BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahwa daerah ini terletak antara 95º13 dan 98º17 bujur timur dan 2º48 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Patriakat merupakan sistem pengelompokkan sosial yang menempatkan posisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. melainkan juga dalam literatur Barat (Portugis, Belanda, Inggris, dan. Semeriramis istri dari Raja Babilonia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pandangan pengarang terhadap fakta-fakta atau realitas yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

Di Ujung Pantai Gelap, Pasti Ada Mercusuar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (1994:10) Sastra juga sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu sastra pada hakikatnya selalu berkaitan dengan masyarakat. Sastra

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

PERSPEKTIF GENDER DALAM NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA A. SARDJONO : TINJAUAN SASTRA FEMINIS

Review Roman "Anak Semua Bangsa" : Anak Semua Bangsa : Pramoedya Ananta Toer : Lentera Dipantara. Tahun Terbit : 2006 Jumlah Halaman : 539 Halaman

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

REPRESENTASI PEREMPUAN

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 136 TAHUN 2015 TANGGAL 21 APRIL 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PERINGATAN HARI KARTINI KE 136 TAHUN 2015 TANGGAL 21 APRIL 2015

GERAKAN EMANSIPASI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PEREMPUAN KEUMALA KARYA ENDANG MOERDOPO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB IV PENUTUP. identik dengan bacaan-bacaan liar dan cabul yang mempunyai corak realisme-sosialis.

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi kehidupan manusia.secara etimologi, sastra sendiri diartikan sebagai

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dilihat pada penyajian sampul-sampul buku karya sastra yang hampir selalu menjadikan sketsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang melingkupinya. Persoalan-persoalan ini bila disatukan tidak hanya

2015 PERANAN ALICE PAUL DALAM MEMPEROLEH HAK SUARA BAGI WANITA DI AMERIKA SERIKAT

BAB I PENDAHULUAN. Bicara tentang tokoh pendidikan ataupun pelopor perjuangan kaum

BAB I PENDAHULUAN. terbitnya. Keberagaman suatu majalah tersebut ditentukan berdasarkan target

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

Saudara-saudara sebangsa, setanah air Indonesia, terutama ibu-ibu yang tercinta.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

EMANSIPASI WANITA KINI TIDAK HANYA SEBATAS TEMBOK RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

ISSN CITRA PEREMPUAN DALAM SASTRA MODERN (Sebuah Pandangan Feministik pada Dua Pengarang Laki-laki)

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pelecehan-pelecehan yang dilakukan oleh aparat-aparat yang. beralasan dari masyarakat pada umumnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. terdahulu yang berkaitan dengan emansipasi dalam novel Perempuan Keumala

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dan dengan pilihan jurusan jurnalistik, broadcasting dan public

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusiawi dan tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

Perempuan dalam pandangan Islam

MATERI Bahan Ajar Penyiaran Radio Pendidikan BPMR

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nasional menuntut adanya sumber daya

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN. konotasi dan simbolisasi emansipasi wanita, yaitu pandangan orang tentang tuntutan para

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. yang terkandung dalam novel tersebut sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dari tulisan-tulisan ilmiah. Tidak juga harus masuk ke dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pendakwah atau da i kepada khalayak atau mad u. Dakwah yang. diperhatikan oleh para penggerak adalah strategi dakwah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masyarakat adalah sebuah kumpulan individu yang memiliki sebuah

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam realitas kehidupan, perbedaan peran sosial laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan secara luas oleh pengarang melalui pemikiran-pemikiran yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

MAKNA PERJUANGAN R. A. KARTINI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang perjuangan seorang perempuan yang ingin memperjuangkan perempuan lain, agar mendapatkan haknya. Tujuan yang sebenarnya dari gerakan ini adalah untuk meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan laki-laki. Emansipasi ini adalah upaya pemahaman dan persamaan peranperan dan perempuan. Tujuan ini dapat tercapai dengan cara memperoleh hak dan peluang yang sama dengan yang dimiliki laki-laki atau yang lebih kita kenal dengan istilah equal right s movement atau gerakan persamaan hak. Menurut Depdiknas, (2007:295) emansipasi adalah pembelaan dari perbudakan, persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria. Emansipasi adalah lambang kekuatan bagi setiap wanita untuk terbebas dari ketertindasan, keterkurungan, keterbelakangan, dan ketiadaan harkat yang menjadi belenggu kaum wanita. Kehidupan wanita yang dulunya seakan terpasung di tengah eksploitasi kaum Adam terhadapnya, seakan menghilang dengan dicetuskannya gerakan emansipasi wanita dan persamaan gender. Di zaman era globalisasi ini emansipasi sangat berpengaruh positif bagi kaum perempuan. Kaum perempuan disetarakan dengan kaum pria dalam segala bidang. Seorang wanita tidak hanya dibelenggu dalam rumah dan menjadi penghuni dapur saja, namun dapat memperoleh pendidikan yang tinggi dan mendapatkan hakhaknya sebagai seorang wanita. 1

2 Emansipasi bukanlah hal yang baru bagi kita. Jauh sebelum ini emansipasi telah menjadi perbincangan, terutama pada masa Kartini. R. A Kartini adalah sosok yang biasa kita sebut sebagai tokoh emansipasi. R. A Kartini lahir dan besar pada saat Indonesia dijajah Belanda. Pada saat itu ada peraturan yang mengekang dan melarang kaum perempuan untuk menuntut ilmu. Tentu saja peraturan tersebut akan membuat bodoh kaum perempuan. Dari situlah R. A Kartini berjuang untuk membebaskan kaum wanita dari kebodohan. Pemberdayaan kaum perempuan yang menjadi cita-cita Kartini saat ini, telah dapat dinikmati oleh sebagian besar perempuan. Sebagian dari kita tidak saja telah dapat menemukan pekerjaan sesuai dengan bidangnya. Perempuan juga telah memperoleh kebebasan finansial. Berkat kerja Kartini, para perempuan telah mendapatkan kedudukan yang layak, dan mendapatkan haknya. Setidaknya kaum perempuan mendapatkan apa yang telah menjadi haknya. Sekarang perjuangan Kartini akhirnya menampakkan hasilnya. Berkat perjuangan R.A. Kartini maka perempuan saat ini mendapatkan kedudukan yang sejajar dengan laki-laki, dalam hal pekerjaan, pendidikan, masyarakat dan lainlain. Saat ini banyak perempuan yang berprofesi sebagai dokter, sebagai anggota dewan, sebagai polisi, yang semula profesi tersebut hanya untuk kaum laki-laki tetapi jabatan tersebut juga bisa untuk perempuan. Perempuan tidak harus berdiam diri di rumah. Perempuan sekarang adalah sosok perempuan yang mempunyai pengetahuan luas yang lebih suka bekerja di luar rumah daripada di dalam rumah.

3 Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya perempuan yang bekerja dalam berbagai bidang. Maka perempuan pada zaman sekarang banyak yang telah sukses dengan emansipasinya. Apabila perempuan bisa melakukan emansipasi maka perempuan tersebut bisa mendapatkan haknya. Fenomena seperti itu juga sering ditemukan dalam karya sastra. Hal ini disebabkan karena karya sastra merupakan cerminan dari masyarakat. Apa yang terjadi dalam masyarakat kemudian diangkat dan difiksikan ke dalam karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, dan lain-lain. Salah satu karya sastra yang membicarakan tentang emansipasi perempuan adalah novel Perempuan Keumala karya Endang Moerdopo. Novel ini ditulis dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun. Waktu itu penulis bertugas di Nanggroe Aceh Darussalam sebagai Kepala Pengembangan dan Evaluasi Pusat Pembelajaran Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Novel ini adalah novel pertamanya, meski dunia tulis-menulis bukanlah dunia yang asing baginya. Ide membuat novel ini muncul ketika ia sedang bertugas di Aceh sekaligus membuat tesis untuk S-2-nya di Universitas Indonesia yang mengambil tema seputar trauma pascabencana di Aceh. Novel Perempuan Keumala menceritakan tentang sosok perempuan yang bernama Keumala. Sosok perempuan yang hidup pada masa kerajaan di dataran Nangroe Aceh Darussalam. Keumala menempuh pendidikan di sekolah militer Ma had Baitul Maqdis. Keumala adalah perempuan pertama yang mendapatkan pangkat laksamana di sekolah militer Ma had Baitul Maqdis.

4 Keumala sangatlah peduli terhadap perempuan, terutama perempuan yang senasib dengannya. Maka dari itu, Keumala berniat untuk bangkit dan berjuang bersama inong balee di medan perang untuk membela nyawa suami tercinta dan darah nanggroe yang ada di dalam dada. Untuk tujuan tersebut, Keumala melatih perempuan yang senasib dengannya/ inong balee agar bisa ikut berperang memperjuangkan nanggroe. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut. Benteng Inong Balee di Krueng Rayeuk. Di sanalah Keumala menghimpun para inong balee yang ditinggal mati kekasih hati untuk angkat nyali. Siapa yang mengatakan bahwa inong balee hanya punya genangan air mata. Gelar inong balee bukan sebuah tanda keterpurukan, tetapi kesatria negeri. Amin, ya Robbal alamin Hai inong sekalian. Sebaris kata muncul dari bibir yang indah dihiasi lesung pipi cantik di sebelah kanan bibirnya. Satu purnama sudah kita berlatih dengan susah payah di tempat ini dengan satu tujuan.. ialah kebenaran. Jangan kalian urung niat di tengah jalan. Pilihan telah dijatuhkan, kita harus terus maju bersama untuk membela nyawa suami tercinta dan darah nanggroe yang ada di dalam dada. suaranya lantang bergema. Tatapannya tajam menembus wajah pasukan janda yang telah dikumpulkan dan dilatihnya berperang (Moerdopo, 2008:196). Terlihat pada kutipan tersebut. Keumala mendidik dan menjadikan perempuan inong balee menjadi pasukan armada yang disiapkan untuk menghadapi peperangan melawan penjajah Portugis yang merajalela. Perjuangan Keumala tidaklah mudah, karena tidak semua inong mempunyai kemampuan dan mempunyai badan yang ideal. Tetapi Keumala yakin mampu untuk menjadikan perempuan inong siap bertempur. Dengan upaya Keumala mendidik perempuan inong berarti Keumala peduli terhadap nasib perempuan lain. Dalam novel Perempuan Keumala, perempuan mempunyai kedudukan yang sama dengan laki-laki. Contohnya, (1) Keumala bisa bersekolah tinggi sama

5 halnya dengan para lelaki. (2) Keumala bisa menjadi laksamana perempuan pertama. Biasanya sekolah kemiliteran hanya untuk para laki-laki, tetapi Keumala bisa bersekolah dan menjadi Laksamana perempuan. (3) Dalam novel Perempuan Keumala perempuan juga ikut membela negeri. Salah satunya adalah ikut berperang di medan perang. Ini menunjukkan bahwa perempuan juga bisa mengerjakan apa yang biasa dikerjakan oleh para laki-laki. Peneliti memilih untuk meneliti novel Perempuan Keumala karya Endang Moerdopo karena beberapa alasan yakni: pertama, cerita dalam novel ini menceritakan tentang seorang pejuang perempuan yang bernama Keumala di Nanggroe Aceh Darussalam yang berjuang untuk negeri. Keumala juga memperjuangkan perempuan lain yang ada di sekitarnya. Biasanya dalam perjuangan itu identik dilakukan oleh laki-laki. Dalam novel ini perjuangan itu dilakukan oleh seorang perempuan yang berjuang bersama perempuan lain. Dengan membentuk pasukan perang yang bernama inong balee. Kedua, kebanyakan novel yang mengisahkan tentang perempuan biasanya ditulis oleh laki-laki, tetapi dalam novel ini penulis Endang Moerdopo adalah seorang perempuan yang mengisahkan tentang tokoh utama perempuan. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui bagaimana pandangan perempuan terhadap perempuan dalam karya sastra. Karena kebanyakan perempuan dalam karya sastra ditulis oleh laki-laki. Hal ini dengan tema emansipasi. Bahkan dalam karya sastra kedudukan dan peran tokoh perempuan masih didominasi oleh laki-laki.

6 Ketiga, novel ini menjadi lebih menarik karena ditulis bukan dari orang Nanggroe Aceh Darussalam melainkan ditulis oleh orang yang berasal dari Yogyakarta yang bernama Endang Moerdopo. Keempat, novel ini merupakan novel yang berkualitas. Hal ini dikarenakan pesan yang ditampilkan tidak hanya pada hal domestik perempuan. Penulis ingin mengangkat tema emansipasi karena pada zaman sekarang lebih banyak perempuan yang bekerja di luar rumah dibanding perempuan yang berada di dalam rumah, akan tetapi para perempuan yang telah berhasil dengan emansipasinya, juga tetap menjalankan tugas dan kodratnya sebagai perempuan. Asalkan perempuan itu tahu akan kodratnya sebagai perempuan. Di manapun perempuan ternyata menarik untuk dibicarakan. Perempuan adalah sosok yang mempunyai dua sisi. Di satu pihak perempuan adalah keindahan, pesona yang membuat laki-laki tergila-gila. Di sisi lain, perempuan dianggap lemah. Anehnya kelemahan itu dijadikan alasan oleh para lelaki untuk mengeksploitasi keindahannya. Bahkan ada yang beranggapan perempuan itu hina, manusia kelas dua, walaupun cantik, perempuan tidak diakui eksistensinya sebagai manusia sewajarnya. Itulah mengapa penulis ingin meneliti tentang tema emansipasi. Dengan demikian, novel Perempuan Keumala karya Endang Moerdopo dapat menjadi sebuah media atau jalan untuk menyerukan perubahan yang lebih baik untuk kehidupan perempuan. Untuk menjadikan perempuan menjadi perempuan yang cerdas, berguna dan menghindari perempuan dari ketertindasan kaum laki-laki.

7 Berdasarkan seluruh uraian tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul, Gerakan Emansipasi Tokoh Utama dalam Novel Perempuan Keumala Karya Endang Moerdopo. B. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah gerakan emansipasi tokoh utama dalam novel Perempuan Keumala karya Endang Moerdopo? C. Tujuan Secara sistematis tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: untuk mendeskripsikan gerakan emansipasi tokoh utama dalam novel Perempuan Keumala karya Endang Moerdopo. D. Manfaat Manfaat dari penelitian ini dibagi menjadi dua macam yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Teoretis Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti. Selain untuk peneliti juga bermanfaat bagi pembaca. Pada umumnya tentang emansipasi. Gerakan emansipasi yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel

8 Perempuan Keumala karya Endang Moerdopo. Novel ini menceritkan perempuan yang bernama Keumalahayati. 2. Praktis Setelah manfaat secara praktis. Penelitian ini juga bermanfaat secara praktis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran pembaca dalam membaca dan memaknai pesan yang terkandung dalam sebuah karya sastra. Salah satunya yaitu novel. Terutama tentang gerakan emansipasi. Selain itu juga supaya bisa memahami peran tokoh perempuan dalam karya sastra.