EFEKTIVITAS PERLAKUAN PIJAT EFFLEURAGE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI PADA IBU BERSALIN PRIMIGRAVIDA SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN MASASE PUNGGUNG DENGAN TEKNIK EFFLUERAGE

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EFEKTIFITAS EFFLEURAGE DAN ABDOMINAL LIFTING DENGAN RELAKSASI NAFAS TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I DI KLINIK BIDAN INDRIANI SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

EFEKTIFITAS STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK KOMPRES HANGAT DAN DINGIN TERHADAP PENURUNAN PERSEPSI NYERI KALA I FASE AKTIF PERSALINAN FISIOLOGIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu

ABSTRACT. Objective: Knowing the effect of hot compress compresses to reduce pain in active phase of the first stage of labor on Susie Hersaptiti BPM.

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

PENGARUH KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA IBU BERSALIN KALA I

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY. MUJIYATI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

PENGARUH METODE RELAKSASI PERNAFASAN TERHADAP INTENSITAS NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

Vol 1, No 2, Oktober 2017 ISSN PERBANDINGAN EFEKTIFITAS MASSAGE DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Nyeri persalinan dapat

Volume VII Nomor 2, Mei 2017 pissn eissn

PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PADA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMALANG

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

Manuscript. Oleh. Dhina Noor Fardilah G2A211008

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. dan ovum yang menghasilkan sel tunggal (zigot), selama kehamilan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES PANAS TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN PADAIBUINPARTU KALA I

Jurnal Care Vol.5, No.3,Tahun 2017 KALA I FASE AKTIF DI PUSKESMAS PONED PLERED KABUPATEN CIREBON TAHUN 2017

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK AKUPRESUR TITIK PADA TANGAN TERHADAP NYERI PERSALINAN PADA IBU INTRANATAL KALA I DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPS PIPIN HERIYANTI GEDONGKIWO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2010

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

PENGARUH PIJAT COUNTER PRESSURE TERHADAP TINGKAT NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI BPM ELLOK EKARIA SAFITRI GEDONGKIWO YOGYAKARTA

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

PENGETAHUAN BIDAN TENTANG TEKNIK MASSAGE DENGAN MINAT PENERAPAN DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN

EFEKTIVITAS MASSASE EFFLEURAGE DAN MASSASE COUNTERPRESSURE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN ABSTRAK

Volume 3 / Nomor 3 / November 2016 ISSN : EFEKTIVITAS RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I DI BPM FAJAR ENDROWATI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

PERBEDAAN NYERI PERSALINAN PADA KALA I FASE AKTIF SEBELUM DAN SESUDAH MENDENGARKAN AYAT SUCI AL-QUR AN DI BPS DIANA ERNAWATI,

PERBEDAAN EFEKTIVITAS KOMPRES HANGAT DAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF

HUBUNGAN RELAKSASI NAFAS PANJANG DENGAN NYERI PERSALINAN DI PUSKESMAS BANGSAL MOJOKERTO

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

PENGARUH KOMPRES HANGAT TERHADAP PENGURANGAN NYERI PERSALINAN PADA KALA 1 FASE AKTIF DI BPS BIDAN KOKOM KOMARIAH CIJATI-MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selaput ketuban) dari uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan normal adalah

Keywords: Adaptation patterns of breath, pain in labor, delivery time

GAMBARAN MASSAGE TERHADAP PENGURANGAN RASA NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPM NY. YENIE IKA SUGIARTI, S.ST. BAKALAN GONDANG MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

Efek Metode Non Farmakologik terhadap Intensitas Nyeri Ibu Bersalin Kala I

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP INTENSITAS NYERI PERSALINAN PRIMIPARA INFLUENCE OF HYPNOBIRTHING ON THE PRIMIPAROUS INTENSITY OF LABOUR PAIN

BAB I PENDAHULUAN. dengan persalinan (Cunningham, 2006). Menurut Kemenkes RI (2010), pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Heny Ekawati*, Karomatus Saniyah** ... ABSTRAK...

PERDEDAAN TERAPI MASSAGE DAN TERAPI RELAKSASI DALAM MENGURANGI NYERI PERSALINAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA (BPS) ERNAWATI KECAMATAN BANYUMAS

Moh. Wildan*, Jamhariyah*, Yuniasih Purwaningrum**

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang

Sahtria Ningsih Masbait*), Eko Susilo**), Luvi Dian A***)

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Lilin Turlina*, Heny Ekawati** ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

EFEKTIVITAS ENDORPHINE MASSAGE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU BERSALIN PRIMIPARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diakibatkan dari kerusakan jaringan potensial atau aktual (Suddarth & Brunner dalam

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA IBU BERSALIN DI RB. ANANDA DESA JABON KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO

Dinamika Kebidanan vol. 1/ no.1/ januari 2011 METODE PENGURANGAN RASA NYERI PADA KALA SATU PERSALINAN NORMAL DAN EFEKNYA DI BPS KOTA SEMARANG.

PENGARUH MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP PENGURANGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF PADA PRIMIPARA DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2011

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

Siti Haniyah 1), Pramesti Dewi 2), Iis Setiawan 3)

Transkripsi:

EFEKTIVITAS PERLAKUAN PIJAT EFFLEURAGE PADA KALA I FASE AKTIF PERSALINAN UNTUK MENGURANGI RASA NYERI PADA IBU BERSALIN DI BPM YUSNAENI BULAN MEI TAHUN 2013 Iswari Paramita 1, Mustika Pramestyani 2, Fisna Fitriannisa 3 1 Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, 2 STIKes Guna Bangsa Yogyakarta, 3 STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT Background : At the first active phase is currently the most tiring and heavy. In this phase, most women feel intense pain due to uterine activity began to be more active. Increasing number of women who want to give birth with the birth process that takes place without pain cause a variety of methods are used to reduce pain in childbirth. The most frequently performed to reduce pain is to massage method. But sometimes the method of massage that is done not in place so that the result is inefficient. Objectives : To examine the effectiveness of effleurage massage treatment at the first stage of the active phase of labor to reduce maternal pain in BPM Yusnaeni. Methods : The study was a Quasi Experiment with One Group Pre-test Post-test. Respondents in this study were all mothers delivered at the first stage of the active phase in the BPM Yusnaeni by the number of study subjects were 10 mothers were taken by way of Non-Probability sampling technique with saturated. Results : Statistical test Wilcoxon Signed Ranks Test showed Ztest at -2,873 with Zstaistic value for (p <0.05) is equal to -1.96. From the results of calculations using the Wilcoxon Signed Ranks Test is also known that Ztest> Zstatistic (-2,873> -1.96). It means that Ho is rejected or there is a difference of pain before and after the effleurage massage. Conclusion: There is a massage treatment effectiveness eflleurage the first stage of labor to reduce maternal pain Keywords : first active phase, back massage, pain intens. PENDAHULUAN Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses persalinan dibagi menjadi empat kala, yaitu kala I, kala pembukaan servik atau jalan lahir, dimana servik membuka sampai terjadi pembukaan 10 cm. Kala II disebut kala pengeluaran janin. Kala III disebut kala pelepasan dan pengeluaran plasenta. Kala IV observasi dini terhadap perdarahan postpartum (Wiknjosastro, 2005). Intensitas dan lama kontraksi uterus pada fase aktif meningkat dan kontraksi terjadi lebih sering (setiap 3-5 menit). Dilatasi serviks mencapai 4-10 cm, secara umum merasakan peningkatan ketidaknyamanan dan nyeri mulai tidak dapat di kontrol, berkeringat, mual dan muntah, kemerahan, mengalami gemetar pada paha dan kaki, tekanan pada kandung kemih dan rektum, pucat sekitar mulut, berfokus pada diri sendiri mungkin lebih sensitif (Reeder,2011). Menurut Danuatmaja dan Meiliasari (2008) saat yang paling melelahkan dan berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri pada saat persalinan adalah kala I fase aktif. Dalam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena kegiatan rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama semakin kuat dan semakin sering. Semakin banyaknya wanita yang ingin melahirkan dengan proses persalinan yang berlangsung tanpa rasa nyeri menyebabkan berbagai cara dilakukan untuk menurunkan nyeri pada persalinan, baik dengan teknik farmakologi maupun nonfarmakologi. Menurut Potter dan Perry (2005) tindakan peredaan nyeri persalinan secara nonfarmakologi antara lain dapat dilakukan dengan cara distraksi, biofeedback atau umpan balik hayati, hipnosis diri, mengurangi persepsi nyeri, dan stimulasi kutaneus (massage, mandi air hangat, kompres panas atau dingin, stimulasi saraf elektrik transkutan). Pijat diperkirakan bekerja dengan baik dalam memblokir impuls nyeri ke otak dan merangsang pelepasan endorfin lokal (hormon yang berguna untuk menurunkan nyeri). Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall (1965). Kedua peneliti ini menemukan bahwa 12

stimulasi ringan secara aktual dapat menghambat sensasi nyeri (Mander, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia T (2001) menggunakan 10 metode nonfarmakologi yang dilakukan pada sampel 46 orang didapatkan bahwa teknik pernapasan, relaksasi, akupresur dan massage merupakan teknik yang paling efektif menurunkan nyeri saat persalinan (Arifin, 2008). Nyeri pada persalinan merupakan masalah yang sangat mencemaskan bagi ibu bersalin, khususnya ibu primigravida, dan biasanya yang paling sering dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri adalah dengan metode pijat, baik oleh petugas kesehatan, keluarga pasien ataupun pasien itu sendiri. Tetapi terkadang metode pijat yang dilakukan tidak pada tempatnya sehingga hasilnya tidak efisien. Salah satu cotohnya pada pelaksanaan teknik deep back massage, dimana seharusnya penekanan dilakukan tepat pada daerah sacrum dengan telapak tangan dan posisi ibu dalam keadaan berbaring miring tetapi kadang kala penatalaksanaan tidak sesuai sehingga nyeri yang dirasakan oleh pasien tidak berkurang. Hal ini mungkin diakibatkan oleh posisi ibu dalam keadaan berbaring miring, atau penekanannya tidak tepat pada daerah secrum. Hal ini tidak dilakukan satu kali saja tetapi harus berulang kali. Begitu juga dengan metode pijat yang lain. Selain alasan diatas, alasan lain peneliti mengambil judul ini adalah untuk mengurangi penggunaan metode farmakologi yang kurang ekonomis dan memiliki efek samping bagi ibu dan janin. Survey pendahuluan peneliti pada 25 April 2013 di BPM Yusnaeni, di dapat pasien yang akan melakukan persalinan kala I fase aktif terlihat nampak cemas dan gelisah, karena tidak diberikan perlakuan pijat, dan di BPM tersebut belum pernah dilakukan penelitian tentang efektivitas perlakuan pijat effleurage tetapi sudah memberikan perlakuan pijat punggung. Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas pengaruh pijat effleurage terhadap pengurangan rasa nyeri pada persalinan dengan melakukan salah satu metode pijat, sehingga peneliti mengambil judul Efektivitas Perlakuan Pijat Effleurage Pada Kala 1 fase aktif Persalinan Untuk Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Bersalin Di BPM Yusnaeni Pada Bulan Mei Tahun 2013 PEMBAHASAN 1. Data variabel Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan Usia disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi berdasarkan Usia responden di BPM Yusnaeni. Tabel 1: Karakteristik responden berdasarkan Usia Di BPM Yusnaeni, Telukan Danurejo, Mertoyudan, Magelang No Usia Frekuensi Presentase (%) 1. <20 tahun 2 20% 2. 20-35 tahun 7 70% 3. >35 tahun 1 10% Berdasarkan Tabel 1 pada penelitian ini, rata-rata ibu melahirkan di BPM Yusnaeni berada pada rentang usia tidak berisiki yaitu 20-35 tahun. Presentase ibu dengan 20-35 tahun yaitu sebanyak 7 responden (70%), responden yang berusia kurang dari 20 tahun sebanyak 2 responden (20%), dan responden yang berusia lebih dari 35 tahun sebanyak 1 responden (10%). Penggolongan usia dilakukan peneliti berdasarkan tingkat risiko yang mungkin dialami ibu maupun janin. Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondisi psikologis yang masih labil, yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu faktor dalam menentukan toleransi terhadap nyeri. Toleransi akan meningkat seiring bertambahnya usia dan pehaman terhadap nyeri. Hal ini sesuai dengan teori Yuliatun (2008) bahwa otak mengalami degenerasi seiring dengan pertambahan umur seseorang, sehingga orang yang lebih tua mempunyai ambang nyeri yang lebih rendah dan lebih banyak mengalami penurunan sensasi nyeri. b. Karakteristik responden berdasarkan jumlah kehamilan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi berdasarkan jumlah kehamilan responden di BPM Yusnaeni. Tabel 2: Karakteristik responden berdasarkan Jumlah Kehamilan Di BPM Yusnaeni, Telukan Danurejo, Mertoyudan, Magelang No Jumlah Kehamilan Frekuensi Presentase (%) 1. Primigravida 4 40% 2. Multigravida 6 60% 13

Berdasarkan tabel 2 pada penelitian ini didapatkan hasil dari 10 responden, primigravida sebanyak 4 responden (40%), dan multigravida sebanyak 6 responden (60%). Pada ibu primigravida umumnya merasa cemas dan takut menghadapi persalinan. Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Ibu dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka tubuh merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan. Akibatnya tubuh tersebut maka uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan (Bobak. L, 2004). Sedangkan pada Ibu multigravida sudah pernah melahirkan sehingga sudah punya pengalaman nyeri saat melahirkan. Ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan mampu merespon rasa nyeri tersebut. Ibu yang melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman (Bobak. L, 2004). c. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat nyeri sebelum dilakukan pijat effleurage. Tabel 3 : Tingkat Nyeri Sebelum Diberi Perlakuan pijat effleurage Di BPM Yusnaeni, Telukan Tegalsari, Danurejo, Mertoyudan, Magelang No. Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase (%) 1. Tidak Nyeri 0 0 2. Nyeri Ringan 0 0 3. Nyeri Sedang 0 0 4. 6 60% 5. Sangat 4 40% 6. Menyiksa 0 0 Berdasarkan tabel 3 hasil penelitian diketahui bahwa nyeri persalinan sebelum dilakukan pijat effleurage dari 10 responden, sebanyak 6 responden (60%) menunjukkan raut wajah menderita dan sebanyak 4 responden (40%) menunjukkan raut wajah sangat menderita. Kecemasan seringkali menyertai nyeri. Hubungan antara kecemasan dan nyeri merupakan hubungan yang komplek, kecemasan seringkali meningkatkan respon nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan kecemasan. Kesehatan emosional seseoarang biasanya dapat mentoleransi lebih terhadap nyeri sedang bahkan nyeri berat dibandingkan dengan seseorang yang emosinya tidak stabil. Hal ini sesuai dengan teori Hartini (2005) Rasa takut dan cemas yang berlebihan akan mempengaruhi rasa nyeri. Setiap ibu mempunyai versi sendiri-sendiri tentang nyeri persalinan, karena ambang batas rangsang nyeri setiap orang berlainan dan subyektif sekali. Ada yang merasa tidak sakit hanya perutnya yang terasa kencang. Adapula yang merasa tidak tahan mengalami rasa nyeri. Beragam respon itu merupakan suatu mekanisme proteksi diri dari rasa nyeri yang dirasakan. d. Distribusi Frekuensi karakteristik responden berdasarkan Tingkat Nyeri sesudah diberi perlakuan pijat effleurage. Tabel 4: Tingkat Nyeri Sesudah Diberi Perlakuan pijat effleurage Di BPM Yusnaeni, Telukan Tegalsari, Danurejo, Mertoyudan, Magelang No. Tingkat Nyeri Frekuensi Presentase (%) 1. Tidak Nyeri 0 0 2. Nyeri 6 60% Ringan 3. Nyeri 4 40% Sedang 4. 0 0 5. Sangat 0 0 6. Menyiksa 0 0 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa dari 10 responden, sesudah dilakukan pijat effleurage sebanyak 6 responden (60%) menunjukkan raut wajah, dan sebanyak 4 responden (40%) menunjukkan raut wajah nyeri sedang. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan Intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan pijat effleurage. Hal ini juga menunjukkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri setelah dilakukan pijat effleurage, meskipun intensitas penurunan nyeri tidak sama pada setiap individu. Penelitian yang dilakukan oleh Sylvia T (2001), menggunakan 10 metode nonfarmakologi yang dilakukan pada sampel 46 orang didapatkan bahwa teknik pernapasan, relaksasi, akupresur dan pijat merupakan teknik yang paling efektif 14

menurunkan nyeri saat persalinan (Arifin, 2008) Massage diperkirakan bekerja dengan baik dalam memblokir impuls nyeri ke otak dan merangsang pelepasan endorfin lokal (hormon yang berguna untuk menurunkan nyeri). Dasar teori massage adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall (1965). Kedua peneliti ini menemukan bahwa stimulasi ringan secara aktual dapat menghambat sensasi nyeri (Mander, 2003). e. Hasil observasi Intensitas Nyeri sebelum dan sesudah dilakukan pijat effleurage. Tabel 5 : Intensitas Nyeri sebelum dan sesudah pijat effleurage No. R Sebelum Sesudah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. R 1 R 2 R 3 R 4 R 5 R 6 R 7 R 8 R 9 R 10 Berdasarkan table 5 diketahui bahwa dari 10 responden sebelum dilakukan pijat effleurage sebanyak 6 responden menunjukkan raut wajah menderita dan sebanyak 4 responden menunjukkan raut wajah sangat menderita. Sedangkan sesudah dilakukan pijat effleurage dari 10 responden sebanyak 6 responden menunjukkan raut wajah, dan sebanyak 4 responden menunjukkan raut wajah nyeri sedang. Melihat data tersebut diatas berdasarkan Intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan pijat tidak selalu berubah secara konstan, bisa dilihat dari data pada tabel.5 intensitas nyeri sebelum pijat pada tingkat menderita tidak selalu berubah menjadi nyeri ringan, bahkan ada yang hanya sampai tingkat nyeri sedang sesudah dilakukan pijat. Demikian halnya dengan tingkat intensitas sangat menderita tidak selalu berubah menjadi ringan bahkan ada yang hanya sampai tingkat nyeri sedang sesudah dilakukan pijat. Efektivitas perlakuan pijat effleurage pada kala I fase aktif Persalinan Pada Ibu Bersalin untuk mengurangi rasa sakit di BPM Yusnaeni bulan Mei tahun 2013. Berdasarkan Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan Zhitung sebesar - 2,873 dengan nilai Ztabel untuk (α 5%) adalah sebesar -1,96. Dari hasil perhitungan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test tersebut juga diketahui bahwa Zhitung>Ztabel (- 2,873>-1,96) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas perlakuan pijat effleurage pada kala I fase aktif persalinan untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin di BPM Yusnaeni. Penurunan nyeri yang terjadi karena pemberian pijat dengan teknik Effleurage pada area punggung menstimulasi serabut taktil kulit sehingga sinyal nyeri dapat dihambat dan korteks serebri tidak menerima sinyal nyeri tersebut, nyeri yang dirasakan pun dapat berkurang atau menurun. Menurut Danuatmaja dan Meliasari (2008) effleurage punggung selama 10-20 menit setiap jam dapat menurunkan tekanan darah, memperlambat denyut jantung, dan meningkatkan pernapasan. Hal ini sesuai dengan teori Henderson (2006), massage punggung merupakan salah satu cara penanganan nyeri secara non farmakologis, Massage adalah memberikan tekanan tangan pada jaringan lunak biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredam nyeri, menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi. Massage dapat menghambat perjalanan rangsangan nyeri pada pusat yang lebih tinggi pada sistem syaraf pusat. Selanjutnya rangsangan taktil dan perasaan positif yang berkembang ketika dilakukan bentuk perhatian yang penuh sentuhan dan empati, bertindak memperkuat efek massage untuk mengendalikan nyeri. Hasil penelitian ini juga didukung dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh alifa (2008) tentang Efek tekhnik massage Efflleurage pada abdomen terhadap penurunan intensitas nyeri pada disminore primer pada mahasiswa PSIK FKUB Malang. 15

Dengan hasil bahwa tekhnik Effleurage terbukti dapat menurunkan intensitas nyeri disminore primer. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai Efektivitas pijat effleurage pada kala I fase aktif persalinan untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin di BPM Yusnaeni bulan Mei tahun 2013, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1. Karakteristik responden berdasarkan usia, sebagian besar berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 70%. 2. Karakteristik responden berdasarkan jumlah kehamilan, sebagian besar multigravida, yaitu sebanyak 60%. 3. Skala nyeri sebelum dilakukan pijat effleurage terbanyak adalah menderita, yaitu sebanyak 60%. 4. Skala nyeri sesudah dilakukan pijat effleurage terbanyak adalah, yaitu sebanyak 60%. 5. Berdasarkan Uji statistik Wilcoxon Signed Ranks Test menunjukkan Zhitung sebesar -2,873 dengan nilai Ztabel untuk (α 5%) adalah sebesar -1,96. Dari hasil perhitungan menggunakan Wilcoxon Signed Ranks Test tersebut juga diketahui bahwa Zhitung>Ztabel (-2,873>- 1,96) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pijat effleurage pada kala I fase aktif persalinan untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin di BPM Yusnaeni. SARAN 1. Bagi ibu bersalin Ibu bersalin perlu mempunyai motivasi tinggi untuk dapat mengelola kecemasan dengan cara mencari informasi tentang proses persalinan dan teratur melakukan antenal care. Ibu bersalin juga disarankan untuk dapat membicarakan keluhan dan perasaan yang dialami kepada petugas kesehatan agar dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk mengatasi keluhan tersebut. 2. Bagi bidan pelaksana Bidan selalu mengajak pendamping/ suami/ keluarga untuk berperan aktif dalam mengurangi rasa nyeri selama kala I fase aktif dengan cara melatih pemijatan dengan tekhnik effleurage. 3. Bagi pendamping pendamping persalinan Bagi pendamping/suami/keluarga agar berperan aktif untuk mengurangi rasa nyeri yang dialami ibu bersalin selama kala I fase aktif dengan melakukan pijat sesuai saran bidan. 4. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar dan disarankan untuk membedakan dua kelompok yaitu klompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan pijat effleurage dan kelompok perlakuan yang diberikan perlakuan pijat effleurage, agar dapat dinilai perbedaannya. DAFTAR PUSTAKA Alifa, (2008). Efek tekhnik massage Efflleurage pada abdomen terhadap penurunan intensitas nyeri pada disminore primer pada mahasiswa PSIK FKUB Malang. Andriana, E. (2007). Melahirkan tanpa rasa sakit. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta Bare, B.G., dan Smeltzer, S.C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2. Edisi 8. Jakarta : EGC Bobak, L. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas edisi 4. Jakarta : EGC Danuatmaja, B. & Meiliasari, M. (2002) Persalinan Normal tanpa rasa sakit, puspa sehat, Jakarta: Puspa Swarna Danuatmaja, B. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swarna. Danuatmaja, B. dan Meiliasari, M. (2008). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta: Puspa Swarna. Fraser, D. M., dan Cooper, M. A. (2009). Buku Ajar Bidan Myles. Ed-14. Jakarta: EGC Gadysa, G. (2009). Persepsi Ibu Tentang Metode Masase. Diambil 27 Februari2010, dari http://luluvikar.wordpress.com Henderson, C. & Kathleen, J. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 16

Hidayat, A. (2008). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika. Mander, R. (2003). Nyeri Persalinan. Jakarta : EGC. Notoatmojo,s. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Potter, P. A., dan Perry, A. G. (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC Reeder, S.J, Martin, L.L, Kaniak D. (2011). Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi dan Keluarga. Alih bahasa Yati Afiyati, dkk. Edisi 18. Jakarta : EGC Riwidikdo. (2007). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka. Simkin, P., Whalley, J., dan Keppler, A. (2007). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta : Arcan. Smeltzer. S.C, Bare. B. G. (2002). Buku Aajar Medikal Bedah. Volome 2. Edisi 8. Jakarta: EGC Sugiyono, (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta Sugiyono, (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Sugiyono, (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Tamsuri, A. (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC Wibowo S. (2003). Farmakoterapi Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri Punggung Bawah. Jakarta: Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia Wiknjosastro, H. (2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Winkjosastro, H. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo Yuliatun, L. (2008). Penangangan Nyeri Persalinan Dengan Metode Nonfarmakologi. Malang: Bayumedia Publishing. 17