BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Selfi Yugastiyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan tugasnya, ini berarti kinerja guru merupakan faktor

Sekolah Dasar seseorang dikembangkan untuk menguasai berbagai

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. daya sekolah untuk dapat menjalankan tugas secara profesional.

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sarana vital dalam pengembangan Sumber Daya. Manusia, merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu persoalan pendidikan yang sedang dihadapi bangsa

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan seluas-luasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses

URGENSI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME. Nurdin Hidayat STKIP-PGRI Bandar Lampung ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. baru memusatkan perhatianya kepada investasi sumber daya manusia yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen adalah

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkualitas dapat diwujudkan melalui tingkat satuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Sebagai perwujudannya

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan mengemban misi yang besar dan mulia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih menjadi. perbincangan para pakar pendidikan dari tingkat daerah sampai dengan pusat,

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam semua bidang

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

Kinerja guru di Kota Solo masih rendah, seperti yang dikemukakan oleh Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan selalu mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

PENGARUH PEMBERDAYAAN GURU DAN KEMITRAAN DENGAN KOMITE SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU (Studi pada Guru SD di UPTD Pendidikan Kecamatan Kawali)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Kabupaten Bandung yang merupakan bagian integral dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dalam bidang pendidikan. Sehubungan dengan hal tersebut,

BAB I PENDAHUL PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil studi PERC (Political and Economy Risk Consults)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KESIAPAN SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR ISLAM AL HILAL RAWA LUMBU, BEKASI Tahun Ajaran 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. mengedepankan moralitas dan nilai-nilai keagamaan sebagai basis konsentrasi

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

BAB I PENDAHULUAN. serta peradaban bangsa yang bermatabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai krisis yang

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

AS ADI NIM. Q

baik dari segi proses maupun hasilnya. Apalagi, dewasa ini Indonesia berada

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak muliah,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

MENGULAS KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH. DI ERA OTONOMI Oleh: Dr. H. Yoyon Bahtiar Irianto, M.Pd. (FIP-UPI)

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

MODEL 2 INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH MEJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PD MUHAMMADIYAH MANDAILING NATAL

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agent of change masyarakat bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang penting dalam administrasi/manajemen pendidikan adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan menyiapkan sumber daya manusia. Sejalan dengan kemajuan ilmu dan teknologi (iptek) sistem pendidikan harus semakin meningkat baik dari kualitas maupun relevansinya. Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Supriadi (Mulyasa, 2009: 25) mengemukakan bahwa Erat kaitannya antara mutu Kepala Sekolah dengan berbagai aspek kehidupan Kepala Sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan tidak dapat dilepaskan pada berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensi Kepala Sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 Peraturan Pemerintah No 28 Tahun 1990 bahwa Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, pendayagunaan pendidikan dan pengadaan sarana prasarana, sehingga Kepala Sekolah dituntut mampu mengatasi dan mengantisipasi terhadap kinerja sekolah. Keterampilan yang harus dimiliki oleh Kepala Sekolah dalam posisinya sebagai manajer, menurut Paul Hersey at. al (Wahjosumidjo, 2011: 99) menyatakan bahwa : Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial diperlukan tiga keterampilan, yaitu technical skills, human skills dan conceptual skills. Ketiga keterampilan tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedudukan manajer organisasi. Dijelaskan oleh Pidarta (Wahyudi 2012: 68) keterampilan teknikal (technical skills) adalah keterampilan dalam menggunakan pengetahuan, metode, teknik, dan perlengkapan untuk menyelesaikan tugas-tugas, keterampilan manusiawi (human skills) adalah keterampilan untuk bekerja sama, memotivasi,

2 dan memimpin, sedangkan keterampilan konseptual (conceptual skills) adalah keterampilan untuk memahami dan mengoperasikan organisasi. Agar Kepala Sekolah secara efektif dapat melaksanakan fungsinya sebagai manajer, Kepala Sekolah harus memahami dan mampu mewujudkannya dalam nilai-nilai yang terkandung dalam ketiga keterampilan tersebut. Kompetensi Kepala Sekolah menurut Permendikas No 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah ditetapkan lima dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Kemampuan manajerial Kepala Sekolah adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif ( Akdon, 54: 2002). Kompetensi manajerial menuntut Kepala Sekolah antara lain harus menyusun perencanaan sekolah, mampu mengembangkan organisasi sekolah, mampu memimpin sekolah secara optimal, mampu menciptakan budaya dan iklim sekolah yang kondusif, mampu mengelola guru dan staf, peserta didik, kurikulum, keuangan, sarana dan prasarana secara optimal. Disamping itu ada Otonomi Daerah mengharuskan kepala sekolah untuk mampu menyesuaikan dengan situasi dan kondisi peraturan yang berlaku di daerah masing-masing. Mengelola penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau secara operasional tugas pokok Kepala Sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan secara efektif dan efisien. Kepala Sekolah berfungsi dan bertugas sebagai Educator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, Motivator. Sherry Keith dan Robbert H Gilling (1991) mengutip Colleman Repot bahwa penelitian efektifitas sekolah 32% prestasi siswa dipengaruhi kualitas manajemen sekolah. Ini berarti bahwa kinerja Kepala Sekolah dalam pendidikan akan berdampak pada prestasi siswa yang terlibat dalam sekolah tersebut.

3 Untuk melahirkan Kepala Sekolah professional Depdiknas telah mengeluarkan regulasi Perrmendiknas No 28 No 2008 Tahun 2010 Tentang Panduan Pelaksanaan Pengadaan Kepala Sekolah. Menurut Mulyasa (2006: 89) bahwa Kepala Sekolah professional dalam paradigma baru manajemen pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan sekolah. Dampak tersebut diantaranya terhadap mutu pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat, pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang efektif, partisipasi warga sekolah dan masyarakat, keterbukaan manajemen, kemauan untuk berubah (psikologis dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, resfonsif, dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas dan sustainabilitas. Salah satu masalah utama adalah tentang kinerja. Ada beberapa hal yang terkait dengan perilaku kerja, ditentukan oleh tatanan kerja yang sesuai dengan konteks pekerjaannya, ini berarti bahwa program kerja yang telah ditetapkan mempunyai konteks dengan uraian tugas dan pekerjaannya. Perilaku (behavior) dalam pekerjaannya, artinya bahwa setiap Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan disiplin, taat dan santun. Hasil kerja yang baik dan benar, artinya setiap pekerjaan yang dibebankan kepada Kepala Sekolah dengan baik dan tepat waktu. Kompeten (profesional) dalam bidang garapannya, berarti setiap kepala sekolah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya harus bekerja secara profesional. Tuntas (mastery) dalam setiap agenda kerjanya artinya bahwa pekerjaan yang direncanakan harus diselesaikan atas dasar skala prioritas. (Sylviana Murni,, 2009: 413). Apabila melihat kelapangan maka kita akan menemukan kinerja Kepala Sekolah yang belum memadai dan belum memiliki kemampuan sebagaimana yang diharapkan. Tidak sedikit Kepala Sekolah yang belum mampu menyusun rencana strategis, mereka belum memahami bagaimana perumusan visi dan misi sekolah. Mereka belum mampu melakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan masing-masing. Di sekolah masih banyak ditemukan struktur

4 organisasi sekolah yang melanggar prinsip-prinsip pengorganisasian. Begitu banyak kepala sekolah yang belum mampu memotivasi, monitoring, menggalang, mengarahkan, membimbing, mensupervisi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan yang menjadi tanggung jawabnya, belum terbiasa melakukan memonitoring dan evaluasi diri. Kepala Sekolah terbiasa menerima, menelaah dan mengamalkan petunjuk teknis (juknis) pengelolaan kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan dan hubungan denaga masyarakat. Kepala sekolah belum mampu mengembangkan pola-pola baru dalam pengelolaan kurikulum, kesiswaan, kepegawaian, sarana dan prasarana, keuangan, dan hubungan dengan masyarakat (Surya Dharma, 2006: 10). Penelitian yang dilakukan Gurr, Drysdale dan Mulford (2005: 539) di Australia yaitu tentang model kepemimpinan atau kinerja kepala sekolah yang sukses. Penelitian ini dilakukan di dua negara bagian, yaitu Tasmania dan Victoria. Hasil penelitian di dua negara tersebut secara umum yaitu kepemimpinan kepala sekolah atau kinerja Kepala Sekolah yang baik dapat diidentifikasi dari prestasi belajar siswa. Prestasi siswa yang baik menunjukkan bahwa kepemimpinan atau kinerja kepala sekolah baik. Kepemimpinan yang sukses selalu diarahkan kepada peningkatan kualitas prestasi siswa. Jadi kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk menunjang kualitas belajar siswa, di Victoria sejak tahun 70-an secara terus menerus dilakukan reformasi pendidikan. Program reformasi itu sebagai berikut: 1. Meningkatkan belajar siswa melalui kerangka kurikulum baru, meningkatkan penilaian dan pelaporan, dan peningkatan berbagai praktek dalam mengajar dan pembelajaran. 2. Mengembangkan model alokasi sumber daya baru. 3. Membangun kapasitas kepemimpinan kepala sekolah melalui peningkatan seleksi, monitoring dan program pelatihan, dan program pengembangan.

5 4. Menciptakan dan mendukung kinerja dan pengembangan kebudayaan, mendukung profesionalisme guru melalui program monitoring. 5. Perbaikan sekolah dan peningkatan kinerja. 6. Meningkatkan jaringan sekolah. Departemen Pendidikan Nasional melakukan uji kompetensi Kepala Sekolah berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 17 Tahun 2007 tentang kompetensi Kepala Sekolah. Setelah diadakan uji kompetensi, hasilnya dari 250 ribu Kepala Sekolah di Indonesia sebanyak 70% tidak kompeten. Berdasarkan hasil uji kompetensi hampir semua Kepala Sekolah lemah dibidang kompetensi manajerial dan supervisi. Padahal dua kompetensi tersebut merupakan kekuatan Kepala Sekolah untuk mengelola sekolah dengan baik (Budi Suhardiman, 2011: 9). Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja managerial Kepala Sekolah. Faktor-faktor tersebut ada yang sifatnya eksternal dan internal. Newstron dan Davis (2002:219) menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh kemampuan, usaha, kesempatan, tujuan, motivasi, perhatian, lingkungan, komitmen, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan penghargaan baik dari lingkup internal maupun eksternal organisasi. Dalam upaya pencapaian tujuan sekolah, Kepala Sekolah dituntut memiliki komitmen tinggi dimana dia bekerja, komitmen ini merupakan kondisi yang memungkinkan perilaku seorang Kepala Sekolah termotivasi atau tidak termotivasi dalam melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien. Motivasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja Kepala Sekolah. Motivasi ini lebih bersifat dorongan internal psikologis seseorang yang memandang konsep kinerja. Manakala dipandang dari sisi psikologis yang dapat memunculkan keinginan pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja. Menurut McCllelland dalam Mangkunagara (2002: 60) bahwa motivasi berprestasi mendorong pegawai untuk melakukan suatu tugas dengan sebaiknya, agar mampu mencapai kinerja dengan predikat tertinggi.

6 Kepala Sekolah harus memiliki komitmen dan motivasi yang tinggi agar memberikan dampak yang terbaik terhadap organisasi sekolahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Haryadi (2005) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa Universitas Sudirman Purwokerto (studi tentang pengaruh kesejahteraan, komitmen, teknologi pembelajaran, kepakaran, dan motivasi kerja terhadap kinerja dosen dan hasil belajar mahasiswa di Universitas Sudirman Purwokerto) menunjukkan bahwa komitmen dosen berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen berpengaruh langsung terhadap kinerja dosen dengan determinasi sebesar 30,5%, serta berpengaruh langsung terhadap hasil belajar mahasiswa dengan determinasi sebesar 22,5%. Kinerja Kepala Sekolah adalah proses dan hasil kerja Kepala Sekolah dalam mengelola dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan disekolahnya, merupakan unjuk kerja, prestasi kerja yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut hasil wawancara dengan para Pengawas TK/SD Kecamatan Cicalengka diperoleh informasi bahwa Masih terdapat beberapa kelemahan pada kinerja manajerial Kepala Sekolah, antara lain: (1) perencanaan program kerja jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek yang ada belum sepenuhnya hasil kerja kepala sekolah dan majelis guru dalam arti masih banyak mengadopsi dari kepala sekolah yang lain, (2) program kerja yang tidak dijelaskan kepada semua guru, (3) program kerja tidak di evaluasi dan tidak ditindaklanjuti, ( 4) belum ada pembentukan tugas kerja guru dan staf yang jelas (5) kepala sekolah bekerja kurang aktif dalam memajukan sekolah sehingga tidak ada perubahan dari tahun-tahun sebelumnya, (6) Penilaian kinerja Kepala Sekolah belum menunjukkan hasil yang baik, karena masih ada beberapa kepala sekolah yang mendapat nilai C. Sehingga penulis menduga hal tersebut menyebabkan kualitas sekolah sebenarnya belum baik sesuai dengan harapan. Ketidakmampuan Kepala Sekolah di dalam mengelola sekolah serta guru yang kinerjanya masih di bawah standar, dapat dipastikan akan berdampak pada efektifitas pembelajaran. Untuk

7 itu perlu kiranya diadakan penelitian mengenai seberapa besar Pengaruh Komitmen dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Kepala Manajerial Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah Penelitian Inti kajian penelitian ini adalah kinerja Kepala Sekolah Dasar dimana kinerja Kepala Kekolah itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang sifatnya internal maupun eksternal. Faktor-faktor tersebut diantaranya: motivasi kerja, kemampuan, usaha, kesempatan, perhatian, lingkungan, komitmen kerja, keinginan, kebutuhan, keinginan, kepuasan, dan penghargaan baik dari lingkup internal maupun eksternal organisasi. Agar lebih memahami identifikasi masalah tersebut, peneliti gambarkan secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Kepala Sekolah berdasarkan penelitian terdahulu ke dalam gambar sebagai berikut: Lingkungan Komitmen Sumber Daya DDDDDDDDD Imbalan Keinginan Tujuan KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH Kepuasan Motivasi Usaha Penghargaan Kemampuan Kesempatan

8 Gambar 1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Kepala Sekolah (Gibson, at al, 2000, Newstron dan Davis, 2002; Mangkunegara, 2001; Zane K. Quible, 2005) Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti, dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi kinerja manajerial Kepala Sekolah, yang paling dominan adalah komitmen dan motivasi. Upaya meningkatkan kinerja manajerial Kepala Sekolah dapat dilakukan dengan meningkatkan komitmen dan motivasi berprestasi Kepala Sekolah. Menurut Zane K. Quible (2005: 214) berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menyatakan: basic human traits affect employes job related behavior and performance. These human traits include ability, aptitude, perception, value, interest, emotions, needs and personality. Semua hal tersebut akan berpengaruh terhadap dorongan (motivasi) seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Kinerja Kepala Sekolah adalah proses dan hasil kerja Kepala Sekolah dalam mengelola dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan pendidikan disekolahnya, merupakan unjuk kerja, prestasi kerja yang menjadi tanggung jawabnya Motivasi berprestasi memegang peranan penting dalam menghasilkan Kepala Sekolah berkinerja yang baik. Kepala Sekolah yang memiliki kinerja baik mempunyai motivasi kerja yang tinggi. Uraian tersebut sejalan dengan pendapat Hasibuan (2001:184) menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat dalam diri seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan tindakan yang dicirikan dengan disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi dan kerja keras. Komitmen kerja Kepala Sekolah sangat penting agar tercipta situasi kerja yang kondusif. Sejalan dengan pendapat Luthan (2012:238) bahwa komitmen merupakan kekuatan sikap sekaligus keputusan yang menjadi bagian organisasi, suatu keinginan atau kehendak untuk mewujudkan kinerja yang tinggi sebagai bagian yang harus ditumbuhkembangkan dalam

9 organisasi dan sebagai suatu keyakinan yang diterima sebagai nilai sekaligus tujuan yang harus dicapai oleh organisasi. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka kinerja Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalalengka merupakan masalah yang perlu penelaahan secara empirik. Adapun permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah Seberapa Besar Pengaruh Komitmen dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Kepala Manajerial Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalaengka Pertanyaan tersebut dapat dikembangkan sebagai berikut: a. Bagaimana gambaran komitmen kerja Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka? b. Bagaimana gambaran motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka? c. Bagaimana gambaran kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka? d. Seberapa besar pengaruh komitmen kerja terhadap kinerja manajerial kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka? e. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka? f. Seberapa besar pengaruh komitmen kerja dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Secara umum tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai seberapa besar pengaruh komitmen kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri se-kecamatan Cicalengka.

10 2. Tujuan Khusus a. Memperoleh gambaran komitmen kerja Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. b. Memperoleh gambaran tentang motivasi berprestasi Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. c. Memperoleh gambaran kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. d. Mengetahui pengaruh komitmen kerja Kepala Sekolah terhadap kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. e. Mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. f. Mengetahui pengaruh komitmen kerja dan motivasi berprestasi kepala sekolah terhadap kinerja manajerial Kepala Sekolah Dasar di Kecamatan Cicalengka. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka penulis beranggapan bahwa penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis dan praktis, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat mengembangkan keilmuan administrasi pendidikan, yang berkenaan dengan komitmen dan motivasi kerja Kepala Sekolah yang memberikan peningkatan terhadap kinerja kepala sekolah. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran bagi penelitian yang terkait dengan kajian komitmen, motivasi kerja, kinerja Kepala Sekolah. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:

11 a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi Kepala Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Cicalengka untuk meningkatkan kinerja manajerial Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. b. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam berupaya ikut berperan aktif meningkatkan kinerjanya sehingga pada akhirnya kualitas pendidikan dapat terus ditingkatkan. c. Para Kepala Sekolah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam satuan pendidikan sehingga mampu membawa sekolahnya menghasilkan lulusan-lulusan yang berkualitas dan berakhlak. E. Struktur Organisasi Tesis Bab I. Pendahuluan dimulai dengan latar belakang yang menjelaskan tentang dasar alasan masalah yang diteliti, dilanjutkan dengan identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi. Bab II. Kajian pustaka yang berisi penjelasan/konsep/teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti yaitu teoritik peneliti yang digambarkan dalam kerangka penelitian dan hipotesis. Dalam kajian pustaka pada penelitian ini menguraikan teori yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti yakni komitmen, motivasi kerja, dan kinerja Kepala Sekolah. Bab III. Metodologi Penelitian menjabarkan secara rinci mengenai metode dan pendekatan penelitian, lokasi/tempat penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, proses pengembangan instrumen dan teknik analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri dari pengolahan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, hipotesis, dan pembahasan atau analisis temuan.

12 Bab V. Kesimpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.