OTOMASI PADA MODUL SISTEM PENGUMPAN BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENDALIAN MODUL OVERHEAD HANDLING STATION BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

Gambar 1. Sistem PLC

SISTEM OTOMASI PADA MODUL PROCESSING DENGAN MENGGUNAKAN SEQUENTIAL FUNCTIONAL CHART

Gambar 1. Function block diagram [4].

PENGENDALIAN MODUL STORAGE STATION BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART

II. TINJAUAN PUSTAKA. PLC adalah sebuah alat yang digunakan untuk menggantikan rangkaian sederetan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peran teknologi dewasa ini dalam dunia industri telah berkembang dengan pesat.

BAB II DASAR TEORI Mesin bending Megobal

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

Kontrol Modular Production System Berbasis PLC Siemens S7-300 Dengan Menggunakan HMI Touch Panel

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI PLC OMRON CPM 1A 30 I/O UNTUK PROSES PENGEPAKAN BOTOL SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SIMULATOR LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN SMART RELAY ZELIO SR2B201BD

BAB I PENDAHULUAN. berteknologi tinggi pekerjaan dapat dilakukan dengan mudah, tepat, teliti, dan cepat,

KONTROL PARKIR MOBIL OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SUATU PEMAHAMAN DASAR PERALATAN PENGENDALI DI INDUSTRI BAGI MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI

BAB V PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Praktikum 2 Pembuatan Program PLC

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

BAB III TEORI DASAR. o Lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan kerusakan karena PLC memiliki fasilitas self diagnosis.

ABSTRAK. air, dalam hal ini mesin yang dipakai untuk melakukan suatu proses produksi

OTOMASI WORK STATION (FMS) BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER Purnawan

RANCANG BANGUN MEDIA PRAKTIKUM SISTEM PNEUMATIK BERBASIS PLC

BAB II LANDASAN TEORI. Programmable Logic Controller (PLC) diperkenalkan pertama kali pada tahun

Apa Itu PLC? Gambar 1.1 Penggunaan PLC di industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Teknik Elektro Jurusan. Teknik Elektro Universitas Lampung

IbM BAGI GURU LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DI SMK PELITA NUSANTARA 2 SEMARANG

Bab 1 Pendahuluan Otomasi Sistem

APLIKASI MESIN PENGISI DAN PENUTUP BOTOL OTOMATIS PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu arah perubahan yang lebih baik dan memudahkan dalam manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDETEKSI LOGAM UNTUK INDUSTRI MAKANAN BERBASIS PLC. Oleh : Atmiasri dan Sagita Rochman*)

RANCANG BANGUN SIMULASI MESIN SORTIR BARANG BERDASARKAN BERAT BERBASIS PLC SIEMENS LOGO! SOFT 230 RCL

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

PEMBUATAN CRANE PEMINDAH BENDA BERDASARKAN BERAT BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER)

Prototipe Lift Barang 4 Lantai menggunakan Kendali PLC

Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN APLIKASI PLC OMRON SYSMAC CPM1A PADA MODUL SISTEM SILO

PERANCANGAN LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MOTOR STEPPER BERBASIS PLC (Programmable Logic Controller) Di PT FDK INDONESIA

APLIKASI PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) SIEMENS LOGO PADA RANCANG BANGUN MESIN PENGISIAN AIR MINUM OTOMATIS DENGAN SUMBER ENERGI TENAGA AIR

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan Programmable Logic Controller (PLC) dalam dunia industri

ABSTRAK. Modular Production System (MPS) merupakan rangkaian simulasi. beberapa mesin produksi, salah satu bagiannya adalah Processing Station

Lembar Pengesahan Lembar Pengesahan Dosen Penguji. Daftar Lampiran

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PLC UNTUK PENGENDALIAN KONVEYOR PADA PENGEPAKAN DAN PENYORTIRAN PRODUK. Oleh : Siswanto Nurhadiyono ABSTRACT

PERANCANGAN APLIKASI OMRON SYSMAC CPM1A PADA SISTEM OTOMATISASI POMPA AIR UNTUK PENGISIAN WATER TANK DI APARTEMENT GRIYA PRAPANCA

Pengembangan Sistem Mekatronika Pemindah dan Penyusun Barang tanpa Sensor Berbasis Mikrokontroller AT89S51

TUGAS AKHIR. Aplikasi PLC Web Server Dan Pengendali PID Pada Sistem Kontrol Coal Crushing Plant

APLIKASI LOAD CELL PADA PENGENDALIAN DAN MONITORING LEVEL AIR MENGGUNAKAN PLC ABSTRAK

METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian ini ialah dengan melakukan eksperimen secara

SISTEM KENDALI LIFT 3 LANTAI MENGGUNAKAN PLC TWIDO

Pengantar Programable Logic Control. Dr. Fatchul Arifin, MT

INSTALASI MOTOR LISTRIK

SOAL SOAL SEMESTER GASAL KELAS XII TITIL MATA DIKLAT : MENGOPERASIKAN MESIN KENDALI ELEKTRONIK (011/KK/10) JUMLAH SOAL : PAKET : A

BAB II LANDASAN TEORI. a. Sistemnya dapat berperan sebagai manual ataupun otomatis. d. Mampu menangani kondisi-kondisi industri yang sulit.

RANCANG BANGUN SIMULATOR INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERBASIS PLC OMRON CP1L

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA

Bab 3 PLC s Hardware

BAB III PERANCANGAN DAN APLIKASI KONTROL MESIN PEMISAH BARANG

Pemisahan Produk Cacad Menggunakan PLC Schneider Twido TWD20DTK

SISTEM KONTROL PADA MODUL ALIRAN DISTRIBUSI BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN PROGAMMABLE LOGIC CONTROLLER

TUGAS AKHIR -TE Sistem Monitoring Pengemasan Air Minum Botol Menggunakan Kontrol PLC

APLIKASI ZELIO SOFT 2 PADA SISTEM KEAMANAN SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN SMART RELAY

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISIAN BARANG OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL (PLC) TUGAS AKHIR

APLIKASI KENDALI FUZZY LOGIC UNTUK MODEL EXCAVATOR PNEUMATIK

JOBSHEET PRAKTIK MEKATRONIKA BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER FC-20. Disusun Oleh: Totok Heru TM.

Rancang Bangun Sistem Pengambilan Dan Pemuatan Kemasan Yang Dikendalikan Melalui PLC OMRON CP1E-E40DR-A

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Written by Mada Jimmy Monday, 24 August :40 - Last Updated Thursday, 18 November :51

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MESIN CETAK INJEKSI DENGAN MENGGUNAKAN ELEKTRO-PNEUMATIK

Rekayasa rancang bangun sistem pemindahan material otomatis dengan sistem elektro-pneumatik

PERTEMUAN #3 TEORI DASAR OTOMASI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI

Abstrak. Susdarminasari Taini-L2F Halaman 1

SISTEM PERANCANGAN LIFT TIGA LANTAI BERDASARKAN SELEKSI BARANG SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

SISTEM PENGATURAN PENYIMPANAN DAN PENGIRIMAN BARANG DENGAN PENGGERAK PNEUMATIK BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Penggunaan PLC di industri dimaksudkan untuk menggantikan penggunaan rangkaian relay dan timer. Keuntungan penggunaan PLC antara lain :

PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

TUGAS AKHIR PEMROGRAMAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER (PLC) PADA MESIN FINGER JOINT

II Protokol Remote Link II Protokol Modbus II Request Read N Bits. 16 II Request Read N Words. 16 II

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB 3 PEMBAHASAN Pendahuluan

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

SIMULASI TIMER DAN COUNTER PLC OMRON TYPE ZEN SEBAGAI PENGGANTI SENSOR BERAT PADA JUNK BOX PAPER MILL CONTROL SYSTEM

Pemrograman Programmable Logic Controller

Konsep Dasar dan Sejarah PLC

Teknik Otomasi [PengenalanPLC]

BAB III PERANCANGAN 3.1. PERANCANGAN SISTEM KONTROL

APLIKASI PLC SCHNEIDER PADA MESIN PENGEPAKAN TELUR

Industrial Informatics and Automation laboratory Electrical Engineering Department Industrial Technology Faculty Institut Teknologi Sepuluh Nopember

I. PENDAHULUAN. Teknologi yang sangat membantu dalam kehidupan manusia adalah sistem

t o l e a r n t o k n o w P L C BASIC I Instruktur : TOTOK NUR ALIF S.Pd NIP

Sistem Redundant PLC (Studi Kasus Aplikasi Pengontrolan Plant Temperatur Air)

Otomasi Sistem dengan PLC

Transkripsi:

OTOMASI PADA MODUL SISTEM PENGUMPAN BERBASIS SEQUENTIAL FUNCTION CHART Hary Respati Agus Sugiharto 1, Agus Halim 2 dan Didi Widya Utama 3 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: hary_respati29@yahoo.com 1, agushalim@mm.co.id 2, didiu@ft.untar.ac.id 3 Abstrak: Era globalisasi ini, mesin sistem manual dibiarkan dan diubah oleh mesin sistem otomatis untuk membantu operasi manusia. Dengan demikian makalah ini akan menjelaskan tentang bagaimana objek kerja dalam distribusi otomatis dibuat khusus untuk modul pengumpan (stasiun makan dan stasiun pengangkat) yang dibuat secara modular. Stasiun pakan dalam bentuk papan yang digerakkan oleh pneumatik tanpa batang dan berfungsi sebagai tempat kerja pendorong dimana di angkat sekrup untuk melanjutkan kerja benda ke stasiun berikutnya. Stasiun pengangkat berbentuk palet di lantai 3 yang digerakkan dengan motor DC gerak sudut yang diubah oleh sekrup timah menjadi gerakan linier untuk menyesuaikan ketinggian. Semua proses distribusi ini dikendalikan oleh PLC (Programmable Logic Controller) dalam kapasitas 26 I / O (16 input dan 10 output). Salah satu bahasa pemrograman yang mudah dipelajari adalah Functional Block Diagram (FBD). Pada FBD, ada metode Sequential Function Chart (SFC) untuk menentukan urutan pekerjaan program. Hasilnya adalah mesin simulasi stasiun makan dan stasiun pengangkat dalam skala laboratorium yang dapat memberi makan benda kerja di stasiun berikutnya sepanjang gerak diagram setiap stasiun. Kata Kunci: Otomasi, sistem distribusi, Programmable Logic Controller, Sequential Function Chart. Abstract: This globalization era, manual system machines is left and changed by automatic system machines to help human s operation. Accordingly this papers will describe about how the working object in automatic distribution is made especially for feeder module (feeding station and lifting station) which is made in modular. Feeding station in form of board which is moved by a rodless pneumatic and function as thruster working object where in lifting screw to continue working object to next station. Lifting station in form of pallet in 3 storey which is moved by angular motion DC motor which is changed by lead screw to linear motion to adjust the height. All this distribution process is controlled by PLC (Programmable Logic Controller) in 26 I/O (16 input and 10 output) capacity. One of easy learning programming language is Functional Block Diagram (FBD). On FBD, there is Sequential Function Chart (SFC) method to set job sequence of program. The result is simulation machine of feeding station and lifting station in laboratory scale which can feed working object in next station along motion of diagram each station. Keywords: Automation, distribution system, Programmable Logic Controller, Sequential Function Chart. PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini, mesin-mesin kendali manual mulai ditinggalkan dan digantikan dengan mesin-mesin bersistem kendali otomasi yang bertujuan untuk membantu pekerjaan manuasia. Salah satu cara yang digunakan pada industri secara luas untuk berbagai keperluan kendali proses adalah Programmable Logic Controller (PLC). Kebutuhan untuk kontroler murah, fleksibel dan mudah yang telah menghasilkan pengembangan dari programmable logic controller dapat digunakan dengan cepat dan dalam berbagai macam aplikasi industri (Elsevier, 2004). Programmable Logic Controllers (PLC) adalah suatu sistem elektronik yang dirancang untuk industri yang menggunakan memori yang dapt diprogram sebagai fasilitas penyimpanan internal dari instruksi instruksi untuk menjalankan fungsi fungsi khusus seperti logika, pengurutan, waktu, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis mesin atau proses melalui input dan output digital dan analog (Bryan,1997). Salah satu bahasa pemrograman yang dapat digunakan dalam pemrograman PLC adalah bahasa Function Block Diagram (FBD) dan untuk mempermudah alur kerja dari pergerakan yang diinginkan dapat menggunakan sistem Sequential Function Chart (SFC). Otomasi pada modul sistem pengumpan berbasis sequential function chart (H.R.A. Sugiharto dkk) 31

Keterangan gambar: a adalah tempat masukan function blocks b adalah function blocks c adalah sequential function chart d adalah tempat keluaran function chart Gambar 1. Contoh Function Block Diagram Salah satu sistem otomasi yang sering dipakai dalam industri adalah sistem distribusi, yang meliputi: Stasiun Pendorong, Stasiun Pengangkat (penyimpanan sementara), Stasiun Penyanggah, Stasiun Penyortiran. Pada penelitian ini akan membahas tentang simulasi otomasi distribusi benda kerja dikhususkan pada modul pengumpan (stasiun pendorong dan stasiun pengangkat) yang disusun secara modular dalam skala laboratorium. Pada dasarnya stasiun pendorong adalah stasiun pada penyediaan dan produksi secara otomasi. Stasiun pendorong dapat dihubungkan dengan stasiun lainnya secara mekanik maupun elektronik dengan teknologi komunikasi yang terintregasi sehingga memberikan banyak kemungkinan kombinasi. Lalu pada stasiun pengangkat memiliki pengertian yang sama dengan tempat penyimpanan sementara, sehingga stasiun pengangkat ini berhubungan dengan stasiun pendorong. Benda yang terdapat pada stasiun pengangkat akan terdorong oleh silinder pnumatik pada stasiun pendorong dan diteruskan menuju stasiun berikutnya. Pada stasiun pengangkat menggunakan roadless yang terdapat pada Laboratorium Hidrolik dan Pneumatik Universitas Tarumanagara belum berjalan dengan baik karena tidak akurat berhentinya stasiun pengangkat tersebut, maka dari itu akan mengganti stasiun pengangkat yang sebelumnya menggunakan roadless menjadi lead screw dengan harapan akan lebih optimal dan lebih akurat untuk sistem pengangkat tersebut. Skets untuk pembaharuan sistem pengangkat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Skets stasiun pengangkat menggunakan lead screw (a) tampak depan, (b) tampak belakang, (c) tampak Samping 32 Poros, Volume 13 Nomor 2, November 2015, 31 41

METODE PENELITIAN Dalam proses perancangan Otomasi Pada Modul Sistem Pengumpan Berbasis Sequential Function Chart ini digunakan metode studi literatur, membangun stasiun pengangkat dengan leadscrew, lalu memprogram ulang modul sistem pengumpan dengan Sequential Function Chart (SFC). MULAI A Persiapan alat Pemasangan PLC ke sistem dan pengkabelan Mendesain Pnumatik Diagram, Diagram Input Output, dan Diagram Elektrikal Pemeriksaaan Input dan output Jumlah I/O Yang Dibutuhkan Pembuatan Program Transfer Program ke PLC Pemilihan tipe PLC A Apakah sudah sesuai tujuan? Ya Dokumentasi SELESAI Tidak Gambar 3. Diagram alir metode penelitian a b Gambar 4. (a) Stasiun pendorong, (b) stasiun pengangkat Otomasi pada modul sistem pengumpan berbasis sequential function chart (H.R.A. Sugiharto dkk) 33

Modul pengumpan yang terdiri dari stasiun pendorong (feeding) dan pengangkat (lifting) dapat bekerja secara manual maupun otomatis dan sekuensial berdasarkan program yang dibuat. Stasiun pendorong beroprasi untuk mendorong benda kerja berjumlah 6 yang tersusun 3 baris setiap lantai pada rak stasiun pengangkat agar benda kerja dapat distribusikan ke stasiun berikutnya. Stasiun pendorong menggunakan silinder rodless pneumatik yang menggunakan 4 unit sensor proximity sebagai pengatur posisi yaitu sensor PF 1, PF 2, PF 3, dan PF 4. Sensor PF 1 adalah posisi awal untuk mendorong. PF 2 adalah batas gerakan mendorong untuk benda kerja pada baris pertama yang terletak pada rak stasiun pengangkat, SF 3 adalah batas gerakan mendorong benda kerja baris ke dua, dan SF 4 adalah batas gerakan mendorong benda kerja pada baris ke tiga. Gerakan silinder stasiun pendorong diatur oleh katub solenoid 5/2 spring return. Diagram alir yang menjelaskan cara kerja stasiun pendorong dapat dilihat pada Gambar 5. Mulai Papan pendorongn mendorong benda kerja dibaris pertama dirak stasiun pengangkat, lalu kembali pada posisi awal. Papan pendorongn mendorong benda kerja dibaris kedua dirak stasiun pengangkat, lalu kembali pada posisi awal. Papan pendorongn mendorong benda kerja dibaris ketiga dirak stasiun pengangkat, lalu kembali pada posisi awal. Selesai Gambar 5. Diagram alir cara kerja stasiun pendorong Keterangan : a b c d - a adalah proximity feeding 1 (PF1) - b adalah proximity feeding 2 (PF2) - c adalah proximity feeding 3 (PF3) - d adalah proximity feeding 4 (PF4) Gambar 6. Sensor - sensor pada stasiun pendorong 34 Poros, Volume 13 Nomor 2, November 2015, 31 41

Selonoid Gambar 7. Selonoid valve 5/2 spring return Stasiun pengangkat sebagai penyimpanan sementara benda kerja yang berada pada rak tiap tingkat yang memiliki tiga tingkat dimana masing-masing tingkat menyimpan 6 buah benda kerja. Beroprasi untuk memposisikan rak agar benda kerja dapat didorong oleh stasiun pendorong agar benda kerja dapat distribusikan ke stasiun berikutnya. Stasiun pengangkat merupakan gerakan berputar motor DC dengan kecepatan putar 670 r/min yang dirubah oleh leadscrew menjadi gerakan lurus (naik dan turun) dengan pitch 4 mm. Menggunakan 3 sensor proximity untuk mengatur posisi ketinggian rak yaitu PL 1, PL 2, PL 3 dan satu pasang sensor photoelectric sebagai pembaca keberadaan benda pada rak stasiun pengangkat yaitu Bd. PL 1 sebagai pengatur posisi rak tingkat pertama, PL 2 posisi rak tingkat ke 2, dan PL 3 posisi rak tingkat ke 3. Gerakan motor DC diatur oleh 2 unit relay. Diagram alir yang menjelaskan cara kerja stasiun pengangkat dapat dilihat pada Gambar 8. Mulai Rak stasiun pengangkat bergerak naik ke tingkat 2 bila benda kerja pada rak tingkat 1 telah habis. Rak stasiun pengangkat bergerak naik ke tingkat 3 bila benda kerja pada rak tingkat 2 telah habis. Rak stasiun pengangkat bergerak turun ke tingkat 1 bila benda kerja pada rak tingkat 3 telah habis. Selesai Gambar 8. Diagram alir cara kerja stasiun pengangkat Otomasi pada modul sistem pengumpan berbasis sequential function chart (H.R.A. Sugiharto dkk) 35

d a b c Keterangan : - a adalah proximity lifting 3 (PL3) - b adalah proximity lifting 2 (PL2) - c adalah proximity lifting 1 (PL1) - d adalah photo elektrik benda (Bd) Gambar 9. Sensor sensor pada stasiun pengangkat a b Keterangan : - a adalah relay lifting naik - b adalah relay lifting turun Gambar 10. Relay stasiun pengangkat 36 Poros, Volume 13 Nomor 2, November 2015, 31 41

Stasiun Pendorong ` Stasiun Pengangkat Gambar 11. Program modul pengumpan HASIL DAN PEMBAHASAN Langkah pengujian adalah melakukan simulasi pada software Zelio Soft 2, lalu memindahkan program ke dalam PLC, dan mengoprasikan modul. Maka didapat gerakan dari program yang telah dibuat yang diolah oleh PLC. Otomasi pada modul sistem pengumpan berbasis sequential function chart (H.R.A. Sugiharto dkk) 37

a g m s b h n t c i o u d j p v e k q f l r Gambar 12. Gambar yang menunjukan gerakan pengujian modul pengumpan Keterangan : a : Keadaan posisi awal untuk memulai proses kerja. b : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai pertama dan baris pertama. c : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal 38 Poros, Volume 13 Nomor 2, November 2015, 31 41

d : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai pertama dan baris kedua. e : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal f : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilanti pertama dan baris ketiga. g : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal h : Stasiun pengangkat mengangkat rak ke lantai dua. i : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai ke dua dan baris pertama. j : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal k : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai kedua dan baris kedua. l : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal m : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai kedua dan baris ketiga. n : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal o : Stasiun pengangkat mengangkat rak ke lantai tiga. p : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai ketiga dan baris pertama. q : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal r : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai ketiga dan baris kedua. s : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal t : Papan stasiun pendorong mendorong benda kerja pada rak stasiun pengangkat dilantai ketiga dan baris ketiga. u : Papan pendorong kembali ke posisi awal untuk menunggu perintah bila sinyal v : Stasiun pengangkat menurunkan rak kembali ke posisi awal atau pada lantai pertama tetapi dalam keadaan tidak terisi benda kerja. Diagram step untuk pengujian modul pengumpan dapat dilihat pada Gambar 13. Pada pengujian modul pengumpan ini dilakukan sebanyak 5 kali dengan jumlah 18 benda kerja setiap pengujiannya. Pengujian yang dilakukan dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Hasil pengujian modul pengumpan Pengujian Bekerja Dengan Baik Waktu satu siklus (detik) 1. Ya 22,72 2. Ya 22,67 3. Ya 22,69 4. Ya 22,75 5. Ya 22,84 Rata-rata waktu satu siklus 22,73 Otomasi pada modul sistem pengumpan berbasis sequential function chart (H.R.A. Sugiharto dkk) 39

Berdasarkan pengujian modul pengumpan gerakan dapat berjalan secara sinkron dan tetap bersifat modular didapatkan total waktu rata-rata untuk keseluruhan gerakan 22,73 detik. Flow control pada silinder rodless stasiun pendorong untuk maju 24 % dan untuk mundur 51,85 %. Gambar 13. Diagram step modul pengumpan KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang di lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Program dan sistem yang dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman berbasis SFC (Sequential Function Chart) dapat bekerja dengan baik sesuai seperti yang direncanakan. b. Modul pengumpan yang terdiri dari stasiun pendorong dan pengangkat dapat bekerja dengan sinkron dan secara modular, hal ini terlihat bahwa benda kerja dapat didistribusikan secara lancar. c. Stasiun pengangkat telah memposisikan benda kerja pada setiap rak dengan akurat sehingga spesimen dapat terdorong oleh stasiun pendorong dengan baik dan dapat terdistribusi pada stasiun selanjutnya. d. Dari hasil pengujian, keseluruhan waktu satu siklus rata-rata modul pengumpan adalah 22,7 detik. e. Dari hasil perhitungan, putaran motor DC yang digunakan adalah 670 r/min dengan leadscrew yang memiliki spesifikasi pitch 4 mm dan diameter luar 20 mm. 40 Poros, Volume 13 Nomor 2, November 2015, 31 41

DAFTAR PUSTAKA [1]. Aanajja s, Pengertian Dan Perbedaan Sistem Mesin Hidrolik Dan Pneumatik, (Online, Diakses Maret 2015) https://aanajja.wordpress.com/2012/04/25/pengertian-dan-perbedaansistem-mesin-hidrolik-dan-pneumatik/ [2]. Bryan, Programmable Controllers: Theory and Implementation, L.A. 1997. Second Edition. Atlanta: An Industrial Text Company Publication. [3]. Elsevier, Introduction to PLC s, 2004. Burlintong: Elsevier Newnes. [4]. Hackworth, John.R dan Hackworth.F.D. Programmable Logic Controllers: Programming Methods and Applications, 2004. Virginia: Pearson/Prentice Hall [5]. Khasawneh, Hussam. Introduction to PLC and Ladder Logic, 2009. Amman: Faculty of Engineering and Technology Universitas Of Jordan. [6]. Khurmi, R.S. dan J.K. Gupta. A Textbook of Machine Design. New Delhi: Eurasia, 2005. [7]. Ngadi Permana, Ferdinan Hendra, Leonardus, Perancangan Konseptual Sistem Transfer Pada Processing Work Station. Skripsi, Universitas Tarumanagara, Fakultas Teknik, Jakarta, 2001. Otomasi pada modul sistem pengumpan berbasis sequential function chart (H.R.A. Sugiharto dkk) 41