6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand).

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PARIWISATA

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8)

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI BAGIAN PERTAMA PRIORITAS NASIONAL DAN BAB 1 PENDAHULUAN PRIORITAS NASIONAL LAINNYA

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

DESA - KOTA : 1. Wilayah meliputi tanah, letak, luas, batas, bentuk, dan topografi.

INDIKASI PROGRAM UTAMA LIMA TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

KORIDOR EKONOMI INDONESIA DALAM PENATAAN RUANG SUATU PERSPEKTIF

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

Secara umum pembagian wilayah berdasarkan pada keadaan alam (natural region) dan tingkat kebudayaan penduduknya (cultural region).

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PEMBANGUNAN KORIDOR EKONOMI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

SALINAN. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara. Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA FEBRUARI 2011

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

- 6 - TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MEI 2011

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

CUPLIKAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011, TANGGAL 20 MEI 2011 TENTANG

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

MP3EI Pertanian : Realisasi dan Tantangan

PEMBANGUNAN KAWASAN TIMUR INDONESIA YANG BERBASIS SUMBER DAYA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK PEMBANGUNAN NASIONAL

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

CAPAIAN Februari 2016 KOMITMEN INVESTASI

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

BAB IV GAMBARAN UMUM

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

2017, No serta Kinerja Pegawai di Lingkungan Badan Koordinasi Penanaman Modal; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hu

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN I TAHUN 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA APRIL 2015

LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN II TAHUN 2016

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN

Pe n g e m b a n g a n

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

Transformasi Desa Indonesia

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

BAB 1. NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMP...

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dan teralokasi ke tingkat daerah. Keseimbangan antardaerah terutama dalam

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BADAN PUSAT STATISTIK

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

GEOGRAFI. Sesi DESA - KOTA : 2. A. PENGERTIAN KOTA a. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI No. 4 Tahun b. R. Bintarto B.

GEOGRAFI. Sesi WILAYAH, PERWILAYAHAN, DAN PUSAT PERTUMBUHAN : 2. A. METODE PERWILAYAHAN a. Metode Delineasi (Pembatasan) Wilayah Formal

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1.I. Latar Belakang lkan tuna sebagai salah satu sumber bahan baku bagi perekonomian

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA. Saktyanu K. Dermoredjo

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

LAMPIRAN III PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 BUKU III:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

REALISASI PENANAMAN MODAL PMDN PMA TRIWULAN I TAHUN 2014

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

P E N J E L A S A N A T A S PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI MALUKU

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

Transkripsi:

GEOGRAFI KELAS XII IPS - KURIKULUM 2013 24 Sesi NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG : 2 A. PENGERTIAN NEGARA BERKEMBANG Negara berkembang adalah negara yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi rendah, standar hidup rendah, sektor industri kurang berkembang, dan sedang mengalami proses pembangunan. B. SEBARAN NEGARA BERKEMBANG Sebagian besar negara berkembang terletak di belahan bumi selatan yang beriklim tropis. No Negara Berkembang 1 Semua negara yang ada di Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Amerika Latin). 2 Semua negara di Afrika, kecuali negara Afrika Selatan. 3 Beberapa negara di Eropa Barat, yaitu negara Yunani, Portugal, dan Turki. 4 Satu negara di Eropa Utara, yaitu negara Islandia. 5 Semua negara di Asia, kecuali Jepang dan dua negara industri baru, yaitu Korea Selatan dan Singapura. 6 Semua negara di Oceania, kecuali Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Negara industri baru (the new industrial country) adalah negara berkembang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan negara berkembang lainnya. 1

C. KARAKTERISTIK NEGARA BERKEMBANG 1. Kegiatan ekonomi penduduknya dominan agraris 2. Merupakan produsen barang-barang primer 3. Mengekspor barang-barang produksi primer seperti bahan pangan, bahan mentah, dan bijih besi. 4. Ketergantungan pada ekspor hasil pertanian 5. Nilai ekspor lebih kecil daripada nilai impor 6. Berorientasi pada perdagangan luar negeri 7. Persebaran penduduk terkonsentrasi di pedesaan 8. Angka pertumbuhan penduduk tinggi 9. Tingkat kelahiran dan kematian tinggi 10. Tingkat harapan hidup rendah 11. Tingkat pendidikan dan kualitas SDM rendah 12. Tingkat kesehatan rendah 13. Modal kecil 14. Pendapatan per kapita dan taraf kehidupan rendah 15. Daya beli masyarakat rendah 16. Teknologi sederhana 17. Mutu dan kualitas produksi rendah 18. Tingkat produktivitas rendah 19. Informasi terbatas 20. Sumber daya alam belum dimanfaatkan secara optimal 21. Angka pengangguran tinggi 22. Angka kriminalitas tinggi D. PENGEMBANGAN WILAYAH INDONESIA Pengembangan wilayah Indonesia dilakukan dengan mengusahakan industrialisasi. Namun, pada tingkat regional terjadi ketimpangan proses pembangunan antara kawasan barat Indonesia dengan kawasan timur Indonesia. Pembangunan di kawasan timur Indonesia jauh tertinggal dibandingkan pembangunan di kawasan barat Indonesia. 2

Lima faktor penyebab ketimpangan tersebut, antara lain: 1. Konsentrasi kegiatan ekonomi Konsentrasi kegiatan ekonomi terpusat di Pulau Jawa karena didukung oleh adanya infrastruktur sehingga tenaga kerja, modal, dan kegiatan perdagangan dari luar Jawa masuk ke Pulau Jawa. 2. Alokasi investasi Tingkat investasi di Pulau Jawa dan Sumatera lebih tinggi sehingga laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendapatan per kapita lebih tinggi. 3. Tingkat mobilitas faktor produksi Mobilitas faktor produksi antarwilayah kurang lancar, akibat kurang meratanya pembangunan jaringan transportasi dan infrastruktur lainnya. Hal ini menyebabkan transaksi perdagangan antarwilayah menjadi kurang lancar, permintaan dan penawaran barang dan jasa tidak seimbang serta menghambat kegiatan ekonomi. 4. Perbedaan sumber daya alam Sumber daya alam Pulau Jawa lebih sedikit, tetapi tingkat pendapatan penduduk Pulau Jawa lebih tinggi karena memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan menguasai teknologi. 5. Perbedaan kondisi demografi Pulau-pulau di kawasan barat Indonesia memiliki jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, tingkat pendidikan, dan kesehatan yang lebih tinggi. Hal ini menjadi modal dasar yang mendorong pertumbuhan ekonomi seperti kelancaran produksi, perkembangan industri, perkembangan pasar, dan aktivitas perdagangan. E. MODEL PENGEMBANGAN WILAYAH INDONESIA Pengembangan wilayah Indonesia berdasarkan Strategi Nasional Pengembangan Pola Tata Ruang (SNPPTR). SNPPTR adalah strategi pembangunan jangka panjang yang menjadi dasar bagi penyusunan rencana tata ruang pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota. SNPPTR meliputi strategi-strategi berikut. a. Pengembangan Kawasan Prioritas Kawasan yang pengembangannya diprioritaskan adalah: 1. Kawasan yang cepat tumbuh Contoh: kawasan Sijori (Singapura, Johor, Riau), Kawasan Pantura Jabar, Kawasan Jabodetabek, Kawasan Bopanjur (Bogor, Puncak, Cianjur). 3

2. Kawasan pertanahan dan keamanan Contoh: kawasan perbatasan, kawasan dengan investasi besar, kawasan dengan sumber daya alam melimpah. 3. Kawasan tradisional yang produktif Contoh: kawasan tanaman pangan, kawasan perkebunan, kawasan hutan tanaman industri, kawasan industri pengolahan bahan tambang, kawasan peternakan. b. Pengembangan Kota-Kota Prioritas Kota-kota yang pengembangannya diprioritaskan adalah: 1. Kota-kota pusat kegiatan 2. Kota-kota industri pengolahan sumber daya alam terutama kayu 3. Kota-kota industri pengolahan baru 4. Kota-kota tambang baru 5. Kota-kota wisata baru c. Pengelolaan Pengembangan Kota Metropolitan Kota metropolitan dikelola pengembangannya dengan usaha: 1. Mengakomodasi urbanisasi dengan menyediakan kesempatan kerja dan menyediakan infrastruktur perkotaan di kota-kota lain. 2. Meningkatkan produktivitas kota metropolitan. 3. Meningkatkan peran serta sektor swasta dan masyarakat secara aktif dalam pembiayaan pembangunan kota. d. Pengembangan Sistem Transportasi Nasional Sistem transportasi dikembangkan untuk menghubungkan kawasan-kawasan prioritas dengan kota-kota prioritas, dan menghubungkan pusat-pusat kegiatan dengan wilayah belakang (hinterland), yaitu dengan cara: 1. Pemanfaatan koridor timur-barat (Singapura-Laut Jawa-Biak-Pasifik) dan koridor utara-selatan (Australia Utara-Selat Lombok-Selat Sulawesi-Pasifik Selatan) oleh pusat-pusat kegiatan utama nasional dan internasional. 2. Mengembangkan akses dari koridor-koridor tersebut ke pelabuhan-pelabuhan lokal. 3. Mengembangkan jalur lintas Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. 4

4. Mengembangkan pelabuhan laut dan pelabuhan udara perintis di kawasan timur Indonesia, khususnya di Papua, Maluku, dan Nusa Tenggara. 5. Meningkatkan hubungan feri Sumatera dengan Jawa, Jawa dengan Bali, Bali dengan Lombok, Lombok dengan Sumbawa, dan Sumbawa dengan Flores, serta pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur dan Maluku. e. Pelestarian Kawasan Lindung Pelestarian kawasan lindung dilakukan untuk menjamin terwujudnya pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Kawasan lindung yang dilestarikan, antara lain: 1. Kawasan yang melindungi kawasan di bawahnya, seperti hutan lindung dan daerah resapan air. 2. Kawasan perlindungan setempat, seperti sempadan sungai, sempadan pantai, dan kawasan sekitar mata air. 3. Cagar alam, suaka marga satwa, dan taman nasional. 4. Kawasan rawan bencana alam. 5