Petikan Faedah dari Syarah Al- Qowa idul Arba Syaikh Shalih Al- Fauzan, Bag-1

dokumen-dokumen yang mirip
DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Petikan Faedah dari Syarah Al- Qowa idul Arba Syaikh Shalih Al- Fauzan, Bag-2

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Syarah Istighfar dan Taubat

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Makna 3 Kitab Aqidah Ibnu Taimiyah: Wasithiyyah, Hamawiyah, Tadmuriyah (Asy- Syaikh Ibnu Baaz)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

APAKAH ORANG YANG MENDENGARKAN AL- QUR AN TANPA MEMAHAMI (ARTINYA) DIBERI PAHALA? هل يثاب من ستمع ىل القرآن دون أن يفهمه

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

KESESATAN TAUHID WAHABI (VERSI DIALOG) Digitized by: Alkhoirot.Com

Hukum Mengubah Nazar

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

Dimanakah Allah Subhanahu Wa Ta ala?

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

Wallahu A lam bisshawab Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammadin wa ala aalihi wa shahbihi wa sallam

Iman Kepada KITAB-KITAB

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Faidah Seputar Aqidah Dari Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

Bisakah Kirim Pahala BISAKAH KIRIM PAHALA

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

PEMBUNUHAN KARENA KELIRU (TIDAK DISENGAJA)

Amalan Setelah Ramadhan. Penulis: Al-Ustadz Saifuddin Zuhri, Lc.

Perbaikan Keadaan Umat Urgensi Dan Cara Mewujudkannya

MERAYAKAN MALAM ISRA DAN MI RAJ

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

DI ANTARA SIFAT-SIFAT TERPUJI ASY-SYAIKH RABI AL-MADKHALI - HAFIZHAHULLAH-

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

Hadits-hadits Shohih Tentang

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

HUKUM MEMOHON KEPADA ALLAH DENGAN KEDUDUKAN DAN KEMULIAAN ORANG SALEH

PUASA DI BULAN RAJAB

Jagalah Keimananmu. Penulis: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak

QIYAMUL LAIL (Shalat Malam) Tatacara Pelaksanaan dan Hukum Seputarnya (bag 1)

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Petikan Faedah dari Syarah Al- Qowa idul Arba Syaikh Shalih Al- Fauzan, Bag-2

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur an

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Beriman Kepada Taqdir

Petikan Faedah dari Syarah Al- Qowa idul Arba Syaikh Shalih Al- Fauzan, Bag-3

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Konsisten dalam kebaikan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

2. Tauhid dan Niat ]رواه مسلم[

Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua:

Perkara yang Bermanfaat Bagi Seorang yang Telah Mati PERKARA YANG BERMANFAAT BAGI SEORANG YANG TELAH MATI

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

Fatawa Ar-Radha ah: Menyusu dengan Isteri Pertama Paman, Apakah Mahram dengan Anak Paman dari Isteri Kedua? (Asy- Syaikh Shalih Al-Fauzan)

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

PETIKAN FAEDAH DARI SYARAH AL-QOWA IDUL ARBA. Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan

MUZARA'AH dan MUSAQAH

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

KOMPETENSI DASAR: INDIKATOR:

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

SEMUA TENTANG I TIKAF Bersama Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (BAGIAN 1)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 2/MUNAS VII/MUI/6/2005 Tentang PERDUKUNAN (KAHANAH) DAN PERAMALAN ( IRAFAH)

KRITERIA MASLAHAT. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 6/MUNAS VII/MUI/10/2005 Tentang KRITERIA MASLAHAT

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Banyak yang bertanya kepada saya, Bagaimana contoh bekerja dengan orientasi akhirat?

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

AL-HAFIIDH DAN AL-HAAFIDH Syaikh Amin bin Abdullah asy-syaqawi

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Hukum Menanam Saham Di Sebagian Perusahaan

CARA PRAKTIS UNTUK MENGHAFAL AL-QUR AN

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Serial Bimbingan & Penyuluhan Islam

Tata Cara Shalat Malam

Transkripsi:

Petikan Faedah dari Syarah Al- Qowa idul Arba Syaikh Shalih Al- Fauzan, Bag-1 PETIKAN FAEDAH DARI SYARAH AL-QOWA IDUL ARBA Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafizhahullahu Ta ala القاعدة الا ول : أن تعلم أن ال ف ار الذين قاتلهم رسول ال ه صل ال ه عليه وسلم مق ر ون با ن ال ه تعال هو الخال ق المدب ر وأن ذلك لم ي د خ ل هم ف الا سلام والدليل: قوله تعال : {ق ل م ن ي ر ز ق م م ن الس م اء و ا ر ض ا م ن ي م ل ك الس م ع و ا ب ص ار و م ن ي خ ر ج ال ح م ن ال م ي ت و ي خ ر ج ال م ي ت م ن ال ح و م ن [ي د ب ر ا م ر ف س ي ق ول ون ال ه ف ق ل ا ف ت ت ق ون } [يونس: 31 Kaedah Pertama: Hendaknya engkau mengetahui, bahwasanya orangorang kafir yang diperangi Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam mereka mengakui bahwasanya Allah adalah Pencipta dan Pengatur (alam semesta). Dan bahwasanya hal tersebut tidak dapat memasukkan mereka ke dalam Islam. Dalilnya adalah firman Allah Ta ala, Katakanlah: Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah. Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa (kepada-nya)? (QS. Yunus:31) FAEDAH: Bahwasanya mengakui tauhid Rububiyah semata tidak lantas memasukkan seseorang ke dalam Islam. Karena dahulu orang-orang yang diperangi oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam mengakui tauhid Rububiyyah. Tapi nyatanya tidak memasukkan mereka ke dalam Islam, dan tidak membuat darah mereka haram ditumpahkan. Hal tersebut menunjukkan bahwasanya tauhid dan syirik tidak hanya pada Rububiyah saja. Bahkan tidak ada yang menyekutukan Allah dalam

perkara Rububiyyah kecuali segelintir manusia. Seluruh umat mengakui tauhid Rububiyah. Tauhid Rububiyyah yang dimaksud di sini ialah, Mengakui bahwa Allah adalah Pencipta, Pemberi rejeki, Menghidupkan dan Mematikan, dan Mengatur seluruh makhluk. Hampir tidak didapati seorang pun yang meyakini adanya Pencipta, Pemberi Rejeki, dan Pengatur seluruh Makhluk bersama Allah. Bahkan kaum musyrikin yang diperangi Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam sekalipun mengakui hal ini. Ini menunjukkan bahwasanya tauhid yang para Rasul diutus dengannya bukanlah tauhid rububiyyah. Hanya meyakini tauhid rububiyyah tidak akan bermanfaat bagi pelakunya. Karena kaum musyrikin dahulu juga mengakuinya, tapi tidak dapat mengeluarkan mereka dari kekufuran dan memasukkan ke dalam Islam. Kesalahan besar ketika memaknakan tauhid hanya dalam hal rububiyah. Sebagaimana dilakukan oleh ulama ahli kalam di dalam kitab-kitab mereka. barangsiapa yang meyakini hal ini, maka ia akan senantiasa berada di atas keyakinannya Abu Jahal dan Abu Lahab. Barangsiapa mengatakan, Bahwasanya kesyirikan ialah ketika seseorang meyakini ada Pencipta dan Pemberi rejeki lain bersama Allah. Maka ia sama dengan Abu Jahal dan Abu Lahab. Diringkas Oleh: Admin Warisan Salaf Insya Allah akan bersambung kepada Qo idah Kedua. HAKEKAT ILMU SYAR I DAN PEMAHAMAN MANUSIA YANG

KELIRU TENTANGNYA (SYAIKH ALI NASHIR AL-FAQIHI) Bismillahirrahmanirrahim. Sekelumit tentang Asy-Syaikh Ali Al-Faqihi Hafizhahullahu Ta ala: Beliau adalah Asy-Syaikh Ali bin Muhammad bin Nashir Al-Faqihi Hafizhahullahu Ta ala. Dilahirkan di Desa Al-Minjaroh, salah satu Desa di Kota Jazan (Saudi bagian selatan) pada tahun 1354 Hijriyah. Di Desa tersebut beliau tumbuh dan menyelesaikan pendidikan hingga jenjang Tsanawiyah (di Indonesia, SMA). Dan melanjutkan hingga berhasil mendapatkan gelar Doktoral di Universitas Al-Malik Abdul Aziz pada jurusan Syari ah bagian Aqidah. Beliau belajar kepada beberapa ulama kibar, seperti Syaikh Abdullah Al-Qor awi (penulis kitab Al-Jadid Syarah Kitab Tauhid), dan Syaikh Hafizh Al-Hakami (penulis kitab Ma arijul Qabul). ====== Di dalam Syarah Ushul Sittah, ketika menjelaskan tentang Ilmu Syar i dan pemahaman manusia yang salah tentangnya, beliau mengatakan, Ilmu Syar i adalah: Ilmu yang bersumber dari Al-Qur an dan hadits Nabi Dan yang teriwayatkan dari shahabat dengan riwayat yang shahih. Dan Ijma (kesepakatan ulama ) Dan Qiyas yang bersumber dari ushul di atas (yaitu bersumber dari Al-Qur an dan Hadits Nabi). Ini disebutkan oleh Al-Imam Asy-Syafi i Rahimahullahu Ta ala, beliau menyatakan, Inilah yang disebut ilmu. AL-Fiqhu fid Dien Al-Fiqhu fid Diin (pemahaman ad-diin). Ar-Rasul Shallallahu alaihi wa Sallam menyatakan, Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah pasti akan dipahamkan tentang urusan agamanya. Dan Ketika Abu Hurairah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa

Sallam tentang Syafa at (Siapakah orang yang paling beruntung dengan syafa atmu wahai Rasul? Tanya Abu Hurairah), maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam menjawab sebagaimana dalam riwayat Al-Imam Ahmad, ل ق د ظ ن ن ت ي ا ا ب ا ه ر ي ر ة ا ي س ا ل ن ع ن ه ذ ا ال ح د يث ا ح د ا و ل م ن ك ل م ا ر ا ي ت م ن ح ر ص ك ع ل ال ح د يث Sungguh wahai Abu Hurairah, aku telah menduga bahwasanya tidak ada yang bertanya tentang hadits ini seorang pun sebelum engkau, karena aku melihat betapa semangatnya dirimu terhadap hadits. Hadits yang dimaksud dalam riwayat di atas adalah ilmu, karena hadits bila disebutkan secara mutlak maka maknanya adalah ilmu, yaitu ilmu Al-Qur an dan ilmu sunnah. Jenis ilmu inilah yang pantas untuk dinamakan dengan ilmu. Adapun ilmu dunia yang mana manusia mengambil manfaat darinya dalam hidupnya juga dinamakan ilmu, tapi selalu disebutkan dengan keterangan (yakni bukan ilmu mutlak), seperti ilmu kedokteran, ilmu tehnik, dan semua jenis ilmu ini selalu dikaitkan dengan sifatnya. Sedangkan ilmu mutlak (yakni tanpa penyandaran) adalah kitabullah dan sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Disebutkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, bahwasanya manusia pada masa-masa belakangan ini telah berpaling dari makna ini, dimana mereka memaknakan ilmu dan al-fiqhu sebagai ucapan manusia. Dan mereka sudah tidak lagi merujuk kepada Al-Qur an dan As-Sunnah, dan mengadakan beragam kebid ahan yang bukan bagian dari agama. Anehnya yang seperti ini justru mereka anggap sebagai ilmu. Parahnya lagi, sebagian mereka, yakni dedengkot ahli khurafat sampai mengatakan kepada Ahlussunnah yang selalu berpegang dengan Al-Qur an dan As-Sunnah, Kalian mengambil ilmu kalian dari orangorang yang sudah meninggal, sedangkan kami mengambilnya langsung dari yang masih hidup. (maksud mereka) mengambil ilmu dari orang-orang yang sudah meninggal adalah, dari ulama fulan, dari ulama fulan, dari ulama fulan, sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam. Dan mereka mengaku mengambil ilmu langsung dari Al-Lauhul Mahfuzh. Tentu saja makna ini adalah mereka meninggalkan Al-Qur an dan As-Sunnah. Ilmu Syar i dan hakekat ilmu yang diambil faedahnya adalah Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam, dan yang diriwayatkan dari Shahabat Radhiallahu anhum.

===== Demikian Faedah Ringkas yang kami sarikan dari Penjelasan Al-Ushul As- Sittah, pertemuan ke empat, oleh Asy-Syaikh Ali bin Nashir AL-Faqihi Hafizhahullahu Ta ala. Admin Warisan Salaf HUKUM SEPUTAR NAZAR (Bersama Syaikh Ubaid Al-Jabiri) Berikut kami ringkaskan hukum seputar nazar yang dijelaskan oleh Syaikh Ubaid Al-Jabiri Hafizhahullahu Ta ala dalam Syarah Tsalatsatul Ushul: Pembahasan tentang Nazar meliputi 3 hal: 1. 2. 3. Defenisinya Hukumnya Syarat-syaratnya Defenisinya adalah: Secara bahasa: al-ilzam (mengharuskan/mewajibkan) Secara istilah: Seorang mukallaf mengilzamkan dirinya melakukan ibadah yang pada dasarnya tidak wajib baginya. HUKUM NAZAR: Hukum nazar terbagi dua:

1. Nazar Syar i (Nazar yang ditujukan hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta ala) 2. Nazar Syirik (Nazar yang ditujukan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta ala) Nazar Syar i terbagi menjadi dua: 1. 2. Munajaz (mutlak) Mu allaq Nazar Munnajaz atau mutlak adalah nazar yang tidak terikat dengan sesuatu apapun, contohnya: Wajib bagiku untuk umrah pada tahun ini. Atau Wajib bagiku mensedekahkan seribu dinar. Nazar Mu allaq adalah nazar yang dikaitkan dengan syarat tertentu. Contohnya seseorang mengatakan, Jika Allah menyembuhkan penyakitku maka aku akan berpuasa ini dan itu atau Jika Allah mengembalikan barangku yang hilang maka aku akan bersedekah demikian. Atau Jika aku berhasil dalam ujian ini maka aku akan mengadakan pesta. FAEDAH: Sebagian ahlul ilmi berpendapat bahwasanya hukum bernazar adalah haram. Mereka berdalil dengan sabda Nabi Shallallahu alaihi wa Sallam, Sesungguhnya Nazar tidak datang dengan kebaikan. Dan ia (nazar) tidaklah dikeluarkan melainkan dari orang yang bakhil. Mereka (yakni ahlul ilmi) menyatakan, ini adalah celaan (dzam). Dan celaan dalam perbuatan merupakan bentuk larangan far iyah. Sedangkan hukum asal pelarangan (نه ) adalah haram. Tapi yang benar, bahwasanya nazar tidak haram, akan tetapi lebih utama ditinggalkan. Barangsiapa yang terlanjur bernazar maka harus dilaksanakan dengan ketentuan syarat-syarat yang akan disebutkan. SYARAT-SYARAT NAZAR

Syarat-syarat Nazar secara global: 1. 2. 3. 4. 5. Taklif (yakni mukallaf mencakup sudah baligh dan berakal) Nazar keta atan Yang dinazarkan adalah miliknya. Yang Dinazarkan Memungkinkan untuk Diterapkan (khusus nazar mu allaq). Mampu melaksanakan. Permasalahan Penting: Bila seseorang tidak melaksanakan nazar keta atan, maka dia harus membayar kaffaroh. Dan kaffarohnya seperti kaffarotul yamin (kaffaroh sumpah). Yaitu: Memberi makan 10 orang miskin atau memberi pakaian. Membebaskan budak mukmin Kalau tidak mampu maka berpuasa 3 hari. Adapun nazar maksiat, maka pendapat yang shahih menurut kami (yakni Syaikh Ubaid) bila seseorang tidak melaksanakan Nazar maksiat tidak membayar kaffaroh. TAMBAHAN FAEDAH: Firman Allah Ta ala: ي وف ون ب الن ذ ر و ي خ اف ون ي و م ا ك ان ش ر ه م س ت ط ير ا Mereka menunaikan Nazar dan (mereka) takut akan suatu hari yang adzabnya merata di mana-mana. (QS. Al-Insaan:7) Ayat ini menunjukkan bahwasanya nazar tidak haram. Bentuk pendalilannya adalah, konteks ayat ini sebagai pujian bagi orang-orang yang baik. Ayat sebelumnya adalah: (ا ن ا ب ر ار ي ش ر ب ون م ن ك ا س ك ان م ز اج ه ا ك اف ور ا (5) ع ي ن ا ي ش ر ب ب ه ا ع ب اد ال ه ي ف ج ر ون ه ا ت ف ج ير ا (6

Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur (5) (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Ayat ini dalam konteks pujian atau celaan? Dalam konteks pujian. Berarti ayat ini sebagai dalil bahwasanya nazar tidak haram, dan menunaikan nazar keta atan merupakan sifatnya orang-orang yang berbuat kebaikan (al-abror). Semoga Allah menjadikan kami dan kalian termasuk orang-orang yang melakukan kebaikan. Disarikan dari Durus Tsalatsatul Ushul oleh Syaikh Ubaid AL-Jabiri Hafizhahullahu Ta ala. Admin Warisan Salaf