran aktif dibutuhkan dalam proses pembelajaran kimia salah satunya materi pokok larutan penyangga. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran kimia pada SMA Sudirman Kupang, materi larutan penyangga dianggap sukar. Hasil ini didukung dengan hasil belajar siswa rata-rata pada materi larutan penyangga belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sekolah yakni 75. Hal ini tercermin pada rata-rata nilai ulangan materi pokok larutan penyangga kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.1 Nilai Rata-Rata Ulangan Larutan Penyangga Semester Genap Siswa Kelas XI IPA SMA SUDIRMAN Kupang No Tahun Ajaran Jumlah Nilai Rata-Rata Larutan Penyangga

Siswa Jumlah Skor Rata-Rata 1 2011-2012 20 1365 68 2 2012-2013 23 1397 60 3 2013-2014 24 1453 60 Sumber : Administrasi Nilai Siswa SMA SUDIRMAN Kupang 2011-2014 Melihat masalah ini, maka solusi untuk mengatasinya peneliti mencoba menerapkan pendekatan pembelajaran yang membuat siswa aktif dalam mencari dan menemukan pengetahuan, sikap dan ketrampilan lewat pendekatan inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga. Alasannya materi larutan penyangga identik dengan hitungan dan persamaan reaksi sehingga untuk memahami materi ini dibutuhkan kemampuan berpikir kreatif, kritis dan analitis. Inkuiri terbimbing menurut Trianto (2007:13) dapat didefinisikan sebagai suatu pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan. Pendekatan Inkuiri terbimbing merupakan pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran dengan pendekatan ini sangat terintegrasi meliputi penerapan proses sains dengan proses berpikir logis dan berpikir kritis. Dalam pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada proses berpikir secara kreatif, kritis, analitis dan memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar meraka dalam mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Inkuiri terbimbing merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan dan memahami dengan jalan bertanya, observasi, investigasi, analisis, dan evaluasi sehingga proses pembelajaran menjadi efektif, aktif, kreatif dan menyenangkan.

Berdasarkan deskripsi yang dikemukakan pada latar belakang di atas, peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul PENGARUH GAYA BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA DENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA SISWA KELAS XI IPA SMA SUDIRMAN KUPANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? Permasalahan umum di atas didasarkan pada: a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?

b. Bagaimana ketuntasan indikator dalam pembelajaran kiipa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c. Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kiipa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 2. Bagaimana gaya belajar siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 3. Bagaimana kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 4. a. Adakah hubungan gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? b. Adakah hubungan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c. Adakah hubungan gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?

5. a. Bagaimana pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? b. Bagaimana pengaruh kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c. Bagaimana pengaruh gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan umum di atas didasar pada tujuan khusus yakni untuk: a. Untuk mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015?

b. Untuk mendeskripsikan ketuntasan indikator dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? c. Untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015? 2. Untuk mengetahui gaya belajar siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. 3. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. 4. a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan gaya belajar siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif terhadap hasil belajar dngan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015.

5. a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya belajar siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara gaya belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa terhadap hasil belajar dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi pokok larutan penyangga siswa Kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Bagi peneliti digunakan untuk menambah pengtahuan dalam membekali diri sebagai calon guru kimia yang memperoleh pengalaman penelitian secara ilmiah agar kelak dapat dijadikan modal sebagai guru dalam mengajar. 2. Bagi siswa Siswa dapat memahami dan mengenal gaya belajar dan meningkatkan kemampuan berpikir kreatif sehingga siswa lebih mendalami konsep yang sedang

dipelajari dengan mencari dan menemukan sendiri sehingga mampu menyerap informasi baru, menganalisis, melatih keterampilan berpikir, bertanggung jawab pada tugasnya, aktif mengajukan gagasan, bertanya, menyanggah pendapat, dan menjawab pertanyaan selama pembelajaran berlangsung, sehingga mampu merumuskan hasil penemuannya dengan penuh percaya diri. 3. Bagi guru a. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam memilih startegi pembelajaran yang lebih tepat sehingga proses pembelajaran lebih aktif, menyenangkan dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia. b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran kimia. 4. Bagi sekolah Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah yang mungkin dapat memperbaiki KKM mata pelajaran kimia, sebagaimana yang ditetapkan oleh sekolah, yang berdampak meningkatnya mutu pendidikan di sekolah. E. Batasan Penelitian Adapun yang menjadi batasan penelitian ini diantaranya: 1. Penelitian ini dilakukan di SMA Sudirman Kupang. 2. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Sudirman Kupang tahun pelajaran 2014/2015.

3. Hasil belajar siswa yang dilihat dari aspek kognitif C 2 (pemahaman), C 3 (aplikasi), C 4 (analisis), aspek psikomotor dan aspek afektif. 4. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Inkuiri terbimbing. F. Batasan Istilah Adapun maksud dari bagian ini adalah untuk memberi batasan istilah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Hal ini guna untuk meminimalisir adanya kesalahpahaman dalam menafsirkan penelitian ini. Maka dari itu, peneliti terdorong untuk menjelaskan secara garis besar point-point penting yang peneliti gunakan seperti : 1. Pendekatan Inkuiri terbimbing merupakan proses pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Trianto, 2007). 2. Gaya belajar adalah bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing untuk berkonsentrasi pada konsep, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda (Ghufron, 2014: 42). 3. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi yang diperoleh, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban (Amarta, 2013). 4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Sudjana, 2011: 22).