BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan sebagai warga bangsa. Arus globalisasi telah menyebar dan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis,

BAB I PENDAHULUAN. menyempurnakan diri melalui proses belajar. Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh pendidik yang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat,maka

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. maju tingkat pendidikan seseorang,maka semakin siap pula menghadapi perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa kini telah melahirkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai pribadi maupun sebagai masyarakat (Amri, 2010 : 13). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. mental, emosional, moral, keimanan dan ketakwaan manusia (Syaefudin, 2005: 6).

BAB I PENDAHULUAN. umumnya bertujuan untuk membentuk manusia yang bermoral dan berilmu. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan hasil survei UNDP adalah akibat rendahnya mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu yaitu menjadikan peserta didik menjadi insan-insan cendikia yang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah program. Program yang melibatkan sejumlah komponen

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, kemampuan berpikir menjadi kemampuan yang sangat diperlukan agar

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi anak sebagai sosok kekuatan sumber daya manusia yang bermanfaat bagi Negara.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi serta kesenian. Kurikulum sebagai rancangan. dengan perkembangan yang ada dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi yang selalu berubah pendidikan tidak hanya berorentasi masa lalu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya dimasa mendatang. Pendidikan di Indonesia diselenggarakan guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan memerlukan kecakapan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. karakter dari dinamika di abad ke-21 yang merupakan abad informasi. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan, sikap, kepribadian dan keterampilan manusia akan dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. yang lebih baik. Sebuah proses perubahan yang dilakukan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. memberi dukungan dan perubahan untuk perkembangan masyarakat, bangsa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Riyanti Dini Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Seperti halnya yang tercantum pada Undang-undang No. 20 Tahun Sejalan dengan pernyataan di atas, Munib (Daryanto, 2004: 34)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta didiknya untuk suatu profesi atau jabatan, akan tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Trianto, 2007: 1). Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu komponen untuk mewujudkan hal tersebut adalah guru. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai hasil pembaharuan kurikulum berbasis kompetensi menghendaki bahwa suatu pembelajaran tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori dan fakta tapi juga penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Pergantian kurikulum ini menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran pada jenis dan jenjang pendidikan formal. Salah satu perubahan pembelajaran adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada murid (student centered). Fasilitas sekolah turut mendukung berlangsungnya

proses pembelajaran, oleh karena itu KTSP mengharuskan suatu sekolah harus memiliki fasilitas sekolah seperti perpustakaan, laboratorium, dan ruang belajar yang kondusif untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sistem penilaian yang dituntut KTSP dalam hal ini mencakup penilaian proses (menilai aspek afektif dan psikomotor) dan penilaian produk (menilai aspek kognitif), karena dengan penilaian ini, guru dapat mengetahui perkembangan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, media pembelajaran juga sangat penting, sehingga KTSP mengharapkan dalam proses pembelajaran guru harus menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Karena, dengan penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran peserta didik lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Sekolah Menengah Pertama Swasta Beringin merupakan Sekolah yang memiliki Kriteria Ketuntasan Maksimum (KKM) untuk mata pelajaran IPA yaitu 70. No Tahun Ajaran Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Ulangan Pesawat Sederhana Semester Ganjil Peserta Didik Kelas VIII SMP Beringin Kupang Jumlah Peserta Didik Nilai rata-rata pesawat sederhana Jumlah Skor Rata-rata KKM 1 2014/2015 20 1330 66,5 Berdasarkan data rata-rata ulangan di atas terlihat bahwa pada tahun 2014/2015 terdapat 20 peserta didk, dimana 4 peserta didik memperoleh nilai yang memenuhi kriteria ketuntasan yaitu 70. Sedangkan 16 peserta didik memperoleh nilai yang belum memenuhi krietria ketuntasan yaitu 70. Guru merupakan suatu komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran

di kelas. Guru memberikan kontribusi yang sangat tinggi untuk peningkatan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki 4 kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sehubungan dengan itu, kemampuan seorang guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan berbagai model pembelajaran sangat dibutuhkan agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai. Karena guru adalah pendidik dan pengajar yang mencurahkan ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya sehingga peserta didik dapat menggunakan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan proses pembelajaran guru tidak hanya menyampaikan materi tetapi juga harus pandai mengatur kelas sehingga menghasilkan suasana belajar yang baik, serta mempertimbangkan model pembelajaran serta strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu model yang sesuai dan menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses pembelajaran dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang dicapai. Data hasil Ujian Nasional 3 Tahun Terakhir di SMP Swasta Beringin Kupang diperoleh data nilai rata-rata Ujian Nasional (UN) yakni seperti pada tabel berikut: No. Tahun Ajaran Tabel 1.2 Nilai UN Mata Pelajaran IPA Nilai Jumlah Peserta Terendah Tertinggi Rata- Didik rata Std. Deviasi Kategori 1. 2012/2013 22 orang 4.75 6.89 9.00 0.97 B 2. 2013/2014 26 orang 4.25 6.31 7.75 0.86 C 3. 2014/2015 24 orang 20.0 55.0 36.98 7.94 D Sumber : Administrasi Nilai Peserta Didik SMP Swasta Beringin

Dari data tersebut diperoleh bahwa hasil nilai Ujian Nasional (UN) pada tahun 2014/2015 mengalami penurunan berada dalam kategori D. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA disekolah tersebut masih rendah. Sedangkan pada tahun 2013/2014 mengalami sedikit peningkatan yaitu berada dalam kategori C. Kemudian pada tahun 2012/2013 mengalami peningkatan yaitu berada dalam kategori B. Selain itu, ada beberapa masalah yang ditemukan di sekolah tersebut, antara lain: 1. Metode yang digunakan oleh guru adalah ceramah, sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. 2. Peserta didik mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. 3. Model pembelajaran yang sering digunakan oleh guru adalah model pembelajaran langsung, namun guru belum melaksanakan dengan benar sesuai dengan langkahlangkah dalam model pembelajaran langsung 4. Belum lengkapnya sarana dan prasarana seperti alat-alat laboratorium sebagai salah satu penunjang proses pembelajaran. 5. Interaksi peserta didik dalam pembelajaran belum semua aktif hal ini karena ketidakseriusan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. 6. Ketuntasan indikator dan hasil belajar peserta didik belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah yakni sebesar 70. Masalah-masalah yang terdapat di SMP Swasta Beringin Kupang perlu diatasi. Salah satunya dengan cara melakukan perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran dengan melaksanakan fase-fase dalam model pembelajaran langsung secara baik dan benar. Dengan

demikian, peserta didik dapat belajar pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif secara maksimal. Model pembelajaran langsung merupakan salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat membuat proses pembelajaran lebih baik dan materi yang disampaikan mudah dicerna dan diingat karena peserta didik langsung mengalami dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Di samping itu juga, peserta didik dapat lebih memahami cara penyelesaian suatu masalah karena melalui model pembelajaran tersebut peserta didik di bimbing langkah demi langkah untuk menyelesaikannya. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini peran guru menjadi lebih dominan atau bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Peran ini terutama terkait dengan pemodelan yang harus dilakukan guru terhadap materi-materi yang banyak terdapat pengetahuan prosedural dan deklaratif. Dengan pemodelan ini diharapkan peserta didik lebih terdorong untuk dapat melakukan eksplorasi terhadap pengetahuan secara lebih mendalam. Model pembelajaran langsung ini tentu saja dapat dibedakan dari model pembelajaran lainnya karena memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri. Berikut beberapa karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran langsung yaitu: 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada peserta didik termasuk prosedur penilaian hasil belajar. 2. Adanya sintaks atau pola keseluruhan kegiatan pembelajaran. 3. Adanya sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan baik.

Model pembelajaran langsung membantu peserta didik mempelajari pengetahuan dekalaratif dan prosedural secara bertahap. Dengan demikian, model pembelajaran ini dapat diterapkan pada materi pokok pesawat sederhana karena pada materi pokok ini terdapat pengetahuan deklaratif dan prosedural. Materi pokok pesawat sederhana merupakan salah satu materi pokok pada pelajaran IPA yang diajarkan pada kelas VIII A semester ganjil tingkat SMP berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Materi pokok ini akan membahas tentang alat atau perangkat yang memudahkan pekerjaan manusia yang berhubungan erat dengan pengalaman sehari-hari. Hal ini, sejalan dengan Kompetensi Dasar (KD) yakni mendeskripsikan alat-alat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari seperti pesawat sederhana yang sering digunakan misalnya tuas( pengungkit), katrol tunggal, baik yang tetap maupun yang bergerak, bidang miring dan roda gigi (gir). Dimana, setiap alat yang mempermudah kita melakukan usaha untuk mengangkat atau menggeser sebuah beban berat. Pada materi pokok pesawat sederhana terdapat pengetahuan deklaratif seperti pengertian pesawat sederhana (tuas atau pengungkit, katrol tunggal, baik yang tetap maupun yang bergerak, bidang miring dan roda gigi (gir) dan pengetahuan prosedural seperti cara menggunakan alat-alat untuk melakukan usaha (tuas kelas pertama ( linggis, tang, gunting) tuas kelas kedua (catut pencabut paku, pembuka tutup botol dan stapler), tuas kelas tiga (sapu). Pada materi ini akan diterapkan model pembelajaran langsung yang mendorong peserta didik untuk dapat belajar pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Untuk itu, guru perlu menyiapkan perencanaan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik dan menentukan model pembelajaran yang sesuai agar proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada guru tetapi pada peserta didik.

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG MATERI POKOK PESAWAT SEDERHANA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP SWASTA BERINGIN KUPANG TAHUN AJARAN 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut: Bagaimanakah Hasil Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Pesawat Sederhana Pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Swasta Beringin Kupang Tahun Ajaran 2015/2016? Secara terperinci masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016? 4. Bagaimana respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Mendeskripsikan Hasil Penerapan Model Pembelajaran Langsung Materi Pokok Pesawat Sederhana Pada Peserta Didik Kelas VIII A SMP Swasta Beringin Kupang Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Secara terperinci tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung materi pokok Pesawat Sederhana pada peserta didik kelas VIII A SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 2. Mendeskripsikan Ketuntasan Indikator Hasil Belajar (IHB) dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 3. Mendeskripsikan ketuntasan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. 4. Mendeskripsikan respon peserta didik terhadap pembelajaran dengan menerapkan model SMP Swasta Beringin Kupang semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. D. Batasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penerapan adalah penggunaan suatu model pembelajaran menurut aturan atau kaidah tertentu. 2. Pembelajaran didefenisikan sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan peserta didik atau pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar peserta didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 3. Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan membuat petunjuk kepada pengajar di kelas atau di lapangan dalam seting pengajaran atau seting lainnya. Bruce Joice (Rosdiani, 2012: 7) 4. Model pembelajaran langsung merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang dirancang khusus untuk menunjang proses pembelajaran peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan pola pembelajaran yang bertahap, selangkah demi selangkah. 5. Pesawat sederhana adalah suatu alat sederhana yang dapat membantu kita dalam melakukan usaha. 6. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peserta didik

a. Meningkatkan peran aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. b. Meningkatkan semangat belajar peseta didik. c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Bagi guru a. Sebagai bahan refleksi bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA terutama untuk model pembelajaran langsung. b. Membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi peserta didik dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA. 3. Bagi sekolah Sebagai bahan informasi bagi lembaga pendidikan, khususnya SMP Swasta Beringin Kupang dalam rangka memperbaiki kegiatan pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah. 4. Bagi peneliti a. Sebagai kesempatan bagi peneliti untuk memperluas wawasan tentang model pembelajaran langsung. b. Sebagai bahan referensi pelengkap bagi peneliti dikemudian hari. 5. Bagi LPTK UNWIRA Sebagai wahana untuk menjalankan tugas LPTK UNWIRA dalam mengemban Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni melaksanakan: pendidikan dan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, terlebih LPTK ini memiliki tugas menghasilkan calon-calon guru profesional di masa depan dan dapat dijadikan bahan masukkan dalam mempersiapkan calon guru dan juga sebagai pengembangan keilmuan khususnya masalah pembelajaran.

F. Asumsi Penelitian Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan proses belajar mengajar IPA sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2. Peserta didik mengerjakan tes awal dan tes akhir serta tugas yang diberikan secara perorangan tanpa dibantu oleh pihak manapun, sehingga hasil penelitian yang diperoleh benar-benar mencerminkan kemampuan masing-masing peserta didik. 3. Pengamat berlaku objektif dalam mengamati dan memberikan penilaian terhadap peneliti selama kegiatan berlangsung. 4. Peneliti berlaku objektif dalam memberikan penilaian terhadap setiap peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung.