BAB I PENDAHULUAN. Bank syari ah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syari ah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bunga (riba), baik nominal sederhana, bunga berbunga, berbunga. investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi.

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries)

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. utamanya menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan giro, tabungan

ANALISIS PERBANDINGAN KENERJA KEUANGAN BANK DKI KONVENSIONAL DAN BANK DKI SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan program pembangunanyang pada akhirnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi syariah dalam beberapa tahun belakangan ini mengalami. perkembangan yang signifikan terutama di bidang perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir ini berdampak pada makin banyaknya bank-bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

Analisis Perbandingan Beban Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO) pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.Cabang Batam

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

III. METODE PENELITIAN. Indonesia ada dua macam yaitu bank konvensional dan bank syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. juga terdapat dalam Al-Qur an surat Al- Baqarah ayat 275, yang potongan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salahsatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. perantara atau intermediary, dimana bank berperan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. dalam sumber hukum Islam yaitu Al-Qur an dan As-Sunah. Sumber. hukum Islam ini adalah dasar sebagai pedoman untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang surplus

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, mengalami perkembangan yang sangat cepat. Berdasarkan indikator-indikator

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Alfabet, 2006, hlm 2. 1 Zainul Arifin, Dasar Dasar Manajemen Bank Syari ah, Jakarta : 2 Ibid, hlm 3.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PADA PT.BANK MUAMALAT INDONESIA, Tbk PERIODE DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAMEL

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUNGAN PERBANKAN SYARIAH DAN PERBANKAN KONVENSIONAL TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat yang selanjutnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perbankan, karena perbankan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan proses melaksanakan usahanya. Pembicaraan perbankan akan lebih

DAFTAR GAMBAR Bank Umum Syariah Berdasarkan Jumlah Aset dan DPK per Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA BANK MUAMALAT INDONESIA, BANK SYARIAH MANDIRI, DAN BNI SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat dan stabil. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri dari tiga

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DENGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Bank merupakan lembaga keuangan yang

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

dan laporan keuangan. Pemberlakuan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan telah memberi kesempatan luas untuk

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. memberikan fasilitas pelayanan dalam lalu lintas pembayaran. Bank juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syari ah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syari ah Islam. Di dalam operasinya bank syari ah mengikuti aturan Al-Qur an dan Hadits dan regulasi dari perintah. Sesuai dengan perintah dan larangan syari ah maka praktikpraktik yang mengatur unsur riba dihindari, sedangkan yang diikuti adalah praktikpraktik bisnis yang dilakukan zaman Rasulullah. Perbedaan pokok antara Bank Syari ah dengan Bank Konvensional adalah adanya larangan riba (bunga) bagi Bank Syari ah. Riba dilarang sedangkan jual beli (al bai) dihalalkan. Ini berarti membayar dan menerima bunga atas uang yang dipinjam/dipinjamkan adalah dilarang. Dalam operasionalnya, baik dalam kegiatan penghimpunan dana dari masyarakat maupun penyaluran dana kepada masyarakat, bank syari ah tidak memperhitungkan bunga tapi berdasarkan prinsip jual beli dan bagi hasil. Pada tanggal 1 November 1991 didirikan Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai Bank Syari ah pertama di Indonesia. Kedudukan bank tanpa perhitungan bunga ini menjadi lebih kuat setelah dikeluarkannya Undang-undang nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan kemudian diperbaharui dengan UU No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No 7 Tahun 1992 tentang perbankan. 1 Perkembangan perbankan syari ah dalam kurun waktu satu tahun terakhir tergolong cukup pesat, khususnya pada bank umum syariah (BUS). Pada September 2013 terdapat 11 Bank Umum Syari ah, pertumbuhan ini masih berada dalam koridor revisi proyeksi pertumbuhan tahun 2013 yang telah mempertimbangkan perlambatan 1 94. 1 Martono, Bank & Lembaga Keuangan Lain (Yogyakarta: Ekonisia, cetakan pertama 2002), h

pertumbuhan ekonomi, ditambah dengan siklus pertumbuhan akhir tahun yang pada umumnya aset perbankan syari ah akan mengalami peningkatan yang cukup berarti. 2 Perkembangan pesat ini menunjukan tingkat kepercayaan masyarakat pada Bank Syari ah semakin meningkat. Masyarakat semakin menyadari Bank Syari ah hadir sebagai solusi untuk berinvestasi dengan keuntungan kompetitif yang halal karena terhindar dari riba. Kinerja bank merupakan hal yang sangat penting karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka bank harus mampu menunjukkan kredibilitasnya sehingga akan semakin banyak masyarakat yang bertransaksi di bank tersebut, salah satunya melalui peningkatan rentabilitas. Rentabilitas bertujuan mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya serta dalam mendapatkan laba. Pada rasio rentabilitas (keuntungan), salah satu rasio yang dapat diukur yaitu Operational Efficiency Ratio (OER). Operational Efficiency Ratio (OER) menurut bahasa Indonesia adalah BOPO (Beban Operasional per Pendapatan Operasional) didalam kamus keuangan adalah kelompok rasio yang mengukur efisiensi dan efektivitas operasional suatu perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin rendah Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO berarti semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan yang diperoleh bank 2 Outlook Perbankan Nasional 2013, http://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaranpers/pages/sp_155313_dkom.aspx, diakses pada 5 Februari 2014

akan semakin besar. Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO merupakan perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan operasional. 3 Pengoptimalan dalam rasio rentabilitas Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO mempengaruhi penyaluran dana seperti pada produk-produk pembiayaan. Pada produk penyaluran pembiayaan ini jika dilihat dari Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO dapat mempengaruhi permodalan. Rasio rentabilitas bertujuan mengukur tingkat efektivitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaannya juga dalam pendapatan laba. PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) adalah salah satu bank syari ah yang menjalankan fungsi financial intermediary nya yaitu lembaga yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan masalah keuangan. Oleh karena itu, usaha bank akan selalu dikaitkan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan yang utamanya. Bank dalam menyalurkan dana dalam bentuk keuntungan dapat diperoleh dari rasio rentabilitas Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO, yaitu penempatan pendapatan yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) adalah melalui produk pembiayaan. Berikut ini digambarkan perkembangan PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) dilihat dari rasio rentabilitas. Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut; Tabel 1.1 Perkembangan Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) Tahun 2008-2012 Tahun Operational Efficiency Ratio (OER) 2008 215.58% 2009 97.50% 3 Muhamad Jusmansyah, Analisis Pengaruh Car, Bopo Dan Roa Terhadap Non Performance Loan (S1 Skripsi, Jakarta: Universitas Budi Luhur),diakses tanggal 5februari 2014; tersedia dari http://fe.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/5dyusmansyah-dan-agus.pdf; internet) h.1

2010 98.77% 2011 99.25% 2012 86.63% Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS)Tahun 2008-2012 Dari data di atas dapat dilihat bahwa Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) dari tahun 2008-2011 menurut peraturan Bank Indonesia Nomor:9/1/Pbi/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syari ah dilihat pada penetapan peringkat dalam faktor keuangan. Pada tahun 2008 hingga 2011 data terlihat OER/BOPO >89% tergolong peringkat 5 yaitu dimana kemampuan rentabilitas sangat rendah untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal. Penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Namun bisa dilihat pada tahun 2012 hingga mencapai kriteria penilaian peringkat 3 yaitu 85% OER/BOPO 87% dan peringkat 3 dalam rentabilitas tergolong kemampuan rentabilitas yang cukup tinggi untuk mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal, serta penerapan prinsip akuntansi, pengakuan pendapatan, pengakuan biaya dan pembagian keuntungan (profit distribution) belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 4 Maka dari pernyataan diatas dapat di simpulkan Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO selama 5 tahun terakhir menunjukkan tahun 2008 hingga tahun 2011 terlihat masih cukup tinggi dan kondisi buruk hanya pada tahun 2012 terlihat cukup baik dalam hal efesiensi operasional, hal ini terjadi karena beban operasional yang 4 Peraturan Bank Indonesia Nomor : 9/1/PBI/2007, Matriks Perhitungan/Analisis Komponen Faktor Rentabilitas (Earning),h. 23.

disalurkan lebih banyak daripada pendapatan operasional, dimana pendapatan operasional berupa pendapatan dari penyaluran operasional yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) pendapatan operasional yang terdapat dari penyaluran dana, salah satunya adalah dalam penyaluran pembiayaan musyarakah yang menyangkut dengan modal usaha. Berikut ini digambarkan perkembangan PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) dilihat dari jumlah pembiayaan musyarakah dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut; Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Pembiayaan Musyarakah PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) Tahun 2008-2012 Disajikan Dalam Ribuan Rupiah Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Produk 2008 2009 2010 2011 2012 Musyarakah 175.205 604.242 936.889 1.149.110 1.784.232 Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS)Tahun 2008-2012 Dalam Operational Efficiency Ratio (OER)/BOPO data yang telah disajikan diatas, kondisinya seperti ini masi sangat rentan untuk PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi sebagai financial intermediary. Sehingga setelah berhasil menghimpun dana pihak ketiga, bank berkewajiban untuk menyalurkan dana tersebut untuk pembiayaan. Aktiva yang dapat menghasilkan atau earning asset adalah aset bank yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan. Aset ini disalurkan dalam bentuk investasi yang terdiri dari salah satunya pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan adalah pembiayaan musyarakah 5 yang 5 Muhammad, Manajemen Bank Syari ah Edisi Revisi II (Yogyakarta : UPP-STIM YKPN, 2011), h. 278.

merupakan akad yang berkaitan dengan modal, dimana modal didapat dari dua pihak/lebih yang berserikat. Oleh karena itu dilihat dari data jumlah pembiayaan musyarakah tahun 2008-2012 yang peningkatannya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terlihat cukup fluktuatif tinggi perkembangannya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengangkat judul Pengaruh Operational Efficiency Ratio (OER) Terhadap Jumlah Pembiayaan Musyarakah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka dapat diidentifikasikan bahwa masalah penelitian adalah Pengaruh Operational Efficiency Ratio (OER) Terhadap Jumlah Pembiayaan Musyarakah Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS), sesuai dengan identifikasi masalah tersebut, maka masalah ini dapat dirumuskan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut; 1. Bagaimana perkembangan Operational Efficiency Ratio (OER) PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) tahun 2008-2012? 2. Bagaimana perkembangan jumlah pembiayaan musyarakah PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) 2008-2012? 3. Seberapa besar pengaruh Operational Efficiency Ratio (OER) terhadap jumlah pembiayaan musyarakah PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) 2008-2012? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui perkembangan Operational Efficiency Ratio (OER) PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) tahun 2008-2012; 2. Untuk mengetahui perkembangan pembiayaan musyarakah PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) 2008-2012; 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Operational Efficiency Ratio (OER) terhadap jumlah pembiayaan musyarakah PT. Bank Rakyat Indonesia Syari ah (BRIS) 2008-2012. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini terbagi menjadi kegunaan teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut;

1. Kegunaan Teoritis a. Dapat memberikan pengetahuan bagi penulis tentang analisis rentabilitas pada Bank Syari ah; b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada ilmu manajemen keuangan syari ah yang tidak pernah didapatkan dibangku kuliah. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan untuk penelitianpenelitian selanjutnya yang berkaitan dengan Operational Efficiency Ratio (OER) pada Bank Syari ah. 2. Kegunaan Praktis a. Dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka menyediakan informasi tentang kondisi bank syari ah, dan mensosialisasikan kepada masyarakat; b. Sebagai bahan pertimbangan bagi dunia perbankan dalam melakukan operasinya selalu menggunakan prinsip kehati-hatian sehingga kinerjanya akan dianggap sehat oleh Bank Indonesia pada khususnya dan masyarakat pada umumnya;