BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. principal bekerja dengan agent dimana principal menyediakan fasilitas dan. agent(jensen dan Meckling, 1976 dalam Supriyatin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB II LANDASAN TEORI. pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BABl PENDAHULUAN. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada seberapa besar tingkat pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. berkaitan dengan suatu perusahaan. Kieso (2007:7) menyatakan bahwa Financial

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menimbulkan tingkat persaingan yang lebih kompetitif. (Harahap, 2007). Menurut IAI PSAK no: 1, tahun 2012.

pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Oleh karena itu, agar laporan keuangan dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB II LANDASAN TEORI. memberikan mandate kepada pihak lain, yaitu agents, untuk. melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam kepastiannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara principal

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Agency Theory memiliki asumsi bahwa masing-masing individu sematamata

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH

SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGRUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

pemegang saham (Sugiri, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan (financial statements) adalah hasil dari proses akuntansi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menggambarkan suatu hubungan antara pemegang saham

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Hermansyah Sembiring (Universitas Negeri Medan) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. Teori keagenan merupakan salah satu teori yang mendasari kualitas

DI BURSA EFEK INDONESIA

Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan satu hal penting, yaitu arus kas. Laba perusahaan memang hal yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Agency theory menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Transaksi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 1 No. 12 (2012)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

BAB I PENDAHULUAN. diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang efisien harus dapat memberikan perlindungan kepada investor publik dari

Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

SKRIPSI. Disusun Oleh: ERNA YULIASTI B

BAB I PENDAHULUAN. pengguna dalam pembuatan keputusan ekonomi (IAI, 2012). mengambil keputusan secara tepat adalah andal dan relevan.

Abubakar Arif Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti ABSTRACT

, LIKUIDITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan (disclosure) dalam laporan keuangan merupakan penyajian informasi yang diperlukan untuk berlangsungnya Pasar Modal yang efisien secara optimum. Banyaknya informasi yang diungkap tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca tetapi juga standar yang dianggap cukup. Dasar perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory. Menurut Jensen dan Meckling (1976 dalam Simanjuntak dan Widiastuti 2004), agency relationship (hubungan keagenan) ada bilamana satu atau lebih individu yang disebut dengan principal bekerja dengan individu atau organisasi lain yang disebut agent, principal akan menyediakan fasilitas dan mendelegasikan kebijakan pembuatan keputusan kepada agen. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pengungkapan wajib (Mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela ( Voluntary disclosure ). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini adalah peraturan yang ditetapkan 10

11 oleh lembaga yang berwenang. Sedangkan pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang melebihi dari yang diwajibkan. Disclosure dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Keputusan investasi sangat tergantung dari mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Mutu dan luas pengungkapan laporan tahunan masing-masing berbeda. Perbedaan ini terjadi karena karakteristik dan filosofi manajemen masing-masing perusahaan juga berbeda. Selain digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan disclosure dalam laporan tahunan juga digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Verdiyana, 2006). 2.2 Luas Pengungkapan Imhoff (1992 dalam Na im dan Rakhman 2000) menyatakan kualitas tampak sebagai atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (ambiguous) banyak penelitian yang menggunakan indeks of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari sisi laporan tahunan. Dengan kata lian Imhoff mengatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan.

12 Darrough (1993 dalam Na im dan Rakhman 2000) mengemukakan ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu: 1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure) Merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Perusahaan memperoleh manfaat dari menyembunyikan, sementara yang lain dengan mengungkapkan informasi. Jika perusahaan tidak bersedia mengungkapkan informasi secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkan. 2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure) Merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu (1993) mengemukakan meskipun perusahaan publik diwajibkan untuk memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke Pasar Modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.

13 Ada tiga konsep pengungkapan yang umum diusulkan yaitu Hendriksen (2002) : a) Adequate Disclosure (pengungkapan cukup) Konsep yang sering digunakan adalah pengungkapan yang cukup yaitu pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku, dimana angka-angka yang disajikan dapat diinterpretasikan dengan benar oleh investor. b) Fair Disclosure (pengungkapan wajar) Pengungkapan tidak wajar secara tidak langsung merupakan tujuan etis agar memberikan perlakuan yang sama kepada semua pemakai laporan dengan menyediakan informasi yang layak terhadap pembaca potensial. c) Full Disclosure (pengungkapan penuh) Pengungkapan penuh menyangkut kelengkapan penyajian informasi yang digunakan secara relevan. Pengungkapan penuh memiliki kesan penyajian informasi secara melimpah sehingga beberapa pihak menganggapnya tidak baik. Disclosure meliputi seluruh proses pelaporan keuangan. Ada beberapa metode untuk melakukan disclosure. Pemilihan metode yang terbaik tergantung pada sifat informasi yang akan disampaikan dan penting atau kurang pentingnya informasi

14 tersebut. Beberapa metode yang lazim digunakan adalah Hendriksen (2002) : 1) bentuk dan cara pengaturan ikhtisar-ikhtisar keuangan 2) istilah-istilah yang digunakan adalah penyajian secara terperinci 3) info yang disajikan dalam ikhtisar keuangan yang bersangkutan dalam bentuk tanda kurung (parenthefical information) 4) catatan kaki (foot notes) atas ikhtisar dan perincian atau daftar tambahan 5) supplementary statement (informasi tambahan yang disajikan dalam bentuk yang agak berbeda diikhtisar keuangan dasar, misalnya nama dan ikhtisar laba rugi dengan indeks harga konsumen). 2.3 Penyajian Laporan Keuangan Penyajian laporan keuangan menurut PSAK (2009) yaitu laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiwa dan kondisi lain sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, laibilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan

15 jika diperlukan, dianggap menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. Emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan, tengah tahunan dan triwulanan. Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep.38/PM/1996 menyebutkan bahwa dalam laporan keuangan tahunan, perusahaan wajib memuat ikhtisar data keuangan penting, analisis dan pembahasan umum oleh manajemen, laporan keuangan yang telah diaudit dan laporan manajemen. Laporan keuangan emiten disampaikan untuk keperluan masyarakat dan BAPEPAM. Laporan keuangan yang disampaikan kepada BAPEPAM adalah laporan bentuk panjang, yaitu laporan keuangan bentuk pendek beserta informasi tambahannya. Pada dasarnya laporan keuangan yang diserahkan kepada BAPEPAM berupa laporan keuangan yang utama (neraca, laporan laba-rugi, laporan saldo laba dan laporan arus kas), catatan atas laporan keuangan, serta penjelasan tambahan. Laporan keuangan yang disajikan harus meliputi semua item-item yang terdapat dalam laporan keuangan. Sesuai Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 dan Keputusan BAPEPAM No. Kep.06/PM/2000 ada 95 item yang harus disajikan dalam laporan keuangan. Item-item tersebut secara umum dikelompokkan sebagai berikut:

16 a. Neraca b. Laporan Laba Rugi c. Laporan perubahan modal d. Laporan arus kas e. Catatan atas laporan keuangan Menurut IAI dalam PSAK (2009) tujuan laporan keuangan adalah: 1. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. 2. Menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a) Aset b) Laibilitas c) Ekuitas d) Pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian e) Kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan f) Arus kas

17 2.3.1 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Laporan keuangan sebagai sumber informasi mempunyai sifat dan keterbatasan. Dengan adanya sifat dan keterbatasan ini, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan hendaknya memanfaatkan laporan keuangan secara wajar dan hati-hati. Adapun sifat dan keterbatasan laporan keuangan Munawir (2004) yaitu : 1. Laporan keuangan bersifat histories, yakni merupakan kejadian yang telah lewat. Karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu. 3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan. 4. Laporan keuangan hanya melaporkan informasi yang material. 5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat beberapa kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian laba bersih atau aktiva yang paling kecil. 6. Laporan keuangan lebih menekankan pada ekonomis suatu peritiwa atau transaksi dari pada bentuk hukumnya atau formalitasnya.

18 2.4 Leverage 7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan dianggap memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilakukan. 8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis tingkat kesuksesan antara perusahaan. 9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan. Rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan assets atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar return bagi perusahaan. Jensen dan Meckling (1976 dalam Simanjuntak dan Widiastuti 2004) menyatakan bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi menanggung biaya pengawasan (monitoring cost) tinggi. Jika menyediakan informasi secara lebih komprehensif akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi, maka perusahaan dengan leverage yang lebih tinggi akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Na im dan Rakhman (2000) juga menyatakan bahwa perusahaan dengan rasio hutang atas modal tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi dalam laporan keuangan daripada perusahaan dengan rasio yang rendah.

19 2.5 Likuiditas Likuiditas adalah tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang harus segera dipenuhi. Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Kesehatan suatu perusahaan yang dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas (diukur dengan Current Ratio) diharapkan berhubungan dengan luasnya tingkat pengungkapan. Hal ini didasarkan dari adanya pengharapan bahwa secara finansial perusahaan yang kuat akan lebih mengungkapkan informasi dari pada perusahaan yang lemah. Tetapi sebaliknya, jika likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas rendah perlu memberikan informasi yang rinci untuk menjelaskan lemahnya kinerja dibanding perusahaan yang mempunyai rasio likuiditas yang tinggi (Afianto dan Akhirson, 2009). 2.6 Profitabilitas Profitabilitas perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Menurut Shinghvi dan Desai (1971 dalam Simanjuntak dan Widiastuti 2004) mengutarakan bahwa rentabilitas ekonomi dan profit margin yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih terperinci, sebab mereka ingin menyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi terhadap manajemen.

20 2.7 Porsi Saham Publik Ada perbedaan antara perusahaan yang satu dengan yang lain dalam hal proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar (investor yang bukan atau tidak memiliki hubungan khusus dengan manajemen). Perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan semakin luas. 2.8 Umur Perusahaan Menurut Marwata (2001 dalam Simanjuntak dan Widiastuti 2004) umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan positif dengan kualitas ungkapan sukarela. Alasan yang mendasari adalah bahwa perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan.

21 2.9 KERANGKA PEMIKIRAN Investor dalam melakukan investasi, membutuhkan informasi-informasi mengenai posisi dan kondisi keuangan perusahann sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Informasi-informasi tersebut disusun dan disajikan oleh perusahann dalam bentuk laporan keuangan. Dengan laporan keuangan ini, diharapkan dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang berkepentingan, dan laporan keuangan yang disajikan haruslah jelas, akurat dan lengkap. Leverage yang tinggi menunjukkan perusahaan banyak dibiayai oleh investor atau kreditur luar. Manajemen mempunyai kewajiban untuk memberikan lebih banyak informasi tentang perusahaan, sehingga menaikkan biaya keagenan (Johan dan Lekok, 2006). Na im dan Rakhman (2000) mengembangkan suatu hipotesis bahwa indeks kelengkapan pengungkapan perusahaan mempunyai hubungan positif dengan struktur modal. Tingkat likuiditas dapat dipandang dari dua sisi. Di satu sisi, tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan kuatnya kondisi keuangan perusahaan, dan sisi lain likuiditas dipandang sebagai ukuran kinerja manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan (Simanjuntak dan Widiastuti, 2004). Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas. Hal tersebut didasarkan pada ekspetasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat, akan cenderung untuk mengungkapkan lebih banyak informasi. Karena ingin

22 menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa perusahaan tersebut kredibel (Almilia dan Retrinasari, 2007). Tingkat profitabilitas yang tinggi akan mendorong para manager untuk memberikan informasi yang lebih banyak dan rinci tentang perusahaan, karena pihak manajemen ingin meyakinkan investor atau calon investor (pengguna informasi) terhadap profitabilitas perusahaan yang semakin baik dan juga sebagai pendorong motivasi manager untuk mendapatkan kompensasi pada perusahaan bersangkutan (Afianto dan Akhirson, 2009). Na im dan Rakhman (2000) mengemukakan bahwa adanya perbedaan dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan perusahaan akan semakin luas. Dilain pihak, ada dorongan bagi manajemen untuk selektif dalam melakukan pengungkapan informasi karena mengungkapkan informasi mengandung biaya. Manajemen hanya akan mengungkapkan informasi jika manfaat yang diperoleh dari pengungkapan melebihi biaya pengungkapan informasi tersebut seperti yang diungkap oleh Marwata (2001, dalam Agustina 2006). Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan. Semakin lama perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Menurut Marwata (2001, dalam Johan dan Lekok 2006) perusahaan yang berumur lebih tua

23 memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang masih muda atau baru berdiri sehingga akan lebih mengetahui kebutuhan pemakai akan informasi tentang perusahaan tersebut. Berdasarkan teori-teori dan hasil penelitian terdahulu, maka diduga variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. Pengaruh dari variabel-variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: Leverage H 2 Likuiditas Profitabilitas Porsi saham publik H 3 H 1 H 4 H 5 Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Umur perusahaan H 6 Gambar 2.1 Pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela

24 2.10 HIPOTESIS Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: H 1 : Leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. H 2 H 3 : Leverage berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. : Likuiditas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. H 4 : Profitabilitas berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. H 5 : Porsi saham publik berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela. H 6 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela.