HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA SKRIPSI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

Kata Kunci: anak, ISPA, status gizi, merokok, ASI, kepadatan hunian

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA OLEH IBU YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN ISPA DI KELURAHAN KALIPANCUR SEMARANG

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

Healthy Tadulako Journal (Enggar: 57-63) 57

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN ISPA PADA ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWANTORO I SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Oleh : Yophi Nugraha, Inmy Rodiyatam ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan batuk baik kering ataupun berdahak. 2 Infeksi saluran pernapasan akut

Kata Kunci: Kejadian ISPA, Tingkat Pendidikan Ibu, ASI Eksklusif, Status Imunisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 4 April 2017

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

Hubungan Paparan Asap Rumah Tangga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut Bagian Atas pada Balita di Puskesmas Tegal Sari-Medan Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

Jurnal Care Vol. 4, No.3, Tahun 2016

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANGTUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

Purnama Sinaga 1, Zulhaida Lubis 2, Mhd Arifin Siregar 3

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ROKOK DAN TERJADINYA ISPA PADA BALITA DI DUSUN PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS PEMBANTU (PUSTU) TOMPEYAN TEGALREJO DI KOTA YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

Jurnal e-biomedik (ebm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

Putri E G Damanik 1, Mhd Arifin Siregar 2, Evawany Y Aritonang 3

HUBUNGAN PERAN KELUARGA PRASEJAHTERA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI DESA DEPOK KECAMATAN KANDEMAN

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1. Pada Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang cepat dan sangat penting atau sering disebut masa kritis anak

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS CANDI LAMA KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG ISPA DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GATAK SUKOHARJO

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. Asam) positif yang sangat berpotensi menularkan penyakit ini (Depkes RI, Laporan tahunan WHO (World Health Organitation) tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DTP JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KRITERIA PEROKOK DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA KECAMATAN PRAMBANAN YOGYAKARTA

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DI PUSKESMAS DESA DAYEUH KOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

HUBUNGAN VENTILASI, LANTAI, DINDING, DAN ATAP DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI BLANG MUKO

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT KONTAK, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, DAN KEPADATAN HUNIAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MELONGUANE KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

ABSTRAK. Ika Dewi Wiyanti, 2016; Pembimbing I : dr. Dani, M.kes Pembimbing II : dr.frecillia Regina,Sp.A

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Kelurahan Korong Gadang Kecamatan Kuranji Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Oleh : BAIQ YUNITA HAPTIANINGSIH J 500 30 008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 207

i

ii

iii

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI KELUARGA DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS KARTASURA Abstrak Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Di Indonesia, masih banyak keluarga yang belum melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik, akibatnya perlahan-lahan telah terjadi penurunan pelaksanaan fungsi keluarga sehingga angka masalah gizi, gangguan tumbuh kembang, mortalitas dan morbiditas pada balita masih cukup tinggi. Penelitian untuk menganalisis hubungan fungsi keluarga dengan kejadian ISPA pada anak balita di Puskesmas Kartasura. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu cluster random sampling. Jumlah sampel sebanyak 80 orang ibu dari balita. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi 47 pernyataan dan 2 pertanyaan. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa dari 80 responden, terdiri dari ibu yang mempunyai anak balita dengan fungsi keluarga sehat yang memiliki anak balita sehat sebesar 36 (45.0%) dan sakit ISPA sebesar 7 (2.3%) dan fungsi keluarga tidak sehat yang memiliki anak balita sehat sebesar 8 (0.0%) dan sakit ISPA sebesar 9 (23.8%). Serta diperoleh nilai p-value < 0,05 yakni 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak balita. Kata Kunci : Fungsi Keluarga, ISPA, Penyakit Infeksi. Abstract Respiratory tract infections (RTIs) is widely known as one of the major terminal diseases especially those of baby and under-5 children in developing country. RTI is the major reason of morbidity and mortality on infectious disease around the world. In Indonesia, there is still families wherein health is not well maintained; thereby, nutrition is not sufficient; growth and development is distracted; a high number of mortality and morbidity on under-5 children. The aim of this research is to analyze the relationship between function of family and occurrence of RTI on under-5 children, study case of Puskesmas Kartasura. Observational analytics method is employed to analyze; using data of cross-sectional and cluster random sampling as data collection. Up to 80 mothers of under-5 children were chosen to be the sample of research. A questionnaire of 47 preference declarations and 2 questions were given. Univariate analysis and bivariate analysis are employed using Chi-Square. The result revealed that over 80 respondents with healthy family function, 36 mothers (45.0%) have healthy children, while 7 mothers (2.3%) have children with RTI; in unhealthy family function, 8 mothers (0.0%) have healthy children, while 9 mothers (23.8%) have children with RTI. The value of p-value is < 0,05 (0.00) meaning the result is significant.

Keywords : Function of family, Infectious disease, RTI.. PENDAHULUAN Jumlah keluarga di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 204 mencapai 64.77.600 keluarga dengan jumlah keluarga di Provinsi Jawa Tengah 9.009.084 keluarga dan di Kabupaten Sukoharjo mencapai 235.859 keluarga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) menjelaskan masih banyak keluarga di Indonesia yang belum melaksanakan fungsi perawatan kesehatan dengan baik, dan perlahan-lahan telah terjadi penurunan pelaksanaan fungsi keluarga, sehingga mengakibatkan angka masalah gizi, gangguan tumbuh kembang, mortalitas dan morbiditas pada balita masih cukup tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik Jawa Tengah (204) bahwa kelompok usia 0-4 tahun di Jawa Tengah mencapai 8.37.597 anak dan kelompok usia 0-4 tahun di Kabupaten Sukoharjo 99.24 anak. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun. Tingkat mortalitas sangat tinggi pada bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia, terutama di negaranegara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di fasilitas pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2007). Proporsi kematian yang disebabkan oleh ISPA pada anak usia < 5 tahun di Eropa adalah sekitar %, namun di Afrika dan Asia masing-masing memiliki proporsi kematian yang disebabkan oleh ISPA berkisar ± 20%. Kematian karena ISPA sebagian besar (75%) disebabkan oleh pneumonia (Smith et al., 2000) dalam Widodo tahun 203. Depkes RI tahun 202 menyebutkan bahwa penyakit di Indonesia yang selalu mewabah setiap tahun dan salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Insiden menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0,29 episode per anak/tahun di negara berkembang dan 0,05 episode per anak/tahun di negara 2

maju. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 56 juta episode baru di dunia per tahun dimana 5 juta episode (96,7%) terjadi di negara berkembang. Sejak tahun 2000, angka cakupan penemuan ISPA balita berkisar antara 20%-36%. Angka cakupan tersebut masih jauh dari target nasional yaitu periode 2000-2004 adalah 86%, sedangkan periode 2005-2009 adalah 46%-86%. Rendahnya angka cakupan penemuan ISPA balita tersebut disebabkan antara lain deteksi kasus di puskesmas masih rendahnya karena sebagian besar tenaga belum terlatih dan kelengkapan pelaporan masih rendah terutama pelaporan dari kabupaten/kota ke provinsi (Dirjen P2PL, 202). Di Indonesia, ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan. Sebanyak 40-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 5-30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA (Dirjen P2PL, 202). Insiden dan prevalensi ISPA di Indonesia adalah,8 persen dan 4,5 persen. Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (4,7%), Papua (3,%), Aceh (30,0%), Nusa Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Karakteristik penduduk dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur -4 tahun (25,8%). Menurut jenis kelamin, tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan (Balitbang Kemenkes RI, 203). Fungsi keluarga berperan penting dalam pencegahan anak dari sakit, terutama penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang biasa menyerang usia anak. Orang tua yang memiliki anak dengan penyakit infeksi saluran pernapasan yang berulang ditemukan dapat menyebabkan terganggunya rutinitas dan fungsi keluarga dalam jangka waktu tertentu (Gaag, 202). Pendekatan terhadap permasalahan infeksi saluran pernapasan akut pada balita yang ada meliputi pendekatan klinis (vaksinasi dan pengobatan antibiotik) dan non klinis dengan pendekatan infrastruktur promosi perubahan perilaku (Seguin & Zarazua, 205). Peran dan fungsi keluarga merupakan tindakan nyata yang harus dilakukan oleh keluarga dalam merawat anggota keluarga terutama dalam mencegah ISPA pada balita karena balita merupakan kelompok yang rentan tertular penyakit. 3

Keluarga sebagai lembaga tempat anggota keluarga tumbuh dan berkembang mempunyai peran dalam menjalankan fungsi keluarga yaitu fungsi perawatan keluarga yang mengharuskan keluarga untuk menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan kesehatan atau keperawatan yang bermanfaat mencegah kejadian ISPA pada balita. Keluarga yang dapat menjalankan peran dan fungsi keluarga dengan baik dalam mencegah ISPA, diharapkan balitanya tidak mengalami kejadian ISPA (Roso et al., 205). Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara fungsi keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak balita di Puskesmas Kartasura. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non eksperimental. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 206. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dan anak balita di wilayah kerja Puskesmas Kartasura diambil dengan teknik cluster random sampling sebanyak 80 responden. Alat pengukur fungsi keluarga dalam penelitian ini menggunakan The McMaster Family Assesment Device (FAD) yang terdiri dari 47 pertanyaan menggunakan skala kategorik. Kuesioner infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) terdiri dari 2 pertanyaan dengan menggunakan instrumen kuesioner dari Riskesdas 203 dan skala pengukuran kuesioner menggunakan skala nominal. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan teknik cluster random sampling dengan pengambilan lokasi penelitian secara acak di kecamatan Kartasura yaitu kelurahan Pabelan dan Ngabean pada bulan November hingga Desember 206. Jumlah sampel yang diambil adalah 80 responden. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dibuat deskripsi karakteristik responden sebagai berikut: 4

Tabel. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%) Usia Anak Batita (-3 tahun) Pra Sekolah (3-5 tahun) 53 27 66.3 33.8 Total 80 00% Usia Ibu Remaja Akhir (7-25 tahun) Dewasa Awal (26-35 tahun) Dewasa Akhir (36-45 tahun) 2 47 2 5.0 58.8 26.3 Total 80 00% Pendidikan Terakhir Ibu SD SMP SMA S 3 4 33 30 3.8 7.5 4.3 37.5 Total 80 00% Pekerjaan Ibu IRT Karyawati Swasta Perawat Guru PNS 48 7 7 5 2 60.0 8.8 2.3.3 6.3 2.5 Total 80 00% Pendapatan Keluarga < Jt 27 33.8 > Jt 53 66.3 Total 80 00% 5

Karakteristik Frekuensi (F) Persentase (%) Berat badan (kg) 2.30 2.40 2.50 2.60 2.70 2.80 2.90 2.95 3.00 3.0 3.20 3.30 3.40 3.45 3.50 3.60 3.70 3.80 3.90 4.00 4.50 5.50 2 2 2 2 7 3 7 3 8 6 3 6 4 4 3 2 2.5.3 2.5 2.5 2.5 8.8 3.8.3 7.5 3.8 0.0 7.5 3.8.3 7.5 5.0 5.0 3.8.3 2.5.3.3 Total 80 00% (Sumber: Data Primer, 206) Berdasarkan tabel 3. didapatkan hasil pada karakteristik responden berdasarkan usia anak tertinggi adalah batita sebesar 53 (66.3%) dan terendah adalah pra sekolah sebesar 27 (33.8%) dengan total 80 (00%). Karakteristik responden berdasarkan usia ibu tertinggi adalah dewasa awal sebesar 47 (58.8%) dan terendah adalah remaja akhir sebesar 2 (5.0%) dengan total 80 (00%). Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ibu tertinggi adalah SMA sebesar 33 (4.3%) dan terendah SD sebesar 3 (3.8%) dengan total 80 (00%). Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu tertinggi adalah IRT sebesar 48 (60.0%) dan terendah adalah perawat sebesar (.3%) dengan total 80 (00%). Karakteristik responden berdasarkan pendapatan keluarga tertinggi adalah > juta sebesar 53 (66.3%) dan terendah adalah < juta sebesar 27 (33.8%) dengan total 80 (00%). Karakteristik responden 6

berdasarkan berat badan lahir anak tertinggi adalah 3 kg sebesar 7 (2.3%) dan terendah adalah 2.4 kg sebesar (.3%) dengan total 80 (00%). 3.2. Analisis Univariat Tabel 2. Fungsi Keluarga dan Penyakit ISPA Fungsi Keluarga Sehat Tidak Sehat (Sumber: Data Primer, 206) Sehat 36 (45.0%) 8 (0.0%) ISPA Sakit 7 (2.3%) 9 (23.8%) Berdasarkan tabel 2. didapatkan bahwa responden dengan fungsi keluarga sehat yang memiliki anak balita sehat sebesar 36 (45.0%) dan sakit ISPA sebesar 7 (2.3%). Responden dengan fungsi keluarga tidak sehat yang memiliki anak balita sehat sebesar 8 (0.0%) dan sakit ISPA sebesar 9 (23.8%). 3.3. Analisis Bivariat Tabel 3. Hubungan Antara Fungsi Keluarga dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Anak Balita di Puskesmas Kartasura Variabel Rasio prevalence Sig (p) Fungsi keluarga dan kejadian ISPA pada 5.029 0.00 balita (Sumber: Data Primer, 206) Berdasarkan tabel 3. dengan menggunakan uji Chi-square yang telah memenuhi syarat didapatkan rasio prevalence sebesar 5.029 artinya bahwa pada fungsi keluarga yang tidak sehat peluang anak balitanya menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) sebanyak 5.029 lebih besar daripada keluarga yang fungsi keluarganya sehat dengan nilai p-value = 0.00 lebih kecil dari 0.05, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi keluarga dengan kejadian ISPA pada balita. 3.4. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji Chi-square yang telah memenuhi syarat didapatkan nilai p-value = 0.00 lebih kecil dari 0.05 yang 7

artinya terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak balita. Hasil Penelitian ini didukung oleh Habeahan (200) dalam Roso, Aisah, & Mariyam (205) yang menyatakan bahwa ada hubungan peran orang tua dalam pencegahan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dengan kekambuhan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita. Fungsi keluarga berperan penting dalam pencegahan anak dari sakit, terutama penyakit infeksi saluran pernapasan akut yang biasa menyerang usia anak. Orang tua yang memiliki anak dengan penyakit infeksi saluran pernapasan yang berulang ditemukan dapat menyebabkan terganggunya rutinitas dan fungsi keluarga dalam jangka waktu tertentu (Gaag, 202). Sejalan juga dengan Friedman (200) yang menyebutkan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional, jika dukungan tersebut ada pada keluarga pasien, maka akan berdampak positif pada pasien. Kejadian ISPA lebih banyak ditemukan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonomi rendah. Faktor sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada anak balita antara lain berupa pendidikan ibu, pengetahuan ibu dan pendapatan keluarga (Sukamawa, 2006). Berdasarkan penelitian Erlinda (205) bahwa keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi akan lebih meningkatkan kesadaran perawatan kesehatan keluarga sehingga angka kejadian ISPA ditemukan lebih rendah. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putro (2008) dalam Erlinda (205) mengemukakan bahwa sebagian keluarga yang mempunyai balita ISPA di rumah adalah dengan keluarga yang tidak mengetahui cara pencegahan ISPA. 4. PENUTUP 4.. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara fungsi keluarga dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada anak balita. 8

4.2. Saran Adapun saran pada penelitian ini agar keluarga dan masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran dan fungsi keluarga dalam mencegah kejadian ISPA pada balita. Bagi tenaga kesehatan dan pemegang kebijakan agar lebih memperhatikan tentang permasalahan fungsi keluarga dengan melakukan penyuluhan berupa pentingnya fungsi keluarga dan pencegahan kejadian ISPA. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi informasi atau referensi bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang fungsi keluarga dan kejadian ISPA. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik, 204. Jawa Tengah Dalam Angka 204. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. Balitbang Kemenkes RI, 204. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI. Depkes RI, 2007. Perawatan ISPA Pada Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI, 202. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, 202. Pedoman Pengendalian Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Erlinda, V., 205. Penerapan Model Family-Centered Nursing Terhadap Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Dalam Pencegahan ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Kedokteran Yarsi, 23(2), pp.65-86. Friedman, M.M., 200. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori dan Praktek. Jakarta: EGC. Gaag, E.J. & Droffelaar, N.V., 202. Upper Respiratory Tract Infections In Children: A Normal Stage or High Parental Concern. Journal Pediatrics Vol.2, pp.244-49. Roso, C., Aisah, S. & Mariyam, 205. Peran Keluarga Prasejahtera Dengan Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Desa Depok Kecamatan Kandeman Kabupaten Batang. FIKkes - Jurnal Keperawatan Vol. 8 No. 2, pp.49-60. 9

Seguin, M.N. & Zarazua, M., 205. Non-Clinical Intervention for Acute Respiratory Infection and Diarrheal Disease Among Young Children In Developing Countries. Tropical Medicine and International Health, 20(2), pp.46-49. Sukamawa, A.A., 2006. Determinasi Sanitasi Rumah Dan Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kejadian ISPA Pada Anak Balita Serta Manajemen Penanggulangannya Di Puskesmas. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(), pp.49-58. Widodo, T.J., 203. Paparan Polusi Rumah Tangga Memiliki Hubungan Dengan Kejadian Pneumonia Balita di Kabupaten Temanggung. Tesis, Universitas Gadjah Mada. World Health Organization, 2007. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Geneva: Alih Bahasa: Trust Indonesia. 0