PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) BUPATI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12TAHUN 2006 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 40 Tahun 2011 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELENGGARAAN FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN CIREBON

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA BARAT NOMOR: 03 TAHUN2015 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2012 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN BADUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT GUBERNUR BALI,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 104 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2010

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 T E N T A N G

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA, PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

2018, No Menteri Dalam Negeri tentang Kewaspadaan Dini di Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

Republik Indonesia Nomor L2 Tahun 2006 tentang

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG FORUM PENGUATAN PENDIDIKAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

FKDM (FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT) SESUAI PERMENDAGRI NO. 12/ TH Oleh S U G I Y A R T A Ketua FKDM Kab Semarang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM PEMBAURAN KEBANGSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO. NOMOR : 30,z TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG POS KOMANDO TERPADU PENGAMANAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

G U B E R N U R JAMB I

GUBERNUR EEHGKUI.U Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3298); NOMOR:L. L TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PEMBAURAN KEBANGSAAN DALAM PROVINSI JAMBI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 24 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA WALIKOTA BANDA ACEH,

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 61 TAHUN 2011 TENTANG KOMUNITAS INTELIJEN DAERAH (KOMINDA) JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2007

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 057 TAHUN 2017

SALINAN Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik. lebih lanjut mengenai Forum Pembauran Kebangsaan dan

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

b. bahwa untuk memenuhi maksud sebagaimana huruf a, perlu ditetapan dengan peraturan Buapti Tanjng Jabung Timur.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR &S TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 7 Tahun 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN TIM TERPADU GANGGUAN KEAMANAN DALAM NEGERI DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN.

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 9 TAHUN 2006 NOMOR : 8 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

INTISARI PP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN OLEH : SADU WASISTIONO

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

Transkripsi:

BUPATI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR : 5 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 12 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di daerah, dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati Tanjung Jabung Timur tentang Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44 Tahun 1985, Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 2. Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia) Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik 2004 Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2002 Nomor 2, Tambahan Lemabaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 5. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4401); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lemba ran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamabahn Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439); 8. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penaggulangan Bencana (Le mbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewaspadaan Dini Masyarakat di Daerah; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131 Tahun 2003 tentang Pedoman Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi di Daerah; 14. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2008 Nomor 2); Menetapkan : MEMUTUSKAN PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Otonomi lain sebagai Badan Eksekutif Daerah; 3. Bupati adalah Bupati Tanjung Jabung Timur; 4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Tanjung Jabung Timur; 5. Camat adalah Camat dalam Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 6. Kewaspadaan Dini Masyarakat adalah kondisi kepekaan, kesiagaan, antisipasi dan tangkal dini masyarakat dalam menghadapi setiap perkembangan potensi dan indikasi yang timbul akibat bencana, baik bencana perang, bencana alam, maupun bencana yang dikarenakan ulah perilaku manusia. 7. Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat selanjutnya disingkat FKDM adalah wadah bagi elemen masyarakat dibentuk dalam upaya menjaga dan memelihara kewaspadaan dini masyarakatr yang berkesinambungan; 8. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh perang, kondisi alam, ulah perilaku manusia dan penyebab lainnya dapat mengakibatkan timbulnya korban dan penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan

lingkungan. Kerusakan sarana dan prasarana dan fasilitasi umum serta gangguan terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat secara keseluruhan; 9. Organisasi Kemasyarakatan selanjutnya disebut ormas adalah non pemerintah bervisi kebangsaan yang dibentuk oleh warga Negara Republik Indonesia secara suka rela, berbadan hukum dan telah terdaftar serta bukan merupakan organisasi sayap partai politik 10. Serta perlindungan Masyarakat selanjutnya disebut satlinmas adalah bentuk perorganisasian masyarakat yang disiapkan dan disusun serta dibekali pengetahuan dan keteramoulan dibidang perlindungan masyarakat difasilitasi oleh pemerintah atau pemerintah daerah setempat 11. Perpolisian Masyarakat selanjutnya disebut polmas adalah model perpolisian yang menekankan kemitraan sejajar dengan masyarakat lokal dalam menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan serta ketentraman masyarakat setempat khususnya; BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Pembentukan FKDM di Kabupaten, Kecamatan dan Desa / Kelurahan dilakukan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa / Kelurahan sesuai tingkatnya. (2) Pembentukan FKDM sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati, Camat dan Kepala Desa / Lurah sesuai dengan kewenangannya. (3) FKDM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki hubungan kerja yang bersifat konsultatif dan informative sesuai jenjang hirarkhi. Pasal 3 (1) Periode Kepengurusan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) sebagaimana maksud pasal 2 ayat (2) adalah 5 tahun. (2) Seseorang dapat menjadi Ketua FKDM maksimal 2 (dua) periode. (3) Pemilihan Kepengurusannya dilakukan oleh musyawarah anggota FKDM masing-masing sesuai tingkatnya. (4) Kepengurusan FKDM Kabupaten dilakukan oleh Bupati, Kecamatan oleh Camat dan Desa/Kelurahan oleh Kepala Desa/Kepala Kelurahan atas usul FKDM sebagai ketua Dewan penasehat FKDM sesuai tingkatnya.

(5) Penggantian antar wkatu pengurus pad amsing-masing tingkatan dapat dilakukan apabila : 1. Meninggal dunia ; 2. Berhalangan tetap ; 3. Permintaan sendiri ; 4. Mencemarkan nama lembaga dan kharisma ketokohannya ; 5. Melanggar hukum dan perundang-undangan yang berlaku ; 6. Atas permintaan keluarga dan / Organisasi dan tuntutan Masyarakat setelah di musyawarahkan oleh kepengurusan FKDM. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 4 (1) Keanggotaan FKDM Kabupaten terdiri dari wakil-wakil ormas, perguruan tinggi, lembaga pendidikan lain, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan elemen masyarakat lainnya; (2) Keanggotaan FKDM Kecamatan terdiri dari wakil-wakil ormas, lembaga pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan elemen masyarakat lainnya; (3) Keanggotaan FKDM Desa/Kelurahan terdiri dari wakil-wakil; ormas, pemuka-pemuka masyarakat dan pemuda, anggota satlinmas dan anggota polmas, serta elemen masyarakat lainnya. BAB IV TUGAS FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) Pasal 5 (1) FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (2) mempunyai tugas : a. Menjaring, menampung, mengkoordinasi dan mengkonsumsi data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini; dan b. Memberi yang rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Bupati mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat. (2) FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3) mempunyai tugas :

a. Menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkonsumsikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangannya secara dini; dan b. Memberikan rekomendasi sebagai bahan pertimbangan bagi Camat mengenai kebijakan yang berkaitan dengan Kewaspadaan dini masyarakat. (3) FKDM Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud dalam pasl 4 ayat (4) mempunyai tugas : a. Menjaring, menampung, mengkoordinasikan dan mengkonsumsikan data dan informasi dari masyarakat mengenai potensi ancaman keamanan, gejala atau peristiwa bencana dalam rangka upaya pencegahan dan penanggulangan secara dini; dan b. Memberikan rekomendasi sebagi bahan pertimbangan bagi Desa/Lurah mengenai kebijakan yang berkaitan dengan kewaspadaan dini masyarakat. BAB V DEWAN PENASEHAT FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT (FKDM) Pasal 6 (1) Dalam rangka pembinaan FKDM dibentuk Dewan Penasehat FKDM di Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan. (2) Dewan penasehat FKDM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : a. Membantu Kepala Daerah merumuskan kebijakan dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat. b. Memfasilitasi hubungan kerja antara FKDM dengan Pemerintah Daerah dalam memelihara kewaspadaan dini masyarakat. (3) Keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati dengan susunan keanggotaan : a. Ketua : Wakil Bupati b. Sekretaris : Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat. c. Anggota : Instansi terkait termasuk unsur Kepolisian Negara Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Kejaksaan Tinggi, Pos Wilayah Badan Intelijen Negara, Kantor Wilayah Imigrasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kanwil Departmen Hukum dan HAM.

(4) Keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati/Walikota dengan susunan keanggotaan : a. Ketua : Camat b. Sekretaris : Sekretaris Camat c. Anggota : Pejabat terkait pada instansi tingkat kecamatan. (5) Keanggotaan Dewan Penasehat FKDM Desa/Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Camat dengan susunan keanggotaan : a. Ketua : Kepala Desa/Lurah b. Sekretaris : Sekretaris Desa/Lurah c. Anggota : Pejabat terkait pada instansi tingkat Desa/Kelurahan. BAB VI PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 7 (1) Bupati melakukan pengawasan terhadap Camat dan Kepala Desa/Lurah serta instansi terkait di daerah. (2) Camat melakukan pengawasan terhadap Kepala Desa/Lurah serta instanasi terkait di wilayah kerjanya. Pasal 8 (1) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan kewaspadaan dini, Pembentukan FKDM di Kabupaten/Kota dilaporkan oleh Bupati / Walikota kepada Gubernur dengan tembusannya disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Pertahanan, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kepala Badan Intelijen Negara. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) dilakukan secara berkala untuk keadaan Bulan Januari s/d Juni (semester I) dilaporkan pada bulan Juli dan untuk keadaan Bulan Juli s/d Desember (semester II) dilaporkan pada bu lan Januari tahun berikutnya. (3) Dalam keadaan mendesak, mekanisme pelapornya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dapat disampaiakan secara lisan menggunakan alat komunikasi yang ada tanpa melalui jenjang hirarkhi dengan ketentuan tetap segera menyampaikan laporan tertulis berikut tembusannya secara hirarkhi. BAB VII PENDANAAN

Pasal 9 (1) Pendanaan bagi penyelenggara kewaspadaan dini masyarakat dibebankan pada anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 (1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai pelaksanaan akan diatur dengan Keputusan Bupati. Pasal 11 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Ditetapkan di : Muara Sabak Pada tanggal : 15 Juni 2011 BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR ZUMI ZOLA ZULKIFLI Diundangkan di : Muara Sabak Pada Tanggal : 15 Juni 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR H. DARMINTO BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR TAHUN 2011 NOMOR 5