BAB I PENDAHULUAN. Bisnis properti adalah salah satu jenis usaha yang benar-benar menjanjikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang dikatakan orang lain. Sarana untuk mendapatkan informasi dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. industri semakin meningkat. Banyak perusahaan perusahaan baru yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Semakin banyaknya orang yang ingin menjaga kondisi tubuhnya

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya manusia yang harus selalu menjaga kesehatannya, perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Salvatore Maddi dan Deborah Khosaba (2005) dalam buku Resilience At

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu hal atau peristiwa yang baru saja atau sedang terjadi. Orang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. akan jaminan hidup serta investasi jangka panjang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat ketat dari para produsen otomotif. Banyak perusahaan otomotif dari

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, tidak dapat dimungkiri bahwa jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya ialah sistem pemasaran jaringan atau network marketing atau

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu masa yang disebut dengan era globalisasi. Ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. media yang digunakan oleh manusia dalam bertukar ide dan berbagai informasi. Saat

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini, persaingan dalam dunia industri semakin meningkat. Salah

BAB I PENDAHULUAN. ruko di tahun 70-an, PT X bekerja keras untuk membangun kepercayaan para

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi pada saat ini telah menjadi suatu instrumen investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kereta api merupakan sarana transportasi masal yang cukup efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah di Indonesia. Setiap lembaga pendidikan berupaya untuk mendidik

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi untuk jaman sekarang sangat dibutuhkan oleh setiap perorangan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersaing, 3) Fasilitas yang disediakan, dan 4) Promosi yang. melirik bisnis ini sebagai sarana berinvestasinya, mengakibatkan

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. lanjut usia terbanyak di dunia. Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk tahun 2010

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam transaksi keuangan. Kartu kredit diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Undang Pendidikan Tinggi, 2012). Dijenjang pendidikan tinggi mahasiswa tidak

BAB I PENDAHULUAN. maupun warung yang ada hampir di setiap kota-kota besar. Keragamannyapun

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan air bersih sangat penting bagi semua orang, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya angka pengangguran di negara Indonesia adalah. pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Andika, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. memerhatikan fungsi sosial dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sangat banyak merek mobil yang digunakan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. saat ini bernama TNI (Tentara Nasional Indonesia). Visi dari organisasi TNI, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada triwulan III tahun 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai

Lampiran 1 Hasil wawancara dengan pihak PT. Tanamas Megah Jayasakti yang diwakili oleh Bapak Indra Purnomo dan Bapak Adrian Luis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang didirikan untuk

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kenaikan jumlah penumpang secara signifikan setiap tahunnya. Tercatat hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Potensi masyarakat Indonesia akan kebutuhan pelayanan jasa keuangan di

Lampiran 1. Kuesioner Data Penunjang. Kuesioner Resilience at Work

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki tahun 2007 ini, negara Indonesia dihadapkan pada tantangan dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang asuransi. Selama tahun 2007, total pendapatan

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA. 1. PT. Afdhi Surya Mandiri berdiri tahun berapa? Jawab : PT. Afdhi Surya Mandiri berdiri di Pekanbaru pada tahun 2007.

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA. merupakan salah satu sarana untuk mengenal lebih jauh dunia kerja nyata

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB 10 Membeli Rumah

BAB I PENDAHULAN. adalah dengan meningkatkan mutu pendidikan. Jenjang pendidikan tertinggi

BAB IV PERAN AGEN DALAM PENINGKATAN VOLUME PENJUALAN POLIS ASURANSI KERUGIAN

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian di Bank BTN Cabang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi di bidang otomotif, setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu fakultas unggulan di Universitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. Christina Realty merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jual

LAMPIRAN 1. Blue Print Kuisioner. Dukungan Sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. di negara maju, asuransi bukan industri sembarangan karena tidak ada bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. dingin, hujan ) dan juga untuk melindungi manusia dari ancaman luar. Dengan

II. LANDASAN TEORI. Berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut beberapa sumber :

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. serta petunjuk arah yang terbuat dari neon sign maupun billboard.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEBT COLLECTOR DIKAITKAN DENGAN SEBI NO.7/60/DASP TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya krisis perekonomian di Indonesia yang berdampak sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. bekerja pada umumnya agar mendapatkan uang / upah dan dari uang/ upah tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis multidimensional dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya yang

KODE ETIK DAN PERATURAN PT. WAHANA INSAN NURANI ( PLANET WIN 369 ) Pasal 1 Pengertian

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PT. Gaya Makmur Mobil yang bergerak dalam penjualan alat berat heavy

RUMAHKU SURGAKU. Oleh: Ahmad Gozali

DI C A R I I N V E S T O R

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MITRA MABRUR (ASURANSI HAJI) DI ASURANSI SYARIAH BUMIPUTERA CABANG SEMARANG

BAB 3 ANALISIS BASIS DATA YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. serius bagi pemerintah, adanya tuntutan masyarakat untuk dapat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi informasi telah mengubah pandangan orang terhadap

D & J LAW OFFICE Didi Kristiadi,SH - Jufriyadi,SH PROPOSAL JASA PELAYANAN HUKUM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB I PENDAHULUAN. 1 pergeseran yang semula hanya untuk memenuhi kebutuhan, meningkat menjadi harapan

BAB I PENDAHULUAN. menengah, peserta didik dapat melanjutkan pendidikan ke berbagai pilihan pendidikan tinggi

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta perkembangan dunia kesehatan di masa kini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah dan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) semakin kompetitif

Lampiran 1 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres. Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini kehidupan manusia, termasuk Indonesia telah memasuki era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bisnis properti adalah salah satu jenis usaha yang benar-benar menjanjikan keuntungan sekarang ini. Bisnis properti memiliki nilai jual yang hampir selalu stabil, bahkan cenderung mengalami kenaikan. DPD Real Estate Indonesia (REI) Jabar optimistis prospek bisnis property di 2013 masih tetap tinggi. Apalagi berdasarkan hitungan pemerintah, pada 2013 ada 800 ribu unit perumahan atau rumah yang akan dibangun. Untuk itu, bisnis di dunia property tidak akan surut dan pasti akan tetap naik. Buktinya dengan semakin tingginya permintaan dan kebutuhan akan rumah itu sendiri. (dikutip dari http://m.inilah.com/read/detail/1941495/2013-bisnis-properti-masih-menjanjikan/, diakses tanggal 11 Juni 2013) Teguh Satria, Ketua Badan Pertimbangan Organisasi Real Estate Indonesia (REI) menyatakan, bisnis properti tahun 2013 memang diprediksikan bakal bergairah. Apalagi bunga kredit perbankan makin rendah, sehingga memacu penyaluran kredit perumahan. Maka beruntung bagi yang sedang menjalankan bisnis properti karena di Tahun ini akan membawa berkah bagi bisnis properti ini diantaranya bisnis bahan bangunan, investasi tanah, serta perumahan.dll. (dikutip dari http://kurupukseuhah.blogspot.com/2013/01/peluang-bisnis-menguntungkantahun-2013.html/, diakses tanggal 10 Juni 2013)

2 Salah satu agen properti yang sedang berkembang adalah X Indonesia. X mulai beroperasi tanggal 8 Mei 1992. Saat ini, X telah memiliki lebih dari 130 kantor di seluruh Indonesia, dengan member broker lebih dari 2850 Marketing Associates yang tersebar di kota-kota besar Indonesia. X memiliki motto First in Service (pertama dalam pelayanan), First in Result (pertama mencapai hasil maksimal), First in Costumer Satisfaction (pertama dalam memberikan kepuasan pelanggan). Filosofi bisnis X adalah Listing Control, Selling Control, dan Market Control. (dikutip dari website agen X Indonesia, diakses tanggal 15 Maret 2012) Hasil wawancara peneliti dengan Metta Lily, Manager Associates di kantor cabang X Bandung, didapatkan hasil bahwa pekerjaan sebagai Marketing Associates aktif di X bukanlah pekerjaan yang mudah. Seorang Marketing Associates X memiliki target waktu dari tanggal 1 Januari 30 Juni. Dalam waktu tersebut, Marketing Associates memiliki target komisi bersih seratus juta rupiah sampai lima ratus juta rupiah. Penggolongan dari target-target komisi inilah yang akan menentukan prestige, fasilitas yang diberikan kantor, reward dan punishment yang diberikan kantor. Marketing Associates tidak diberikan insentif resmi (gaji) dari kantor setiap bulannya. Jadi, Marketing Associates diberikan insentif dengan menggunakan sistem komisi. Ketika menjual rumah seharga ± satu milyar Rupiah, komisi dari harga jual 3%. Ketika menjual rumah seharga ± satu tiga milyar Rupiah, komisi dari harga jual 2,5%. Ketika menjual rumah seharga lebih dari tiga milyar Rupiah, komisi dari harga jual 2%. Komisi dari harga jual terlebih dahulu masuk dalam pendapatan kantor, lalu dari kantor dibagi pada Marketing

3 Associates yang menjual sesuai tarif komisinya, yaitu 50:50; 60:40; 70:30; 80:20. Tarif ini progresif sesuai banyaknya penjualan rumah. Jam kerja Marketing Associates sekitar delapan jam, yaitu dari jam 8.30 sampai jam 17.00 di kantor. Namun, apabila Marketing Associates harus keluar kantor karena urusan dengan klien, hal itu diperbolehkan. Jam bertemu dengan klien kadang tidak dapat ditentukan dalam jam kerja. Oleh karena itu, apabila ada klien yang meminta bertemu di luar jam kerja atau di luar hari kerja maka Marketing Associates harus menyediakan waktu lebih. Pekerjaan seorang Marketing Associates yang utama adalah menjual properti. Marketing Associates perlu mencari listing properti dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat tanah atau rumah yang akan dijual. Marketing Associates meyakinkan orang yang mau menjual rumahnya agar mau menggunakan jasa X sebagai agen propertinya. Hal ini sulit karena marketing associates perlu merubah belief / kepercayaan masyarakat setempat bahwa jika menggunakan jasa seorang marketing property, orang perlu memberikan komisi kepada marketing itu padahal komisi telah dimasukkan ke dalam harga jual. Marketing Associates mempromosikan listing properti yang telah didapatkannya. Apabila ada orang yang tertarik melihat listing properti yang dipromosikan, Marketing Associates mengantarkan orang tersebut untuk melihat listing propertinya. Marketing Associates melakukan negosiasi awal dengan klien; menjadi perantara penjual dan pembeli dalam menentukan harga. Setelah mencapai kesepakatan, Marketing Associates menyiapkan proses transaksi (menghitung biaya-biaya yang diperlukan, pengecekan ukuran lapangan dan surat

4 sertifikat, pengecekan sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional / BPN, pengecekan pajak bumi dan bangunan ke kantor pajak, membantu mengajukan Kredit Pemilikan Rumah / KPR, dan menentukan jadwal ke notaris). Seorang Marketing Associates memerlukan kemampuan mengkomunikasikan informasi dan ide dalam kata-kata sehingga orang lain mudah untuk mengerti; kemampuan membaca dan memahami informasi dan gagasan yang disampaikan secara tertulis; kemampuan melihat secara detail dari jarak dekat (beberapa meter dari pengamat); kemampuan mendengarkan dan memahami informasi dan ide yang dipresentasikan melalui kata-kata yang diucapkan; kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu kesimpulan umum, termasuk menemukan hubungan antara peristiwa yang tampaknya tidak berhubungan; kemampuan mengidentifikasi dan memahami pembicaraan orang lain; kemampuan berbicara dengan jelas sehingga orang lain dapat mengerti; kemampuan menerapkan peraturan umum untuk masalah khusus untuk menghasilkan jawaban yang masuk akal; kemampuan mengetahui ada sesuatu yang salah atau mungkin salah. (dikutip dari http://www.careerplanner.com/marketing) Hasil survey awal peneliti terhadap 15 orang Marketing Associates X di Bandung diperoleh data sebagai berikut: 10 orang (66,7%) merasakan sulit tidur ketika tidak mendapatkan transaksi penjualan rumah selama satu bulan lebih. Sebanyak 7 orang (46,7%) merasakan rasa sakit di dada atau perut ketika akan bertemu klien baru atau sedang melakukan proses transaksi. Sebanyak 5 orang (33,3%) merasakan detak jantung yang lebih cepat ketika sedang memikirkan

5 calon pembeli yang baru. Sebanyak 1 orang (6,7%) belum merasakan adanya perubahan fisiologis maupun psikologis serta belum menemui kesulitan yang berarti. Berdasarkan 14 orang Marketing Associates X (93,3%) yang merasakan stres dalam pekerjaannya, didapatkan data mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama bekerja. Sebanyak 12 orang (85,7%) merasa kesulitan menemukan kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Sebanyak 11 orang (78,6%) merasa berat karena harus mengeluarkan biaya promosi dan transportasi dari uang pribadi. Sebanyak delapan orang (57,1%) merasa kesulitan ketika mengajukan KPR ke bank, karena pengajuan KPR sekarang memiliki syarat yang sangat ketat. Sebanyak tujuh orang (50%) merasa kesulitan ketika harus meyakinkan klien dan membangun kepercayaan untuk menggunakan jasa X dalam proses penjualan rumahnya. Sebanyak lima orang (35,7%) merasa kesulitan menemukan waktu bertemu klien karena mengganggu waktu dengan keluarga. Sebanyak lima orang (35,7%) juga merasa walaupun menemui banyak kesulitan, mereka tetap berusaha berjuang lebih keras lagi dalam menjual properti. Menurut Metta Lily, Manager Associates kantor cabang X Bandung, bagi orang yang baru terjun dalam bidang properti, tugas dan pekerjaan seorang marketing associates tidak mudah. Tugas dan pekerjaan marketing associates harus didukung kemampuan, sikap, daya juang dan kepercayaan diri penuh dari dalam diri masing-masing individu. Oleh karena itu, di Bandung khususnya, banyak Marketing Associates yang tidak dapat bertahan bekerja lama. Banyak

6 Marketing Associates yang belum satu tahun bekerja sudah keluar dari X. Hal ini membuat X harus mencari lagi para Marketing Associates yang baru. Pergantian Marketing Associates yang kerap kali terjadi dalam kantor X memunculkan pertanyaan mengapa ada Marketing Associates yang bertahan dan ada Marketing Associates yang memutuskan untuk tidak lagi aktif dalam penjualan properti di X. Menurut Salvatore R. Maddi dan Deborah M. Khoshaba (2005), kemampuan seseorang untuk mengubah keadaan yang menekan menjadi keadaan yang penuh peluang disebut dengan resilience. Resilience terdiri dari attitudes dan skill yang membantu seseorang untuk bertahan dan mengembangkan diri dibawah pengaruh stress. Kata kunci untuk dapat menggambarkan resilience ini adalah hardiness atau ketahanan. Hardiness merupakan attitudes yang diperlukan untuk menjadi resilience, dikenal dengan adanya 3C, yaitu commitment, control challenge. Marketing Associates yang memiliki hardiness rendah (lemah), akan menganggap kesulitan menjadi sesuatu yang menyusahkan dirinya. Mereka mudah menyerah dalam menghadapi situasi yang sulit ketika menjual rumah dan mencari listing serta menarik diri dari orang-orang yang ada disekitarnya. Mereka tidak percaya diri dan tidak yakin bahwa mereka dapat menjual properti sesuai target dan waktu yang telah ditentukan. Pada kenyataannya menurut Maddi dan Khoshaba (2005) semua perusahaan membutuhkan karyawan-karyawan yang mempunyai hardiness tinggi yaitu karyawan yang dapat bertahan dan tetap semangat bekerja pada saat tekanan-tekanan datang. Karyawan akan lebih bersemangat dan antusias ketika

7 bekerja, juga lebih inovatif sehingga akan mengoptimalkan produktivitas perusahaan. Sedangkan, jika perusahaan memiliki karyawan yang hardiness rendah maka hal tersebut akan menghambat produktivitas perusahaan karena karyawannya mudah menyerah dan merasa tidak percaya diri saat sedang mengerjakan tugasnya. Demikian pula dengan Marketing Associates yang memiliki hardiness tinggi akan dapat menjual rumah sesuai target dan waktu yang diberikan. Sedangkan, Marketing Associates yang memiliki hardiness rendah akan memiliki nilai penjualan rumah yang lebih sedikit walaupun target dan waktu yang diberikan sama. Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang hardiness pada Marketing Associates di X Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran derajat hardiness Marketing Associates X di kantor cabang Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran derajat hardiness Marketing Associates X di kantor cabang Bandung.

8 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran derajat hardiness Marketing Associates X di kantor cabang Bandung beserta aspek-aspeknya. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis 1) Menambah wawasan ilmu psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi dalam usahanya memahami derajat hardiness marketing associates dalam bidang property. 2) Sebagai bahan pertimbangan dari peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang serupa. 1.4.2 Kegunaan Praktis 1) Memberikan informasi bagi Manager Associate X Indonesia mengenai derajat hardiness pada marketing associates X cabang Bandung, sehingga kantor pusat dapat membantu meningkatkan hardiness marketing associates yang rendah. 2) Memberikan informasi bagi para Manager Associate X cabang Bandung mengenai derajat hardiness para marketing associatesnya, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan ketika menerima marketing associates yang baru, serta dapat mempertahankan marketing associates yang derajat hardiness-nya tinggi.

9 1.5 Kerangka Pemikiran Seorang marketing associate memiliki beberapa pekerjaan utama yang dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian besar. Pertama, mencari tanah atau property yang akan dijual. Kedua, melakukan promosi untuk mencari klien pembeli. Ketiga, menyelesaikan transaksi dan administrasi sebelum tahap closing statement (tahap dimana klien pembeli dan klien penjual serta marketing associate telah mencapai kesepakatan dan duduk bersama menandatangani surat perjanjian) hingga mencapai target penjualan property yang diberikan oleh perusahaan. Ketika mengerjakan tugas-tugas utamanya, marketing associates akan menemui hambatan atau kesulitan. Saat mencari tanah atau property yang akan dijual, marketing associates mengalami kesulitan untuk mempersuasi klien penjual untuk mempercayakan penjualan property-nya pada X. Hal ini karena pandangan masyarakat tentang biro jasa property yang negatif, bahwa ketika property dipercayakan pada biro jasa, harga property akan lebih mahal sehingga jarang orang yang mau membelinya. Saat melakukan promosi untuk mencari klien pembeli, marketing associates harus mengeluarkan dana pribadi yang tidak sedikit untuk membuat spanduk, memasang iklan di koran, serta memasang iklan di website-website tertentu. Selain itu, dalam mempromosikan property-nya, marketing associates membutuhkan kreatifitas dan motivasi lebih agar dapat terjual dengan lebih cepat. Ketika sudah ada klien pembeli yang menghubungi marketing associates untuk melihat property, marketing associates harus menyediakan waktu serta biaya untuk mencapai tempat property dipasarkan. Selain itu, marketing associates juga

10 harus mewawancarai calon klien pembeli untuk mengetahui kebutuhan serta tujuannya mencari property. Marketing associate harus meyakinkan klien pembeli bahwa property yang ditawarkannya adalah yang sesuai dengan klien. Saat menyelesaikan administrasi dan transaksi untuk mencapai tahap closing statement, marketing associates harus berhubungan dengan instansiinstansi terkait (BPN, Bank, Kantor Pajak). BPN (Badan Pertanahan Nasional) adalah badan yang memastikan bahwa sebuah tanah atau property itu tidak ada sengketa serta memastikan bahwa kondisi property di lapangan dengan yang ada di sertifikat sesuai. Marketing associates perlu mencari bank dengan bunga KPR yang rendah untuk klien-klien yang memerlukan cicilan. Kantor pajak memastikan pajak property telah dibayar sampai tahun berjalan oleh klien penjual. Semua ini dilakukan marketing associates untuk dapat memenuhi target dari perusahaan dalam penjualan property. Kondisi-kondisi tersebut merupakan stressor, tidak jarang marketing associate mengalami tekanan akibat tuntutan tugasnya. Perusahaan mengharapkan marketing associate memiliki kemampuan untuk bertahan dan bangkit dari tekanan dan stress yang dirasakannya agar tetap dapat menjual property secara optimal. Stress merupakan suatu kondisi dimana seorang individu dihadapkan pada suatu perubahan yang mengganggu dalam rutinitasnya atau terjadi perbedaan (kesenjangan) antara apa yang diinginkan dengan apa yang didapatnya sehingga dapat mengancam kesehatan fisik dan psikologisnya (Maddi dan Khoshaba, 2005). Stressor tersebut dimaknakan berbeda-beda oleh tiap marketing associate. Ada marketing associate yang walaupun merasa stres ketika harus negosiasi harga

11 dengan klien, tetapi marketing associate tersebut merasa negosiasi harga merupakan tugas penting yang tidak boleh ada kesalahan sehingga ia akan terus berusaha melibatkan diri dalam proses negosiasi dan penjualan rumah tersebut sampai selesai. Namun, ada pula marketing associate yang walaupun merasa stres ketika harus negosiasi harga dengan klien, marketing associate tersebut mudah menyerah dan kurang melibatkan diri dalam proses negosiasi harga tersebut. Pekerjaan sebagai seorang marketing associate yang tidak menentu membuat marketing associate perlu memiliki suatu kekuatan untuk menghadapi apapun yang akan merintanginya untuk mencapai tujuan. Resilience merupakan kemampuan seseorang untuk mengubah keadaan yang menekan menjadi keadaan yang penuh peluang. (Maddi dan Khoshaba, 2005 : 3). Resilience terdiri dari attitudes dan skill yang membantu seseorang untuk bertahan dan mengembangkan diri dibawah pengaruh stress. Kata kunci untuk dapat menggambarkan resilience ini adalah hardiness atau ketahanan. Hardiness merupakan attitudes yang diperlukan untuk menjadi resilience, dikenal dengan adanya 3C, yaitu commitment, control challenge. Ketiganya memberikan keberanian atau keteguhan dan mendorong untuk berhadapan dengan hambatan yang mengganggu adanya perubahan. Commitment merupakan seberapa besar perhatian, pemikiran, dan usaha yang diberikan marketing associate terhadap situasi yang stressful dalam pekerjaannya. Marketing associate akan melibatkan dirinya secara penuh dalam penjualan property dan kehidupannya. Sikap komitmen membentuk pemahaman marketing associate bahwa penjualan property merupakan hal penting yang harus

12 diselesaikan. Marketing associate yang memiliki commitment, akan terlibat dengan setiap kegiatan dan juga dengan orang-orang di sekitarnya sekalipun keadaan sedang sulit, dan mereka mengesampingkan perilaku sosial menyendiri yang tidak efektif. Contohnya ketika sudah beberapa kali menemui calon klien pembeli property, marketing associates masih belum dapat mencapai tahap closing statement, maka marketing associate yang memiliki commitment tinggi akan memikirkan bagian mana yang salah dalam pekerjaan dia sehingga belum juga ada property yang dijual darinya. Marketing associate akan memperhatikan dengan benar setiap langkah ketika bertemu klien berikutnya. Marketing associates akan bertukar pikiran dengan senior-seniornya mengenai cara mempersuasi klien. Control merupakan seberapa besar usaha yang dilakukan marketing associate untuk mempengaruhi hasil (atas situasi stressful yang terjadi dalam pekerjaannya) ke arah yang lebih positif, dengan tetap melakukan tindakan persuasif terhadap calon pembeli / penjual property dan terus mencari calon pembeli / penjual property lain, tetap berusaha melakukan negosiasi harga yang terbaik bagi semua pihak, terus berusaha mencari bank yang memiliki syarat yang lebih sesuai dengan klien. Marketing associate tetap berusaha untuk memberikan pengaruh yang positif pada setiap perubahan yang terjadi daripada membiarkan diri hanyut dalam kepasifan dan ketidakberdayaan. Jika marketing associate percaya bahwa ia dapat mengendalikan perubahan yang penuh tekanan, maka ia akan lebih siap untuk memaksa diri untuk menangani masalah yang ada. Tentunya seberapa besar perubahan dan ke arah mana pengaruh untuk berubah tergantung

13 situasinya. Misalnya sebelum menemui calon pembeli property, marketing associate telah memiliki informasi yang lengkap tentang property tersebut, sehingga ketika ada calon pembeli bertanya, marketing associate dapat memberikan informasi dengan baik dan dapat dengan mudah mempersuasi calon pembeli. Selain itu, satu jam sebelum pertemuan dengan klien, marketing associates menelepon klien untuk memastikan waktu dan tempat pertemuan. Aspek yang terakhir yaitu challenge adalah seberapa terbuka marketing associate untuk memandang situasi stressful dalam pekerjaannya sebagai sarana untuk menemukan solusi yang baru. Dengan sikap challenge maka marketing associate akan lebih memilih untuk menghadapi situasi yang stressful daripada menghindari, mencoba untuk menghadapi situasi tersebut, mencoba untuk memahaminya, belajar darinya, dan mengatasinya. Marketing associate yang memiliki sikap challenge akan lebih termotivasi untuk mencari listing dan menjual property meskipun situasinya sulit dan belajar dari pengalaman untuk menjadi marketing associate yang lebih baik, melihat kesempatan dalam setiap kesulitan yang ada. Contohnya ketika marketing associate menghadapi calon pembeli property yang sulit untuk dipersuasi, marketing associate akan menganggap kegagalannya mempersuasi calon pembeli ini sebagai tantangan untuk mempersuasi calon pembeli selanjutnya. Kemampuan resilience pada marketing associate di X cabang Bandung tidak terlepas dari courage dan motivasi dari ketiga aspek hardiness tersebut yang membawa individu (marketing associates) kepada suatu keterampilan yang

14 dinamakan skill of transformational coping dan social support (Maddi dan Khoshaba, 2005). Menurut Maddi dan Khoshaba (2005) dalam transformational coping terdapat tiga langkah. Langkah pertama dimulai pada tahap mental, langkah yang harus dilakukan adalah broadening perspective, yaitu memperluas perspektif atau cara pandang atas situasi stressful yang terjadi. Langkah yang kedua adalah deepening understanding, yaitu tahap memahami secara mendalam mengenai situasi stressful yang terjadi. Tahap terakhir adalah taking decisive action, yaitu tahap menentukan tindakan dengan menyusun strategi yang tepat untuk mengatasi situasi stressful yang dihadapi. Jika individu memiliki kemampuan transformational coping, maka ia akan dapat mengurangi situasi stressful dan mendapatkan umpan balik dengan mengevaluasi setiap pemecahan masalah yang telah dilakukan dan hal tersebut akan memengaruhi resilience yang dimilikinya. Contohnya, ketika marketing associate memiliki tanah yang bersengketa hingga sampai ke pengadilan, marketing associate akan berpikir bahwa kecerobohannya dalam memeriksa sertifikat tidak akan terulang lagi pada kesempatan berikutnya (broadening perspective). Marketing associate akan berusaha mempelajari masalah sengketa tanah tersebut dari awal atau bahkan dari pemilik tanah yang sebelum-sebelumnya. Marketing associate juga akan bertanya pada Badan Pertanahan Nasional mengenai kejelasan sengketa tanah tersebut (deepening understanding). Marketing associate akan datang memenuhi panggilan dari pengadilan mengenai tanah bersengketa tersebut dan berusaha menjelaskan masalah sengketa tanah tersebut pada pihak pengadilan dengan

15 meminta bantuan pengacara untuk menyelesaikan masalahnya (taking decisive action). Social support coping skill merupakan upaya individu untuk berinteraksi dengan orang lain agar mendapat dukungan sosial. Marketing associate yang yang resilience akan menggunakan bentuk komunikasi yang interaktif, saling memberikan masukan, dan membantu memberikan masukan win-win solution untuk memecahkan segala permasalahan yang timbul dalam proses jual beli property. Langkah utama yang diperlukan dalam social support adalah encouragement dan assistance. Encouragement terdiri dari tiga aspek yaitu empati, simpati dan memberikan keyakinan. Empati merupakan kemampuan marketing associate untuk menempatkan diri pada posisi orang lain, secara perasaan maupun pikiran mengenai situasi yang sedang dihadapinya. Misalnya ketika ada marketing associate lain yang mendapatkan tanah sengketa, marketing associates akan turut memberikan pemikiran dan perhatiannya kepada temannya itu. Simpati merupakan kemampuan marketing associate untuk merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Misalnya, marketing associate akan ikut merasakan kesedihan dan kesulitan temannya yang sedang mengurus tanah sengketa. Sedangkan aspek yang terakhir adalah menunjukkan bahwa marketing associate memahami dan menghargai orang lain dengan memberikan keyakinan bahwa ia mampu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya. Misalnya, marketing associate menyemangati bahwa temannya mampu menyelesaikan tanah sengketa tersebut.

16 Langkah selanjutnya adalah assistance yang terdiri dari tiga tahap yaitu membantu marketing associate lain bangkit dari keterpurukan akan masalah yang dihadapi, dengan cara sementara waktu membantunya dalam menyelesaikan masalah yang ada. Tahap kedua yaitu memberikan marketing associate lain waktu untuk menenangkan dirinya dan menghadapi permasalahan yang ada. Dengan membantu menyelesaikan masalah marketing associate lain, itu berarti telah memberikan waktu kepada orang tersebut untuk menenangkan diri dan menerima permasalahan yang ada. Tahap terakhir adalah memberikan usulan atau saran kepada marketing associate lain, jika hal itu merupakan cara yang efektif untuk dapat membantu mereka menerima situasi stressful. Misalnya, ketika ada marketing associates yang kesulitan mengajukan persyaratan KPR ke bank yang sessuai dengan persyaratan kliennya, marketing associates akan membantu temannya mencari bank dengan persyaratan yang berbeda, menemani temannya mengajukan KPR ke bank-bank lainnya sampai temannya mendapatkan dana KPR hingga proses closing statement dapat selesai. Dengan berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, marketing associate akan saling memberi dan menerima bantuan serta dorongan semangat yang menunjukkan bahwa marketing associate memilliki social support coping skill yang baik. Hal ini akan meningkatkan resilience yang dimiliki marketing associate. Dengan adanya dukungan sosial yang mendalam, maka kesulitan dan hambatan yang muncul akan lebih mudah untuk diselesaikan. Misalnya ketika ada rekan kerjanya yang mengalami kesulitan ketika sedang menawarkan property pada orang lain, maka marketing associate akan

17 memberikan dorongan semangat dan bantuan contohnya dengan cara bertukar pikiran untuk mendapatkan ide bagaimana mempersuasi orang tersebut. Marketing associate yang memiliki hardiness tinggi dalam hal ini berarti mempunyai commitment, control dan challenge yang tinggi, akan mengubah kesulitan menjadi kesempatan mereka untuk mengembangkan dirinya dan membuat dirinya merasa antusias dan mampu menyelesaikan pekerjaannya, contohnya pada marketing associate X cabang Bandung, ketika melakukan negosiasi harga yang sulit, marketing associate akan terus berusaha berdiskusi dengan calon pembeli ataupun penjual rumah untuk menemukan solusi masalahnya. Marketing associate akan lebih mampu untuk menanggulangi kesulitan dengan mencari solusi-solusinya dan saling mendukung dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Marketing associate yang memiliki hardiness yang tinggi juga akan menikmati perubahan dan kesulitan yang terjadi, contohnya ketika KPR yang diajukan marketing associate untuk kliennya ditolak oleh suatu bank tertentu, marketing associate akan menganggap persyaratan bank tersebut sulit. Marketing associate dapat menerima bahwa ternyata proses penutupan transaksi harus diundur karena masalah KPR, tetapi marketing associate juga akan mencoba mengajukan KPR ke bank-bank lainnya. Marketing associate merasa dirinya lebih terlibat dengan pekerjaannya meskipun pekerjaan tersebut semakin sulit dan lebih kompleks. Marketing associate cenderung untuk memandang stress dan ketidakpastian sebagai bagian dari kehidupan yang normal, dibandingkan sebagai sesuatu yang tidak adil.

18 Marketing associate yang memiliki rendah, akan menganggap kesulitan menjadi sesuatu yang membebani dirinya. Baik dalam menjual rumah dan membuat individu merasa pesimis, mudah menyerah dalam menghadapi situasi yang sulit dan menarik diri dari orang-orang yang ada disekitarnya, contohnya marketing associate telah melakukan semua tugasnya dengan baik, tetapi pada saat proses closing, klien tiba-tiba membatalkan perjanjian kontrak karena masalah keuangan dalam keluarganya. Marketing associate akan merasa sangat terpukul dan merasa dirinya sangat tidak beruntung. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dapat dibuat skema sebagai berikut:

Faktor yang mempengaruhi: 19 Lama bekerja & jumlah property yang telah dijual Marketing associate X Bandung Resilience Situasi kerja yang menekan: 1. Menemukan tanah atau rumah yang ingin dijual menggunakan jasa X 2. Pengeluaran biaya promosi dan transportasi dari uang pribadi 3. Kesulitan bekerja sama dengan instansiinstansi terkait (BPN, Bank, Kantor Pajak) guna mencapai tahap closing statement hingga mencapai target yang diberikan perusahaan. Hardiness 1. Commitment 2. Control 3. Challenge Transformational Coping Skill Social support Coping Skill Bagan 1.1 Skema Kerangka Pikir Tinggi Rendah Boardening Perspective Deepening Understanding Taking Desicive Action Encouragement 1. Empati 2. Simpati 3. Memberi keyakinan Assitance 1.Membantu bangkit dari keterpurukan 2.Memberi waktu menenangkan diri 3.Memberi usulan atau saran

20 1.6 Asumsi 1) Kendala yang dihadapi marketing associate dalam melakukan tugasnya mencari listing, mempromosikan dan menjual property untuk mencapai target merupakan sumber stres. 2) Marketing associate yang bertahan dan mampu mengubah kesulitan menjadi peluang merupakan marketing associate yang memiliki hardiness dan skill of transformational and social support. 3) Dalam hardiness, marketing associate mengembangkan 3C yaitu commitment, control, dan challenge dalam menghadapi kesulitan. 4) Semakin lama marketing associates bekerja, semakin hardiness sikapnya dalam menghadapi kesulitan dalam pekerjaan. 5) Semakin banyak jumlah property yang dijual, semakin hardiness sikap staff marketing dalam menghadapi kesulitan dalam pekerjaannya.