PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS DENGAN BLADE TIPE L

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

PENGUJIAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DENGAN MENGGUNAKAN SUMBER DAYA LISTRIK KOMBINASI DARI SOLAR PANEL DAN TURBIN SAVONIUS

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

ANALISIS EFISIENSI JUMLAH BLADE PADA PROTOTYPE TURBIN ANGIN VENTURI

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

Pengaruh Variasi Pembebanan Pada Poros Utama Turbin Angin Terhadap Putaran, Daya Listrik, dan Kinerja Turbin Angin Golden Blade

RANCANG BANGUN ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SUMBU VERTIKAL DI DESA KLIRONG KLATEN Oleh Bayu Amudra NIM:

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

PERANCANGAN TURBIN STRAIGHT BLADE DARRIEUS DENGAN TIGA SUDU

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

ANALISIS EKSPERIMENTAL PENGARUH RASIO OVERLAP SUDU TERHADAP UNJUK KERJA SAVONIUS HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE SKRIPSI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS TUGAS AKHIR

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ANGIN VERTIKAL MULTIBLADE TIPE SUDU CURVED PLATE PROFILE DILENGKAPI RUMAH ROTOR DAN EKOR SEBAGAI PENGARAH ANGIN

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGUJIAN PRESTASI KINCIR AIR TIPE OVERSHOT DI IRIGASI KAMPUS UNIVERSITAS RIAU DENGAN PENSTOCK BERVARIASI

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGUJIAN TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE U TIGA SUDU DI LOKASI PANTAI AIR TAWAR PADANG

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.4, No.3 Tahun 2013: ISSN X. Pengaruh Variasi Sudut Input Sudu Mangkok Terhadap Kinerja Turbin Kinetik

PERENCANAAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L EMPAT SUDU SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik EKAWIRA K NAPITUPULU NIM

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

DESIGN AND MANUFACTURE OF PROTOTYPES DUA TIPE ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SEBAGAI OBJEK PENELITIAN STUDI EKSPERIMENTAL

ANALISA PERUBAHAN SUDU TERHADAP DAYA TURBIN ANGIN TIPE HORIZONTAL DI LABORATORIUM TEKNIK LISTRIK POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

PERANCANGAN TURBIN ANGIN TIPE SAVONIUS DUA TINGKAT DENGAN KAPASITAS 100 WATT UNTUK GEDUNG SYARIAH HOTEL SOLO SKRIPSI

Tabel 4.1. Hasil pengujian alat dengan variasi besar beban. Beban (kg)

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDU PENGARAH ALIRAN (GUIDE VANE) TERHADAP DAYA PADA TURBIN SAVONIUS SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENGUKURAN

PEMBUATAN PROGRAM PERANCANGAN TURBIN SAVONIUS TIPE-U UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

BAB III PERANCANGAN ALAT

STUDI EKSPERIMENTAL EFEK JUMLAH SUDU PADA TURBIN AIR BERSUMBU HORISONTAL TIPE DRAG TERHADAP PEMBANGKITAN TENAGA PADA ALIRAN AIR DALAM PIPA

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMISI DAN INSTALASI KELISTRIKAN PADA PEMBANGKIT MIKROHIDRO DENGAN KAPASITAS 750 WATT

KAJI EKSPERIMENT PERFORMA TURBIN PELTON TYPE FM 32

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SUDUT KELENGKUNGAN SUDU SAVONIUS PADA HORIZONTAL AXIS WATER TURBINE TERHADAP POWER GENERATION

METAL: Jurnal Sistem Mekanik dan Termal

Prestasi Kincir Angin Savonius dengan Penambahan Buffle

RANCANG BANGUN PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN FLYWHEEL

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

TUGAS AKHIR PEMBUATAN PROTOTYPE ROBOT KABEL 4 AKSIS DENGAN SISTEM PENGENDALI OTOMATIS UNTUK MENGGERAKKAN BEBAN 3 KG DWI CAHYO MARINDHO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UJI EKSPERIMENTAL TURBIN KAPLAN DENGAN 5 RUNNER BLADE DAN ANALISA PERBANDINGAN VARIASI SUDUT GUIDE VANE

Studi Numerik 2D dan Uji Eksperimen tentang Karakteristik Aliran dan Unjuk Kerja Helical Savonius Blade dengan Variasi Overlap Ratio 0,1 ; 0,3 dan 0,5

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTIPE TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kurikulum. Strata Satu (S1) Teknik Mesin

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS UNTUK SISTEM PENERANGAN PERAHU NELAYAN

RANCANG BANGUN MINIATUR TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

DESAIN MODEL TURBIN ANGIN EMPAT SUDU BERBASIS SILINDER SEBAGAI PENGGERAK POMPA AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0º, 10 º, 15 º

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH JUMLAH SUDU TERHADAP TORSI DAN PUTARAN TURBIN SAVONIUS TYPE U

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBU VERTIKAL SAVONIUS PORTABEL MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN ABSTRAK

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

RANCANGAN MODEL TURBIN SAVONIUS SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK. Daniel Parenden, Ferdi H. Sumbung ;

Jalan Ahmad Yani No. 200 Pabelan Kartasura Sukoharjo

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN TURBIN PELTON MINI BERTEKANAN 7 BAR DENGAN DIAMETER RODA TURBIN 68 MM DAN JUMLAH SUDU 12

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M

PENGARUH PEMASANGAN SUDU PENGARAH DAN VARIASI JUMLAH SUDU ROTOR TERHADAP PERFORMANCE TURBIN ANGIN SAVONIUS TIPE L

MESIN PENGUPAS DAN PEMOTONG KENTANG SEMI OTOMATIS

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP EFISIENSI DAYA & PUTARAN KRITIS PADA MINI WIND CATCHER

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Perancangan Konstruksi Turbin Angin di Atas Hybrid Energi Gelombang Laut

Transkripsi:

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN Fachri Ramadhan (1), Iman Satria (2), Suryadimal (3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Bung Hatta Jl. Gajah Mada Gunung Pangilun, Kampus III Proklamator, Padang E-mail:fachriramadhan71@gmail.com ABSTRAK Pemanfaatan sumber energi terbarukan seperti energi angin sangat perlu dikembangkatkan saat sekarang ini. Salah satu pemanfaatan energi angin adalah penggunaan pembangkit energi tenaga angin menggunakan turbin angin savonius. Turbin angin savonius dapat menerima angin dari segala arah karena menggunakan sumbu vertikal. Rancangan yang matang perlu dilakukan karena sangat berpengaruh besar dalam proses pembuatan turbin angin ini. Dalam proses pembuatan, perlu dilakukan pemilihan proses yang sangat sesuai dalam pembuatan turbin angin. Pengujian turbin angin ini dilakukan pada salah satu Gedung Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang. Dari data BMKG Bandara Internasional Minangkabau, diperoleh data kecepatan angin pada tahun 216 sebesar 3- m/s. Karena pada pengujian turbin angin, kecepatan angin berpengaruh besar untuk mencapai unjuk kerja yang maksimal. Parameter-parameter yang dicatat dalam melakukan pengujian adalah kecepatan angin (v), putaran poros (n), arus yang dibangkitkan altenator (I), dan tegangan yang dibangkitkan altenator (Volt). Sehingga didapatkan perbandingan-perbandingan dan daya yang dihasilkan oleh altenator. Daya terkecil yang dihasilkan altenator adalah 3, Watt dan daya terbesarnya adalah 13 Watt. Kata Kunci : Turbin Angin, Pembuatan, Altenator, Assembly ABSTRACT The utilization of renewable energy sources such as wind energy is necessary dikembangkatkan today. One of the utilization of wind energy is the use of wind energy using a wind turbine Savonius. Savonius wind turbine can receive wind from any direction because it uses a vertical axis. The bill, which was overcooked necessary because very influential in the process of making these wind turbines. In the manufacturing process, the selection process needs to be done very suitable in the manufacture of wind turbines. This wind turbine testing done on one of the Faculty of Industrial Technology Bung Hatta University in Padang. BMKG data from Minangkabau International Airport, the wind speed data obtained in 216 at 3- m / s. Because

the testing of wind turbines, wind speed big influence to achieve maximum performance. The parameters were noted in testing is the wind speed (v), shaft speed (n), the current is raised alternator (I), and the voltage generated alternator (Volt). So we get the comparisons and the power generated by the alternator. The smallest power generated alternator is 3. Watt and 13 Watt power is greatest. Keywords: Wind Turbine, Manufacture, alternator, Assembly PENDAHULUAN Untuk mendukung penyediaan listrik Energi listrik adalah salah satu bentuk tersebut salah satu alternatif adalah energi yang telah diterima sebagai salah satu penggunaan pembangkit energi alternatif kekuatan pendorong pembangunan ekonomi seperti pembangkit energi tenaga angin semua negara (Kaundinya et al, 29). yang mengunakan turbin angin. Ada Menurut data dari Departemen Energi dan beberapa jenis turbin angin yang digunakan, Sumber Daya Mineral Indonesia salah satunya adalah tipe Savonius. Turbin (ESDM,211), rasio kelistrikan di Indonesia adalah 67%. Sisanya ekivalen dengan 19 juta rumah tangga yang masih belum mendapatkan akses listrik. Diyakini bahwa sebagian besar dari 19 juta rumah tangga tersebut tinggal di wilayah Timur Indonesia savonius ini banyak dipasarkan oleh pabrikpabrik di negara maju dengan jenis yang bervariasi. Karena prinsip kerja turbin ini sangat sederhana, maka pada tugas akhir ini kita akan melakukan pembuatan turbin angin savonius sesuai dengan perencanaan. yang sebagian wilayahnya merupakan LANDASAN TEORI daerah yang sedang berkembang (ESDM, 211). Sementara, Indonesia terletak di daerah Teori Dasar Turbin Angin Turbin angin adalah mesin penggerak mula yang dapat membangkitkan daya untuk khatulistiwa dengan kondisi geografitopografi menggerakan peralatan lainnya. Daya yang yang berkepulauan, bergunung, dan berbukit dimana mempunyai potensi angin yang cukup besar dan kontinu seperti kota Padang. Dari data BMKG kota Padang memiliki kecepatan angin rata-rata berkisar dihasilkan oleh kincir angin berupa energi mekanik poros yang diperoleh dari konversi energi yang terkandung dalam angin (energi mekanik, energi dalam atau energi tekanan) menjadi energi mekanik (torsi dan putaran). 3- m/s.

Ketika angin melewati kedua permukaan sudu, maka aliran udara pada bagian atas lebih cepat dari pada bagian bawah. Hal ini menyebabkan tekanan pada bagian atas lebih rendah dari pada bagian bawah. Persyaratan Kincir Angin Menurut Arwoko (23), hal yang paling utama untuk perkembangan kincir angin adalah tersedianya tenaga angin. Tenaga yang ditimbulkan sangat tergantung pada kecepatan angin, dimana energi yang dihasilkan proposional dengan pangkat tiga. Dengan melipatgandakan kecepatan angin berarti akan meningkatkan tenaga delapan kali lipat. Energi angin akan mustahil untuk dikembangkan jika angin berhembus ratarata hanya kurang dari 2. m/s atau 9 km/jam. Tapi, kincir angin perlu dihentikan jika kecepatan angin melebihi 1-1 m/s (36-4 km/jam) karena akan dapat merusak kincir angin. Skema Turbin Angin Savonius Sudu Bertingkat Jenis- jenis Turbin Angin - Turbin angin sumbu vertikal - Turbin angin sumbu horizontal METODOLOGI PEMBUATAN Diagram Alir Pembuatan dan Pengujian Alat Keterangan Gambar: 1. Sudu 2. Kontruksi

3. Poros 4. Bantalan (Bearing) bagian atas. Bantalan (Bearing) bagian bawah 6. Pulley 7. V Belt 8. Altenator Pengerjaan Komponen-komponen alat Proses Pembuatan Konstruksi Proses-proses yang digunakan dalam pembuatan konstruksi ini adalah: Proses Kerja Bangku Proses Pemotongan Proses Pengelasan Proses Pembentukan Proses Finishing - Proses Pemotongan (Cutting) - Proses Pembentukan (Forming) - Proses Penyelesaian (Finishing) Gambar 2. Daun Sudu Proses Pembuatan Poros Poros yang digunakan dalam pembuatan turbin angin ini adalah baja S 3C, memiliki panjang 23 mm dan diameternya 2 mm. Apabila material poros yang digunakan berdiameter lebih dari 2 mm, maka akan dilakukan proses pembubutan lurus pada material poros tersebut. Gambar 1. Konstruksi Proses Pembuatan Sudu Proses-proses yang digunakan adalah: Gambar 3. Ukuran poros yang digunakan Komponen Pendukung Dalam melakukan pengujian turbin angin diperlukan komponen-komponen pendukung yang telah dibahas dalam perencanaan yang dilakukan Renal Marsa seperti:

a. Pulley b. V belt c. Altenator d. Bantalan (Bearing) Proses Perakitan Komponen Pemasangan sudu dengan poros Gambar 7. Seluruh komponen terpasang Mekanisme Uji Running Gambar 4. Sudu dan poros terpasang Pemasangan poros dan bantalan Gambar. Poros dan bantalan terpasang Pulley dan altenator menggunakan belt Gambar 6. Pulley dan altenator terpasang menggunakan belt Perakitan seluruh komponen yang telah dipasang Setelah proses perakitan komponen selesai dilakukan, untuk menentukan keberhasilan dan kelayakan alat ini maka harus dilakukan serangkaian pengujian, dimana pada pengujian tersebut akan didapatkan variabel-variabel yang dibutuhkan, antara lain: - Kecepatan angin pada lokasi pengujian - Putaran untuk menghasilkan arus - Waktu yang digunakan untuk menghasilkan arus - Arus dan tegangan yang dihasilkan dinamo Dalam prosedur pengujian ini, dilakukan tahapan-tahapan seperti berikut: 1. Siapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian dan untuk mencatat hasil pengujian.

Putaran (rpm) 2. Pasang keempat sudu pada poros, dan berikan sedikit dorongan pada daun sudu untuk berputar. 3. Hitung dan catat kecepatan angin yang melewati lokasi pengujian satu jam sekali, kecepatan angin pada lokasi pengujian diukur menggunakan anemometer. 4. Kemudian pada saat melakukan pengukuran kecepatan angin juga dilakukan pengukuran kecepatan putaran poros menggunakan tachometer.. Kemudian ukur keluaran arus, tegangan dan hambatan dari dinamo menggunakan multitester. HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pembuatan Hasil Pengujian Tabel 1. Hasil Pengujian Kecepatan angin (v) vs Putaran poros (n) v(m/s) vs n(rpm) 4 2 2,38 2,97 3,2 4,3 4,23 Kecepatan Angin (m/s) Grafik 1. Hubungan kecepatan angin terhadap putaran poros. Pada grafik di atas dapat disimpulkan bahwa apabila kecepatan angin bertambah pada saat pengujian, maka putaran poros juga bertambah. Kecepatan angin (v) vs Arus yang dibangkitkan altenator (I) Gambar 8. Hasil pembuatan siap uji running

Arus (Ampere) Tegangan (Volt) Daya (Watt) Arus (Ampere) v (m/s) vs I (Ampere) tegangan yang dibangkitkan oleh altenator akan semakin tinggi juga. Kecepatan angin (v) vs daya yang dihasilkan altenator (P) 2,38 2,97 3,2 4,3 4,23 Kecepatan Angin (m/s) Grafik 2. Hubungan kecepatan angin terhadap arus yang dihasilkan Arus terendah yang didapat adalah sebesar 1 Ampere pada kecepatan angin 2,38 m/s. Sedangkan arus tertinggi yang didapat adalah 2 Ampere pada kecepatan angin sebesar 4,23 m/s. Kecepatan angin (v) vs tegangan (V) v (m/s) vs V (Volt) 1 v (m/s) vs P (Watt) 1 1 2,38 2,97 3,2 4,3 4,23 Kecepatan Angin (m/s) Grafik 4. Hubungan kecepatan angin terhadap daya yang dihasilkan Kecepatan angin sangat berpengaruh besar terhadap daya yang dibangkitkan oleh altenator. Karena dapat dilihat pada tabel hasil pengujian, daya yang dibangkitkan altenator akan bertambah apabila kecepatan angin juga semakin bertambah besar. 2,38 2,97 3,2 4,3 4,23 Kecepatan Angin (m/s) Putaran poros (n) vs arus yang dibangkitkan altenator (I) Grafik 3. Hubungan kecepatan angin terhadap tegangan yang dihasilkan Dalam pengujian yang dilakukan, kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap tegangan yang dibangkitkan oleh dynamo. Karena, apabila semakin meningkatnya kecepatan angin, maka n (rpm) vs I (Ampere) 3 2 1 112,1 148,2 12,6 22,7 243,6 Putaran (rpm) Grafik. Hubungan putaran poros terhadap arus yang dibangkitkan

Tegangan (Volt) Tegangan (Volt) Daya (Watt) Kesimpulannya semakin tinggi putaran poros, maka akan semakin tinggi juga arus yang dihasilkan oleh altenator. Putaran poros (n) vs tegangan yang dibangkitkan altenator (V) n (rpm) vs V (Volt) 1 112,1 148,2 12,6 22,7 243,6 Putaran (rpm) Grafik 6. Hubungan putaran poros terhadap tegangan yang dibangkitkan Pada grafik perbandingan putaran poros (n) dan tegangan yang dihasilkan oleh altenator (V), dapat kita lihat bahwa semakin cepat putaran yang dilakukan oleh poros, maka tegangan yang dihasilkan oleh altenator akan semakin tinggi. n (rpm) vs P (Watt) 1 112,1 148,2 12,6 22,7 243,6 Putaran (rpm) Grafik 7. Hubungan putaran poros terhadap daya altenator Grafik di atas menunjukan perbandingan antara putaran poros (n) dan daya yang dihasilkan altenator (P). Putaran poros yang rendah akan menghasilkan daya yang rendah dan sebaliknya. Daya tertinggi yang dihasilkan adalah 13 Watt pada putaran poros 243,6 rpm. Arus (I) vs tegangan yang dibangkitkan (V) I (Ampere) vs V (Volt) Putaran poros (n) vs Daya yang dihasilkan (P) 1 1 1,12 1,3 2 2 Arus (Ampere) Grafik 8. Hubungan arus terhadap tegangan yang dibangkitkan Pada grafik di atas, menunjukan arus yang dihasilkan altenator dan tegangan yang dihasilkan altenator. Semakin tinggi arus

Daya (Watt) Daya (Watt) yang dihasilkan altenator, maka tegangan yang dihasilkan juga semakin tinggi. Tegangan terendah yang didapat adalah 3, Volt pada arus 1 Ampere dan tegangan tertinggi 6, Volt pada arus 2 Ampere. Arus (I) vs daya yang dihasilkan altenator (P) I (Ampere) vs P (Watt) 1 1 1 1,12 1,3 2 2 Arus (Ampere) Grafik 9. Hubungan arus yang dibangkitkan altenator dan daya yang dihasilkan Grafik perbandingan di atas menunjukan arus dan daya yang dihasilkan altenator. Apabila arus yang dikeluarkan semakin meningkat, maka daya yang dihasilkan oleh altenator akan semakin meningkat juga. Tegangan (V) vs daya yang dihasilkan (P) V (Volt) vs P (Watt) 1 1 3, 4 4, 6, 6, Tegangan (Volt) Grafik 1. Hubungan tegangan terhadap daya yang dihasilkan altenator Pada grafik di atas, tegangan sangat mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh altenator, semakin tinggi tegangan yang dikeluarkan, maka daya yang dihasilkan oleh altenator tinggi. Pembahasan Hasil Pengujian terhadap performansi kecepatan angin, putaran poros, arus, dan tegangan yang dapat dibangkitkan dinamo dapat dilihat pada pembuatan alat dan uji running yang telah dilakukan. Pembuatan alat dilakukan di Laboratorium Proses Manufaktur Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang dan pengujiannya dilakukan pada salah satu gedung Fakultas Teknologi Industri Universitas Bung Hatta Padang. Penyimpangan yang terjadi pada alat saat melakukan uji running yang dilakukan dapat dibahas sebagai berikut: - Putaran hasil pengujian secara umum memiliki nilai yang terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti pemilihan dari dimensi perancangan terutama sudu.

- Kecepatan angin saat pengujian sangat berpengaruh besar terhadap unjuk kerja alat yang dibuat. - Adanya hambatan arus dalam peralatan yang ada pada pengujian ini diabaikan karena kecil sekali, meskipun demikian hal ini bisa menyebabkan berkurangnya arus yang terukur. KESIMPULAN Pada pembuatan dan uji running performansi turbin angin empat sudu sebagai pembangkit listrik tenaga angin dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Luas Sapuan Sudu ( A ) = 1,72 m 2 2. Kecepatan angin rata-rata ( v ) = 3,326 m/s 3. Putaran poros rata-rata ( n p ) = 176,44 rpm Tapi bila kita lihat dari hasil pengujian dan dari tabel, hasil pengujian terus meningkat seiring bertambahnya kecepatan angin. Jadi bisa disimpulkan kecepatan angin sangat berpengaruh besar pada hasil keluaran yang akan dihasilkan. SARAN Saran-saran yang dapat diberikan sekaligus usulan pengembangan lebih lanjut yang dapat dilakukan sehubungan dengan tugas in, antara lain: 1. Menggunakan bahan yang tahan terhadap kecepatan angin untuk menjaga agar alat tetap beroperasi pada kecepatan angin yang besar sehingga kerusakan akibat kecepatan angin yang berlebihan dapat dihindari. 2. Untuk mendapatkan hasil-hasil yang lebih memuaskan dalam pengujian maka diharapkan perlu memperhatikan komponenkomponen yang digunakan pada alat. Pada daun sudu dianjurkan menggunakan bahan yang kuat dan tahan lama. Pada poros dianjurkan menggunakan material yang lebih tahan pada putaran tinggi dan pemilihan dinamo atau altenator yang memerlukan putaran rendah untuk menghasilkan listrik. 3. Sebaiknya pengujian dilakukan pada tempat yang bebas hambatan dan mempunyai durasi angin yang cukup lama. 4. Melalui pembuatan alat ini terbuka jalan dan kesempatan yang luas untuk pengembangan lanjutan terhadap turbin angin pembangkit listrik, terutama untuk daerah-daerah yang memiliki sumber energi yang cukup potensial untuk dimanfaatkan.

. Dari pengujian ini juga diketahui bahwa dengan semakin besarnya luas penampang pada daun sudu maka angin yang akan diterima akan lebih besar sehingga dapat meningkatkan putaran yang akan memutar dinamo. DAFTAR PUSTAKA Mustafia. The Design Of Prototype to Electrical Generator of Wind Power, Department Electric Engineering Faculty of Industry Technology Institute of Padang Technology.24. Nguyen K Q. 26. Alternatives to grid extension for rural electrification. Decentralized renewable energy technologies in Vietnam Energy Policy 3 (27), 279 289. Sularso dan Kiyokatsu Suga. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta. 1991. Taufiq Rochim. Proses Pemesinan,Higher Education Development Support Project.Jakarta, Mei 1993.