BAB I PENDAHULUAN. dapat mempengaruhi kinerja kerja (Henny, dkk, 2012). Di Indonesia khususnya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN BERAT BADAN TERHADAP KEKUATAN OTOT PUNGGUNG (Kasus : Pada Lab. Sistem Kerja & Ergonomi)

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dari jenis produksi, teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

BAB I PENDAHULUAN. terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)


BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut antara lain adalah hardware, operator, software, lingkungan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional di Indonesia selama ini telah dapat

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kerja yang meliputi pencegahan dan pengobatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. produksi, terutama perusahaan yang bersifat padat karya. Produktivitas tenaga kerja

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

KAPASITAS ANGKAT BEBAN UNTUK PEKERJA INDONESIA

RANCANGAN SISTEM PENANGANAN MATERIAL UNTUK MEMINIMASI RISIKO GANGGUAN SISTEM TULANG DAN OTOT

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86, menjelaskan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan sebaliknya kesehatan dapat mengganggu pekerjaan. Tujuan pengembangan

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tabel 1.1 Gambar 1.1.

Skiripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: ARIF BUDI UTOMO J

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Gambaran risiko..., Tati Ariani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu bagian dari elemen sistem kerja yang dominan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara agraris yang sedang berkembang menjadi negara industri membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. mendukung satu sama lain dari tiap-tiap bagian yang ada di dalamnya. Sistem

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

MUHAMMAD PRABU ARYANDA J

BAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup sehat bagi setiap penduduk akan mewujudkan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)

KONTRIBUSI POWER LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL ROLL BELAKANG. Jurnal. Oleh ENO IRDIANTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

MANFAAT KEBIASAAN SENAM TERA PADA WANITA TERHADAP KEPADATAN MINERAL TULANG DI DUSUN SOROBAYAN, GADINGSARI, SANDEN, BANTUL SKRIPSI

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

BAB I PENDAHULUAN. dan medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umur dan jenis kelamin telah umum digunakan sebagai kriteria utama dalam penerimaan pekerja, tetapi biasanya tidak jelas apakah usia dan jenis kelamin ini dapat mempengaruhi kinerja kerja (Henny, dkk, 2012). Di Indonesia khususnya, isu-isu seperti ini telah jarang dibahas, padahal masih penting untuk dipelajari karena hubungan antara faktor-faktor ini mempunyai hasil yang berbeda pada populasi yang berbeda. International Labor Organization (ILO) dalam (UU.20, 1999), menyatakan bahwa batas usia minimum untuk pekerja industri adalah 18 tahun, dan 15 tahun untuk pekerja non-industri. Departemen Tenaga Kerja Indonesia (1995) menetapkan bahwa pensiun dapat diterapkan kepada mereka yang berusia antara 55-60 tahun. Pembatasan usia ini sering diperdebatkan, karena beberapa orang menyatakan bahwa pada usia pensiun, mereka masih dapat melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman mengenai hubungan antara usia, jenis kelamin, dan kemampuan kerja. 1

2 Selain umur dan jenis kelamin, terdapat beberapa persyaratan yang ditetapkan oleh suatu pekerjaan dalam penerimaan pekerja, yaitu antara lain kekuatan fisik, pengetahuan, keahlian atau pengalaman yang dimiliki oleh pekerja. Kekuatan fisik yang dimiliki oleh setiap pekerja berbeda beda dan salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan kekuatan fisik itu adalah kekuatan otot. Namun, hal ini tidak terlalu diperhatikan dengan baik oleh perusahaan, sehingga seringkali pekerja mengalami cidera-cidera otot pada bagian punggung, leher, tangan, dan bagian tubuh lainnya. Cidera tersebut akan merugikan perusahaan karena kemampuan kerja seseorang tidak akan maksimal, jika mengalami keluhan otot. Menurut D. B. Chaffin, G. B. Anderson, dan D. J. Martin (1999), faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot adalah jenis kelamin, usia, data antropometri, yaitu tinggi badan dan berat badan, luas penampang otot, dan pelatihan fisik. Salah satu otot yang mempunyai peranan sangat penting dalam tubuh manusia adalah otot punggung atau lebih dikenal dengan istilah back muscular. Menurut data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (Accident Facts, 1990), cedera tulang belakang/punggung adalah salah satu yang paling umum terjadi (22% dari semua kecelakaan kerja yang terjadi) dan paling banyak membutuhkan biaya untuk pengobatannya. Salah satu penyebab dari cedera ini adalah overload yang dipikul oleh tulang belakang (> 60%) dan 60% dari overload ini disebabkan oleh pekerjaan mengangkat barang, 20% pekerjaan mendorong atau menarik barang dan 20% akibat membawa barang. Pekerja yang mengangkat beban berat akan mengalami kemungkinan cedera punggung 8 kali lipat dari pekerja yang hanya mengangkat barang secara tidak terus menerus. Banyak ahli yang yakin bahwa cedera punggung memiliki hubungan erat dengan pekerjaan manual

3 material handling (MMH). Walaupun penggunaan tenaga mekanik/mesin di industri berkembang dengan cepat dalam MMH, tetapi pada kenyataannya banyak pekerjaan yang tidak dapat menghindari kegiatan MMH ini terutama mengangkat dan menurunkan barang. A.F. Mannion dalam jurnal Prediction of Maximal Back Muscle Strength from Indices of Body Mass and Fat Free-Body Mass (1999) dari Departemen Anatomi, Universitas Bristol di Inggris melakukan penelitian mengenai otot punggung dengan tujuan mencari hubungan antara kekuatan otot punggung dengan berat badan, umur, dan jenis kelamin. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 456 orang yang diteliti, yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan umur antara 18-42 tahun (untuk wanita), 21 42 tahun (untuk pria), ternyata berat badan dan jenis kelamin mempunyai hubungan yang sangat signifikan dengan kekuatan otot punggung manusia, dimana semakin besar berat badan seseorang, maka akan semakin besar pula kekuatan otot punggungnya. Demikian pula dengan pengelompokan berdasarkan jenis kelamin sangat mempengaruhi kekuatan otot punggung manusia, dimana pria mempunyai kekuatan otot punggung yang lebih besar dari pada wanita. Sedangkan umur seseorang tidak mempunyai hubungan yang terlalu signifikan dengan kekuatan otot punggungnya. Janssen (1999) menyatakan bahwa pria memiliki rangka otot yang lebih besar daripada wanita. Lindle et.al (1997) dalam penelitiannya mengatakan bahwa terjadi penurunan kekuatan otot punggung seiring dengan pertambahan usia, namun hal itu tidak mutlak terjadi pada orang yang mempunyai usia lebih muda dari usia orang tua, seperti mahasiswa. Sedangkan Lemmer et al (1999) menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kekuatan

4 otot punggung pria dan wanita usia muda. Seringkali perekrutan pekerja perempuan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pekerja laki laki. Padahal, tidak diketahui dengan jelas apakah pekerja perempuan mempunyai kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang juga dilakukan oleh pekerja laki laki. Di Indonesia, tidak ada literatur yang mendukung pengetahuan mengenai masalah perbedaan kekuatan otot punggung ini, sehingga diperlukan literatur yang sesuai dengan kondisi fisik orang Indonesia. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dorsal electric dynamometer type BCS-400 yang merupakan alat untuk mengukur kekuatan otot punggung manusia. Dengan melakukan penelitian ini, maka dapat dideskripsikan hubungan antara umur dan berat badan dengan kekuatan otot punggung untuk pekerja sebagai dasar dalam mengevaluasi persyaratan fisik pekerjaan yang relevan untuk suatu jenis pekerjaan tertentu. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah usia dan berat badan mempengaruhi kekuatan otot punggung manusia? 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Oleh karena penelitian ini berupa eksperimen, maka pembahasan penelitian ini hanya dari lingkup hasil eksperimen.

5 2. Kekuatan otot yang diukur dalam penelitian ini, dibatasi hanya untuk kekuatan otot punggung. 3. Fokus penelitian hanya berdasarkan usia dan berat badan dengan pembagian usia 18-22 tahun. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah usia dan berat badan mempengaruhi kekuatan otot punggung manusia. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Peneliti mendapat pengalaman dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama pendidikan. 2. Sebagai gambaran bagaimana faktor-faktor, seperti usia dan berat badan mempengaruhi kekuatan otot punggung manusia. 3. Sebagai referensi dalam contoh pembuatan penelitian lanjutan dan sebagai masukan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap penulisan tugas akhir. 1.6 Sistematika Penulisan Dalam laporan penulisan tugas akhir ini, untuk mendapatkan hasil yang teratur, terarah dan mudah dipahami, maka penulisan disusun dengan menggunakan sistematika sebagai berikut :

6 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan, dengan maksud memperoleh gambaran umum mengenai masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diterangkan secara singkat tentang teori-teori, pendapat pakar, tulisan ilmiah, dan sejenisnya yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah-masalah yang akan dibahas serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan masalah penelitian. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian sehingga penelitian dapat berjalan secara sistematis, tujuan tercapai dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data-data dan informasi primer yang telah dikumpulkan melalui hasil simulasi dan pengukuran langsung di

7 lapangan. Selain itu juga dijelaskan tahapan-tahapan dari pengolahan data yang dilakukan. BAB V HASIL DAN ANALISIS Pada bab ini akan membahas tentang keterkaitan antar faktor-faktor dari data yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan masalah tersebut dengan metode yang diajukan dan menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat diambil melalui penelitian yang telah dilakukan. Penarikan kesimpulan ini merupakan jawaban dari tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kemudian diberikan saran-saran yang diperlukan untuk penelitian selanjutnya.