BAB I PENDAHULUAN. penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Beberapa situasi dan kondisi pekerjaan, baik tata letak tempat kerja atau

BAB I PENDAHULUAN. laptop dan bekerja sambil duduk di depan komputer dapat mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. populasi pada usia>50 tahun dan sering terjadi pada usia didapatkan pada usia tahun. Di Amerika Serikat, kasusnyeri

Low back pain ( LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

BAB I PENDAHULUAN. sudut iga terbawah dan lipat bokong bawah yaitu regio lumbo-sakral

PILATES EXERCISE LEBIH EFEKTIF DARIDAPA CORE EXERCISE DALAM MENURUNKAN NYERI PUNGGUNG BAWAH NON SPESIFIK PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang dapat mengganggu proses kerja sehingga menjadi kurang

HUBUNGAN SIKAP KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PEKERJA RENTAL KOMPUTER DI PABELAN KARTASURA

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Work-related musculoskeletal disorders (WMSD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi penting yaitusebagai stabilisasi serta mobilisasi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

EFEKTIFITAS DAN KENYAMANAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Kesehatan merupakan keadaan bebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. bidang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat tersebut menuntut kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

BAB 1 PENDAHULUAN. muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa prevalensi LBP dalam 1 tahun, adalah dari 3,9% hingga 65% (Andersson,

BAB I PENDAHULUAN. NPB lebih kurang 15% - 20% dari populasi, yang sebagian besar merupakan NPB

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan tenaga fisik yang berat. Bentuk pekerjaan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah atau Low Back Pain (LBP) merupakan. sehingga dengan demikian walaupun etiologi LBP dapat bervariasi dari yang

BAB 1 PENDAHULUAN. lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah

EFEKTIVITAS DAN KENYAMANAN TRANCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION (TENS) DALAM MENGURANGI NYERI KRONIK MUSKULOSKELETAL PADA USIA LANJUT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas kerja akan tercapai jika semua komponen dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di setiap negara. Di dunia, sedikitnya 50% dari semua petugas. mencapai 80% dari semua tenaga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

SKRIPSI HUBUNGAN POSISI DUDUK DENGAN TIMBULNYA NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA PENGEMUDI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyebutkan industri kreatif

BAB I PENDAHULUAN. gerak. Kecepatan lari merupakan unsur kemampuan gerak yang merupakan

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih efektif dan efisien. Komputer, laptop, atau handphone

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas sehari- hari, beradaptasi dan berkontribusi di lingkungan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Dengan tingkat kesehatan yang optimal maka akan dapat

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan Fisioterapi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia (Lansia) adalah seseorang yang berusia di atas 60 tahun (UU 13

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Low back pain atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu kelainan

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB I PENDAHULUAN. Leher manusia adalah struktur yang kompleks dan sangat rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronis ditandai dengan hambatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Padila, 2013). Menurut WHO Tahun (2011), meningkatnya usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia globalisasi menuntut masyarakat untuk memenuhi kebutuhan


BAB I. punggung bawah. Nyeri punggung bawah sering menjadi kronis, menetap atau. sehingga tidak boleh dpandang sebelah mata (Muheri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) adalah suatu sindroma nyeri yang terjadi pada daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung dan tidak langsung, kesehatan masyarakat juga perlu. With Low Back Pain : A Randomized Controllled Trial Bukti juga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2011). Nyeri ini dapat menjalar ke tungkai bawah posterior lateral dan ke lutut

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya, untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah (NPB) sering disebut sebagai nyeri pinggang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sudah mulai menjadi

BAB I PENDAHULUAN. selalu melibatkan anggota gerak tubuhnya. Suatu pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. lokal di bawah batas kosta dan di atas lipatan glutealis inferior, dengan atau tanpa

HUBUNGAN BERDIRI LAMA DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK PADA PEKERJA KASIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. yang berkembang kian pesat sangat berpengaruh pula aktivitas yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kerja bagi tubuh dalam aspek ergonomi (Windi, Rasmidar Samad 2015).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial. Maka diperlukan suatu kesehatan yang optimal terutama pada saat melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. Aktivitas fungsional sehari-hari, akan sering menimbulkan berbagai keluhan. Aktivitas yang bisa memicu timbulnya keluhan pada punggung bawah misalnya saat mengangkat benda yang berat dengan posisi yang salah, duduk dan berdiri dalam jangka waktu lama. Jika berlangsung pada jangka waktu yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada punggung bawah yang biasa disebut Nyeri punggung bawah. Nyeri yang dirasakan dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya (Abdullah.F, 2012). Nyeri punggung bawah (NPB) adalah nyeri kronik yang dialami dalam kurun waktu lebih dari 3 bulan disertai adanya keterbatasan aktivitas yang dikibatkan oleh melakukan pergerakan atau mobilisasi (Noor,2011). Penyakit gangguan muskuloskeletal telah menjadi masalah yang banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia (WHO, 2003). 50% sampai dengan 80 % penduduk di negara industri pernah mengalami nyeri punggung bawah. Suatu penelitian mengatakan bahwa kurang lebih 60-80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya (Sudirman, 2011). Penelitian kelompok studi nyeri PERDOSSI (Persatuan Dokter Saraf Seluruh Indonesia) 1

2 telah melakukan penelitian di Poliklinik Neurologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2002 ditemukan prevalensi penderita nyeri punggung bawah sebanyak 15,6%. Kelompok studi Nyeri PERDOSSI tahun 2002 melakukan penelitian secara nasional yang dilakukan di 14 kota di Indonesia, hasil penelitian ditemukan 18,13% penderita mengalami nyeri sedang sampai berat NPB dengan rata-rata nilai VAS sebesar 5,46±2,56 ( Huldani, 2012). Persentase nyeri punggung meningkat dengan bertambahnya usia. NPB menghilangkan banyak jam kerja dan membutuhkan banyak biaya untuk penyembuhannya. Survei pada 3000 laki-laki dan 3500 wanita usia 20 tahun ke atas menunjukkan 51% laki-laki dan 57% wanita mengeluhkan nyeri punggung, lima puluh persen tidak bugar untuk bekerja selama beberapa waktu dan delapan persen harus alih pekerjaan (Suharto, 2005). Wanita lebih sering mengalami nyeri punggung bawah hal ini disebabkan karena pada wanita terjadi menstruasi dan proses menopause yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon esterogen (Yanra,2013). Di negara maju seperti Amerika Serikat, nyeri pada punggung dan tulang belakang merupakan penyebab tersering dari semua kelainan kronik. NPB dapat menyebabkan keterbatasan aktivitas masyarakat berusia dibawah 45 tahun dan menduduki peringkat ketiga setelah penyakit jantung, arthritis dan rematik pada usia 45 hingga 65 tahun (Kim, 2005). Fatalnya nyeri punggung bawah merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas manusia, 50-80% pekerja pernah mengalami nyeri punggung bawah sehingga memberi dampak buruk bagi kondisi sosio-ekonomi dengan berkurangnya hari kerja juga penurunan produktivitas (Wahyu, 2009).

3 Menurut pendapat beberapa peneliti NPB umumnya terjadi pada pekerja yang bekerja berat secara fisik. NPB non spesifik merupakan respon terhadap adanya kerusakan atau gangguan pada struktur vertebra lumbal. Kerusakan tersebut disebabkan oleh faktor kesalahan biomekanik seperti bekerja dalam posisi statik dan melakukan gerakan secara tiba-tiba dalam aktivitas pekerjaan (Abdullah, 2012). NBP terjadi akibat gangguan muskuloskletal seperti kelemahan otot, fleksibilitas tulang belakang, dan ketidakstabilan ligamen lumbosakral. Faktor resiko dari NPB adalah usia, kondisi kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan psikososial, hal yang berhubungan dengan pekerjaan seperti duduk dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri berjam-jam (posisi tubuh kerja yang statik) (Tomita, 2010). Hasil survei pada tanggal 12 November 2012 yang telah dilakukan pada 10 tenaga kerja bagian garment yang sebagian besar adalah tenaga kerja wanita di mana dalam bekerja selalu pada posisi duduk, menunjukkan bahwa dari 10 tenaga kerja 7 orang mengeluh nyeri punggung bawah (Wijayanti,2013) Terapi latihan direkomendasikan sebagai penanganan NPB untuk mengurangi nyeri, disabilitas dan perbaikan fungsional (Abenhaim, 2002). Pemberian terapi latihan pada kasus NPB sudah merupakan pelayanan rutin bagi setiap praktisi di bidang fisioterapi dan telah menjadi standar dalam penatalaksanaan NPB (Weinstein,SM,1998). Terapi latihan tidak serta merta langsung menghilangkan keluhan, akan tetapi diperlukan waktu untuk memberikan hasil yang terbaik. Terapi latihan secara bertahap serta teratur sehingga dapat menurunkan nyeri, membentuk kekuatan otot, fleksibilitas, stabilitas dan relaksasi pada otot serta

4 meningkatkan kemampuan fungsional. Diantaranya terapi latihan yang dapat diterapkan dalam hal ini adalah Pilates Exercise dan Core exercise. Terapi latihan menunjukkan hasil yang lebih efekif bila dibandingkan dengan dengan penanganan obat penghilang nyeri (Abdullah.F, 2012). Saat ini telah dikembangkan suatu metode baru yang terkenal dengan latihan Core exercise. Core strengthening exercise adalah metode penguatan otot perut bawah dan otot punggung dimana otot-otot tersebut berpengaruh pada pembentukan postur dimana rentan terjadinya nyeri punggung bawah. Penguatan pada otot-otot tersebut akan meningkatkan kestabilan postur, keseimbangan postur, serta menurunkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional (Brandon dan Raphael, 2009). Menurut hasil penelitian Quin pada tahun 2011, latihan Core exercise ini menggambarkan sebuah program inti yang menerapkan untuk mengurangi nyeri pada pasien NBP dengan latihan menumpu berat badan yang melibatkan proprioseptif dan keseimbangan. Core strength dan endurance adalah hal penting untuk memelihara kesehatan punggung bawah dan untuk mencegah terjadinya cedera terutama dalam peningkatan aktivitas fungsional. Otot inti yang lemah atau tidak seimbang akan mengakibatkan adanya rasa sakit di daerah punggung bawah (Quin, 2011) Penelitian yang dilakukan oleh Venu Akuthota pada tahun 2008 tentang Prinsip Core Exercises, menunjukan bahwa program latihan penguatan otot core dapat mencegah nyeri punggung bawah, dapat menurunkan nyeri dan memperbaiki fungsi gerak pada pasien NPB (Akuthota, 2008). Menurut hasil penelitian Laura Schembri pada tahun 2014 Core Exercise memiliki efek jangka panjang yang lebih baik untuk nyeri NPB kronik

5 (Schembri, 2014). Hasil penelitian dari Tarun Kumar pada tahun 2014, Core Exercise adalah teknik rehabilitasi yang efektif untuk semua pasien NPB kronik, terlepas dari durasi rasa sakit yang dialami pasien (Kumar, 2014). Penelitan Joshua Johnson pada tahun 2012, pemberian Core exercise efektif mengurangi nyeri NPB karena dapat membangun kembali kekuatan otot inti dan daya tahan (Johnson, 2012). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Curnow pilates saat ini efektif dalam mengurangi nyeri NPB, popularitas Pilates sudah mulai meningkat di semua kalangan masyarakat. Pilates exercise merupakan sebagai pendekatan dalam meningkatkan sistem neuromuscular untuk mengontrol dan melindungi pusat tubuh dan tulang belakang, serta menurunkan nyeri. Studi menyatakan terdapat beberapa keuntungan dari Pilates seperti menguatkan pusat tubuh, mengurangi nyeri pada NPB, meningkatkan fleksibilitas dan koreksi postur serta keseimbangan (Curnow, 2009). Pemberian Pilates Exercise dapat meningkatkan fleksibilitas, meningkatkan otot inti, mengkoreksi postur sehingga dapat mengurangi rasa nyeri akibat penekanan dari discus intervertebralis. Tekhnik pilates bertujuan untuk meningkatkan tonus dan kekuatan otot-otot tersebut, serta peregangan lumbal sehingga menurunkan kompresi sendi yang menyebabkan penurunan nyeri (Rael, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Betul Sekendiz pada tahun 2007 tentang Efek Pilates Exercises dapat meningkatkan kekuatan otot perut, kekuatan otot pinggang dan fleksibilitas pinggang (Sekendiz, 2007). Menurut hasil penelitian Cherie Wells pada tahun 2013, Pilates exercise efektif dalam mengurangi rasa nyeri dan keterbatasan aktivitas akibat nyeri pada NPB

6 (Wells,2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karen bahwa Pilates exercise dilakukan dalam 6 minggu efektif mengurangi nyeri pada NPB (Karen, 2011). Menurut hasil penelitian Henry Wajswelner pada tahun2012, program Pilates dapat memberikan keuntungan untuk mengurangi nyeri, keterbatasan gerak dan kualitas kesehatan yang lebih baik pada pasien yang mengalami NPB kronis (Wajswelner,2012). Menurut penelitian Edwin Choon, pilates exercise menjadi intervensi yang unggul dalam mengurangi nyeri NPB namun kepatuhan pasien dalam melakukan intervensi juga patut diperhitungkan (Choon, 2011). Terapi latihan dilakukan sedini mungkin dengan program terapi latihan yang bertahap, teratur dan baik dapat membantu menurunkan nyeri, membentuk kekuatan otot, fleksibiltas, stabilitas, keseimbangan dan relaksasi otot serta meningkatkan kemampuan fungsional (Abdullah. F, 2012). Sampai saat ini belum ada yang meneliti perbandingan efektifitas antara pilates exercises dan core stability exercises untuk mengurangi nyeri punggung bawah non spesifik. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis memilih Pilates Exercise dan Core Exercise, karena kedua latihan ini sama sama memiliki manfaat mengurangi nyeri NPB, penulis tertarik untuk mencoba mengkaji dan memahami mengenai perbedaan efektifitas antara Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri NPB non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut:

7 1. Apakah Pilates Exercise efektif dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar? 2. Apakah Core Exercise efektif dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar? 3. Apakah ada perbedaan efektifitas antara Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektifitas dari Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik. 2. Tujuan khusus a. Untuk membuktikan efektivitas pemberian Pilates Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. b. Untuk membuktikan efektivitas pemberian Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. c. Untuk membuktikan perbedaan efektivitas Pilates Exercise dan Core Exercise dalam menurunkan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar.

8 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah a. Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan bagi para pembaca (mahasiswa) tentang perbedaan pengaruh pemberian Pilates Exercise dengan pemberian Core Exercise terhadap penurunan nyeri punggung bawah non spesifik pada penjahit di Kota Denpasar. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca (mahasiswa) dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi alternatif dalam menurunkan nyeri punggung bawah non-spesifik pada penjahit di Kota Denpasar.