PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

Abstrak. Pengetahuan, Teknik Marmet, Pijat Oksitosin, Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin, Kelancaran Pengeluaran ASI.

METODE MEMPERBANYAK PRODUKSI ASI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DENGAN TEHNIK MARMET DAN BREAST CARE DI RSUD KARANGANYAR

TEKNIK MARMET. Banyak ibu telah membuktikan bahwa memerah ASI dg tangan jauh lebih nyaman dan alami (saat mengeluarkan ASI).

1

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

EFEKTIFITAS PELATIHAN PERAWATAN PAYUDARA METODE MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BATURETNO

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN KOMBINASI METODE MASSASE DEPAN (BREAST CARE)

PERBEDAAN FREKUENSI MENYUSU ASI EKSKLUSIF SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PIJAT BAYI

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP TANDA KECUKUPAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM TENTANG BREAST CARE DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU POST PARTUM

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MANAJEMEN LAKTASI POST NATAL TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN ASI DI DESA KETOYAN KECAMATAN WONOSEGORO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan yang pesat selama golden period. Pemberian nutrisi yang baik perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

JURNAL VOICE OF MIDWIFERY PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KEJADIAN IKTERUS PADA BAYI BARU LAHIR 0-7 HARI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

Hubungan Rawat Gabung Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Post Partum Normal Di Irina D Bawah BLU RSUP Prof. Dr. R. D.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

PERBEDAAN EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLUERAGE DI PUNGGUNG DENGAN ABDOMEN TERHADAP LAMA PENGELUARAN ASI IBU NIFAS DI RUANG TERATAI RSUD BANJARNEGARA

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PENGLUARAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJA BASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

Pengaruh Terapi Pijat Oksitosinterhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air susu Ibu (ASI) merupakan pemberian air susu kepada bayi yang langsung

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

BAB I PENDAHULUAN. dari usia neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2007).

NASKAH PUBLIKASI RIYAN ROSSALIN NIM I

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KECUKUPAN ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGDOWO

PERBEDAAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM SETELAH PEMBERIAN PIJAT OKSITOSIN. Heni Setyowati, Ari Andayani, Widayati. AKBID Ngudi Waluyo Ungaran

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan

Lusiana Gultom. Abstrak

SURVEY FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS ALAK KOTA KUPANG ABSTRAK

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Watik Ariyanti*) ABSTRAK

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENGELUARAN COLOSTRUM DI WILAYAH PUSKESMAS POLANHARJO KLATEN

ST NURRAHMAH, S.ST AKADEMI KEBIDANAN KONAWE. Jl. Letj.DII Panjaitan No.217, Unaaha, Konawe Sulawesi Tenggara. Telp/Fax (0408)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif quasi

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah kira-kira 6 minggu yang berlangsung antara berakhirnya organ-organ

PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK MARMET TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKORAME KOTA KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MARMET DAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK IBI SURABAYA TESIS

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

BAB 1 PENDAHULUAN. Seperti ketika didalam kandungan, gizi yang tinggi sangat diperlukan ketika anak

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. (GBHN) diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan termasuk keadaan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI DENGAN KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BLANG BINTANG ACEH BESAR JURNAL

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN DENGAN KELANCARAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM FISIOLOGIS HARI KE

BAB I PENDAHULUAN. kelenjar mammae ibu dan merupakan makanan bagi bayi (Siregar, 2004).

STUDI PENGARUH KONSUMSI SUSU KEDELAI TERHADAP KADAR KALSIUM DALAM ASI (AIR SUSU IBU)

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

SIKAP IBU BEKERJA YANG MEMILIKI BAYI 0-6 BULAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR. Yanti 1, Ika Tristanti 2

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan nutrisi bayi (Roesli, 2005). Pemberian ASI sangat bermanfaat bagi

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI DESA MRANGGEN KECAMATAN JATINOM KLATEN MEILANI YUDI ARINI INTISARI

Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa, dan garam-garam organik yang disekresikan oleh kelenjar mamae

Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Badan Bayi di Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI KOLOSTRUM PADA IBU POSTPARTUM DI PUSKESMAS RASA BOU KECAMATAN HU U KABUPATEN DOMPU ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

MENGATASI MASALAH PENGELUARAN ASI IBU POST PARTUM DENGAN PEMIJATAN OKSITOSIN. Novia Tri Tresnani Putri, Sumiyati

EFEKTIFITAS PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS DI RSUD dr.soegiri KABUPATEN LAMONGAN

Kombinasi Pijat Oketani dan Oksitosin terhadap Parameter Produksi ASI pada Ibu Post Seksio Sesarea di Rumah Sakit Wilayah Kota Semarang

EFEKTIFITAS PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DENGAN MASSAGE ROLLING (PUNGGUNG)

PENGARUH PIJAT STIMULASI OKSITOSIN TERHADAP LET DOWN REFLEK PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN MARDI RAHAYU KALIBANTENG SEMARANG

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI, DURASI MENYUSUI DENGAN BERAT BADAN BAYI DI POLIKLINIK BERSALIN MARIANI MEDAN

Transkripsi:

PENGARUH TEKNIK MARMET TERHADAP PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG Lestari Puji Astuti (1), Ambar Sari (2) 1 2 D IV Bidan Pendidik, STIKES Karya Husada tari_rozai@yahoo.co.id ambarsari821@yahoo.com Abstrak ASI merupakan nutrisi yang paling tepat diberikan pada bayi baru lahir sampai umur 6 bulan karena pada masa tersebut usus bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI. Salah satu faktor seorang ibu tidak dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya yaitu pengeluaran ASI yang tidak lancar. Pengeluaran ASI yang tidak lancar ini dapat distimulasi dengan pemberian teknik marmet. Teknik marmet merupakan kombinasi antara memijat dan memerah ASI. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Jenis penelitian ini pra eksperimental, dengan desain penelitian One Group Pretest Posttest Design. Tehnik sampel purposive sampling. Sampel 30 responden, penelitian ini menunjukkan sebelum dilakukan teknik marmet ada 30 orang (100%) ASI tidak lancar. Jumlah responden sesudah dilakukan teknik marmet sebanyak 24 orang (80%) ASI lancar, dan 6 orang (20%) ASI tidak lancar, dengan menggunakan Uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet dengan hasil p value 0,000 < α (0,05). Ada pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ibu nifas dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Kata Kunci: Teknik Marmet; Pengeluaran ASI; Ibu Post Partum 1. PENDAHULUAN ASI (Air susu ibu) merupakan asupan yang sangat penting bagi bayi. Organisasi WHO (World Health Organization) merekomendasikan para ibu di seluruh dunia untuk menyusui bayi mereka secara eksklusif selama enam bulan pertama agar mencapai pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan secara optimal (WHO, 2011). Rekomendasi ini didukung oleh Kramer dan Kakuna (2009), berdasarkan systematic review bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif saja, dan tidak ada makanan lain atau cairan, selama enam bulan memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ASI eksklusif selama 3-4 bulan diikuti dengan menyusui campuran. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2013 menunjukkan cakupan ASI di Indonesia hanya 42 %. Angka ini jelas berada di bawah target WHO yang mewajibkan cakupan ASI hingga 50 %. Dengan angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,7 juta per tahun, maka bayi yang memperoleh ASI, selama enam bulan hingga dua tahun, tidak mencapai dua juta jiwa. Walau mengalami kenaikan dibanding data Riskesdas 2007 dengan angka cakupan ASI hanya 32 persen, cakupan tahun ini tetap memprihatinkan (Riskesdas, 2013). Ketidakmampuan ibu menyusui dapat dicegah dengan mengajarkan teknik yang sesuai untuk memperlancar pengeluaran ASI maupun meningkatkan produksi ASI. Teknik marmet merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengeluarkan ASI. Teknik ini memberikan efek relaks dan juga mengaktifkan kembali reflex keluarnya air susu/milk ejection reflex (MER) (Martha & William, 2007). Teknik marmet merupakan pijitan dengan menggunakan dua jari, ASI bisa keluar lancar dan membutuhkan waktu sekitar masing-masing payudara 15 menit. (Rahayu, 2008 dan Katili, 2011). Hasil laporan Dinas Kesehatan Kota Semarang tahun 2014 pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan sejumlah 8.534 95 Prosiding

(64,68%) bayi dari jumlah keseluruhan 13.194 bayi. Hal ini belum mencapai target sebesar 80%, namun pada Puskesmas Kedungmundu dalam pemberian ASI Eksklusif hanya mencapai 30,42% masih jauh dari target yaitu sebesar 80% dan menduduki urutan ke-4 dari 37 puskesmas di Kecamatan Kedungmundu Semarang (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2014). Data dari Puskesmas Kedungmundu didapat pada tahun 2014 pemberian ASI eksklusif pada bayi yang berumur 0-6 bulan sebanyak 46 (69,6%) bayi dan tahun 2015 sebanyak 32 (56,2%) bayi dari hasil dapat di lihat selisih sebanyak 14 (13,4%) bayi, menurut petugas bagian KIA Puskesmas Kedungmundu disimpulkan bahwa pemberian ASI eklsklusif mengalami penurunan dengan perkiraan penyebab banyak ibu yang bekerja, kurangnya kesadaran ibu, dan ASI tidak lancar (Menurut informasi bagian KIA Puskesmas Kedungmundu, 2016). Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 orang ibu menyusui dengan teknik wawancara di Puskesmas Kedungmundu yaitu gambaran proses memerah ASI pada ibu-ibu tersebut antara lain, ibu menyusui yang melakukan memerah ASI dengan tangan hanya 3 (30%) orang ibu menyusui serta menggunakan breast pump 7 (70%) orang ibu menyusui, dan mereka belum mengetahui cara memijat dan memerah ASI dengan menggunakan teknik marmet. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Teknik Marmet terhadap Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 2. KAJIAN LITERARTUR Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar mammae ibu dan berguna sebagai makanan bayi (Maryunani, 2013). ASI merupakan nutrisi yang paling tepat diberikan pada bayi baru lahir sampai umur 6 bulan karena pada masa tersebut usus bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI (Yahya, 2007). a. Pengeluaran ASI Proses pengeluaran ASI melalui kegiatan menyusui. Laktasi atau menyusui artinya memberikan makanan berupa ASI kepada bayi langsung dari payudara, menyusui adalah proses alamiah. Menurut (Lawrence. 2011), menyusui adalah penyelesaian fisiologis dari siklus reproduksi. Tubuh ibu selama kehamilan telah mempersiapkan proses menyusui bukan hanya mengembangkan payudara untuk memproduksi ASI, tetapi juga menyimpan nutrisi tambahan dan energy untuk produksi susu. b. Faktor yang mempengaruhi produksi ASI (Biancuzzo, 2003). 1) Faktor tidak langsung terdiri dari : Pembatasan waktu ibu (Jadwal waktu menyusui, Ibu bekerja), Faktor sosial budaya, pendidikan, dukungan keluarga, teman dan petugas kesehatan, umur, paritas, faktor kenyamanan ibu, faktor bayi (berat badan, status kesehatan) 2) Faktor langsung terdiri dari : Perilaku menyusui (waktu inisiasi, frekuensi, lamanya menyusui, menyusui malam hari), faktor psikologis, faktor fisiologis, metode merangsang pengeluaran ASI (teknik marmet, pijat oksitosin). c. Hambatan menyusui 1) Faktor internal Kurangnya pengetahuan yang terkait tentang menyusui, karena tidak ada pengetahuan yang memadai ibu tidak mengerti tentang cara menyusui bayi yang tepat, manfaat ASI, berbagai dampak yang akan ditemui bila ibu tidak menyusui bayi secara eksklusif. 2) Faktor eksternal Faktor eksternal dapat dipenuhi oleh ibu misalnya ASI belum keluar pada hari pertama setelah kelahiran bayi sehingga ibu berfikir memberikan susu formula untuk bayinya, ibu yang bekerja diluar rumah dan tidak memungkinkan memberikan ASI eksklusif, ketidakpahaman ibu mengenai kolostrum, yaitu ASI yang keluar pada hari ke 1-5 atau 7. sangat bermanfaat bagi bayi premature dan bayi yang sedang sakit, sebagian ibu beranggapan kandungan gizi dalam ASI rendah dan kualitasnya kurang baik dibanding susu formula karena bayi dan ASI bersifat parasit bagi ibu. 96 Prosiding

Teknik marmet adalah teknik yang paling banyak digunakan untuk mengeluarkan ASI secara langsung dengan tangan. Awal mula teknik ini dikembangkan oleh Chele Marmet dari Institusi Laktasi. Teknik memerah ASI dengan tangan tersebut yaitu teknik marmet. Teknik tersebut lebih nyaman, aman, praktis dan mudah dilakukan. Terknik marmet dilakukan karena kesulitan dalam mengeluarkan ASI nya saat bayi menyusu. Kemudian ia menemukan suatu metode memijat dan menstimulasi agar refleks keluarnya ASI lebih optimal (Suryoprajogo, 2009). a. Tahapan Teknik Marmet Pemijatan 1) Massage (Pijat) pergunakan 2 jari yaitu telunjuk dan jari tengah. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut payudara kanan. Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar payudara dengan gerakan spiral kearah putting susu. 2) Stroke (Pukulan) dengan menggunakan jarijari tangan tekan-tekanlah payudara secara lembut. Dari dasar payudara kea rah putting susu dengan garis lurus, kemudian dilanjutkan secara bertahap ke seluruh bagian payudara. 3) Shake (Guncangan) dengan posisi tubuh condong ke depan, kocok/guncangkan. b. Memerah ASI 1) Letakkan ibu jari di kalang payudara dan jari telunjuk serta jari tengan dibawah sekitar 2,5-3,8 cm membentuk huruf C ibu jari pada jam 12, dua jari lain berada di posisi jam 6. 2) Tekan lembut kearah dada tanpa memindahkan posisi jari, kemudian ditekan kearah dada. Buatlah gerakan menggulung (roll) dengan ibu jari dan jari ke depan untuk memerah ASI keluar dari gudang ASI. 3) Ulangi secara beraturan untuk mengalirkan ASI, ganti posisi jam dengan variasi huruf C 12:00 dan 6:00, 11.00 dan 5:00, 1:00 dan 7:00, 3:00 dan 9:00. c. Seluruh prosedur membutuhkan waktu sekitar 20-30 menit, meliputi : Massage, stroke, shake perah kedua payudara selama 5-7 menit, 3-5 menit, dan 2-3 menit tiap payudara (Maryunani, 2012). 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan desain penelitian one group pretest posttest design. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu nifas hari ke-3 hingga hari ke-7 di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Tembalang pada periode bulan April sampai Juni 2016. Sampel 30 Responden yang pengeluaran ASInya tidak lancar yang memenuhi kriteria inklusi yaitu Ibu nifas hari ke-3 sampai hari ke-7 yang bersedia menjadi untuk responden, Ibu nifas yang ASInya tidak lancar, bayi tidak diberikan susu formula pada saat dilakukan penelitian, berat badan bayi 2500 gram. Adapun kriteria eksklusi adalah ibu tidak bersedia menjadi responden, ibu nifas yang ASInya lancar, bayi diberikan susu formula pada saat penelitian, dan berat badan bayi 2500 gram. Hanya ada satu kelompok dan kesemuanya diberikan perlakukan yang sama. Pengumpulan data: Peneliti mengajukan surat permohonan penelitian dimulai dari pengurusan ijin penelitian yang ditujukan kepada Kepala Badan Kesbangpol Kota Semarang, Kepala DKK Semarang, dan Kepala Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data sekunder dari wawancara dan data laporan oleh petugas Puskesmas Kedungmundu, melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu pada hari ke-3 sampai ke-7, meminta ibu nifas untuk mengisi/menandatangani surat permohonan dan persetujuan Penelitian untuk menjadi responden, memberikan penjelasan kepada responden dengan menggunakan media, apabila sudah mengerti meminta responden langsung memperagakan di depan peneliti, setelah hari ke-7 responden di observasi ke rumah apakah pengeluaran ASInya lancar/tidak lancar kemudian peneliti mengisi lembar observasi. Analisa data: Hasil penelitian dianalisa menggunakan program SPSS 16.0. Analisa univariat digunakan untuk mengetahui Distribusi frekuensi pengeluaran ASI sebelum dan sesudah dilakukan Teknik Marmet. Analisa Bivariat digunakan untuk mengetahui Pengaruh Teknik Marmet terhadap Pengeluaran ASI pada Ibu Post Partum di Wilayah 97 Prosiding

Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Uji statistik menggunakan uji shapiro wilk dengan ketentuan nilai keyakinan yang dipakai adalah 0,95 dan nilai kemaknaan α = 0,05. Uji normalitas menggunakan uji shapiro wilk karena jumlah sampel pada penelitian < 50. Data yang didapat, jika data berdistribusi tidak normal (p value <0,05), menggunakan uji Wilxocon untuk mengetahui pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI. Ibu post partum hari ke-3 pengeluaran ASI tidak lancar Sampel yang memenuhi kriteria Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi Purposive Sampling Sebelum dilakukan teknik marmet sesudah dilakukan teknik marmet Observasi pengeluaran ASI sebelum teknik marmet Pemberian Melakukan Observasi informasi Teknik setelah dan teknik marmet secara hari ke-7 marmet mandiri oleh oleh responden peneliti Gambar 1. Aktifitas selama penelitian Observasi pengeluaran ASI sesudah teknik marmet 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua responden yang pengeluaran ASInya tidak lancar sebelum dilakukan teknik marmet, dan dengan melakukan teknik marmet sebagian besar responden pengeluaran ASInya lancar. Dengan menggunakan uji Wilxocon diperoleh P Value=0,000 dimana nilai 0,000 < α (0.05), sehingga dinyatakan hipotesa Ho Ditolak, artinya ada pemgaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum. Hasil penelitian ini telah menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI pada ibu post partum. Tabel 1. Pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI Pengeluaran ASI N Mean Std. Deviation P Value Sebelum Sesudah 30 30 2,00 1,20 0,000 0,407 0,000 98 Prosiding

Gambar 2. Diagram sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan berbagai hormon. Pengeluaran ASI yang tidak lancar ini dapat distimulasi dengan pemberian teknik marmet (Soetjiningsih, 2012). Teknik marmet merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengeluarkan ASI. Teknik ini memberikan efek relaks dan juga mengaktifkan kembali reflex keluarnya air susu/milk ejection refleks (MER) sehingga air susu mulai menetes. Dengan diaktifkannya MER maka ASI akan sering menyemprot keluar dengan sendirinya (Martha & William, 2007). Teknik marmet terhadap pengeluaran ASI merupakan suatu cara untuk memperlancar pengeluaran ASI yang efektif, efisien, lebih nyaman, aman, dan mudah dilakukan. Memerah dengan menggunakan tangan dan jari mempunyai keuntungan selain tekanan negative dapat diatur, lebih praktis dan ekonomis karena cukup mencuci tangan dan jari sebelum memerah asi. Penelitian ini membukikan bahwa ada pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran ASI. Hasil penelitian ini selaras dengan yang disampaikan oleh Raden Roro Maria Ulfah (2013) yang berjudul Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap Pengeluaran Asi Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember, berdasarkan penelitiannya yang menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sebelum diberikan teknik marmet pengeluaran ASI tidak lancar sebanyak 8 responden (53,3%) dan pengeluaran ASI lancar sebanyak 7 responden (46,7%). Sedangkan setelah pemberian teknik marmet, didapatkan bahwa seluruh responden sejumlah 15 responden, pada kelompok perlakuan pengeluaran ASI lancar. Kesimpulannya adalah pemberian teknik marmet pada ibu postpartum efektif terhadap kelancaran pengeluaran ASI. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian (Debby, 2014) pengaruh teknik marmet terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto hasil penelitian ini didapatkan pada kelompok perlakukan sebagian besar produksi ASI lancar yaitu 19 responden (86%), sedangkan kelompok kontrol sebagian besar mengalami produksi ASInya tidak lancar sebanyak 12 responden (54,5%) dengan kemaknaan =α 0,05 nilai signifikan P Value = 0,005 oleh karena nilai P = 0,005 < α = 0,05 yang artinya ada pengaruh teknik marmet terhadap produksi ASI pada ibu nifas di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. 5. KESIMPULAN Pengeluaran ASI pada ibu post Partum sebelum dilakukan teknik marmet sebagian besar adalah tidak lancar. Pengeluaran ASI pada ibu post 99 Prosiding

Partum sesudah dilakukan teknik marmet sebagian besar adalah lancar. Ada pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran asi pada ibu post partum di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Sampel 30 responden, penelitian ini menunjukkan sebelum dilakukan teknik marmet ada 30 orang (100%) ASI tidak lancar. Jumlah responden sesudah dilakukan teknik marmet sebanyak 24 orang (80%) ASI lancar, dan 6 orang (20%) ASI tidak lancar, dengan menggunakan Uji statistik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan teknik marmet dengan hasil P Value 0,000 < α (0,05). Ada pengaruh teknik marmet terhadap pengeluaran asi pada ibu post partum di wilayah kerja puskesmas kedungmundu. 6. REFERENSI 1) Biancuzzo, M. 2003. Breastfeeding the newborn: Clinical strategies for nurses. St. Louis: Mosby. 2) Lawrence, R. A. 2004. Breastfeeding: A guide for the medical profession. St. Louis: CV. Mosby. 3) Maryunani, Anik. 2012. Inisiasi Menyusu Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta: CV. Trans Info Media. 4) Ningsih, Debby Isprayuluh. 2014. Pengaruh Teknik Marmet Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas Di RSUD Dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto. Skripsi. Surabaya: RSUD Dr. Wahidin Sudiro 5) Soetjiningsih. 2012. ASI: Petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta: EGC 6) Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban menyusui. Edisi 1. Yogyakarta: Keyword. 7) Ulfah, Raden Roro Maria. 2013. Efektivitas Pemberian Teknik Marmet Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Menyusui 0-6 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Jember : Universitas Jember. 100 Prosiding