BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

PENTINGNYA USAHA KECIL MENENGAH (UKM) UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, BPFE, Yogyakarta, 2005, hlm Mas ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi dunia usaha termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) saat

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Ketahanan ekonomi merupakan syarat mutlak bagi kemakmuran sebuah

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PENGEMBANGAN UMKM UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan UMKM di Indonesia dilihat dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara karena mengurangi angka pengangguran dan

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UKM juga berperan dalam perindustrian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, hal ini dikarenakan adanya fungsi utama dari perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Pada PT Selaras Kausa Busana, Jurnal Ilmiah, STIE MULIA PRATAMA BEKASI, 2015, hal. 4.

BAB II TINJAUAN UMUM USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. PUSTAKA SETIA, Bandung, 2013, hlm Lili M. Sadeli dan Bedjo Siswanto, Akuntansi Manajemen, Bumi Aksara, Jakarta, 2004,

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

[DOCUMENT TITLE] [Document subtitle] [DATE] [COMPANY NAME] [Company address]

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah menunjukkan bahwa usaha Mikro, Kecil, dan. Menengah (UMKM) di Indonesia tetap eksis dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana yang telah kita ketahui sebelumnya, krisis ekonomi pernah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi stabilitas nasional, ekonomi dan politik, yang imbasnya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan yang berfungsi melakukan penghimpunan dan penyaluran dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian suatu negara, Usaha Mikro Kecil dan Menengah

BAB I PENDAHULUAN. bagi perekonomian di Indonesia. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berkembang begitu pesatnya seiring dengan adanya. mengembangkan ekonomi dan industri di Indonesia yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhinya kebutuhan pokok rakyat. karyawan, meniadakan jam lembur, mengurangi pos-pos pengeluaran yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

PENDAHULUAN (Renstra Kementrian Koperasi dan UMKM ) diketahui jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 4 (diakses pada tanggal 9 Desember 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan masalah yang paling menarik untuk

Abstrak. Kata Kunci : Efektivitas, KUR, Kesempatan Kerja, Pendapatan.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan pendapatan masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi. stabilitas ekonomi pada khususnya (Ardiana dkk, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nawacita Joko Widodo dan Jusuf Kalla tahun tentang

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat tersebut, maka pembinaan dan

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

Kata Kunci : Kredit Usaha Rakyat (KUR), Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Hai ini mengingat wilayah Indonesia merupakan negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi sebagai akibat adanya krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997, berakibat bangkrutnya perusahaanperusahaan berskala besar tetapi di sisi lain masih banyak usaha kecil dan menengah yang masih bertahan. Bahkan bisa dikatakan industri kecil ini mempunyai peran dalam menyelamatkan perekonomian nasional. Industri kecil cenderung menggunakan bahan baku lokal dan bahan impor yang kecil proporsinya. Produksinya tidak terlalu dipengaruhi depresiasi nilai rupiah, sehingga lebih tahan terhadap goncangan perekonomian global, meskipun sangat dipengaruhi oleh perubahan daya beli masyarakat. Pada tahun 2012 total populasi IKM lebih dari 42 juta dan memberikan sumbangan dalam output nasional (PDRB) mencapai 56,7% dan dalam ekspor non migas 15%, serta mempunyai andil 99,6% dalam penyerapan tenaga kerja.1 Keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan bagian terbesar dalam perekonomian nasional, merupakan indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor kegiatan ekonomi. UMKM selama ini terbukti dapat diandalkan sebagai katup pengaman dimasa krisis, melalui mekanisme penciptaan kesempatan kerja dan nilai tambah. Peran dan fungsi strategis ini sesungguhnya dapat ditingkatkan dengan memerankan UMKM sebagai salah satu pelaku usaha komplementer bagi pengembangan perekonomian nasional, dan bukan subordinari dari pelaku usaha lainnya. Keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan UMKM berarti memperkokoh 1 bisnis perekonomian Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85. 1

2 masyarakat. Hal ini akan membantu mempercepat proses pemulihan perekonomian nasional, dan sekaligus sumber dukungan nyata terhadap pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi pemerintahan. Bisnis kecil merupakan batu loncatan bagi pengusaha dari setiap sektor ekonomi. Pada umumnya, seorang wirausahawan memulai usahanya dari bisnis kecil. Tidaklah mudah mendefinisikan bisnis kecil dalam ukuran angka. Banyak pengusaha memulai bisnisnya dari awal dengan bisnis kecil atau istilah sehari-hari disebut bisnis kecil-kecilan. Griffin mendefinisikan bisnis kecil sebagai bisnis yang dimiliki dan dikelola secara mandiri yang tidak mendominasi pasarnya.2 Batik merupakan salah satu karya seni bangsa Indonesia yang sampai sekarang masih tetap eksis dan terus digunakan dan bahkan penggunaan batik terus berkembang tidak hanya sebagai kain atau sarung saja tetapi juga digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga yang mempunyai dampak ikutan terhadap industri lain secara luas. Industri perbatikan telah berkembang pesat yang disebabkan oleh kesadaran masyarakat untuk menggunakan batik sebagai bagian dari kehidupan di berbagai kepentingan serta pembentukan ciri-ciri bangsa Indonesia. Kini industri batik menjadi salah satu pendorong pertumbuhan perekonomian kreatif yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan mendorong perkembangan industri pendukung. Batik telah menjadi kehidupan bangsa Indonesia yang berskala internasional. Di Indonesia terdapat lebih dari 48.000 industri batik yang sebagian besar berskala kecil menengah dengan memperkerjakan bagi sekitar 792.285 tenaga kerja. Di Indonesia terdapat berbagai jenis atau model batik yang dilatarbelakangi oleh ciri-ciri kedaerahan seperti Yogya, Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura, Tuban dan Banyuwangi. Ciri-ciri yang dimiliki oleh masing-masing daerah merupakan kekuatan dan mempunyai pasar masingmasing. Salah satu tipe batik di Indonesia yang sedang berkembang adalah 2 Nana Herdiana, Manajemen Bisnis Syariah dan Kewirausahaan, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hal. 201.

3 apa yang disebut sebagai Batik Pesisiran, yaitu lokasi industri batik yang berada di pesisir pantai Utara Jawa seperti Pekalongan, Pati, Lasem, Tuban yang memiliki motif khas. Seperti juga model-model batik lainnya, kini Batik Pesisiran diproduksi untuk berbagai kepentingan, tidak hanya untuk kain saja, tetapi juga untuk aksesori rumah tangga. Selaras dengan perkembangan dunia perbatikan, para pengusaha dan pengrajin Batik Pesisiran mempunyai tantangan sekaligus peluang untuk terus berkreasi mengembangkan motif-motif terbarukan untuk dapat mengantisipasi dinamika pasar batik agar Batik Pesisiran mampu bertahan dan menjadi salah satu basis penguatan perekonomian kreatif. 3 Dalam proses produksi yang dilakukan oleh UMKM batik pada saat ini, masih menggunakan cara tradisonal. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang teknologi yang masih rendah dan kurangnya memiliki inisiatif untuk mengembangkan usaha dengan menggunakan teknologi baru, modal yang kecil, serta kurang memanfaatkan bantuan kredit dari pemerintah. Proses produksi batik kini telah bergeser dari yang sifatnya teknis ke kreativitas, karena kualitas dan daya tarik batik terfokus pada motif. Motif batik bisa pada jenis bahan yang digunakan, pola, tata warna, ciri-ciri dan atau pengembangan. Sehingga yang menjadi pusat permasalahan adalah bagaimana model pengembangan inovasi produk dan motif seni batik dalam upaya mengembangkan sentra Batik Pesisiran berbasis kreativitas seperti di Lasem yang mendorong industri kreatif dan pengembangan kinerja usaha batik. Dengan kondisi UMKM batik yang hanya berkembang dari segi kuantitas namun dari segi kualitas belum berkembang, menyebabkan daya saing yang dimiliki UMKM batik masih sangat rendah. Tidak hanya itu saja, kecenderungan masalah finansial dianggap sebagai hambatan utama UMKM batik untuk berkembang. Ada tiga masalah utama yang dihadapi UMKM batik yaitu tidak adanya jaminan pasar, ketidakmampuan memenuhi kualitas dan kepastian produksi. Semua masalah tersebut, penyelesaiannya bukan melalui pendekatan keuangan 3 Poerwanto dan Sukirno, Inovasi Produk dan Motif Seni Batik Pesisiran Sebagai Basis Pengembangan Industri Kreatif, 2012, hal. 218.

4 atau penyediaan pembiayaan melainkan bisa melalui lembaga yang mengetahui soal pasar atau pihak yang bisa memberi pengetahuan soal kualitas dari produk usaha kecil.4 Kerjasama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, dunia perbankan, koperasi, dan lain-lain perlu disinergikan agar mampu membantu pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Melihat kondisi ini, cukup beralasan apabila pemerintah bersama dengan berbagai pihak perlu untuk mengalihkan pasarnya dengan melayani sektor UMKM batik, karena memang pasca krisis, usaha UMKM batik terbukti lebih tangguh bahkan terus tumbuh dibanding usaha skala menengah ataupun besar yang justru mengalami stagnasi bahkan berhenti aktivitasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan Usaha UKM batik agar mampu berdaya saing tinggi harus dilihat dari kondisi UKM batik saat ini. Daya saing ditentukan oleh kemampuan SDM untuk memproduksi kualitas barang, harga, disain dan faktor lingkungan yang memberikan faktor kondusif agar UKM batik mampu bersaing secara ketat. UMKM batik merupakan potensi bisnis yang sangat digalakkan oleh pemerintah; karena semakin banyak masyarakat berwirausaha maka semakin baik dan kokohnya perekonomian suatu daerah karena sumber daya lokal, pekerja lokal, dan pembiayaan lokal dapat terserap dan bermanfaat secara optimal. Meskipun UMKM batik memiliki sejumlah kelebihan yang memungkinkan batik dapat berkembang dan bertahan dalam krisis, tetapi sejumlah fakta juga menunjukkan bahwa tidak semua usaha kecil dapat bertahan dalam menghadapi krisis ekonomi. Banyak UMKM batik mengalami kesulitan untuk mengembalikan pinjaman akibat melonjaknya suku bunga lokal, selain itu adanya kesulitan dalam proses produksi akibat melonjaknya harga bahan baku yang berasal dari impor. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi perusahaan kecil diantaranya 4 Sakur, Op. Cit., hal. 86.

5 adalah pengaruh faktor internal dan eksternal. Keberhasilan tergantung dari kemampuan dalam mengelola kedua faktor ini melalui analisis faktor lingkungan serta pembentukan dan pelaksanaan strategi usaha. Peran teknologi dalam peningkatan produktivitas usaha batik sangatlah besar, namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa usaha batik masih menggunakan teknologi konvensional yang memberikan dampak pada rendahnya produktivitas, sulitnya melakukan inovasi dan mutu produk yang tidak meningkat. Hal ini disebabkan karena kurangnya pembiayaan modal yang digunakan oleh usaha kecil karena sulitnya mencari modal dari pihak lain karena rumitnya persyaratan secara administratif yang sulit dipenuhi usaha batik. Sehingga menyebabkan usaha batik tidak mampu melakukan inovasi produk yang baru sehingga tidak memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan produk batik impor dari luar negeri. Berikut data berkaitan dengan inovasi yang dilakukan Produsen Batik Rembang :5 a. Masih menggunakan canting tradisional yaitu yang ditiup dan kompor minyak. b. Belum menggunakan canting elektrik dan kompor elektrik. c. Belum mengembangkan sayap pada batik cap atau printing d. Masih memproduksi batik secara tradisional yaitu batik tulis. Dengan mengetahui apa dan bagaimana faktor-faktor yang paling mempengaruhi struktur modal usaha kecil khususnya batik, dapat membantu khususnya pihak manajemen perusahaan yang ada dalam perusahaan tersebut dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana untuk mencapai struktur modal yang optimal harus dilakukan. Dengan demikian tujuan pihak manajemen usaha batik untuk memaksimumkan kemakmuran usaha dapat tecapai. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang hendak diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimana membangun strategi bisnis dalam manajemen struktur 5 Hasil observasi awal di lapangan, 2016.

6 modal melalui pemanfaatan fasilitas kredit atau pembiayaan bank dan lingkungan usaha dalam meningkatkan kinerja usaha batik. Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Inovasi dan Modal terhadap Kinerja Usaha Batik Tulis Lasem Rembang. B. Batasan Penelitian Untuk dapat mengetahui analisis inovasi dan modal yang mempengaruhi perkembangan batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang, penulis memberikan batasan penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh inovasi dan modal yang mempengaruhi kinerja batik tulis Lasem Rembang. 2. Dalam penelitian terdahulu ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : a. Usaha batik masih menggunakan teknologi konvensional yang memberikan dampak pada rendahnya produktivitas, sulitnya melakukan inovasi dan mutu produk yang tidak meningkat. b. Hal ini disebabkan karena kurangnya pembiayaan modal yang digunakan oleh usaha kecil karena sulitnya mencari modal dari pihak lain karena rumitnya persyaratan secara administratif yang sulit dipenuhi usaha kecil. c. Sehingga menyebabkan usaha kecil tidak mampu melakukan inovasi produk yang baru sehingga tidak memiliki strategi yang tepat untuk dapat bersaing dengan produk batik impor dari luar negeri. 3. Obyek penelitian pada Produsen Batik Rembang. 4. Subyek penelitian pada pengusaha, karyawan Produsen Batik Rembang. 5. Waktu dilaksanakannya penelitian ini adalah pelaksanaan penelitian yang terdiri dari persiapan, perijinan, observasi sampai dengan penulisan laporan dilaksanakan selama 4 bulan.

7 C. Rumusan Masalah Dari uraian penelitian tersebut dapat dirumuskan pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut ini : 1. Bagaimana pengaruh inovasi terhadap kinerja usaha batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang? 2. Bagaimana pengaruh modal terhadap kinerja usaha batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang? 3. Bagaimana pengaruh inovasi dan modal terhadap kinerja usaha batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh inovasi terhadap kinerja usaha batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang. 2. Untuk mengetahui pengaruh modal terhadap kinerja usaha batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang. 3. Untuk mengetahui pengaruh inovasi dan modal terhadap kinerja usaha batik tulis Lasem pada Produsen Batik Rembang. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Untuk peneliti selanjutnya / kalangan akademisi : hasil penelitian diharapkan dapat menyumbang pemikiran secara teoritis dan ilmiah dalam pengembangan pengetahuan mengenai inovasi dan modal usaha yang mempengaruhi kinerja usaha batik.

8 2. Manfaat Praktis a. Untuk Pengusaha : Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak usaha dalam meningkatkan analisis yang berkaitan dengan inovasi dan pembiayaan modal. Menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan - kebijakan upaya pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah dimasa yang akan datang. b. Untuk pemerintah : hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam upaya penetapan kebijakan yang berkaitan dengan upaya kinerja usaha batik. c. Untuk masyarakat : hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai inovasi dan modal usaha yang mempengaruhi kinerja usaha batik. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi atau penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran serta garis-garis besar dari masing-masing bagian atau yang saling berhubungan, sehingga nantinya akan diperoleh penelitian yang sistematis dan ilmiyah. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi yang akan penulis susun : 1. Bagian Awal Bagian muka ini, terdiri dari: halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, halaman abstraksi, halaman daftar isi dan daftar label. 2. Bagian Isi, meliputi : Pada bagian ini memuat garis besar yang terdiri dari lima bab, antara bab 1 dengan bab lain saling berhubungan karena merupakan satu kesatuan yang utuh, kelima bab itu adalah sebagai berikut :

9 BAB I : Pendahuluan Bab ini meliputi latar belakang masalah, batasan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan Teori Bab ini berisi tentang teori yang berkaitan dengan inovasi, modal, kinerja usaha, pengertian UMKM, penelitian terdahulu, kerangka berfikir serta hipotesis. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel, tata variabel penelitian, definisi operasional, tehnik pengumpulan data, uji asumsi klasik dan analisis data. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, gambaran umum responden, analisis data serta pembahasan. BAB V : Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup. 3. Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan dan lampiran-lampiran.