BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. degradasi hukum. Sehingga peradilan pidana akan mengalami krisis kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pada era reformasi adalah diangkatnya masalah kekerasan dalam rumah tangga

PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN SIDOARJO PASCA BERLAKUNYA UNDANG UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini terus meningkat dari

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. budaya, masyarakatnyapun memiliki keunikan masing-masing. Berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sesutu tentang tingkah laku sehari-hari manusia dalam masyarakat agar tidak

BAB I PENDAHULUAN. Berpacaran sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dian Kurnia Putri, 2014

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

STRATEGI KOPING PADA WANITA JAWA KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB I PENDAHULUAN. kita jumpai di berbagai macam media cetak maupun media elektronik. Kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, pada tahun 2010 tercatat 48 % kekerasan terjadi pada anak,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebahagiaan merupakan keadaan psikologis yang ditandai dengan tingginya

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHUULUAN. terjadi tindak pidana perkosaan. Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak pihak merasa prihatin dengan maraknya peristiwa kekerasan

BAB I PENDAHULUAN. Tindak kekerasan dapat menimpa siapa saja, baik laki- laki maupun perempuan,

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tindakan kekerasan merupakan tindakan yang. melanggar hak asasi manusia dan di Indonesia kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

I. PENDAHULUAN. Manusia didalam pergaulan sehari-hari tidak dapat terlepas dari interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan efek negatif yang cukup besar bagi anak sebagai korban.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dilihat dari adanya indikasi angka kecelakaan yang terus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

Program Pascasarjana Ilmu Hukum FAKULTAS HUKUM Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkawinan merupakan hal yang sakral bagi manusia, tujuan

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

UCAPAN TERIMAKASIH...

BAB I PENDAHULUAN. kerja di dalam negeri sangat terbatas sehinga menyebabkan banyak Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebenarnya bukan hal yang baru

ANALISIS KEBIJAKAN KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONTEK PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PADA PEMBANGUNAN NASIONAL DI KAB.

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tindak kejahatan yang menjadi fenomena akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

NASKAH AKADEMIK PERAN KEPOLISIAN DALAM MELINDUNGI HAK ISTRI SEBAGAI KORBAN PENELANTARAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. tegas dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat berlindung bagi seluruh anggota keluarga. Maka rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORIGINITAS DISERTASI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

JURNAL ILMIAH KEDUDUKAN HUKUM KESAKSIAN ANAK DI BAWAH UMUR DALAM TINDAK PIDANA KDRT. Program Studi Ilmu Hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. Tujuan

V. PENUTUP. pembahasan tentang upaya unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) dan

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN DAN PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DOMESTIK

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah tangga merupakan unit yang terkecil dari susunan kelompok

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. dan pelanjut masa depan bangsa. Secara real, situasi anak Indonesia masih dan terus

PERATURAN DAERAH PROVINSI PAPUA

KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

I. PENDAHULUAN. tanggung jawab yang telah diembankan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arum Yuana NIM

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kejahatan yang semakin marak terjadi di kalangan masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saat ini banyak kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyidik Polri diberi kewenangan yang bersifat personal, berdasarkan

PERSPEKTIF GENDER DALAM UNDANG-UNDANG KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Wahyu Ernaningsih

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua, keluarga,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam dirinya untuk menikah dan membangun rumah tangga bersama pasangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 28B ayat (2) yang menyatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. dengan tindakan ancaman dan kekerasan. Perkosaan sebagai salah satu bentuk kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekerasan, pelecehan, dan eksploitasi seksual dewasa ini bukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga dibandingkan dengan di tempat bekerja. Dapatlah diibaratkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Kekerasan terhadap perempuan merupakan suatu fenomena yang sering

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. 1 Anak adalah bagian

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB III METODE PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

Pendampingan Terhadap Perempuan & Anak Korban Kekerasan Tahun 2016

PERATURAN KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak mempunyai hak yang bersifat asasi sebagaimana yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tindakan kekerasan yang terjadi di lingkungan masyarakat semakin

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

I. PENDAHULUAN. keluarga di Indonesia, hal ini yang mendasari berlakunya Undang-Undang No. 23

BAB I PENDAHULUAN. maupun perempuan (Knoers dkk, 2001: 261). Begitu pula dalam hubungan interaksi

BAB I PENDAHULUAN. timbul berbagai macam bentuk-bentuk kejahatan baru. Kejahatan selalu

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindak pidana kekerasan yang akhir-akhir ini marak terjadi namun tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan jenis kejahatan yang kurang mendapat perhatian dan jangkauan hukum (Soeroso, 2010:1) serta tidak banyak yang terungkap, karena tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan bentuk kekerasan yang dianggap sensitif disebabkan terjadinya tindakan tersebut dilakukan di dalam lingkup keluarga yang privasinya sangat dijaga, membuat korban mencoba bertahan dibawah tekanan, dan membiarkan tindakan tersebut terjadi begitu saja, karena enggan disebut sebagai penyebar aib keluarga sendiri. Masih lekat dalam ingatan kita tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa lisa. Merdeka.com - Setelah menjalani operasi wajah selama 17 kali, akhirnya Siti Nur Jazilah alias Lisa (29), warga asal Turen, Kab Malang, Jawa Timur, dilepas oleh tim dokter RSUD dr Soetomo Surabaya, Rabu siang (5/4). Lisa merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi sekitar tujuh tahun silam. Wajah Lisa disiram dengan air keras oleh suaminya, Mulyono, pada Maret 2006. Akibatnya, seluruh wajah Lisa melepuh dan harus menjalani 17 operasi wajah secara total atau face off.

Hal tersebut mengundang keprihatinan kita semua, betapa tega dan kejamnya pelaku, tindak pidana kekersan dalam rumah tangga tersebut dapat dicegah jika keadilan restoratif dapat diwujudkan. Kompasiana.com - Keadilan restoratif merupakan suatu jalan untuk menyelesaikan kasus pidana yang melibatkan masyarakat, korban, dan pelaku kejahatan dengan tujuan agar tercapai keadilan bagi seluruh pihak, sehingga diharapkan terciptanya keadaan yang sama seperti sebelum terjadinya kejahatan dan mencegah terjadinya kejahatan lebih lanjut. Jika masyarakat peduli atau memiliki solidaritas kepada sesama yang hidup pada lingkungan dimana kejadian tersebut terjadi, kejahatan tersebut dapat diketahui lebih dini serta dicegah, salah satunya dengan melapor ke R.T. setempat untuk ditindak lanjuti. Sehingga R.T. dapat mengambil tindakan tegas dengan kejahatan yang telah menimpa salah satu warganya tersebut, baik melakukan mediasi terhadap pelaku maupun korban, memberikan peringatan kepada pelaku, atau memberikan perlindungan sementara terhadap korban. Sehingga kasus tersebut tidak sampai ke pihak hukum jika masyarakat dapat ikut andil membantu menyelesaikan kasus kejahatan tersebut secara kekeluargaan serta tak lagi menganggap bahwa kejahatan tersebut merupakan suatu yang privasi dari pelaku maupun korban yang membuat masyarakat tidak punya hak untuk ikut andil dalam menyelesaikan

konflik. Tindak kejahatan tersebut dapat di bawa ke ranah hukum jika bantuan dari masyarakat tidak membuat masalah menjadi lebih baik. Dibutuhkan sebuah keputusan besar serta keberanian untuk membawa kasus ini kepada pihak berwajib, peran serta keluarga terdekat serta masyarakat memiliki peran yang penting dalam terujudnya sebuah keberanian untuk melangkah membawa kasus tersebut ke ranah hukum, karena akan membawa dampak buruk jika kasus tersebut dibiarkan serta dipendam dan ditutup-tutupi bertahun-tahun lamanya, salah satu contohnya adalah kasus kdrt yang menimpa lisa tersebut, serta kasus-kasus lain yang belum terungkap media. Salah satu hal yang membuat korban takut serta tidak tega untuk mengadu atau melaporkan kasus tersebut baik ke masyarakat atau keperangkat desa setempat, badan perlindungan perempuan dan anak, maupun ke pihak berwajib karena tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga pada umumya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di dalam rumah tangga, sedangkan bentuk tindak kekerasan dapat berupa serangan atau invasi (assault) terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang (Soeroso, 2010:18). Seorang korban yang tidak berdaya baik secara fisik maupun psikis akibat tindak kejahatan tersebut, akan benar-benar berani untuk melapor ketika mengalami kondisi dimana korban daripada

kekerasan dalam rumah tangga diambang batas ketahanan serta keterdesakan yang besar untuk dapat keluar dari tekanan, korban berharap dengan melapor akan mendapatkan perlindungan serta keadilan, keadilan selama proses melapor (keadilan prosedural) maupun keadilan yang pada akhirnya diharapkan akan tercapainya kembali kepulihan hubungan seperti semula pada orang-orang yang terlibat (keadilan restoratif). Selama proses melapor, rasa hormat, kenetralan, serta kepercayaan perlu diberikan seorang penyidik saat melayani korban. Ketika hukum tidak berhasil memberikan rasa keadilan, kepastian, dan kemanfaatan bagi seseorang, maka sering sekali seseorang menilai dan merasa dirinya diperlakukan tidak adil, tidak mendapatkan hak yang sama dan tidak adanya kepercayaan seseorang terhadap nilai substansi hukum yang dilakukan oleh aparat hukum. Hal tersebut sejalan dengan Tyler dan Lind (1992) bahwasannya terdapat 3 aturan yang menjamin terjadinya perlakuan yang adil adalah standing, neutrality, dan trust (Muluk, 2010). Keadilan prosedural merupakan mekanisme penentuan keadilan berdasarkan proses atau bentuk-bentuk prosedur (Faturochman, 2004:223 dalam Nisa, 2012:20). Selama proses melapor penting adanya rasa hormat, kenetralan serta kepercayaan, agar informasi-informasi terkait tindak pidana kekerasan dalam

rumah tangga dapat digali lebih dalam, serta pelapor dapat mewujudkan harapannya yakni mendapat perlindungan serta keadilan hukum. Melihat fenomena gunung es yang mana banyak dari kasus kekerasan dalam rumah tangga yang terjadi namun sedikit yang terungkap dan terselesaikan dengan tuntas sesuai yang diharapkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Akankah keadilan didapat oleh pihak-pihak yang terlibat. Baik keadilan selama proses melapor (keadilan prosedural) maupun keadilan restoratif yang mana keadilan ini berusaha mewujudkan harmonisasi hubungan antara pihak yang terlibat seperti semula sebelum kejadian tersebut terjadi. Dari penjelasan singkat diatas, menarik kiranya menelisik upaya korban kekerasan dalam rumah tangga dalam mendapatkan keadilan restoratif dan keadilan prosedural, di unit pelayanan perempuan dan anak, polres malang kota. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka terdapat rumusan masalah yang akan diangkat. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana upaya pencapaian keadilan restoratif bagi korban kekerasan dalam rumah tangga?

2. Bagaimana upaya pencapaian keadilan prosedural bagi korban kekerasan dalam rumah tangga? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari pembahasan penulisan ini adalah: 1. Bagaimana upaya pencapaian keadilan restoratif bagi korban kekerasan dalam rumah tangga? 2. Bagaimana upaya pencapaian keadilan prosedural bagi korban kekerasan dalam rumah tangga? D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis: sebagai konstribusi bagi pengembangan ilmu psikologi dan hukum mengenai seperti apa upaya pencapaian keadilan restoratif dan prosedural bagi korban dari kasus tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. Kemudian menambah informasi kepada institusi mengenai berartinya upaya pencapaian keadilan restoratif dan prosedural bagi korban dari kasus tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. 2. Manfaat Praktis: a. Manfaat Bagi Pelapor: menambah informasi kepada pelapor atau korban, bahwasannya kekerasan sekecil apapun baik fisik maupun psikis yang disengaja merupakan

sebuah pelanggaran HAM, dan dapat dilaporkan kepada pihak berwajib, serta masyarakat setempat seperti R.T. dan babinkamtibnas untuk menghindari konstalasi konflik yang disebabkan dari pengabaian tindak kekerasan dalam rumah tangga bertahun-tahun lamanya yang berdampak buruk pada fisik maupun psikis. b. Bagi Institusi: Untuk menambah informasi pentingnya memberikan sosialisasi kepada mereka yang rentan menjadi obyek kekerasan mengenai bentuk kekerasan seperti apa yang dapat dilaporkan kepada pihak yang berwajib serta pentingnya memberikan keadilan tidak terbatas pada keadilan selama melapor (keadilan prosedural) namun juga keadilan yang berupaya menciptakan keadaan yang sama seperti sebelum terjadinya kejahatan dan mencegah kejahatan lebih lanjut (keadilan restoratif) dan keadilankeadilan yang lain. c. Bagi Peneliti: memberikan informasi bahwasannya banyak aspek menarik yang dapat diteliti lebih lanjut mengenai tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga. d. Bagi Masyarakat: Memberikan informasi bahwasannya tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga merupakan bentuk kejahatan yang menjadi tanggung jawab bersama dan bukan lagi menjadi hal privasi sehingga diacuhkan

begitu saja hingga berujung pada luka fisik maupun psikis yang berat bagi korban. E. Outline Agar mempermudah dalam mempelajari skripsi ini, maka dalam bagian ini, akan diberikan gambaran singkat, jelas dan terarah mengenai sistematika penulisan skripsi yang terbagi dalam: BAB I: PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas menngenai latar belakang masalah, kemudian rumusan masalah, selanjutnya tujuan penelitian, dan manfaat teoritis serta manfaat praktis dari penelitian. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai kajian teori yang dimulai dari keadilan: definisi keadilan, jenis keadilan, kemudian mengenai kdrt: definisi korban, definisi kekerasan, definisi tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga, bentuk-bentuk tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga, sistem pidana, sistem hukum, Selanjutnya terdapat beberapa teori mengenai penilaian keadilan: teori perbandingan sosial, teori referensi kognisi, teori self interest model, teori hirarki kebutuhan, stress, serta pemaafan, serta kajian islam.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang pendekatan metode yang digunakan, sumber data yang dipakai, pemilihan subyek penelitian, tempat atau lokasi penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan terakhir adalah obyektifitas dan keabsahan data. BAB IV: PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi profil lokasi penelitian, yakni polres malang kota beserta unit pelayanan perempuan dan anak (ppa), profil dari masing-masing subyek penelitian, temuan, dan yang terakhir adalah pembahasan. BAB V: PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian, kemudian saran-saran bagi institusi, subyek penelitian, serta penelitian selanjutnya.