BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULAAN. Dewasa ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

I. PENDAHULUAN. menyesuaikan diri sebaik-baiknya. Oleh karena itu, diperlukan adanya perkembangan

I. PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU RI No. 20 Th. 2003)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Dalam arti sederhana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional meghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

Penerapan Contextual Teaching and Learning terhadap pembelajaran praktek konstruksi kayu bagi guru SMK di Surakarta

BAB I PEDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan kehidupan bangsa sebab

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan adalah sistem yang digunakan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dewasa ini telah mendapat perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Peningkatan mutu pendidikan berarti pula peningkatan

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

pengetahuan dan teknologi perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana maka Undang-Undang Republik Indonesia No 20

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Nurul Haque,2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangat dibutuhkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. ini akan dicapai apabila semua terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan. Melalui berbagai pendekatan pembelajaran matematika

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan bagian dari belahan dunia yang selalu berubah, oleh karena itu bangsa Indonesia harus mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi di dunia dalam segala hal. Seiring dengan perkembngan zaman yang semakin pesat, kebutuhan sumber daya manusia yang profesional pun semakin meningkat. Berkembangnya teknologi yang canggih harus diimbangi dengan meningkatnya sumber daya manusia yang edukatif dan religius. Dengan adanya fenomena tersebut pemerintah Indonesia melakukan upaya peningkatan terhadap pendidikan sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003, pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas ini merupakan langkah untuk melaksanakan Tujuan Pendidikan Nasional. Pendidikan sebagai suatu wadah untuk mengembangkan potensi manusia memiliki beberapa komponen. Salah satu komponen pendidikan adalah guru. Bagi seorang guru mengembangkan potensi siswa adalah tugas yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Untuk mengembangkan potensi siswa secara optimal, pembelajaran harus dilaksanakan dengan melibatkan berbagai aspek dari siswa, baik fisik, intelektual, social maupun emosionalnya. Hal ini dilakukan agar siswa dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat menghasilkan pengetahuan yang bermanfaat bagi siswa.

2 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki karakteristik bersifat abstrak. Sifat matematika yang abstrak ini menyebabkan banyak siswa mengalami berbagai kesulitan dalam mempelajari matematika terutama dalam memahami dan menyelesaikan pemecahan soal cerita. Akibatnya, siswa kurang menghayati atau memahami konsep-konsep matematika dan mengalami kesulitan untuk mengaplikasikan matematika dalam kehidupan seharihari. Hal ini berakibat pada kemampuan pemecahan soal cerita yang semakin berkurang. Karena itu diperlukan perbaikan pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan dalam soal cerita siswa di sekolah tidak terkecuali di sekolah dasar. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kemampuan dalam memecahkan soal cerita adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran, yang memberikan pengertian bahwa materi-materi yang diajarkan kepada siswa bukan hanya sebagai hafalan, namun lebih dari itu dengan memecahkan soal cerita dengan mengkaitkannya dalam kehidupan sehari-hari dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri dengan cara siswa memecahkan sebuah permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari saat siswa mengalami hal tersebut. Pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika juga merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh guru, sebab guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan Hudoyo (dalam Herdian, 2010) yang menyatakan bahwa: Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan dapat dipahami peserta didik. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa siswa kepada tujuan yang ingin dicapai yaitu agar bahan yang disampaikan dipahami sepenuhnya oleh siswa. Berangkat dari pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti dan pengalaman mengajar yang dilakukan, ditemukan bahwa masih banyak siswa kelas II di SDN Z yang mengalami masalah memecahkan soal cerita dalam pembelajaran matematika khususnya tentang soal cerita penjumlahan dan pengurangan campuran Ketidakmampuan siswa tersebut disebabkan pula karena

3 penguasaan pemahaman dalam membaca setiap siswa yang tergolong masih kurang serta ketidakmampuan siswa menyelesaikan persoalan matematis yang verbalistik ke dalam bahasa matematika yang masih sangat rendah. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru kelas, diketahui bahwa pada umumnya siswa lebih sering mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika khusus nya dalam pemecahan masalah yang tedapat dalam soal cerita. Selain itu nilai rata-rata matematika siswa di kelas II tersebut masih di bawah rata-rata dan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar yang ditetapkan. Hal ini terbukti dari hasil presentasi hasil tes latihan tentang soal cerita yang masih rendah yaitu 56% siswa yang belum mampu dalam menyelesaikan soal cerita matematika dibuktikan dengan beberapa fakta sebagai berikut: 1) siswa tidak dapat memahami kalimat dalam soal cerita matematika. 2) siswa tidak dapat menentukan apa inti permasalahan yang ditanyakan dalam soal cerita matematika, 4) siswa tidak dapat menentukan sendiri langkah penyelesaian soal cerita matematika, 5) siswa tidak dapat menyimpulkan jawaban soal cerita matematika yang dibuatnya. Penyebab ketidakmampuan siswa kelas II SDN Z dalam menyelesaikan soal cerita matematika diakibatkan karena kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah-masalah terhadap isi dari soal cerita matematika yang diberikan. Kurangnya kemampuan memecahkan soal cerita siswa disebabkan karena guru seringnya memberikan soal cerita yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungn siswa dikehidupan sehari-harinya. Selain itu penyebab ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita yaitu penyelesaian soal cerita yang diberikan oleh guru hanya berupa penerapan rumus-rumus dan cara atau aturan penyelesaian soal cerita matematika semata tanpa adanya simulasi dari isi soal cerita yang sesuai dengan kondisi nyata dikehidupan siswa serta tidak adanya tuntutan bagi siswa untuk berpikir secara logis menggunakan aturan yang dibuatnya sendiri dalam menyelesaikan soal cerita. Di samping beberapa

4 penyebab di atas masih ada lagi penyebab lain yang menimbulkan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita seperti kurangnya sarana pendukung seperti media dan alat peraga pembelajaran matematika yang digunakan oleh guru, serta penggunaan pendekatan dan metode konvesional. Banyak cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita, antara lain: 1) menyetting situasi dan lingkungan belajar yang nyaman yang dapat meningkatkan motivasi siswa, 2) menggunakan alat peraga dan media pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan dalam soal cerita matematika, dan 3) memilih pendekatan dan metode mengajar yang paling sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran dan karakteristik siswa. Ketiga cara ini bisa dilakukan sekaligus dengan cara memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika adalah pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Nurhadi (2002) dalam Rusman (2011 hlm.189) menyatakan bahwa: Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan demikian inti dari pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah keterikatan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Pembelajaran akan menjadi lebih menarik juga dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari oleh siswa tersebut dapat dirasakan langsung manfaatnya. Adapun penelitian yang menunjang pendapat tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Ina Rosiana (2011). Dari hasil penelitiannya didapatlah kesimpulan bahwa terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar antara siswa yang mengikuti pembelajaran matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran matematika melalui cara-cara konvensional.

5 Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) terhadap Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Soal cerita dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas II Sekolah Dasar. hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran matematika dan mutu pendidikan di Indonesia. B. Rumusan Masalah berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan umum masalah penelitian ini adalah mengetahui : Bagaimana bentuk penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita siswa SD kelas rendah pada mata pelajaran matematika? kemudian, untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, maka secara khusus dibuat dua pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita dalam pembelajaran matematika siswa SD kelas rendah? 2. Bagaimanakah perkembangan kemampuan memecahkan soal cerita pada pembelajaran matematika siswa SD kelas rendah (hasil) dengan menerapkan penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada proses pembelajarannya? C. Tujuan Penelitian berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui bentuk penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL untuk meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita siswa SD kelas rendah pada mata pelajaran matematika. Kemudian, tujuan khusus penelitian ini terdiri dari tiga (beberapa) pertanyaan penelitian sebagai berikut :

6 1. Mendeskripsikan penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita siswa SD kelas rendah. 2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan memecahkan soal cerita siswa SD kelas rendah (hasil) dalam pembelajaran matematika yang menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada proses pembelajarannya. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Penelitian ini diharapkan akan mendapatkan teori baru tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita pada pembelajaran matematika siswa kelas II, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya bersama antara sekolah, guru dan peneliti yang lain untuk memperbaiki proses pembelajaran secara menyeluruh khususnya yang diarahkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praksis Hasil penelitian ini dasarnya memiliki dua produk, yaitu: (1) pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dapat digunakan siswa dalam meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita dalam pembelajaran matematika; dan (2) data deskriptif tentang hasil belajar siswa pada sekolah yang menjadi tempat penelitian. Diharapkan kedua hal ini dapat bermanfaat pada beberapa konteks kepentingan berikut. a. Bagi siswa Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada pembelajaran matematika, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam memecahkan soal cerita dalam pembelajaran matematika

7 di kelas mengenai konsep pelajaran yang abstrak dan dapat meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita siswa terutama yang berkaitan dengan soal cerita penjumlahan dan pengurangan campuran. b. Bagi guru Untuk meningkatkan mutu pembelajaran matematika terutama untuk menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pembelajaran matematika di SD. Selain itu, melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) guru mendapatkan pengetahuan dan variasi baru dalam cara mengajar, untuk lebih meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita, serta memperoleh masukan untuk memanfaatkan kehidupan sehari-hari dalam meningkatkan kemampuan memecahkan soal cerita dalam pembelajaran matematika. c. Bagi LPTK Dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini dapat menjadi bahan masukan untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan upaya dalam proses pembelajaran di kelas yang mungkin akan dihadapi peneliti kelak.