2015 PENGGUNAAN MEDIA TWITTER UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA MENGEMUKAKAN PENDAPAT DALAM PEMBELAJARAN IPS

dokumen-dokumen yang mirip
T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. alam, ledakan penduduk, pengangguran dan lain-lain. Permasalahanpermasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Elin Budiarti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kebanyakan siswa tidak diajarkan bagaimana untuk belajar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebriani Rizki Ali, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran PKn di sekolah menghadapi sejumlah masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Savitri Purbaningsih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Proses ini akan berjalan efektif apabila individu-individu yang terlibat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembukaan UUD 1945 alinea ke IV adalah mencerdaskan kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penerapan Experiential Learning

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk mendapatkan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia dianugerahi kemampuan dan kekuatan berpikir. Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iin Indriyanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEAKTIFAN BERKOMUNIKASI SISWA DENGAN STRATEGI SNOWBALL THROWING

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SDN BERENG BENGKEL. Oleh : ENGRIPIN Dosen FKIP Universitas Palangka Raya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang individu dan sebagai warga negara atau masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pada pengalaman langsung dan nyata bagi para peserta didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK TERHADAP MATERI VERBAL MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO RECORDING DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum disetiap jenjang pendidikan di sekolah.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Aktivitas belajar siswa dikatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Keterampilan tersebut terdapat di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Megannuary Ruchwanda Putra Sae, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE DRILLS BERBASIS MULTIMEDIA UNTUKMENINGKATKANHASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMPN 2 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

I. PENDAHULUAN. Pada hakikatnya setiap manusia membutuhkan pendidikan dalam. hidupnya. Oleh karena itu, semua manusia di bumi pasti sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

2015 PENERAPAN NILAI-NILAI PERMAINAN TRADISIONAL DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan prestasi manusia melalui pembelajaran disekolah. yang bermanfaat untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

(PTK Kelas VII A SMP Negeri 3 Cawas Tahun Ajaran 2009/2010) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kundari Agustianingsih, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperolehnya. Pencapaian prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai macam

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

PENERAPAN MEDIA GAMBAR DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang tidak terlepas dan bersifat sangat

BAB I. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian ini berangkat dari hasil observasi awal yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 10 Bandung kelas VII-C selama 2 kali pertemuan pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan hasil observasi awal, selama proses pembelajaran IPS berlangsung dirasa kurang menarik dan monoton. Kebanyakan peserta didik cenderung terlihat kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS. Selain itu, media pembelajaran dan sumber belajar dirasa kurang variatif. Komunikasi yang terjadi antara peserta didik dengan guru pengajar serta partisipasi dari peserta didik sendiri terlihat kurang berjalan dengan baik. Metode yang digunakan oleh guru juga kurang bervariasi. Guru cenderung memberikan porsi yang lebih banyak dengan menggunakan metode ceramah. Namun, sesekali guru meminta peserta didik untuk menjawab, bertanya, ataupun memberikan tanggapan seperti memberikan contoh, menjelaskan, ataupun berkomentar dan lainnya. Akan tetapi, respon dari peserta didik yang terlihat masih ada saja yang terlihat kaku, malu-malu, takut salah sehingga bicaranya tidak terdengar dengan jelas. Ada pula yang menanggapinya dengan tidak serius, bahkan ada yang tidak mau sama sekali untuk berbicara terutama ketika diminta oleh guru untuk mengemukakan pendapatnya. Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, peserta didik seperti terlihat kebingungan ketika diminta untuk mengemukakan pendapat. Dari dua kali pertemuan peneliti melakukan observasi, peneliti mencatat hanya 1 orang saja dari setiap pertemuannya peserta didik yang berani untuk mengemukakan pendapatnya atas kemauannya sendiri. Padahal jika peserta didik aktif berpartisipasi dalam pembelajaran IPS, secara tidak langsung peserta didik melatih kemampuan yang terkandung dalam tujuan pembelajaran IPS itu sendiri. Dalam kurikulum 2013 tingkat satuan menengah, tujuan pendidikan IPS adalah agar peserta didik memiliki kemampuan :

2 a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Fenomena lain yang ditemukan peneliti selama proses pengamatan berlangsung yaitu, beberapa orang peserta didik malah asik mengobrol dengan temannya, dan beberapa peserta didik lain terlihat malah asik memainkan gadget atau handphone pribadinya. Lalu, ketika guru meminta peserta didik untuk lebih mengeksplorasi untuk memperkaya pengetahuan mereka terhadap materi IPS dengan cara mencari informasi-informasi melalui internet. Kegiatan yang terjadi selama pengamatan, banyak peserta didik SMP Negeri 10 Bandung kelas VII-C yang malah asik dengan sendirinya bermain media sosial twitter membalas mention ataupun pesan pribadi yang masuk pada akun twitter pribadi peserta didik dan lainnya. Hal ini tentunya menjadi masalah yang tidak diperbolehkan terus berlanjut karena dapat menghambat suatu proses belajar pembelajaran. Proses belajar pembelajaran menjadi tidak efektif dan efisien dan tidak dapat menyerap kedalam diri peserta didik serta tentunya dapat menghambat guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Berdasarkan perbincangan yang peneliti lakukan kepada kepada guru IPS dan juga kepada beberapa peserta didik SMP Negeri 10 Bandung kelas kelas VII- C seputar belajar pembelajaran IPS yang telah dilaksanakan. Hasil dari perbincangan yang dilakukan kepada guru IPS menurutnya, kelas tersebut memang kurang begitu antusias, kurang greget dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Hanya beberapa peserta didik saja yang terlihat benar-benar fokus terhadap materi yang diajarkan serta serius mengikuti kegiatan-kegiatan selama poses pembelajaran berlangsung. Selain itu, peserta didik dirasa masih kurang dalam hal berpartisipasi di kelas terutama dalam mengemukakan pendapat.

3 Skiner (dalam Dimyanti dan Mudjiono, 2013, hlm. 9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Dalam belajar ditemukan adanya hal berikut: 1. Kesempatan terjadinya pristiwa yang menimbulkan respon pembelajar, 2. Respon pembelajar, dan 3. Konsekuensi yang bersifat menguatkan respon tersebut. Pemerkuat terjadi pada stimulus yang menguatkan konsekuensi tersebut. Sebagai ilustrasi, prilaku respons si pembelajar yang baik diberi hadiah. Sebaliknya, prilaku respon yang tidak baik diberi teguran dan hukuman. Berdasarkan pandangan Skiner di atas, keadaan kelas seperti yang dijelaskan diatas, tidaklah mencerminkan suatu keadaan kelas yang ideal dalam proses pembelajaran. Respon peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung tidaklah menunjukan respon yang positif. Terlihat hanya sebagian kecil peserta didik yang bisa dikatakan sedang belajar. Sedangkan menurut Dahlan (1990, hlm. 21) pada hakikatnya, mengajar itu adalah suatu proses dimana pengajar dan peserta didik menciptakan lingkungan yang baik, agar terjadi kegiatan belajar yang berdayaguna. Hal ini tentunya menunjukan rencana pembelajaran tidak berjalan dengan optimal. Selanjutnya, hasil perbincangan dengan beberapa peserta didik diperoleh jawaban peserta didik yang beragam diantaranya ; tidak suka mata pelajaran IPS karena materinya banyak, belajarnya tidak menarik, ada yang memang tidak mengerti, dan ketika diminta untuk berkomentar atau berpendapat merasa tidak tahu harus berbicara apa, tidak mau berbicara karena malu, dan bahkan takut dalam mengemukakan pendapatnya karena takut disoraki oleh teman-temannya. Menurut Effendi (2007, hlm. 131) dalam menghadapi era teknologi modern, maka dituntut adanya keahlian untuk menggunakan, mengelola dan senantiasa menyesuaikan dengan teknologi-teknologi dan ilmu pengetahuan yang baru. Maka dari itu, guru IPS wajib berusaha secara optimum merebut minat peserta didik, karena minat merupakan modal utama untuk keberhasilan pembelajaran IPS. Diluar dari pandangan di atas, menurut Michael Scriven (dalam

4 Fisher, 2009, hlm. 10) berfikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. Mengacu pada pendapat tersebut, Dengan komunikasi dan pembiasaan kepada diri peserta didik terutama dalam mengemukakan pendapat, ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang artinya tidak berjalan satu arah, maka proses belajar pembelajaran sendiri akan lebih meresap dan bermakna kepada diri peserta didik dalam memahami materi ajar. Dari fenomena yang terjadi seperti yang telah diuraikan di atas, peneliti melihat sisi lain yang dapat dimanfaatkan dari keadaan yang terjadi di atas. Sebagian besar peserta didik kelas tersebut tertarik dengan salah satu media sosial yaitu twitter. Dalam suatu proses mengajar, dua unsur yang penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Pemilihan metode dan media pembelajaran yang baik akan mempengaruhi kualitas pembelajaran. Menurut Arsyad (2007, hlm. 15) salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Hamalik (dalam Arsyad, 2007, hlm.15) mengemukakan bahwa media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar pembelajaran IPS, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik. Twitter dalam hal ini, merupakan sebuah media jejaring sosial yang peneliti rasa dapat dijadikan media pembelajaran. Karena twitter menurut pengalaman peniliti selama menggunakannya, twitter memuat berbagai macam informasi yang bermanfaat dalam proses pembelajaran. Peneliti rasa, twitter dapat dijadikan suatu media pembelajaran untuk membantu meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran IPS dan dapat membuat pembelajaran yang lebih menarik. Twitter merupakan salah satu sosial media paling populer pada saat ini. Twitter sama halnya seperti facebook dan media jejaring sosial lainnya. Yang membedakannya adalah content, fitur dan menu. Namun, secara fungsi memiliki kesamaan yang tidak jauh berbeda yaitu sebagai media berinteraksi, sosialisasi, dan mempublikasikan informasi di dunia maya.

5 Mengacu pada permasalahan kelas di atas, peneliti merasa tertarik untuk menemukan bagaimana solusi pemecahan masalah di SMP Negeri 10 Bandung kelas VII-C. Dengan situasi seperti yang sudah dipaparkan di atas, peserta didik kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran IPS, terutama dalam hal partisipasi mengemukakan pendapat dan pembelajaran dengan media yang kurang menarik. Peneliti bermaksud untuk memperbaiki keadaan kelas tersebut dan berusaha untuk menciptakan pembelajaran IPS yang kontekstual berbasis teknologi saat ini dengan menggunakan media twitter sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan di atas. Dalam hal ini, twitter dirasa dapat dijadikan sebagai suatu sarana media penyampaian informasi dalam pembelajaran IPS yang dapat menarik minat serta antusias peserta didik dalam kegiatan belajarnya, khususnya untuk membangkitkan ketertarikan peserta didik terhadap informasi yang disampaikan saat pembelajaran menggunakan media twitter, agar peserta didik berperan aktif dalam partisipasi mengemukakan pendapat. Twitter menyajikan fitur yang menarik dalam berinteraksi social dengan pengguna lain, twitter juga menyajikan berbagai macam informasi yang dapat diakses dengan mudah oleh penggunanya. Informasi tersebut sangatlah luas dan bisa dijadikan sebagai bahan ajar yang menarik. Berangkat dari keadaan lapangan tersebut, peneliti merasa tertarik untuk mengangkat permasalahan di atas sebagai judul dalam skripsi peneliti yaitu "Penggunaan Media Twitter Untuk Meningkatkan Partisipasi Peserta didik Mengemukakan Pendapat Dalam Pembelajaran IPS. Untuk memperbaiki keadaan kelas tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action research) di SMP Negeri 10 Bandung Kelas VII-C. Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 11) mengemukakan pengertian penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiry atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

6 B. Rumusan Masalah Penelitian Guna penelitian mencapai tujuan yang dimaksud pada latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka, peneliti menentukan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media twitter dalam meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat di kelas VII-C SMP Negeri 10 Bandung? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media twitter sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat di kelas VII-C SMP Negeri 10 Bandung? 3. Kendala apa saja yang dialami oleh guru dan peserta didik selama pembelajaran IPS dalam penggunaan media twitter untuk meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat? 4. Sejauh mana penggunaan media twitter dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat di kelas VII- C SMP Negeri 10 Bandung? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai berdasarkan rumusan masalah di atas dari penelitian ini sendiri adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui bagaimana persiapan dan skenario pembelajaran yang dirancang guru dengan menggunakan media twitter dalam meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat di kelas VII-C SMP Negeri 10 Bandung? 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan media twitter sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat di kelas VII-C SMP Negeri 10 Bandung? 3. Untuk mengetahui kendala yang dialami oleh guru dan peserta didik selama pembelajaran IPS dalam penggunaan media twitter untuk meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat?

7 4. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media twitter dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi peserta didik mengemukakan pendapat di kelas VII-C SMP Negeri 10 Bandung? D. Manfaat Penelitian Sesuai dengan permasalahan dalam tujuan di atas, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Bagi Peserta didik a. Hasil penelitian penerapan pembelajaran ini diharapkan, peserta didik dapat meningkatkan keberanian dalam mengemukakan pendapatnya saat pembelajaran IPS. b. Lebih meningkatkan prestasi dan semangat belajar. c. Memberikan pengalaman belajar untuk memecahkan masalah dengan terlibat langsung dan berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. d. Memanfaatkan fungsi dari suatu teknologi terutama sosial media secara lebih efektif dan efisien dengan mengeksplor lebih dalam. e. Menjadikan twitter tidak hanya sebagai media jejaring sosial dalam berkomunikasi dengan pengguna lain, tetapi juga dapat dijadikan sebagai suatu media dalam menggali informasi dan memperkaya pengetahuan peserta didik. 2. Bagi Guru a. Sebagai bahan masukan dan inovasi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya. b. Dapat digunakan sebagai acuan dalam proses pembelajaran IPS yang diterapkan dan dilaksanakan guru. c. Membantu memberikan solusi menetukan metode dan media mengajar yang tepat. d. Dapat memperbaiki strategi pembelajaran IPS dikelasnya, dan meningkatkan layanan profesional pendidik dalam proses pembelajaran. e. Menambah wawasan keilmuan dandapat merumuskan Rencana

8 Pelaksanaan Pembelajaran IPS dengan baik. 3. Bagi Sekolah Untuk bahan masukan terhadapan perbaikan kualitas pembelajaran IPS di sekolah agar mampu bersaing dengan sekolah lainnya di jenjang SMP serta berpartisipasi memperbaiki mutu pendidikan nasional. 4. Bagi Peneliti a. Untuk penelitian lebih lanjut, sebagai salah satu cara meningkatkan dan menambah wawasan serta pengalaman bagi para peneliti/ guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya. b. Memberikan solusi untuk mengatasi kendala dalam pembelajaran. c. Memberikan manfaat dalam memperbaiki pembelajaran dikelas. E. Sistematika Penelitian Sistematika penelitian yang tercantum dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi tentang, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sitematika penelitian. Bab II Kajian Teori. Pada bab ini memaparkan mengenai konsep-konsep dan teori para ahli yang dijadikan sebagai landasan yang mendukung penelitian penggunaan media twitter untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dalam mengemukakan pendapat dalam pembelajaran IPS. Bab III Metode Penelitian. Bab ini terbagi kedalam beberapa sub bab yakni : lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian.

9 Di dalam bab ini memaparkan mengenai deskripsi hasil pengolahan data penelitian dan analisis hasil penelitian yang diperoleh selama dilakukannya penelitian. Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi mengenai keputusan dan hasil yang di dapatkan berdasarkan rumusan yang di ajukan dalam penelitian.