BAB I. Pendahuluan. pertalian. Perkawinan dapat dikatakan suatu perjanjian antara laki-laki dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, perkawinan merupakan kehidupan yang berpijak pada rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Emosi merupakan salah satu aspek berpengaruh besar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pasti menuntut adanya penyelesaian, akan tetapi problem tidak bisa diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan peran dan fungsinya, jika anggota keluarga didalamnya berperan. satu tujuan yang ingin diperoleh mereka yang mendirikannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. amanah dari Allah SWT dan fungsi sebagai generasi penerus kehidupan di

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Menikah dan kuliah sama pentingnya, secara sederhana bisa digambarkan,

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir. Pada bagian ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati

BAB I PENDAHULUAN. kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. yang sakinah, mawaddah dan rahmah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam penelitian untuk

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata atau tulisan dari perilaku orangorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

Secara kodrat manusia sebagai makhluk yang tidak dapat hidup tanpa orang lain, saling

konstruktifis (seperti makna jamak) dari pengalaman individual, makna

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB III METODE PENELITIAN. data yang ada dalam ini adalah upaya guru PAI dalam pengembangan. data untuk memberi gambaran penyajian laporan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAAN. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2001, hal. 13. hal. 69.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif dan pendekatan deskriptif yaitu suatu prosedur pemecahan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti. 1 Oleh karena itu,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang membutuhkan perangkat empirik untuk mengindai secara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Secara etimoligi metode berarti suatu cara untuk melakukan sesuatu secara

Thohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling, Jakarta, Rajawali Pers, 2013, hlm. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif (Descriptive Research)

BAB III METODE PENELITIAN. kredibilitas peneliti menjadi amat penting. Analisis isi memerlukan peneliti

BAB I PENDAHULUAN. ). Sedangkan Semua agama ( yang diakui ) di Indonesia tidak ada yang. menganjurkan untuk menceraikan istri atau suami kita.

BAB III METODE PENELITIAN. dalam setiap pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Berbagai literatur dalam metodologi penelitian, menyatakan bahwa

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemaknaan Keharmonisan Pernikahan Pemuda Dewasa Dini. berbunyi sebagaimana berikut :

BAB I PENDAHULUAN. amanah dari Allah SWT dan fungsi sebagai generasi penerus kehidupan di

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan langsung ke lokasi penelitian untuk menggali data yang diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 39 Penelitian juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN PENDAMPINGAN ABCD. Secara etimoligi metode berarti suatu cara untuk melakukan sesuatu secara tepat. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data-data yang diperlukan dan dapat dipertanggung jawabkan, dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain,

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang berlaku untuk semua

BAB III METODE PENELITIAN. proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri diartikan sebagai upaya dalam

Transkripsi:

1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan pintu gerbang kehidupan yang hampir setiap manusia mengalami. Perkawinan dapat dikatakan suatu perjanjian pertalian. Perkawinan dapat dikatakan suatu perjanjian antara laki-laki dan perempuan yang berisi persetujuan dengan maksud secara bersama-sama menyelenggarakan kehidupan yang lebih akrab menurut syarat-syarat dan hukum susila yang dibenarkan oleh Allah SWT. Dalam islam dijelaskan, bahwa perkawinan adalah untuk hidup dalam pergaulan yang sempurna, mengatur rumah tangga dan keturunan, memperkokoh tali persaudaraan antara kaum kerabat laki-laki (suami) dan kaum kerabat perempuan (istri) 1. Dengan terpenuhinya tujuan-tujuan tersebut maka akan terbentuklah keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, aman (terlepas dari segala gangguan, kesukaran dalam rumah tangga). Keluarga merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat langgeng berdasarkan hubungan pernikahan dan hubungan darah 2. Keluarga sangat berperan penting dalam pewarisan nilai-nilai kehidupan yang mulia kepada generasi penerusnya. Keluarga yang sehat akan menyumbang terbinanya masyarakat yang sehat. Keluarga akan berjalan sesuai dengan peran dan 1 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: SunarBaru Al-gasindo, 2000) Cet.33. Hal.401. 2 Yulia Singgih D. Gunarsa, Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman, (Jakarta: Gunung Mulia, 2002) Cet.3. Hal.43. 1

2 fungsinya, jika anggota keluarga didalamnya berperan menurut fungsinya masing-masing serta mampu menyikapi problema yang kerap kali menghampiri. Kebahagiaan di dalam keluarga tentulah menjadi salah satu tujuan yang ingin diperoleh dari mereka yang mendirikannya 3. Ainur Rohim Fakih mendefinisikan keluarga sakinah adalah keluarga yang tentram, penuh kasih dan sayang 4. Sedangkan cara-cara untuk menciptakan keluarga sakinah mawaddah warahmah menurut Prof. DR. Dr. Dadang Harwani adalah sebagai berikut, menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga, harus menciptakan hubungan baik antara anggota keluarga, saling menghargai, punya hubungan keluarga yang erat dan menciptakan keutuhan keluarga. Untuk menciptakan suasana yang harmonis dalam hidup berumah tangga maka harus mengikuti petunjuk atau nasehat Rasulullah SAW. Yaitu berbicara dengan lembut, berpenampilan rapi, bersih, dan menarik, tidak saling merendahkan, saling memaafkan, saling memandang dengan penuh kasih sayang, tidak mencela apapun pekerjaan suami, menjauhi halhal yang dapat menimbulkan kecemburuan, saling memuaskan dalam menyalurkan syahwat, saling memberikan ciuman, tidur dipangkuan, dan makan bersama. Secara umum kehidupan rumah tangga tidak akan pernah lepas dari kemelut dan perselisihan, baik besar maupun kecil. Dan bentuk 3 Hasan Basri, Merawat Cinta Kasih, (Yogyakaeta: Pustaka Pelajar, 1996) Cet.1. hal.55. 4 Ainur Rahim Fakih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: LPPAI, 2001) Cet.2. hal. 86.

3 perselisihan itu sangat beragam, baik dalam kedudukan, kekayaan, jabatan, dan juga pendidikan. Pertikaian atau perselisihan yang terjadi dalam Rumah Tangga kadang-kadang disebabkan oleh pihak istri dan kadang-kadang juga disebabkan oleh pihak suami atau kedua-duanya (suami istri). Dalam penelitian ini diangkat suatu kasus yaitu ada sepasang suami istri telah berumah tangga sekitar 3,5 tahun dan dianugrahi seorang putra. Uniknya pernikahan pasangan ini tanpa didahului dengan perkenalan yang cukup waktu. Mereka tidak sempat mengenal secara mendalam, menyelami tabiat, dan kebiasaan masing-masing atau lebih dikenal dengan istilah pacaran seperti remaja saat ini. Ketika menikah mereka belum mengenal karakter masing- masing. Rumah tangga mereka sering terjadi konflik. Masalah yang sesungguhnya kecil menjadi besar, karena pendidikan istri lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan suami. Istri bersikap berani sama suami, tidak pernah menghormati suami, mencela pekerjaan suami, serta sering menjelek-jelekkan sikap suami kepada para tetangganya. Ketika dia disuruh oleh suaminya selalu menentang, membantah, tutur katanya kasar, jika suami mengalami kegagalan dalam usaha dimakimaki, tidak pernah mendampingi suami dalam kesendirian, ketika suami mengajak bermesraan, bercanda pada waktu mau tidur dia menolaknya. Pernah suatu hari mereka bertengkar, dan istri pernah membawa sebuah pisau. Sehingga keadaannya sangat mengkhawatirkan.

4 Perlakuan istri ini terjadi karena pendidikannya lebih tinggi dibandingkan dengan suami, maka si istri menjadi sombong dan merasa bahwa dirinya lebih segala-galanya dibandingkan suami, merasa dirinya lebih pintar, dan lebih bisa menjadi kepala rumah tangga dari pada suaminya yang hanya Lulusan SMP, sedangkan istrinya lulusan S1 di salah satu Universitas Negeri yang ada di kota Malang. Untuk menciptakan suatu keharmonisan dalam keluarga salah satu ciri umumnya ialah tidak adanya perlakuan diskriminatif. Tidak ada peranan ordinat dan sub-ordinat dalam keluarga antara laki-laki dan perempuan (suami-istri) yang bisa mengakibatkan suatu ketidak seimbangan peran dalam mengaktualisasikan diri untuk menjalankan peranan dalam suatu keluarga. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk-bentuk disharmoni sebuah keluarga di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto? 2. Bagaimana proses atau pelaksanaan BKI dalam mengatasi disharmonis keluarga di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto? 3. Bagaimana hasil akhir BKI dalam mengatasi disharmonis keluarga di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto? C. Tujuan Penelitian Bertitik tolak pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

5 1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk disharmoni sebuah keluarga di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto. 2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi disharmonis keluarga di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto. 3. Untuk menjelaskan hasil pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi disharmonis keluarga di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto. D. Manfaat penelitian Adapun manfaat penelitian disini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bahwasanya Bimbingan dan Konseling Islam itu dapat menangani disharmoni keluarga seorang istri yang selalu menentang suaminya akibat perbedaan status pendidikan yang ada di Desa Mojorejo Pungging Mojokerto. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi Mahasiswa yang masih menekuni bidang Bimbingan dan Konseling Islam. 2. Manfaat Praktis Dari penelitian ini dapat menambah wawasan dan bagi para pembaca, dan khususnyaa bagi peneliti, serta dapat membantu klien dalam menangani permasalahannya. Diharapkan hasil penelitian ini

6 bisa memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembaca khususnya mahasiswa Fakultas Dakwah Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam. Selain itu, Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi lembaga bimbingan dan konseling secara umum, sebagai masukan untuk mengatasi masalah yang ada pada masyarakat. E. Definisi konsep 1. Bimbingan Konseling Islam Bimbingan adalah sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, dan kehidupan pada umumnya 5. Menurut Hamdari Bakran Adz-Dzaky dalam bukunya berjudul Psikoterapi dan Konseling Islam, Konseling Islam adalah suatu aktivitas memberikan bimbingan (klien) dalam hal bagaimana seharusnya seorang klien dapat mengembangkan potensial akal pikirnya, kejiwannya, keimanan dan keyakinannya serta dapat menanggulangi problem-problem hidup dan kehidupan dengan baik 5 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling ( Bandung : Remaja Rosda karya, 2005), hal. 6.

7 dan benar secara mandiri yang berparadigma pada Al-Qur an dan As- Sunnah Rasulullah SAW 6. Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa bimbingan konseling islam adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis terhadap seorang individu atau sekelompok orang yang sedang mengalami kesulitan lahir dan batin agar bisa hidup selaras sesuai dengan ketentuan dan petunjuk Allah SWT dan sunnah Rasul. Serta bisa memahami dirinya dan bisa memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 2. Disharmoni Keluarga William J. Goode dalam bukunya sosiologi keluarga mendefinisikan disharmoni keluarga (kekacauan keluarga) adalah pecahnya suatu keluarga, terputusnya atau retaknya struktur peran sosial jika satu atau beberapa anggota keluarga gagal menjalankan kewajiban peran mereka secukupnya 7. Dr. Zakiyah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga ada empat macam bentuk keretakan keluarga yaitu: 6 Hamdani Bakran Adz-Dzaky, Psikoterapi dan Konseling Islam ( Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2001), hal. 13. 7 William j Goode, Sosiologi Keluarga ( Jakarta : Bumi Aksara, 1991), hal. 184.

8 a. Hilangnya rasa saling mengerti antara suami istri b. Hilangnya rasa saling menerima c. Hilangnya rasa saling menghargai d. Hilangnya rasa saling mempercayai 8. Pada penelitian ini bentuk disharmoni keluarga yang dialami konseli yakni hilangnya rasa saling menerima antar suami dan istri, disini dimaksudkan bahwasanya konseli (istri) tidak bisa menerima kekurangan suaminya, yakni perbedaan status dari segi pendidikan dan pekerjaan. Konseli merasa dirinya lebih baik dibandingkan dengan suami, karena istri pendidikannya lebih tinggi dan pekerjaannnya lebih baik dari pada suaminya yang hanya sebagai petani. Selain hilangnya rasa saling menerima antara suami istri tersebut, bentuk disharmoni yang terjadi dalam keluarga tersebut yaitu hilangnya rasa saling menghargai. Disini dimaksudkan bahwa hilangnya rasa saling menghargai yaitu dimana konseli selalu mencela pekerjaan suaminya, serta tidak pernah menghargai apa yang dihasilkan suaminya. Apabila pekerjaan suaminya itu gagal dia tidak memberi semangat melainkan konseli mencela karena tidak bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik seperti yang diinginkannya. 8 Zakiyah Darajat, Ketenangan dan Kebahagiaan dalam Keluarga (Jakarta : Bulan Bintang, 1997), hal. 9.

9 F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Dalam penelitian skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan Deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian sekelompok manusia, suatu obyek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang, adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. Jadi pendekatan Deskriptif kualitatif yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah untuk memahami fenomena yang dialami oleh klien secara menyeluruh yang dideskripsikan berupa kata-kata dan bahasa untuk kemudian dirumuskan menjadi model, konsep, teori, prinsip dan definisi secara umum. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitiaan studi kasus (case study) adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan atau khas dari keseluruhan personalitas 9. Jadi pada penelitian ini, Penulis menggunakan penelitian studi kasus karena penulis ingin melakukan penelitian dengan cara mempelajari individu secara rinci dan mendalam selama kurun waktu 9 Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal. 63-66.

10 tertentu untuk membantunya memperoleh penyesuaian diri yang lebih baik. 2. Subyek penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian ini adalah : a. Konseli Konseli adalah seorang istri yang selalu menentang suaminya di Desa Mojorejo kecamatan Pungging Mojokerto, dia mempunyai rasa sombong yang tinggi, merasa dirinya lebih baik daripada suaminya. b. Informan Informan adalah orang yang memberikan informasi. Di sini informan bisa membantu untuk mendapatkan data-data yang terkait dengan konseling. Informan ini bisa berasal dari keluarga konseli. Seperti mertua konseli, saudara konseli, tetangga konseli, temanteman konseli, dan yang lain sebagainya. c. Konselor Konselor adalah seseorang yang ikut berperan dalam sebuah masalah tersebut, akan tetapi dia bertugas menangani masalah tersebut sampai menemukan titik temunya.

11 3. Tahap-tahap penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 tahapan dalam penelitian. Sebagaimana yang ditulis oleh Lexy. J. Moleong dalam bukunya metode penelitian kualitatif 3 tahapan tersebut antara lain: a. Tahap pra lapangan Tahap ini digunakan ini digunakan untuk menyusun rancangan penalitian, memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan penelitian, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan dan persoalan ketika dilapangan. Semua itu digunakan oleh peneliti untuk memperoleh diskripsi secara global tentang objek penelitian yang akhirnya menghasilkan rencana penelitian bagi peneliti selanjutnya. b. Tahap persiapan lapangan Pada tahap ini peneliti memahami penelitian dengan persiapan diri memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data yang ada di lapangan. Disini peneliti menindak lanjuti serta memperdalam pokok permasalahan yang dapat diteliti dengan cara mengumpulkan data-data hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan.

12 c. Tahap pekerjaan Dalam tahap ini, peneliti menganalisa data yang telah didapatkan dari lapangan yakni menguraikan masalah yang sesuai dengan kenyataan 10. 4. Jenis dan sumber data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan adalah data yang bersifat non statistik, dimana data yang diperoleh nantinya dalam bentuk kata verbal bukan dalam bentuk angka. Adapun jenis data pada penelitian ini adalah: a. Kata-kata dan tindakan Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diwawancarai merupakan sumber data utama, peneliti melakukan pencatatan sumber data utama melalui observasi, wawancara dengan konseli. b. Sumber Tertulis Sumber tertulis merupakan sumber kedua yang tidak dapat diabaikan bila dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, dokumen pribadi klien yang berupa identitas klien secara lengkap dan dokumen resmi yang berupa data-data dari data yang terpercaya. Jadi jenis data dalam penelitian ini adalah data primer. 10 Lexy j. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung : Rosda Karya, 2007), hal. 140-142.

13 2. Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana data tersebut diperoleh. Adapun cara untuk memperoleh data atau sumber data yang dikumpulkan yaitu: a. Sumber Data Primer Sumber Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah responden (orang yang dapat merespon) tentang data penelitian yang disebut dengan konselor dan wawancara langsung dengan subjek penelitian yang disebut konseli. Adapun konselor dalam sumber data primer ini adalah peneliti sendiri. b. Sumber Data Sekunder Sumber Data sekunder adalah data yang mendukung dan memperjelas pembahasan dalam penelitian ini. Yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua, ketiga, dan seterusnya, yakni data yang diperoleh melalui satu atau lebih dari pihak yang bukan peneliti sendiri. (seperti dokumentasi dan sejumlah informan). Adapun informan dalam penelitian ini adalah suami konseli, mertua konseli, teman konseli, dan tetangga terdekat konseli. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah informan yaitu orang yang dapat memberikan informasi tentang

14 data penelitian, dalam hal ini adalah orang yang dekat dan sering berhubungan dengan subyek peneliti. 5. Teknik pengumpulan data Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, adapun pengumpulan datanya adalah sebagai berikut : a. Observasi Observasi merupakan suatu teknik untuk mencari data yang dilakukan dengan mengamati secara langsung yang dilakukan secara terus menerus, dan sistematis terhadap fenomena yang diteliti pada waktu, tempat kejadian atau kegiatan yang sedang berlangsung tanpa melakukan manipulasi 11. Adapun alasan peneliti menggunakan teknik observasi dalam penelitian ini adalah karena teknik observasi di bangun atas pengamatan langsung ( Direct Experience). Teknik ini digunakan untuk mengungkapkan data tentang kehidupan sehari-hari konseli, melalui cara berkomunikasi (berbicara) bertingkah laku (bersikap), serta hubungan dengan keluarga dan masyarakat. 11 Sumadi Suryabrata. Metode Penelitian (Jakarta: PT. Remaja Grafindo Persada, 2005), hal. 141.

15 b. Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan berkomunikasi langsung dengan sumber data, dengan cara bertanya langsung dengan responden (data primer), sejumlah informan, dan dokumentasi tentang konseli (data sekunder) dengan tujuan memperoleh informasi tentang konseli 12. Dalam penelitian ini untuk menggali data dan memperoleh data tentang konseli, peneliti melakukan wawancara sejumlah informan diantaranya suami konseli, orang tua konseli, dan tetangga konseli. Disamping itu peneliti juga melakukan wawancara secara langsung dengan responden (konseli) untuk mendapatkan data tentang latar belakang konseli dan latar belakang masalah serta untuk mengetahui kondisi psikologi konseli. Dari pengumpulan data melalui teknik wawancara tersebut, dapat digunakan peneliti untuk menganalisa dan menginterprestasi data sesuai dengan data yang diperoleh lapangan. Oleh karena itu, wawancara harus dilaksanakan secara efektif, dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya sehingga dapat diperoleh informasi data yang sebanyak-banyaknya. Disamping itu, bahasa yang digunakan harus jelas, terarah dan 12 S. Nasution, Metode Research ( Yogyakarta : Bumi Aksara, 1996), hal. 113.

16 suasana harus rileks agar data yang diperoleh objektif dan dapat dipercaya. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah mengacu pada material (bahan) yang digunakan sebagai bahan informasi suplemen tentang data-data yang berhubungan dengan konseli seperti foto, rekaman dll. Adapun dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengumpulan data dengan dokumentasi untuk memperoleh gambaran umum deskripsi lokasi penelitian. Untuk lebih jelasnya perhatikan table berikut ini Tabel I.1 Jenis Data, Sumber Data, dan Tehnik Pengumpulan Data No. Jenis data Sumber data TPD Gambaran umum lokasi Informan W +D 1. penelitian Diskripsi tentang latar 2. belakang : a. Konselor b. Konseli Konselor + konseli + informan W+O c. Masalah

17 Deskripsi konseli sebelum Konseli+ Konselor W+O 3. pelaksanaan Bimbingan +Informasi Konselimg Islam Proses pelaksanaan Konseli+ Konselor W+O 4. Bimbingan Konseling Islam Deskripsi perilaku konseli Konseli+ Konselor W+D+O 5. sesudah pelaksanaan +informan Keterangan: Bimbingan Konseling Islam TPD : Tehnik Pengumpulan Data D : Dokumentasi O : Observasi W : Wawancara 6. Teknik analisis data Tehnik analisis data ini dilakukan setelah proses pengumpulan data diperoleh, yang mana analisis data ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan, bentuk-bentuk perilaku disharmoni dan hasil akhir pelaksanaan bimbingan konseling islam dalam mengatasi suami-istri yang disharmoni dalam rumah tangganya.

18 Adapun analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif komparatif yaitu suatu gambaran yang membandingkan antara teori dan data dengan kondisi klien sebelum dan sesudah bimbingan. 7. Teknik keabsahan data Teknik keabsahan data merupakan faktor yang menentukan dalam penelitian kaualitatif untuk mendapatkan validitas data. Teknik keabsahan data ini didasarkan pada kriteria dasar kepercayaan (kredibilitas), yaitu : 1. Perpanjangan keikutsertaan Menurut Lexy J. Moleong bahwa keikutsertaan peneliti dalam penelitian kualitatif tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, tetapi dibutuhkan perpanjangan keikutsertaan peneliti agar memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. 2. Ketekunan pengamatan Ketekunan pengamatan ini diharapkan sebagai upaya untuk memahami pola perilaku, situasi, kondisi dan proses tertentu sebagai pokok penelitian. Hal tersebut berarti peneliti secara mendalam serta tekun dalam mengamati berbagai faktor dan aktifitas tertentu. Ketekunan pengamatan bertujuan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari kemudian memusatkan pada hal-hal tersebut secara terinci.

19 3. Trianggulasi Teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data, yang memanfaatkan data lain untuk pengecekan ulang dalam melengkapi informasi dari sumber data yang diperoleh dilapangan atau sebagai perbandingan terhadap data yang diperoleh 13. G. Sistematika Pembahasan 1. Bagian awal Bagian awal terdiri dari: judul Penelitian (sampul), Persetujuan Pembimbing, Pengesahan Tim Penguji, Motto dan Persembahan, Pernyataan Otensitas Skripsi, Abstrak, Kata Pengantar, Daftar isi, dan Daftar tabel. 2. Bagian inti Bab I. Dalam bab ini berisi Pendahuluan yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi konsep, Metode Penelitian yang meliputi Pendekatan dan Jenis Penelitian, Subyek dan Lokasi Penelitian, Tahap-Tahap Penelitian, Jenis dan Sumber data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Teknik Keabsahan Data. Dan terdapat juga sistematika pembahasan. Bab II. Dalam bab ini berisi Kerangka Teoritik yang meliputi: Kajian pustaka tentang Bimbingan dan Konseling Islam, yang terdiri 13 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif ( Bandung : pustaka Setia, 2002), hal. 54.

20 dari: Pengertian Bimbingan Konseling Islam, Tujuan dan Fungsi Bimbingan dan Konseling Islam, Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling Islam, Unsur-Unsur Bimbingan dan Konseling Islam, Asas- Asas Bimbingan dan Konseling Islam, Landasan-landasan Bimbingan dan Konseling Islam. Dalam bab ini juga berisi tentang Pembahasan Disharmoni Keluarga yang terdiri dari: Pengertian keluarga, Pengertian disharmoni keluarga, Bentuk-bentuk perilaku yang disharmoni, Faktor-faktor penyebab terjadinya disharmoni keluarga, Macam-macam disharmoni keluarga. Dalam bab ini juga berisi Bimbingan Konseling Islam dalam mengatasi Disharmoni Keluarga. Dalam bab dua ini juga berisi penelitian terdahulu yang relevan. Bab III. Dalam bab ini berisi tentang penyajian data yang terdiri dari Setting penelitian, yang meliputi: deskripsi lokasi penelitian, deskripsi konselor, deskripsi konseli, deskripsi masalah dan selanjutnya yaitu tentang deskripsi hasil penelitian yang berisi: Deskripsi data tentang faktor-faktor yang menyebabkan Disharmoni Keluarga konseli, Deskripsi proses Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi Disharmoni keluarga yang dialami rumah tangga konseli, deskripsi hasil proses Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi masalah Disharmoni Keluarga yang dialami konseli. Bab IV. Dalam bab ini berisi tentang Analisis Data yang terdiri dari: Analisis faktor-faktor penyebab Disharmoni keluarga yang dialami konseli, Analisis proses Bimbingan dan Konseling Islam dalam

21 mengatasi disharmoni keluarga yang dialami konseli, Analisis hasil proses Bimbingan dan Konseling Islam dalam mengatasi disharmoni keluarga yang dialami konseli. Bab V. Dalam bab ini berisi tentang Penutup yang di dalamnya terdapat dua poin, yaitu: Kesimpulan dan Saran. 3. Bagian akhir Dalam bagian akhir ini berisi tentang Daftar Pustaka, Lampiran- Lampiran, dan Biodata peneliti.