BABI PENDAHULUAN. dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, serta Peraturan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

2016, No Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. antara pendidikan dengan tingkat perkembangan bangsa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan tuntutan baru dalam masyarakat. Perubahan tersebut. terlebih jika dunia kerja tersebut bersifat global.

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini maju sangat

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya manusia memiliki

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

Kualifikasi Akademik Guru Pendidikan Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalab Perk.embangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahao di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana ~ pennasalaban hanya dapat dipecabkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketal. Agar mampu berperan dalam persaingan global. maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatbn kuajitas somber daya manusianya. Oleh karena itu. peningkatan lrualitas somber daya manusia merupakan kenyataan yang barus dilak:ukan secara terencana. terarah. intensif. efektif dan efisien dalam proses pembangunan. Pendidikan memegang peran yang saogat penting dalam proses peningkatan kualitas somber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupak:an suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan lrualitas somber daya maousia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas somber daya manusia. maka pemerintah bersama masyarakat terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui ~ usaha pembangunan pendidikan yang lebih berlrualitas antara lain melalui pengembangan kurikulom, peningkatan lrualitas, ketrampilan. keahlian. sistem evaluasi., dan pengembangan smnber daya manusia. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1

2 mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi Guru agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (BSNP,2006 :5). Pendidikan nasionaj harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hat~ olah pikir, olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan araban tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

3 DaJam dunia pendidikan, masalah pen1iog yang sering dihadapi gmu dalam proses pendidikan adajah menentukan kurilwlum, media pembelajaran, kemampuao meogajar dan supervisi pimpinan dalam rangka mencapai kompetensi. Menjadi tugas guru untuk menjabarkan kurikulum tersebut sehingga menjadi media atau sarana yang lengkap dimana isi kurikulum harus dipilih dan diatur serta dilaksanakan agar sesuai dengan tujuan pembelajaran (Moore, 2005 : 115). Selain itu, bagaimana cara atau kemampuan guru mengajarkan juga merupakan suatu masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari kemampuan yang dimiliki guru (potencial). Peodidikan merupakan sumber kemajuan bangsa yang sangat menentukan daya saing bangsa. dengan demikian, sektor pendidikan barus terns menerus ditingkadcan mutunya. Fakta saat ini menunjukkan bahwa faktor kesenjangan pendidikan menjadi salah satu faktor utama dalam meningkatkan mutu pendidikan. Kesenjangan mutu pendidikan tersebut selain disebabkan karena faktor sarana dan prasarana yang belum memadai~ somber daya manusia yang masih terbatas dan juga kurikulum yang belum siap untuk menyoogsong masa yang akan datang. Penerapan dan pengembangan kurikujum adalah salah satu langkah strategis dalam menyongsong masa depan pendidikan Indonesia Hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada didalam rencana strategis Departemen Pendidikan NasionaJ 2005-2009 (Depdiknas, 2006). Kun"kulum masa depan bukan sekedar mengikuti trend global melainkan merupakan suatu langkah strategis didalam upaya meningkatkan akses dan mutu pendidikan kepada masyarakat. Guru sebagai manusia yang diharapkan sebagai ujung tombak meningkatkan mutu dan profesiooalisme berhasrat mengangkat harkat dan martabatnya. Jasanya yang besar dajam dunia pendidikan pantas untuk mendapatkan

4 penghargaan intrinsik dan ekstrinsik agar tidak. termarjinalkan dalam kebidupan masyarakat. Kecanggihan kurilrulum tidak akan berarti jika tidak ditangani atau tidak dilakukan oleh orang atau guru yang profesional. Konsep tentang guru profesional ini selalu dikaitkan dengan pengetahuan tentang wawasan dan kebijakan pendidikan. sanma pembelajaran, penelitian pendidikan (tindakan kelas), evaluasi pembelajaran, kepemimpinan pendidikan., manajemen pengelolaan. Fenomena menunjukkan bahwa kualitas profesionalisme guru kita masih rendah. Faktor-faktor internal seperti kemampuan guru yang belum mampu memenuhi kebutuhan fisiologis dan profesi masih dianggap sebagai faktor detenninan. Akibatnya. upaya untuk. menambah pengetabuan dan wawasan menjadi terbambat karena ketidakmampuan guru secara individu masih belum mampu mengimbangi tingkat perkembangan pendidikan. Didalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 42 ayat (l) menyebutkan pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam suatu proses belajar mengajar. dua unsur yang sangat penting adalah kemampuan mengajar dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Kedua aspek ini sating berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran, antara lain tujuan pembelajaran, jenis togas dan respons yang diharapkan siswa termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

5 Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Tak bisa dipungkiri, dewasa ini media telah menjadi bagian dari kehidupan kita. Di negara maju, media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang. Bahkan seorang insinyur temama Amerika Serikat, B. Fuller mengatakan bahwa media telah menjadi "orang tua ketiga" bagi anak (guru adalah orang tua kedua). Meskipun perkembangannya di Indonesia belum mencapai taraf seperti itu, namun kecenderungan ke arab itu sudah mulai tampak. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, peranan media juga tidak bisa diabaikan. Sebagai komponen pembelajaran, kemampuan mengajar dan media tidak bisa luput dari pembahasan sistem pembelajaran secara menyeluruh. Kemampuan teknik mengajar dan pemanfaatan media seharusnya merupakan bagian yang harus mendapat perhatian guru dalam setiap kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya bagian inilah yang masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Alasan yang sering muncul antara lain: terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak tersedianya biaya. Hal ini sebenamya tidak perlu teljadi jika setiap guru telah membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan dalam hal media pembelajaran. Sesungguhnya betapa banyak jenis media yang bisa dipilih, dikembangkan dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Setiap jenis media memiliki karakteristik tertentu yang

6 perlu kita pahami, sehingga kita dapat memilih cara mengajar yang baik dan pemanfaatan media yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di lapangan. Sejalan dengan diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dimana kurikulum yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi sekolah, maka peran guru sangat menentukan sekali pada proses pembelajaran (Riana, 2007). Ketika peserta didik sudah mulai mengenal multimedia yang secanggih kemajuan teknologi informasi seperti komputer maka menjadi keniscayaan bagi guru agar mau dan mampu memanfaatkan media dalam pembelajaran (Hartono, 2007). Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 20 dan pasal 21, yaitu bahwa dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualiftkasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (Depdiknas, 2006). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mengambil judul : ''Pengaruh Kurikulum, Media Pembelajaran, Kemampuan Mengajar dan Supervisi Pimpinan Terhadap Profesionalisme Guru". 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan Jatar belakang masalah yang sudah diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Apakah kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme Guru Madrasah Tsanawiyah Aljawahir di Kabupaten Sampang?

7 2. Apakah kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan secara parsial mempunyai pengaruh terhadap profesionalisme Guru Madrasah Tsanawiyah Aljawahir di Kabupaten Sampang? 3. Apakah variabel kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan mempunyai pengaruh dominan terhadap profesionalisme guru Madrasah Tsanawiyah Aljawahir di Kabupaten Sampang? 1.3. Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang telah dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara simultan kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan terhadap profesionalisme Guru. 2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh secara parsial kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan terhadap profesionalisme Guru. 3. Untuk menganalisis dan mengetahui variabel kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan mempunyai pengaruh dominan terhadap profesionalisme Guru. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Sebagai bahan pertimbangan bagi Manajemen Sekolah dalam menentukan kebijakan peningkatan profesionalisme guru dengan memperhatikan dimensi kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar dan supervisi pimpinan.

8 2. Bagi akademik dapat menjadi acuan dan pedoman dalam penelitian selanjutnya tentang Pengaruh Kurikulum, Media Pembelajaran, Kemampuan Mengajar dan Supervisi pimpinan Terhadap Profesionalisme Guru. 3. Sebagai sumbangan pemikiran baru dan kontribusi pembuktian secara empirik tentang pengaruh kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar dan supervisi pimpinan terhadap profesionalisme guru. 1.5. Keterbatasan Penelitian Secara garis besar batasan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini hanya dilaksanakan di satu sekolah (studi kasus) yaitu di Madrasah Tsanawiyah Aljawahir Kabupaten Sampang, mengingat keterbatasan pembiayaan dan waktu penelitian. 2. Responden penelitian ini adalah para guru di Madrasah Tsanawiyah Aljawahir Kabupaten Sampang sebanyak 48 orang. 3. Penelitian hanya meneliti tentang pengaruh kurikulum, media pembelajaran, kemampuan mengajar, dan supervisi pimpinan terhadap profesionalisme guru.