BAB I PENDAHULUAN. 1 Al-Qur an, 3:

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 2.1 Gaya Belajar Kolb dalam Konteks Matematika Gaya Belajar Kolb Konteks Matemataika

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Yaitu sumber daya yang dapat bersaing dan. menetapkan keputusan dengan daya nalar yang tinggi.

MODEL SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS KONSEP ARCHAEBACTERIA

BAB III METODE PENELITIAN. B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 di MTs Imam Syafi i.

PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP UNGGULAN AMANATUL UMMAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. suatu masalah. Menurut Duch (1995), Problem Based Learning (PBL) pada rasa ingin tahu pada pembelajaran yang dimaksud.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang memacu pada kemandirian siswa dalam menyelesaikan masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN KEMASYARAKATAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA BERPIKIR SECARA KRITIS DALAM MENGHADAPI MEA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Kemampuan Berpikir Kritis Sebelum Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan belajar. Menurut Effendy (2000: 13), komunikasi adalah

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM ABSTRAK

ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karunia Eka Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan atau tuntutan pendidikan nasional yaitu mewujudkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu cabang sains yang merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terlalu cerdas, seolah memimpikan anak-anak menjadi robot. sempurna. Kurikulum ini tidak menyisakan waktu bagi anak-anak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu pertumbuhan dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, salah satu tujuan dari pendidikan agama Islam yaitu untuk menanamkan

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI TIPE SOAL OPEN- ENDED PADA MATERI PECAHAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK MAHASISWA MELALUI GUIDED DISCOVERY LEARNING DALAM MENENTUKAN BANYAK SEGI-N BERATURAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK

Konstruksi Soal Keterampilan Berpikir Kritis pada Materi Alat Optik untuk Siswa SMA/MA Kelas X

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Usaha tersebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri. Dimyati (2006:8) mengemukakan secara umum dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan

ULUL ALBAB: KONSEP AL-QUR AN TENTANG INTELEKTUALISME Oleh: A Khudori Soleh

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peny Husna Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dan upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS XI PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DENGAN MODEL LEARNING CYCLE 5E DAN METODE PRAKTIKUM

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik melalui Metode Inkuiri Model Alberta

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS TINGGI BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA CALON GURU SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

, 2015 PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

II. TINJAUAN PUSTAKA. (Matthews dalam Pannen, Mustafa, dan Sekarwinahyu: 2001). Menurut Sagala

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ahmad Dimyati, 2015

Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Presentasi Dan Diskusi Pada Materi Jfet, Mosfet, Dan Tiristor

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB I PENDAHULUAN. sebuah model, dan metode pembelajaran inovatif di sekolah yang mana tertuju

BAB I PENDAHULUAN. bahasa terdiri atas dua bagian, yaitu bentuk (form) dan makna (meaning).

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Savitri Purbaningsih, 2013

Kekuatan Bertanya. Oleh Ali Mahmudi

BAB I PENDAHULUAN. atau prinsip menuju suatu kesimpulan dan sangat erat kaitannya dengan materi

BAB I PENDAHULUAN. prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pem-belajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dikatakan sebagai makhluk pendidikan karena dia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INDIKATOR KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PERINCIANNYA. Sub Kemampuan. Memfokuskan pertanyaan. Menganalisis argumen

BAB I PENDAHULUAN. alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk mempelajari dan mengembangkan kompetensi diri serta memahami

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN SOAL NON RUTIN untuk MENGETAHUI BERPIKIR KRITIS SISWA SMP N 18 PALEMBANG. Eka Fitri Puspa Sari, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. informasi seperti sekarang ini. Perkembangan teknologi dan informasi ini telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pelajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA (Bandung: Tarsito, 2006),

BAB II KAJIAN TEORITIK

Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP KRITIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING DALAM SETTING TEAM-ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Bukan menjadi hal baru jika tingkat pendidikan penduduk sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia ilmiah, berpikir adalah hal yang biasa digunakan terutama

Berpikir Kritis (Critical Thinking)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Berpikir kritis dan Bersikap Demokratis

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Matematika dapat membekali siswa untuk memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. oleh peserta didik dapat diterima baik dan berpengaruh terhadap pemahaman serta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

ISSN No Media Bina Ilmiah 1

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlimpahnya berbagai informasi menuntut seseorang untuk dapat memiliki

II. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2 Berkaitan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Wayan Nurkancana, dkk. Evaluasi Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional 1982) hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang sempurna karena diberi kelebihan berpikir terhadap segala yang ada di alam. Aktifitas berpikir sebagai karakter utama manusia mendapat perhatian yang istimewa dalam Al-Qur an. Dalam Al-Qur an kita sering membaca atau mendengar kata-kata, afalaa ta qiluun, afalaa tatadzakkaruun, afalaa tasykuruun, dan sebagainya hingga yang paling tertinggi adalah ulul albab. Banyaknya keterangan tentang berpikir dalam Al-Qur an kalau kita artikan ada indikasi perintah Allah SWT supaya kita berpikir. Al-Qur an sering menyinggung mengenai pentingnya berpikir yang menjadi sarana seseorang untuk sampai pada kebenaran. Baik anjuran berpikir yang disebutkan di dalam Al-Qur an secara eksplisit maupun implisit. Dalam Al-Qur an Allah SWT berfirman: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini dengan siasia (QS. Ali Imran: 190-191). 1 Teliti dan kritis juga sangat penting dalam menerima informasi, teori, proporsisi ataupun dalil yang dikemukakan orang lain. Bagi setiap manusia tidak boleh menelan mentah-mentah informasi yang diberikan orang lain sebelum terlebih dahulu mengecek kebenarannya karena bisa terjadi fitnah. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan tabayyun, agar kamu tidak menimpakan suatu 1 Al-Qur an, 3:190-191. 1

2 musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu. (QS. Al-Hujurat: 6). 2 Dari ayat tersebut disebutkan tentang pentingnya tabayyun (klarifikasi). Klarifikasi secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya. Klarifikasi juga termasuk dalam aspek berpikir kritis menurut Robert Ennis yang menggolongkan keterampilan berpikir kritis pada lima aspek, yaitu Elementary clarification, Basic Support, Inference, Advanced clarivication, Strategies and tactics. 3 Menurut Arief Achmad, menyatakan bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. 4 Keuntungan yang didapatkan sewaktu kita tajam dalam berpikir kritis, kita bisa menilai bobot kemampuan seseorang dari perkataan yang dikeluarkan, kita juga dengan tidak gampangnya menyerap setiap informasi tanpa memikirkan terlebih dahulu hal yang sedang disampaikan. Berpikir kritis sangat penting ditingkatkan dalam pendidikan, khusunya dikembangkan melalui pembelajaran matematika karena matematika memiliki struktur dan kajian yang lengkap serta jelas antar konsep. Aktivitas berpikir kritis siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal dengan lengkap dan sistematis. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memilki peranan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Siswa memerlukan kemampuan berpikir kritis yang tinggi karena kemampuan berpikir kritis matematika berperan penting dalam penyelesaian suatu permasalahan mengenai pelajaran matematika. Melalui berpikir kritis siswa dapat 2 Ibid, 49:6. 3 Robert H. Ennis, Goals for a Critical Thinking Curriculum; In Al Costa (ed). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking, (Alexandria: ASCD, 1985), 80-83. 4 Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, diakses dari http://researchengines.com/1007arief3.html; pada tanggal 1 Agustus 2016.

3 pengambilan keputusan yang berdasarkan evaluasi data, penerimaan dan penguasaan data, analisis data, serta mempertimbangkan aspek kualitas dan kuantitas data. Salah satu model yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model pembelajaran matematika Knisley (MPMK). 5 Model pembelajaran ini memiliki empat tahapan, yaitu alegori, integrasi, analisis, dan sintesis. 6 MPMK melatih proses berpikir siswa dari tahap alegori ke tahap sintesis, dengan ini siswa akan membangun sendiri pengetahuannya. Tingkat keaktifan siswa dan guru saling bergantian, di setiap tahap pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan guru mungkin langsung menjawabnya, mengarahkan aktivitas untuk memperoleh jawaban atau meminta siswa lain menjawabnya. Hal ini berarti bahwa MPMK memberikan ruang kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Ini juga berarti bahwa peran guru dalam setiap langkah sebagai pencerita, pembimbing dan motivator, narasumber, dan pelatih memberikan ruang kepada siswa mengeksplor semua pertanyaan, ide, pendapat, maupun pernyataannya. Dengan demikian siswa merasa lebih dihargai, bangga, dan berhasil karena semua pertanyaan, ide, pendapat, maupun pernyataannya diapresiasi dengan baik oleh guru dan teman-temannya. Menurut Mulyana, dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Knisley terhadap Peningkatan Pemahaman dan Disposisi Matematik Siswa Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam, model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) berpengaruh baik terhadap peningkatan pemahaman matematika siswa. 7 Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Knisley dengan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA, menghasilkan model pembelajaran matematika Knisley 5 Gita Gupitasari, Penurunan Kecemasan dan Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Melalui Model Pembelajaran Matematika Knisley, (Bandung: Program Sarjana UPI, 2015), 7. 6 E Mulyana, Pengaruh Model Pembelajaran Knisley terhadap Peningkatan Pemahaman Matematika Siswa SMA IPA, (Bandung: Program Pasca Sarjana UPI,2009), 8. 7 Ibid.

4 (MPMK) lebih baik daripada model pembelajaran biasa dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 8 Terdapat metode yang dapat menunjang efektifnya Model Pembelajaran Matematika Knisley (MPMK) yaitu metode pembelajaran brainstorming. 9 Menurut Roestiyah metode pembelajaran brainstorming adalah suatu teknik mengajar didalam kelas dengan memberikan suatu masalah ke kelas oleh guru kemudian siswa menjawab atau menyatakan pendapatnya sehingga masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru atau dapat diartikan juga sebagai suatu cara untuk mendapatkan banyak ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat. 10 Menurut Rachmawati dan Daryanto, metode brainstorming atau curah pendapat yaitu cara untuk menghimpun gagasan atau pendapat dari setiap warga belajar tentang suatu permasalahan. 11 Senada dengan pendapat di atas, menurut Asih brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. 12 Brainstorming juga dapat digunakan secara klasikal maupun individual. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, brainstorming adalah cara untuk menghasilkan gagasan atau pendapat guna untuk memecahkan suatu permasalahan. Proses pembelajaran dengan metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mampu menyampaikan pendapat dalam memecahkan suatu masalah. Di dalam metode brainstorming terdapat langkah-langkah yang dapat menunjang keterampilan berpikir kritis seperti tahap identitas, klasifikasi, verifikasi, dan konklusi. Pada tahap identitas siswa dapat memberikan penjelasan sederhana. Pada tahap klasifikasi siswa dapat memberi penjelasan lebih lanjut. Pada tahap verifikasi siswa dapat memberi penjelasan lebih lanjut dan menyimpulkan. Pada tahap konklusi siswa dapat menyimpulkan. Suatu penelitian oleh Ardian yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Brainstorming untuk Meningkatkan 8 Siti Fatimah, Penerapan Model Pembelajaran Knisley dengan Metode Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMA, (Bandung: Program SarjanaUPI, 2007). 9 Ibid, halaman 7. 10 Roestiyah & Y. Soeharto, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 2008), 73. 11 Tutik Rachmawati dan Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik, (Yogyakarta: Gava Media, 2015), 168. 12 Tegeh, dkk, Seminar Pendidikan, (Singaraja: Undiksha Press, 2013), 93.

5 Kreatifitas Mahasiswa pada Mata Kuliah Praktik Fabrikasi, menghasilkan bahwa terdapat peningkatan kreatifitas mahasiswa secara signifikan setelah mahasiswa diberi perlakuan dengan metode brainstorming. 13 Sedangkan menurut Zhao, dalam penelitiannya yang berjudul The Study on Influencing Factors of Team Brainstorming, tim brainstorming berperan secara efektif dengan melengkapkan dan menginteraksikan antara komposisi tim, anggota tim yang interaktif, dan proses informasi sosial. 14 Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Matematika Knisley (MPMK) dengan Brainstorming untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diungkapkan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa? 2. Bagaimana keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran Knisley (MPMK) dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa? 3. Bagaimana kemampuan guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran Knisley (MPMK) dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa? 4. Bagaimana respon siswa selama penerapan model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa? 5. Apakah terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) dengan brainstorming? 13 Ardian & Jatmiko R.D, Pengembangan Model Pembelajaran Brainstorming untuk Meningkatkan Kreativitas Mahasiswa pada Mata Kuliah Praktik Fabrikasi, (Yogyakarta: Program Sarjana UNY, 2007). 14 Zhao, The Study on Influencing Factors of Team Brainstorming. International Journal of Business and Management, diakes dari http://www.ccsenet.org/ijbm; pada tanggal 1Oktober 2016, 181-184.

6 C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama penerapan model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) dengan brainstorming. 2. Untuk mengetahui keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran Knisley (MPMK) dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. 3. Untuk mengetahui kemampuan guru melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran Knisley (MPMK) dengan brainstorming. 4. Untuk mengetahui respon siswa selama penerapan model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) dengan brainstorming. 5. Untuk mengetahui adakah peningkatan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran matematika Knisley (MPMK) dengan brainstorming. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang terkait atau berbagai kalangan seperti berikut: 1. Bagi siswa, pembelajaran ini diharapkan dapat memperoleh pengalaman yang baru melalui penerapan model pembelajaran matematika Knisley dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. 2. Bagi guru, model pembelajaran matematika Knisley dengan brainstorming dapat dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran alternatif dalam menyampaikan materi kepada siswa khususnya yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kritis siswa. 3. Bagi peneliti, diharapkan dapat memberikan gambaran serta wahana memperoleh pengetahuan tentang keefektifan penerapan model pembelajaran matematika Knisley dengan brainstorming untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. 4. Bagi sekolah, model pembelajaran matematika Knisley dengan brainstorming ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan untuk diaplikasikan dalam pembelajaran matematika serta diharapkan dengan model pembelajaran matematika Knisley

7 dengan brainstorming ini dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. 5. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan model pembelajaran sehingga dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut lagi. E. Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berlainan dan menimbulkan ketidakjelasan dalam pengambilan simpulan dan penilaian dalam penelitian ini, maka perlu diberikan definisi-definisi tentang istilah yang digunakan. Adapun definisi istilah tersebut adalah: 1. Keefektifan pembelajaran adalah keberhasilan yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. Dalam penelitian ini, pembelajaran dikatakan efektif jika tercapainya aktivitas siswa tergolong pada kategori aktif atau sangat aktif, keterlaksanaan RPP tergolong pada kategori baik atau sangat baik, kemampuan guru dalam melaksanakan RPP tergolong pada kategori baik atau sangat baik, respon siswa tergolong pada kategori positif atau sangat positif dan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa. 2. Model Pembelajaran Matematika Knisley (MPMK) merupakan penerapan pembelajaran matematika yang mengarahkan siswa untuk belajar dimulai dari merumuskan konsep baru berdasarkan konsep yang telah diketahuinya sampai menyelesaikan masalah berdasarkan konsep yang telah dibentuk. 3. Metode Brainstorming adalah teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru. 4. Aktivitas siswa adalah kegiatan siswa yang relevan dan tidak relevan pada saat pembelajaran berlangsung. 5. Keterlaksanaan RPP adalah keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP.

8 6. Kemampuan guru melaksanakan RPP adalah kemampuan guru melaksanakan setiap tahapan pembelajaran yang telah direncanakan dalam RPP. 7. Respon siswa adalah sekumpulan data berupa pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis. 8. Kemampuan Berpikir Kritis adalah kemampuan siswa dalam memberi penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan lanjut, mengatur strategi dan taktik. F. Batasan Penelitian Penelitian ini memiliki batasan penelitian sebagai berikut: 1. Peneliti dalam penelitian ini ingin mengambil materi perbandingan dengan sub materi memahami perbandingan, perbandingan dua besaran dengan satuan yang berbeda, dan menyelesaikan masalah proporsi. 2. Uji coba terbatas hanya dilakukan di kelas VII-B MTs Imam Syafi i Surabaya.