OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

dokumen-dokumen yang mirip
OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

MATERI LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN OSIS ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH ( OSIS )

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan penegasan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi,

BAB I PENDAHULUAN. Pembina Osis merupakan pemegang sekaligus pengendali yang sangat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan manusia yang pada dasarnya adalah meningkatkan, mengembangkan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

Pendidikan Nasional Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia Indonesia baik secara fisik maupun intelektual

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB XI LAYANAN KEGIATAN EKSTRA KURIKULER

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

BAB I PENDAHULUAN. maka kualitas yang memadai dan output yang berkualitas merupakan

I. PENDAHULUAN. Fokus isu-isu strategis pendidikan di Indonesia sekarang ini adalah permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan SDM yang terdidik.

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS) SMP NEGERI 1 JATIROTO Alamat : Jln. Jatiroto Jatisrono, Wonogiri Tlp. (0273) blog : -

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)

BAB I PENDAHULUAN. tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional,

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

I. PENDAHULUAN. disegala bidang. Salah satu dari pembangunan Nasional di Indonesia adalah di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. asusila, kekerasan, penyimpangan moral, pelanggaran hukum sepertinya sudah

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBINAAN KESISWAAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI KECAMAATAN GUNUNG TALANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan dan usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk mencerdaskan dan. memiliki pengetahuan, keterampilan, sehat jasmani dan, rohani,

KATA PENGANTAR. Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Drs. M. Mustaghfirin Amin, MBA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses dan mobilitas sosial. dalam masyarakat baik secara horizontal maupun vertikal.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan zaman sebagai efek dari globalisasi yang diakibatkan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran, sehingga untuk bisa bermain sepakbola diperlukan teknik-teknik

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui. aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Peran pembina OSIS Di SMK Negeri 1 Gorontalo. Oleh:

Oleh : RUSLAN EFFENDI Bahan Materi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa SMK MAKMUR 1 CILACAP

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. Secara harfiah kata efektifitas berasal dari kata efektif yang artinya

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. oleh pihak yang mengelola pelaksanaan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

PANDUAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PMR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur bagi guru untuk dapat mengetahui

ANALISIS TUJUAN MATA PELAJARAN Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam. Ranah Kompetensi K A P

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, dan analisis data dan pembahasan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan

KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI SALAH SATU JALUR PEMBINAAN KESISWAAN

BAB I PEDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pencak silat dalam perkembangannya saat ini sudah banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

DR. CEPI SAFRUDDIN ABDUL JABAR. Disajikan pada Bimbingan Teknis Karakter Bangsa bagi Kepala Sekolah SMK, 27 Maret Hotel Basro - Padang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

Program Kerja Kesiswaan MTs. Wachid Hasyim Surabaya Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB IV. Pembinaan Narapidana, untuk merubah Sikap dan Mental. Narapidana agar tidak melakukan Tindak Pidana kembali setelah

BAB I PENDAHULIAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. jalur pendidikan formal, nonformal dan informal, karena dapat dijadikan satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis demokrasi terdiri dari dua kata yunani, yaitu demos, yang

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

Transkripsi:

OSIS, EKSTRAKURIKULER, DAN WAWASAN WIYATA MANDALA

EMPAT JALUR PEMBINAAN KESISWAAN 1. Organisasi Kesiswaan 2. Latihan Kepemimpinan 3. Kegiatan Ekstrakurikuler 4. Kegiatan Wawasan Wiyata Mandala

ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH OSIS secara organis adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang sah di sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib membentuk OSIS, yang tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain dan tidak menjadi bagian / alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. OSIS sisi fungsionalis, dalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan, khususnya di bidang pembinaan kesiswaan, arti yang terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan. OSIS sebagai suatu sistem merupakan tempat kehidupan berkelompok siswa yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Tujuan OSIS: 1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai macam pengaruh negatif dari luar sekolah. 2. Mendorong sikap, jiwa, dan semangat kasatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar. 3. Sebagai tempat dan sarana untuk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, dan gagasan dalam usaha untuk mematangkan kemampuan berpikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.

Fungsi OSIS adalah: 1. Sebagai Wadah: OSIS merupakan satu-satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan yang lain untuk mendukung tercapainya pembinaan kesiswaan. 2. Sebagai Motivator: OSIS juga berperan sebagai perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan dan semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan bersama dalam mencapai tujuan. 3. Sebagai tindakan preventif: OSIS ikut mengamankan sekolah dari segala ancaman dari luar maupun dari dalam sekolah. 4. Fungsi preventif: OSIS akan terwujud apabila fungsi OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat diwujudkan

Tujuan OSIS 1. Meningkatkan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa. 2. Memahami, menghargai lingkungan hidup dan nilai-nilai moral dalam mengambil keputusan yang tepat. 3. Membangun landasan kepribadian yang kuat dan menghargai HAM dalam kontek kemajuan budaya bangsa. 4. Membangun, mengembangkan wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air dalam era globalisasi. 5. Memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, dan kerjasama secara mandiri, berpikir logis dan demokratis. 6. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta menghargai karya artistik, budaya dan intelektual. 7. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani memantapkan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

EKSTRAKURIKLER Kegiatan yang dilakukan siswa sekolah di luar jam belajar kurikulum standar, ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik.

Kegiatan ekstrakurikuler diatur dalam Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Ekstrakurikuler terdiri atas: ekstrakurikuler wajib (pramuka) dan ekstrakurikuler pilihan (kebutuhan).

Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kegiatan pramuka dilaksanakan dengan 3 model: 1. Model reguler: dilaksanakan sukarela di setiap gugus depan (latihan rutin, dpt berbentuk KBM). 2. Model blok: perkemahan minimal sekali dalam setahun (persami anggota baru). 3. Model aktualisasi: penerapan sikap dan keterampilan yang dipelajari di dalam kelas (tingkatannya mrp sebuah taggung jawab).

Sosial Rekreatif Pengembangan Fungsi Ekstrakurikuler Persiapan karier

Tujuan Ekstrakurikuler 1 Menyalurkan dan mengembangkan potensi PD 2 Melatih sikap disiplin, kejujuran, tanggung jawab, percaya diri, dan berkomunikasi 3 Mengembangkan siswa menjadi produktif terhadap permasalahan 4 Memberikan bimbingan dan arah kepada peserta didik

Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler: 1. Melatih siswa dalam berorganisasi 2. Melatih siswa dalam suatu kegiatan (event organizer) 3. Melatih siswa menjadi pemimpin 4. Melatih siswa berinteraksi dengan kegiatan di luar sekolah 5. Melatih siswa menghadapi tantangan masa depan 6. Memotivasi siswa meraih cita-cita 7. Siswa merasa bertanggung jawab atas kemajuan sekolah

Pilihan Partisipasi aktif Individu Prinsip Ekstrakurikuler Etos kerja Kemanfaatan sosial

WAWASAN WIYATA MANDALA Wawasan: mengandung arti pandangan, penglihatan, tinjauan atau tanggapan inderawi. Wiyata: mempunyai arti pelajaran atau pendidikan Mandala: mengandung arti bulatan, lingkaran, lingkungan daerah atau kawasan. Wawasan Wiyata Mandala adalah suatu pandang atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan / pengajaran, maka Wawasan Wiyata Mandala mempunyai makna yang sangat dalam dan strategis sebagai lingkungan pendidikan.

Makna tersebut menuntut sekolah untuk: 1. Memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan baik. 2. Memiliki tenaga edukatif berpribadi teladan, terampil serta berpengalaman / berwawasan luas. 3. Terciptanya lingkungan aman, bersih, tertib, indah, sejuk dan segar. 4. Tumbuhnya partisipasi, kerjasama, dan dukungan masyarakat sekitar. 5. Adanya hubungan harmonis secara timbal balik antara orang tua dengan para warga sekolah. 6. Terciptanya disiplin para warga sekolah mentaati segala peraturan dan tata tertib sekolah. 7. Adanya hubungan kekeluargaan para warga sekolah yang akrab dan harmonis; dan 8. Tumbuhnya semangat peserta untuk maju, bekerja keras dan bekerja keras.

Prinsip-prinsip Wawasan Wiyata Mandala: 1. Sekolah merupakan lingkungan pendidik 2. Kepala sekolah bertanggung jawab penuh terhadap lingkungan 3. Guru dan orang tua siswa ada pengertian untuk mengembangkan tugas pendidik 4. Warga sekolah harus menjujung tinggi citra sekolah 5. Sekolah harus bertumpuh pada masyarakat dan mendukung keturunan

Peranan Wawasan Wiyata Mandala: 1. Siswa harus melindungi lembaganya dimana dia sekolah. 2. Peran siswa terhadap kepala sekolah. 3. Peran siswa pada guru karena guru yang mendidik dan melatih. 4. Peran siswa terhadap kegiatan-kegiatan sekolah 5. Peran dalam intrakurikuler adalah dengan belajar giat sesuai tugas-tugas yang diberikan. 6. Peran dalam ekstrakurikuler adalah ikut aktif dalam ekstra yang berlaku.