BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KONDISI WILAYAH DESA ARIBAYA

BAB II PROFIL DESA KASIMPAR DAN KEADAAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA KASIMPAR

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara etimologis, Hajimena sebenarnya berasal dari kata Aji, yang berarti ini dan Mena

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Merak Belantung secara administratif termasuk ke dalam Kecamatan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN SUBYEK PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kecamatan Kretek

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ini terletak di sebelah Desa Panaragan, berjarak ±15 km dari ibu kota kecamatan,

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. didirikan pada akhir abad ke-18, berdasarkan hasil mufakat Tokoh Adat pada saat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Desa Wayang yaitu 271,673 Ha yang terdiri dari:

dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lain yang berada di Provinsi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB II KONDISI OBJEKTIF DESA CIPETE KEC. PINANG KOTA TANGERANG BANTEN

P R O F I L DESA DANUREJO

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

BAB I LATAR BELAKANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Kebonagung merupakan salah satu dari 8 (delapan) desa yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2017 yang berlokasi di Regedeg,

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Banyuroto adalah 623,23 ha, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

Transkripsi:

23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir berawal dari datangnya seorang prajurit dari keraton Surakarta yang bernama Jayawikarta. Jayawikarta merupakan salah satu prajurit yang meninggalkan Keraton pada saat terjadinya Geger/perang Trunojoyo bersama dengan para rombongan Raja Amangkurat II yang lain. Setelah Raja Amangkurat II meninggal, Jayawikarta beserta ayahnya dan sebagian dari rombongan keraton memisahkan diri dari rombongan dan menepi diperkampungan di dekat sungai Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. Setelah bermukim di perkampungan Surayudan, Jayawikarta berpisah dari ayah dan rombongan yang lain dan menepi di permukiman Glagahlegi. Perkampungan Glagahlegi menerima dengan baik kedatangan Jayawikarta, karena masyarakat setempat telah mengetahui beliau merupakan prajurit dari keraton. Setelah bermukim di Glagahlegi, karna Glagahlegi belum mempunyai seorang pemimpin, maka masyarakat setempat mengangkat Jayawikarta sebagai Demang di Glagahlegi. Setelah Jayawikarta diangkat sebagai Demang, beliau mengganti nama Glagahlegi menjadi Kaliglagah. Jayawikarta menjadi Demang sampai beliau wafat. Sampai sekarang Makamnya masih dijaga dengan baik oleh penduduk setempat. 23 23

24 Patrajaya menjabat sebagai Kepala Desa pertama di Desa Kaliglagah. Pada saat itu Desa Kaliglagah sering mengalami longsor akibat dari erosi sungai Merawu. Akibatnya masyarakat harus perpindah-pindah atau penduduk setempat menamakan gingsar/gingsir, sehingga oleh kepala desa nama desa Kaliglagah diganti menjadi Gumingsir. Nama Kaliglagah itu sendiri sampai sekarang masih ada dan menjadi salah satu dukuh didesa Gumingsir (Karno, 1991:99). B. Keadaan Umum Desa Gumingsir 1. Letak Geografis Menurut Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang desa, desa adalah kesatuan hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan kelurahan, desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas, namun dalam perkembangannya sebuah desa dapat dirubah statusnya menjadi kelurahan. Desa Gumingsir merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pagentan, Kabupaten Banjarnega, Provinsi Jawa Tengah, yang memiliki dua Kantor Kelurahan atau Balaidesa yang tedapat di Dusun Gumingsir dan Dusun Kalikidang. Hal ini dikarenakan jarak antar dusun yang cukup jauh sehingga tidak memungkinkan apabila yang menjabat sebagai Kepala Desa bertempat

25 tinggal di Gumingsir sedangkan Balaidesa berada di Kalikidang maka dikhawatirkan pekerjaan dari Kepala Desa dan Perangkat Desa kurang efektif. Sehingga dibuat dua tempat Balaidesa untuk memudahkan para perangkat desa untuk bekerja. Masyarakat desa Gumingsir memiliki sumber mata pencaharian utama, yaitu pertanian salak pondoh. Kondisi tanah yang subur, dimanfaatkan oleh warga desa Gumingsir untuk bertani sawah dan ladang, seperti bertani padi, jagung, ketela dan sebagian besar digunakan untuk bertani salak pondoh. Kondisi wilayah suatu tempat tergantung pada alam, mengenai hal ini para ahli geografi menunjukan adanya delapan faktor relasi ruangan, relief atau topografi, iklim, flora dan fauna, kondisi pembuangan air, sumber-sumber mineral, dan relasi dengan lautan. Secara administratif, Desa Gumingsir berjarak ke ibu kota kecamatan 6 km, dengan lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan menggunakan kendaraan bermotor 15 menit, dan jarak ke ibu kota kabupaten 20 km, dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan bermotor 35 menit. Sedangkan jarak ke ibu kota Profinsi adalah 195 km, dengan jarak tempuh menggunakan kendaraan bermotor kurang lebih 5 sampai 6 jam. Ditinjau dari letak geografisnya, Desa Gumingsir memiliki ketinggian kurang lebih 500 900 meter diatas permukaan air laut, dengan suhus mencapai 22-35 C, sedangkan bentang alamnya berbukit. Dengan suhu tersebut, desa Gumingsir berpotensi cukup dingin jika pada malam hari. Desa Gumingsir berbatasan dengan wilayah- wilayah sebagai berikut. 25

26 1. Sebelah utara berbatasan dengan desa Kalitlaga, 2. Sebelah selatan berbatasan dengan desa Aribaya, 3. Sebelah barat berbatasan dengan desa Karang Tengah (Kecamatan Wanayasa), 4. Sebelah timur berbatasan dengan desa Kayuares. Sumber: Profil Desa Gumingsir Tahun 2012 Berdasarkan data wilayah desa Gumingsir tahun 2012, luas wilayah desa Gumingsir adalah 346.145 ha. Dengan luas wilayah tersebut, desa Gumingsir memiliki wilayah yang cukup luas untuk desa di Kabupaten Banjarnegara. Luas tersebut dibagi kedalam lima bagian, yang dapat dilihat di tabel berikut. Tabel 1: Penggunaan Tanah dan Luasnya No Penggunaan Tanah Luas (ha) 1. Luas lahan pemukiman 86.346 2. Luas lahan persawahan 50.225 3. Luas lahan perkebunan salak pondoh 131.159 4. Kuburan 4 5. Luas lahan pekarangan 48.415 Jumlah 346.145 Sumber : Data wilayah menurut penggunaannya, Desa Gumingsir tahun 2012. Dari data tabel 1 diatas menyatakan bahwa sebagian besar wilayah desa Gumingsir digunakan untuk lahan pertanian salak pondoh yang mencapai 131.159 ha. Jumlah tersebut telah mengalami perubahan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan pada saat awal-awal munculnya pertanian salak pondoh di desa Gumingsir. Sedangkan luas persawahan semakin berkurang dari tahunke tahun yaitu menyisakan 50.225 ha. Sama halnya dengan sawah, luas

27 pekarangan di desa gumingsir juga berkurang drastis yaitu hanya tersisa 48.415 ha. Dari luas pekarangan tersebut, oleh warga setempat, banyak digunakan untuk bertani ladang, seperti jagung, singkong dan jenis tanaman-tanaman yang lain. 2. Keadaan Penduduk Penduduk merupakan orang-orang yang berada atau bertempat tinggal di dalam suatau wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus/kontinue. Dalam sosiologi penduduk adalah kumpulan manusia yang hidup dan menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Berdasarkan laporan data tahunan desa Gumingsir tahun 2012, jumlah penduduk desa Gumningsir adalah 2.147 jiwa, yang terbagi ke dalam 3 Kadus, yaitu Dusun Gumingsir, Dusun Kalikidang, dan Dusun Tegaron. Di tiap-tiap dusun memiliki seorang ketua atau kepala yang biasa disebut Kadus. Kemudian dari 3 Kadus yang terdapat di desa Gumingsir tersebut, terdapat 3 RW (Rukun Warga), dan 17 RT (Rukun Tetangga). a. Penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin Umur dan jenis kelamin ini dianggap sangat penting untuk mengklasifikasikan banyak hal, misalnya: usia balita, usia sekolah dan usia kerja/produktif. Jika ditinjau dari jenis kelaminnya komposisi penduduk desa Gumingsir adalah sebagai berikut. 27

28 Tabel 2: Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 0-4 tahun 5-14 tahun 15-44 tahun 45-64 tahun 65 tahun ke atas 63 183 470 256 120 55 204 379 313 104 118 387 849 569 224 Jumlah 1.092 1.055 2.147 Sumber : Data profil desa Gumingsir tahun 2012. Berdasarkan data diatas, dapat diketahui jumlah penduduk Desa Gumingsir adalah 2.147 jiwa. Menurut usia dan jenis kelamin, jumlah penduduk desa Gumingsir yaitu 1.092 jiwa penduduk laki-laki dan 1.055 jiwa penduduk perempuan. Hal tersebut menunjukan bahwa di desa Gumingsir, penduduk dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin perempuan. b. Penduduk menurut tingkat pendidikan Dari tahun ke tahun jumlah masyarakat desa Gumingsir yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi semakin bertambah, hal tersebut terjadi karena ada beberapa faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi yang semakin meningkat. Hal ini menunjukan semakin baik dan berkembangnya pola pikir masyarakat desa Gumingsir terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

29 Berdasarkan program pemerintah yang mengharuskan untuk wajib belajar sembilan tahun, ternyata sangat diperhatikan oleh masyarakat desa Gumingsir. Pada saat ini hampir sebagian anak-anak di desa Gumingsir telah menjadi lulusan SMP. Hal tersebut sangat berbeda jauh jika dibandingkan dengan tingkat pendidikan warga desa Gumingsir sebelum masuknya pertanian salak pondoh di desa Gumingsir. Penduduk menurut tingkat pendidikan desa Gumingsir dapat kita lihat dalam tabel 3 dibawah ini. Tabel 3: Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah 1. Tidak tamat SD/Sederajat 219 2. SD 1.562 3. SLTP 258 4. SLTA 84 5. Perguruan Tinggi 24 Jumlah 2.147 Sumber: Tingkat perkembangan desa Gumingsir tahun 2012. Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa penduduk desa Gumingsir paling banyak adalah lulusan tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang mencapai setengah dari jumlah penduduk desa Gumingsir, yakni mencapai 1.562 jiwa. Penduduk dengan lulusan SLTP berada diurutan kedua terbanyak dengan berjumlah 258 jiwa. Kemudian penduduk dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi merupakan jumlah yang paling sedikit, karena hanya ada 24 jiwa, serta penduduk berjumlah 219 jiwa merupakan penduduk yang tidak lulus SD/Sederajat termasuk didalamnya terdapat 29

30 warga yang buta huruf. Jumlah tersebut akan terus berubah tiap tahunnya, tergantung kedaan tingkat perekonomian warga. c. Penduduk Menurut Agama Indonesia merupakan negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak di dunia. Meskipun begitu, tidak membuat negara Indonesia menjadi negara Islam. Negara Indonesia menganut paham Ketuhanan Yang Maha Esa yang tercermin dalam ideologi negara yaitu Pancasila Sila ke-satu. Dengan demikian, maka setiap warga negara Indonesia harus memiliki agama yang dianut. Ada beberapa agama yang yang diakui secara resmi di Indonesia, seperti: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha dan agama Kong Hu Cu. Agama-agama tersebut mempunyai peranan sangat penting dalam perkembanagan sejarah negara Indonesia. Meskipun negara telah membebaskan setiap wargannya untuk memeluk agama yang berbeda-beda tersebut, desa Gumingsir merupakan desa dengan 100 % penduduk pemeluk agama Islam. Dengan kata lain, seluruh warga masyarakat desa Gumingsir memeluk agama Islam dan menjadikan agama Islam menjadi satu-satunya agama di desa Gumingsir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat ditabel 4 di bawah ini. Tabel 4: Penduduk Berdasarkan Jenis Agama No Jenis Agama Jumlah (jiwa) Prosentase (%) 1 Islam 2.147 100 Jumlah 2.147 (jiwa) 100 (%) Sumber: Data profil desa Gumingsir tahun 2012.

31 Dengan hanya ada satu agama tersebut, maka semakin menambah tingkat kebersamaan dan tali silaturahmi diantara wargannya. Meski hanya ada satu agama di desa Gumingsir, bukan berarti masyarakat desa Gumingsir tidak memiliki sikap toleransi terhadap pemeluk agama lain, hanya saja sudah sejak dulu sampai sekarang, seluruh penduduk desa Gumingsir memeluk agama Islam. d. Penduduk Menurut Usia Produktif atau Usia Kerja Data atau informasi tentang jumlah penduduk untuk usia tertentu sangat penting diketahui agar pembangunan dapat diarahkan sesuai kebutuhan penduduk sebagai pelaku pembangunan. Data tersebut berkaitan dengan pengembangan kebijakan kependudukan terutama berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia, jumlah penduduk yang besar dapat dipandang sebagai beban sekaligus modal dalam upaya pembangunan. Dengan mengetahui jumlah dan persentase penduduk di tiap kelompok umur, dapat diketahui berapa besar penduduk yang berpotensi sebagai beban yaitu penduduk yang belum produktif (usia 0-14 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (usia 65 tahun keatas). Selain itu juga dapat diketahui berapa persentase penduduk yang berpotensi sebagai modal dalam pembangunan yaitu penduduk usia produktif atau yang berusia 15-64 tahun. Berdasarkan data profil desa Gumingsir tahun 2012, rincian penduduk menurut usia produktif atau usia kerja di desa Gumingsir dapat dilihat dalam tabel berikut. 31

32 Tabel 5: Penduduk menurut Usia Produktif atau Usia Kerja No. Usia Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0-14 tahun 246 259 505 2. 15-64 tahun 726 692 1.418 3. 65 tahun keatas 120 104 224 Jumlah 1.092 1.055 2.147 Sumber: Data profil desa Gumingsir tahun 2012. Berdasarkan data diatas, lebih dari setengah jumlah penduduk desa Gumingsir merupakan penduduk usia produktif, yaitu mencapai 1.418 jiwa dari penduduk laki-laki maupun perempuan. Sedangkan penduduk usia belum produktif ada di urutan kedua dengan jumlah 505 jiwa. Penduduk usia kurang produktif di desa Gumingsir berjumlah 224 jiwa, artinya penduduk dengan usia 65 tahun ke atas (lansia) bejumlah paling sedikit jika dibandingkan dengan penduduk usia belum produktif, dan usia produktif. e. Penduduk Menurut Mata Pencaharian Untuk menentukan seseorang mempunyai pekerjaan atau tidak pada daerah agraris di desa-desa pada umumnya sulit diketahui. Hal ini dikarenakan apabila mereka ditanya tentang pekerjaan, maka kebanyakan dari mereka akan menjawab mempunyai pekerjaan sebagai petani. Begitu juga di desa Gumingsir yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel 5 mengenai mata pencaharian masyarakat desa Gumingsir di bawah ini.

33 Tabel 6: Mata Pencaharian Penduduk Desa Gumingsir No Mata Pencaharian Jumlah (jiwa) Porsentase (%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Petani Buruh Tani Buruh Bangunan PNS Pensiunan Pedagang Jasa Angkutan Lainnya 1.180 70 48 7 12 41 6 54 Jumlah 1.418 Sumber: Data mata pencaharian desa Gumingsir tahun 2012. Dari data mata pencaharian diatas, dapat diketahui bahwa lebih dari 80 % masyarakat desa Gumingsir berprofesi sebagai petani, yaitu mencapai 1.180 jiwa. Dari jumlah petani tersebut, didominasi oleh petani salak pondoh yang mencapai 88% atau sekitar 1.038 petani. Masyarakat dengan mata pencaharian sebagai buruh tani dan buruh bangunan, masing-masing ada di urutan ke tiga dan ke dua. Pada umumnya mereka yang berprofesi sebagai buruh tani dan bangunan adalah penduduk dengan usia yang masih cukup muda atau belum berkeluarga. Sedangkan penduduk yang yang tidak tergolong kedalam 7 jenis mata pencaharian diatas, telah digolongkan ke dalam no 8, yaitu pekerjaan lainnya. Hal ini dikarenakan mereka adalah penduduk yang bekerja merantau ke luar daerah atau ke luar negeri, sehingga jenis pekerjaannya tidak diketahui. 33

34 3. Lahan Secara geografis desa Gumingsir berada di ketinggian 500-900 meter diatas permukaan air laut, dengan suhu rata-rata mencapa 22-35 C, dan bentang alam berbukit. Dengan ketinggian dan suhu tersebut, menyebabkan desa Gumingsir memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu mencapai 2.000 mm/tahun. Tanah adalah campuran bagian-bagian batuan dengan material serta bahan-bahan organik (sisa kehidupan) yang tertimbun pada permukaan bumi akibat erosi dan lapuk karena proses waktu. Sesuai dengan pengertian tanah tersebut, sifat fisik dan kimia tanah desa Gumingsir adalah: - Jenis tanah : Humus - Tekstur tanah : Tanah linjed dan lempung yang seimbang - Konsistensi tanah : Tanah gembur Berdasarkan data potensi desa Gumingsir tahun 2012 diatas, tanah di desa Gumingsir memiliki tingkat kesuburan yang cukup tinggi, dengan kondisi ini desa Gumingsir sebagian besar merupakan perkebunan dan persawahan. Hal tersebut dimanfaatkan warga untuk pertanian, terutama pertanian salak pondoh dan pertanian sawah. C. Keadaan Sosial Ekonomi Pertumbuhan penduduk yang berkembang secara cepat diharapkan diikuti oleh perekonomian yang berkembang seimbang dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah. Dengan betambahnya penduduk, maka akan bertambah pula jumlah angkatan kerja. Jika tidak diikuti dengan bertambahnya jumlah lapangan pekerjaan, maka akan menambah jumlah pengangguran. Keadaan sosial

35 tentunya tidak terlepas dari keadaan ekonomi dan budaya, karena faktor tersebut menjadi tolak ukur dalam kehidupan masyarakat. 1. Sarana Perekonomian Sarana perekonomian tanpa didukung dengan fasilitas umum tentunya tidak mungkin berjalan. Oleh karena itu, mengingat fasilitas yang ada di desa Gumingsir meliputi fasilitas umum dan fasilitas pribadi. Fasilitas umum yang merupakan kebutuhan bersama meliputi jalan transportasi, PKD/Puskesmas, pipa air bersih, dan yang lainnya. Fasilitas tersebut dibangun untuk kesejahteraan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu dengan tersedianya fasilitas-fasilitas tersebut, masyarakat dengan mudah akan memanfaatkannya, misalnya saja dengan adanya jalan sebagai sarana yang paling penting untuk menjangkau suatu tujuan akan mempermudah dan mempercepat waktu tempuh, dan juga pipa air bersih yang menyediakan air untuk kebutuhan warga sehari-hari. Kedua contoh tersebut menggambarkan begitu besarnya peranan fasilitas umum bagi masyarakat desa Gumingsir dalam kehidupan sehari-hari. Dengan terdapatnya fasilitas-fasilitas umum di suatu desa, akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan penduduk di desa itu sendiri. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 6 berikut. Tabel 7: Sarana dan Prasarana Transportasi No Nama Km atau Unit 1. Jalan desa aspal 5 Km 2. Jalan antar desa aspal 3 Km 3. Angkutan umum 4 Unit 35

36 4. Truk 2 Unit Sumber: Potensi sarana dan prasarana desa Gumingsir tahun 2012. Dari tabel diatas maka dapat dinyatakan bahwa sarana jalan sudah memadai untuk menjangkau setiap pelosok desa Gumingsir yang cukup luas. Jalan merupakan sarana penting untuk kemajuan desa agar dapat berkembang lebih maju. Selain itu, juga terdapat sarana transportasi sebagai penghubung antar desa yang semakin mempermudah warga desa Gumingsir dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. 2. Etos Kerja Masyarakat desa Gumingsir memiliki semangat kerja yang tinggi untuk kesejahteraan hidupnya. Hal ini dapat dilihat dari masyarakatnya yang sudah mulai bekerja dari usia yang masih relatif muda. Bahkan terdapat beberapa anak muda yang masih duduk dibangku sekolah, tetapi mereka sudah ikut membantu pekerjaan orang tuanya, seperti melakukan penyerbukan terhadap tanaman salak. Selain itu juga ada yang meciptakan lapangan pekerjaan meskipun prosentasinya masih kecil, terutama dalam bidang pertanian. Bidang pertanian merupakan sumber penghasilan dan mata pencaharian utama bagi warga desa Gumingsir. Pertanian mereka dikerjakan bersama-sama supaya cepat selesai, baik bapak, ibu dan anak-anak mereka. Dengan begitu, pekerjaan akan cepat selesai dan dapat berganti ke pekerjaan yang lain. Jika dilihat dari segi ekonomi, keterlibatan anak-anak mereka secara tidak langsung telah membuat pengeluaran dan biaya produksi jadi berkurang, dengan begitu hasil atau keuntungan jadi bertambah.