PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

JURNAL SAINS AGRO

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill)

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

BAHAN METODE PENELITIAN

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA PEMBERIAN PUPUK KIESERIT

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI PUPUK UREA DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG (Zea mays, L.) PIONEER 27

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH BEBERAPA JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH VARIETAS KELINCI (ARACHIS HYPOGEAE L)

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diolah menjadi makanan seperti kue, camilan, dan minyak goreng. kacang tanah dari Negara lain (BPS, 2012).

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

Volume 11 Nomor 2 September 2014

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

Wakifatul Hisani, Andi Muhammad Israwan Mallawa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

PENGARUH DOSIS KOMPOS FERMENTASI DAN PENGGUNAAN PUPUK HAYATI MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris.

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN KETEPENG DAN ABU SABUT KELAPA UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.)

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

III. BAHAN DAN METODE. Selatan yang diketahui memiliki jenis tanah Ultisol dan Laboratorium Ilmu Tanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BERBAGAI ALTERNATIF PEMUPUKAN DAN WAKTU PENYIANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

III. BAHAN DAN METODE

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

Pengaruh Pupuk Kalium Pada Ketahanan Kacang tanah 446 (Nurhayati) PENGARUH PUPUK KALIUM PADA KETAHANAN KACANG TANAH TERHADAP BERCAK DAUN CERCOSPORA

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

ISSN :

PERTUMBUHAN DANHASILTANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris Schard) PADA BEBERAPA TARAF DOSIS KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

Volume 10 Nomor 2 September 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIFITAS PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)

Vol. 11, No.1, Juni 2011 ISSN LENTERA JURNAL ILMIAH SAINS DAN TEKNOLOGI

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

PENGARUH JARAK TANAM DAN MACAM PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Paseolus radiatus L.)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

METODE PELAKSANAAN. Percobaan ini dilaksanakan di lahan kering BPTP Sumatera Barat kebun

PENGARUH DOSIS DAN WAKTU APLIKASI Azolla pinnata TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.))

III. BAHAN DAN METODE

Citra Puluhulawa, , Dibimbing oleh Moh.Ikbal Bahua, Nurmi, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

m. BAHAN DAN METODE KO = Tanpa pupuk kalium (control) Kl = 50 kg KCl/ha = 30 kg KjO/ha (30 g KCl/plot)

PENGARUH PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG TANAH

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

RESPON TIGA VARIETAS KEDELAI TERHADAP APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DI TANAH ULTISOL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

PENDAHULUAN. manusia tidak bisa mempertahankan eksistensinya atau hidupnya. Masalah

ABSTRAK. Kata kunci: Kompos TKKS dan kacang tanah PENDAHULUAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Maret 2014 di

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Dulomo Utara, Kecamatan Kota

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

III. BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH DOSIS PUPUK S6 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH Mohamad Darul Anwar Prodi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri fp.uniska@gmail.com ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di desa Banjarejo Kecamatan Ngadiluwih Kabupaten Kediri, berada pada ketinggian 63 meter di atas permukaan laut, dengan jenis tanah gromosol, ph 6,0. Penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2015. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan factorial dan rancangan lingkungan acak kelompok ( RAK ). terdiri dari terdiri dari dua factor, yaitu : Faktor pertama Dosis Pupuk S6, terdiri tiga level yaitu P1 = 50 kg/ha atau 15 gr/petak, P2 = 75 kg/ha atau 22,5 gr/petak, P3 = 100 kg/ha atau 30 gr/petak. Faktor kedua. Dosis pupuk kandang, terdiri tiga level : K1 = 5 ton/ha atau 1,5 kg/petak, K2 = 10 ton/ha atau 3 kg/petak, K3 = 15 ton/ha atau 4,5 kg/petak. Dari kedua perlakuan tersebut didapat sembilan kombinasi perlakuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi dosis pupuk S6 dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah ( Arachis hypogea L ) varietas Gajah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan pupuk S6 dan pupuk kandang sapi menunjukkan adanya interaksi sangat nyata pada variable : tinggi tanaman umur 20, 30 hst ; jumlah daun per tanaman umur 20, 30 hst. dosis pupuk S6 berpengaruh sangat nyata pada variable : tinggi tanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah daun pertanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah polong bernas pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong basah pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong kering pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat 100 biji kacang tanah setelah panen umur 100 hst. dosis pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata pada variabel : tinggi tanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah daun pertanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah polong bernas pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong basah pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong kering pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat 100 biji kacang tanah setelah panen umur 100 hst. pemberian pupuk S6 dosis 100 kg/ha ( ) menghasilkan produksi polong kering kacang tanah paling tinggi, yaitu 17,699 gram/tanaman atau 20,65 kw/ha dan berat 100 biji sebesar 67,111 gram. pemberian pupuk kandang sapi dosis 10 ton/ha menghasilkan produksi polong kering kacang tanah paling tinggi, yaitu 17,065 gram/petak atau 19,91 kw/ha dan berat 100 biji sebesar 64,844 gram. Kata Kunci : Pupuk S6, Pupuk Kandang Sapi, Kacang Tanah I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kacang tanah (Arachis hypogea L) merupakan tanaman penting di Indonesia, sebagai tanaman kacang-kacangan menduduki tempat kedua setelah kedelai. Hal ini karena kandungan gizinya yang cukup tinggi dalam bijinya seperti dikatakan oleh Soewarno (1987), bahwa setiap 100 gram biji kacang tanah mengandung 21% karbohidrat, 25% protein, 43% lemak, 5% air dan menghasilkan kalori sebesar 540% kalori. Berdasarkan biro statistik tahun 1994 sebasar 63.971 ton/ha naik menjadi 760.148 ton/ha pada tahun 1995 dan pada tahu 1996 sebesar 737.815 ton/ha tetapi pada tahun 1997 mengalami penurunan produksi menjadi 688.375 ton/ha. Rendahnya produksi kacang tanah pada tingkat petani tidak seimbang dengan hasil yang selama ini dilakukan. Pupuk SP-36 merupakan sumber unsur hara Phospor (P) yang merupakan unsur hara Esensial bagi tanaman jagung. Ketersediaan P dalam tanah pada umumnya rendah, karena walaupun kerak mengandung unsur hara P cukup tinggi (1-2 %), tetapi unsur O terikat kuat oleh Al, Fe, Liat Silikat, dan Ca, sehingga daya larutnya rendah dan tidak dimanfaatkan oleh tanaman. Oleh karena itu usaha pemupukan P perlu dilakukan untuk menambah ketersediaan P dalm tanah, sehingga dapat mencukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh dan berkembang sampai menghasilkan secara menguntungkan. Bahan Organik ketersediaan di dalm tanah merpupakan salah satu factor yang menunjang kesuburan tanah menjadi sumber energi bagi mikroba. Dengan demikian dalam Hlm-28

pembudidayaan tanaman perlu adanya pemupakan bahan organic untuk mendapatkan pertumbuhan hasil yang baik. Sekarang banyak beredar pupuk organic pada kalangan petani baik yang hasil produksi pabrik maupun yang alami. Selama ini petani masih percaya bahwa bahan organik organik dari jenis pupuk kandang mampu meningkatkan hasil ( Rahman Sutanto, 2002 ). 1.2. Tujuan Peneletian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi dosis pupuk S6 dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L ) varietas Gajah. 1.3. Hipotesa Diduga ada pengaruh interaksi antara dosis pupuk S6 dan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuahan dan produksi tanaman kacang tanah (Arachis hypogea L ) varietas Gajah. II. BAHAN DAN METODEPENELITIAN 2.1 Tempat dan Waktu Tempat penelitian di lahan sawah di desa Banjarejo Kecamatan Taman Kota Madiun, berada pada ketinggian 63 meter di atas permukaan laut, dengan jenis tanah gromosol, ph 6,0. Penelitian dimulai pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2003. 2.2 Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan meliputi cangkul, tugal, meteran, tali raffia, sabit, timbangan, oven, alat tulis, dokumentasi dan alat-alat lain yang diperlukan. Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : benih kacang tanah varietas gajah, pupuk S6, pupuk Urea, pupuk KCL, pupuk kandang dan pestisida yang digunakan furadan 3 G, Dithane M- 45, Basamid G, Folidol. 2.3 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan perlakuan factorial dan rancangan lingkungan acak kelompok ( RAK ). terdiri dari terdiri dari dua factor, yaitu : 1. Dosis Pupuk S6, terdiri tiga level : - P1 = 50 kg/ha atau 15 gr/petak - P2 = 75 kg/ha atau 22,5 gr/petak - P3 = 100 kg/ha atau 30 gr/petak 2. Dosis pupuk kandang, terdiri tiga level : - K1 = 5 ton/ha atau 1,5 kg/petak - K2 = 10 ton/ha atau 3 kg/petak - K3 = 15 ton/ha atau 4,5 kg/petak Dari kedua perlakuan tersebut didapat sembilan kombinasi perlakuan, yaitu : P1K1 = Dosis S6 50 kg/ha dengan pupuk kandang 5 ton/ha P1K2 = Dosis S6 50 kg/ha dengan pupuk kandang 10 ton/ha P1K3 = Dosis S6 50 kg/ha dengan pupuk kandang 15 ton/ha P2K1 = Dosis S6 75 kg/ha dengan pupuk kandang 5 ton/ha P2K2 = Dosis S6 75 kg/ha dengan pupuk kandang 10 ton/ha P2K3 = Dosis S6 75 kg/ha dengan pupuk kandang 15 ton/ha P1K1 = Dosis S6 100 kg/ha dengan pupuk kandang 5 ton/ha P1K2 = Dosis S6 100 kg/ha dengan pupuk kandang 10 ton/ha P1K3 = Dosis S6 100 kg/ha dengan pupuk kandang 15 ton/ha. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Tinggi Tanaman bahwa pelakuan dosis pupuk S6 dan perlakuan dosis pupuk kandang sapi terjadi yang sangat nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 20 dan 30 hari setelah tanam, sedangkan pada umur 40 dan 50 hari setelah tanam tidak terjadi interaksi yang nyata, tetapi pada umur tersebut perlakuan dosis pupuk SP 36 dan perlakuan dosis pupuk kandang keduanya berpengaruh sangat nyata (Lampiran 1 dan 2). Tabel 3. Rata-rata tinggi tanaman ( cm ) akibat kombinasi perlakuan pupuk S6 dan pupuk kandang sapi umur 20 dan 30 hari setelah tanam. Kombinasi Rata-rata tinggi tanaman ( cm ) pada umur ( hst ) 20 30 5,653 a 7,293 b 7,213 b 7,277 b 7,433 b 7,797 c 8,770 d 8,887 d 9,943 e 15,643 a 17,317 b c 17,260 b 17,327 b c 17,523 b c 17,817 c 18,870 d 18,967 d 19,993 e BNT 5% 0,547 0,531 yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5%. Berdasarkan uji BNT 5 % ( tabel 3 ), menunjukkan bahwa pada umur 20 dan 30 hari setelah tanaman rata-rata tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh kombinasi perlakuan pemberian S6 sebanyak 100 kg/ha dan pupuk kandang sapinya 15 ton/ha ( ) dan menunjukkan perbedaan yang nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada Hlm-29

umur 20 dan 30 hari setelah tanam merupakan fase pertumbuhan vegetatif, dengan adnya unsure P dari pupuk S6 dan N dari pupk kandang yang cukup maka pertumbuhan awal tanaman kacang akan menjadi lebih baik, sehingga akan menghasilkan tinggi tanaman lebih tinggi jika dibandingkan dengan pemberian pupuk S6 dan pupuk kandang sapi yang lebih sedikit. Menurut Suprapto ( 2000 ), dengan adnya unsure P dan N pada fase awal pertumbuhan, akar akan terbentuk dengan baik dan dengan adanya unsure N pertumbuhan vegetatif kacang tanah akan menjadi lebih baik. Tanaman kacang tanah punya kemampuan mengikat nitrogen setelah unur lebih kurang 20 hari setelah tanam. Tabel 4 : Rata-rata tinggi tanaman ( cm ) pengaruh perlakuan pupuk S6 dan pupuk pupuk kandang sapi umur 40 dan 50 hari setelah tanam. Rata-rata tinggi tanaman ( cm ) pada umur ( hst ) 40 50 35,391 a 37,340 b 39,338 c 45,970 a 47,398 b 49, 931 c BNT 5 % 0,745 0,610 36,779 a 37,644 b 46,768 a 47,703 b 48,828 c 38,156 c Berdasar uji BNT 5% ( Tabel 4 ), pada umur 40 dan 50 hari setelah tanam, rata-rata tinggi tanaman tertinggi dihasilkan oleh perlakuan pemberian pupk S6 dengan dosis 100 kg/ha ( P3 ), hal ini menunjukkan semakin banyak unsure P yang ada dalam tanah, akar kacang tanah akn tumbuh dengan baik dan selanjutnya akan bisa menyerap unsur hara yang ada dalam tanah untuk pertumbuhan vegetatifnya. Tabel 4 menunjukkan, bahwa pembeian pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha ( K3 ) pada umur 40 dan 50 hari setelah tanama menghasilkan rata-rata tinggi tanaman yang tertinggi, hal ini menunjukkan semakin banyak pupk kandang yang di berikan, maka unsureunsur hara yang diperlukan oleh tanaman kacang akan tercukupi baik itu pada awal pertumbuhan selanjutnya sehingga akan menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi bila dibandingkan pemeberian pupk kandang yang lebih sedikit atau tanpa diberi pupuk kandang. 3.2 Jumlah Daun Per Tanaman ( helai) bahwa perlakuan dosis pupuk S6 dan perlakuan dosis pupuk kandang sapi terjadi interaksi yang sangat nyata terhadap jumlah daun petanaman pada umur 20 dan 30 hari setelah tanam, sedangkan pada umur 40 dan 50 hari setelah tanam tidak terjad interaksi yang nyata, tetapi pada umutr tersebut perlakuan dosis pupk S6 dan perlakuan dosis pupuk kandang keduanya berpengaruh sangat nyata. Tabel 5 : Rata-rata daun pertanaman (helai) terhadap kombinasi perlakuan pupuk S6 dan pupuk kandang sapi umur 20, dan 30 hari setelah tanam Kombinasi Rata-rata jumlah daun pertanaman (helai ) pada umur ( hst ) 20 30 10,123 a 12,230 b 12,473 b c 12,427 b c 12,453 b c 12,940 c d 13,250 d 13,870 e 15,867 f 14,817 a 16,360 b 16,757 c 16,063 b 17,217 d 18,570 e 18,237 e 20,827 f 22,583 g BNT 5% 0,532 0,370 yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji BNT 5 %. Berdasarkan uji BNT 5 % ( tabel 5 ), menunjukkan bahwa pada umur 20 dan 30 hari setelah tanam rata-rata jumlah daun pertanaman terbanyak dihasilkan oleh kombinasi perlakuan pemberian S6 sebanyak 100 kg/ha dan pupuk kandang sapinya 15 ton/ha ( ) dan menunjukkan perbedaay yang nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan pada umur 20 dan 30 hari setelah tanam merupakan fase pertumbuhan vegetatif, dengan adnya unsur P dari pupuk S6 dan N dari pupuk kandang yang cukup maka pertumbuhan awal tanaman kacang akan menjadi lebih baik, sehingga akan menghasilkan juga jumlah daun yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pemberian pupuk S6 dan pupuk kandang sapi yang lebih sedikit. Menurut Suprapto HS ( 2000 ), dengan adnya unsure P dan N pada awal fase pertumbuhan kacang tanah, akar akan terbentuk dengan baik dan tersedianya unsur N pertumbuhan vegetatif kacang tanah akan menjadi lebih baik, sehingga daun yang terbentuk lebih banyak Hlm-30

Tabel 6 : Rata-rata jumlah daun pertanaman ( helai ) pengaruh perlakuan pupuk S6 dan pupuk kandang sapi umur 40 dan 50 hari setelah tanam Rata-rata jumlah adun pertnaman ( helai ) pada umur ( hst ) 40 50 27,612 a 28,854 b 31,796 c 37,623 a 38,864 b 41, 689 c BNT 5 % 0,748 0,884 28,001 a 29,622 b 38,011 a 39,633 b 40,532 c 30,639 c Berdasar uji BNT 5 % ( Tabel 6 ), pada umur 40 dan 50 hari setelah tanam, rata-rata jumlah daun pertanaman terbanyak dihasilkan oleh perlakuan pemberian pupuk S6 dengan dosis 100 kg/ha ( P3 ), hal ini menunjukkan semakin banyak unsure P yang ada dalam tanah, akar kacang tanah akan tumbug dengan baik dan selanjutnya akan bias menyerap unsur hara yang ada dalam tanah untuk pertumbuhan vegetatifnya, yaitu pembentukan daun. Tabel 6 menunjukkan, bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha ( K3 ) pada umur 40 dan 50 hari setelah tanam menghailkan rata-rata jumlah daun pertanaman yang lebih banyak, hal ini menunjukkan semakin banyak pupuk kandang yang diberikan, maka unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kacang akan tercukupi baik itu pada awal pertumbuhan selanjutnya, sehingga akan terbentuk daun yang lebih banyak bila dibandingkan pemberian pupuk kandang yang lebih sedikit. 3.3 Jumlah Polong Bernas Per Tanaman pupuk S6 dan pupuk kandang sapi terhadap jumlah polong bernas pertanaman pada saat panen umur 100 hari setelah tanam, tetapi kedua perlakuan tersebut menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah polong pertanaman. Tabel 7 : Rata-rata jumlanh polong bernas pertanaman ( buah ) akibat pengaruh perlakuan pupuk S6 dan pupuk kandang sapi pada saat panen umur 100 hari setelah tanam. BNT 5 % 0,352 Rata-rata jumlah polong bernas pertanaman (buah) pada saat panen umur 100 hst 11,720 a 12,490 b 13,208 c 12,192 a 12,411 a 12,869 b Berdasarkan uji BNT 5 % ( tabel 7 ), menunjukkan bahwa pada saat panen umur 100 hari setelah tanam, perlakuan pemberian pupuk S6 100 kg/ha ( ) cenderung menghasilkan rata-rata polong bernas pertanaman ynag paling banyak, hal ini menunjukkan pemberian unsure fospat ( P ) dalam tanah saat tanam akan mampu menghasilkan polong yang lebih banyak, menurut Suprapto ( 2000 ), unsure P selain mengacu pertumbuhan akar juga memperbesar prosentase pertumbuhan bunga menjadi buah dan biji. Pada Tabel 7 menunjukkan, bahwa pemberian pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha ( ) pada umur 40 dan 50 hari setelah tanam menghasilkan rata-rata jumlah polong bernas pertanaman yang lebih banyak, hal ini menunjkkan semakin banyak pupuk kandang yang diberikan, maka unsur-unsur hara yang diperlukan oleh tanaman kacang akan tercukupi baik itu pada awal pertumbuhan maupun pertumbuhan selanjutnya. Pemberian pupuk kandang sapi ( sumber unsure hara N, P, K dan CaO ) yang lebih banyak, maka akan menghasilkan pertumbuhan vegetatif yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Dengan pertumbuhan vegetatif yang baik dengan adanya unsure P, K akan mendukung terbentuknya bunga yang lebih banyak dan seterusnya akan menjadi buah ( polong ) yang berisi biji kacang tanah. Menurut Sumarno ( 1986 ), dengan perlakuan yang tepat pada kacang-kacangan, dapt meningkatkan bunga jadi ginofor, selanjutnya menjadi polong pertanaman dengan kisaran 10-50. 3.4 Berat Polong Basah Per Tanaman pupuk S6 dan pupuk kandang Sapi terhadap berat polong basah per tanaman pada saat panen ( 100 hst ). pemberian S6 dan perlakuan pemberian Hlm-31

pupuk kandang menunjukkan pengaruhnya yang sangat nyata pada saat panen (Lampiran 6 ). Tabel 8 : Rata-rata berat polong basah per tanaman (gram) akibat perlakuan pupuk S6 dan pupuk kandang Sapi pada saat panen ( 100 hst ) Rata-rata jumlah polong basah pertanaman (kg) pada saat panen umur 100 hst 29,711 a 30,536 b 33,267 c BNT 5 % 0,870 30,504 a 30,995 a 32,015 b Berdasrkan uji BNT 5 % ( tabel 8 ), menunjukkan bahwa pada saat panen ( 100 hst ) tanaman kacang tanah yang pemberian S6 dengan dosis 100 kg/ha ( ) cenderung menghasilkan rata-rata berat basahpolong pertanaman yang paling banyak dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedang pemberian pupuk kandang yang menghasilkan rat-rata berat polng basah pertanaman terbanyak dicapai pada perlakuan pemberian pupuk kandang 15 ton/ha ( ) dan berbeda nyata dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan dengan pemberian pupuk S6 akan menyebabkan polong kacang tanah dari ginofor dapat matang fisiologis. Pupuk kandang sapi selain mengandung unsure hara N yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif ( Setyamidaja, 1986 ). Pemberian pupuk kandang sapi selain dapat memperbaiki struktur tanah dan porositas tanah, juga dapat memperbaiki unsure Kalium, Fosfor, Seng, dan Magnesium dalam tanah yang akan berperan terhadap pembentukan polong dan pematangan polong. 3.5 Berat Polong Kering Pertanaman pupuk S6 dan pupuk kandang Sapi terhadap berat kering per tanaman pada saat panen (100 hst ). pemberian S6 dan perlakuan pemberian pupuk kandang menunjukkan pengaruhnya yang sangat nyata pada saat panen. Tabel 9 : Rata-rata Berat Polong Kering per tanaman (gram ) akibat pengaruh pemberian pupuk SP 36 dan pupuk kandang Sapi pada saat panen (100 hst ) BNT 5 % 0,470 Rata-rata berat polong kering per tanaman (gr) setelah panen 15,782 a 16,336 b 17,699 c 16,257 a 16,494 a 17,065 b Berdasarkan uji BNT 5 % ( Tabel 9 ), menunjukkan bahwa setelah panen tanaman kacang tanah yang pemberian S6 dengan dosis 100 kg/ha ( ) cenderung menghasilkan rata-rata berat kering polong per tanaman yang paling banyak dan berbeda nyata dengan perlakuan yang rata-rata berat kering polong pertanaman terbanyak dicapai pada perlakuan pemberian pupuk kandang dosis 15 ton/ha ( ) dan berbeda nyata dengan yang lainnya. Hal ini disebabkan dengan pemberian pupuk S6 akan menyebabkan polong kacang tanah dari ginofor dapat matang fisiologis sehingga pembentukan polong dan pematangan isi polong akan menjadi lebih baik ( Setyamidaja, 1986 ). Pupuk kandang Sapi selain mengandung unsur hara N yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif juga dapat memperbaiki unsure Kalsium, Fosfor, Seng, dan Magnesium dalam tanah yang akan berperan terhadap pematangan isi polong sehingga polong kering pertanaman akan menjadi lebih berat. 3.6 Berat 100 Biji Kacang Tanah pupuk S6 dan pupuk kandang Sapi terhadap berat 100 biji biji kacang tanah setelah panen. pemberian pupuk S6 dan perlakuan pemberian pupuk kandang menunjukkan pengaruh yang sangat nyata terhadap berat biji kacang tanah. Hlm-32

Tabel 10 : Rata-rata Berat 100 biji kacang tanah (gr ) pengaruh pemberian pupuk S6 dan pupuk kandang Sapi setelah panen umur 100 hst BNT 5 % 1,834 Rata-rata berat 100 biji kacang tanah ( gr ) setelah panen umur 100 hst 59,300 a 61,400 b 67,111 c 60,767 a 62,200 a 64,840 b Berdasarkan uji BNT 5 % ( Tabel 10 ), menunjukkan bahwa setelah panen, perlakuan pemberian pupuk S6 dengan dosis 100 kg/ha ( ) menghasilkan rata-rata berat 100 biji yang paling besar dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya, sedang perlakuan pemberian pupuk kandanh rata-rata berat 100 biji yang terbesar dicapai pada perlakuan pemberian pupuk kandang dengan dosis 15 ton/ha ( ) dan berbeda nyata dengan yang lainnya. Hal ini dsebabkan dengan pemberian pupuk S6 yang tepat mengakibatkan pertumbuhan awal yang baik, yaitu terbentuknya akar akibat tersedianya unsure P dan selanjutnya unsur tersebut akan mempengaruhi pembentukan polong sampai terbentuknya biji atau menyebabkan polong kacang tanah dari ginofor dapat matang secra fisiologis. Pupuk kandang Sapi dapat memperbaiki unsur Kalsium, Fosfor, Seng, dan Magnesium dalam tanah yang akan berperan terhadap pematangan isi polong sehingga berat biji kacang tanah akan menjadi lebih berat. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan pupuk S6 dan pupuk kandang sapi menunjukkan adanya interaksi sangat nyata pada variable : tinggi tanaman umur 20, 30 hst ; jumlah daun per tanaman umur 20, 30 hst. 2. dosis pupuk S6 berpengaruh sangat nyata pada variable : tinggi tanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah daun pertanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah polong bernas pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong basah pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong kering pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat 100 biji kacang tanah setelah panen umur 100 hst. 3. dosis pupuk kandang sapi berpengaruh sangat nyata pada variabel : tinggi tanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah daun pertanaman pada umur 40 dan 50 hst ; jumlah polong bernas pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong basah pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat polong kering pertanaman saat panen umur 100 hst ; berat 100 biji kacang tanah setelah panen umur 100 hst. 4. pemberian pupuk S6 dosis 100 kg/ha ( ) menghasilkan produksi polong kering kacang tanah paling tinggi, yaitu 17,699 gram/tanaman atau 20,65 kw/ha dan berat 100 biji sebesar 67,111 gram 5. pemberian pupuk kandang sapi dosis 10 ton/ha menghasilkan produksi polong kering kacang tanah paling tinggi, yaitu 17,065 gram/petak atau 19,91 kw/ha dan berat 100 biji sebesar 64,844 gram. 5.2. Saran Sebaiknya diadakan penelitian lanjut tentang pemberian pupk S6 dengan dosis yang lebih besar dari 100 kg/ha dikombinasikan dengan pemberian pupk kandang sapi dosis 5 ton/ha. DAFTAR PUSTAKA Abu Talkah, 2002. Pengatur agronomi, UNESA University Press, Surabaya. Ade Irawan Setiawan, 2002. Memanfaatkan Kotoran Ternak, Penebar Swadaya, Jakarta. Adi Sarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan Kering, Penebar Swadaya, Jakarta. Anonymous, 1989. Kacang Tanah, Kanisius. Yogyakarta Anonymous, 1990. Pupuk Akar, Tim Redaksi Trubus, Penebar Swadaya. Jakarta Higa. T, 1999. Sistem Pertanian Tanpa Pestisida dan Pupuk Kimia, PT. Songgo Langit Persada, Jakarta. Kohar Irwanto, A. 1983. Alat dan Tipe Mesin Pengering Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor. Lingga, 1995. Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya. Jakarta. Hlm-33

Murbandono, 1997. Membuat Kompos, Penebar Swadaya, Jakarta. Pinus Lingga dan Marsono, 2001. Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta. Rachman Sutanto, 2002. Pertanian Organik, Kanisius, Penebar Swadaya, Jakarta. Rahmat Rukmana,1998. Kacang Tanah, Kanisius, Yogyakarta. Setyamidaja, 1986. Pengantar Agronomi, PT. Gramedia, Jakarta. Soemarno, 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah, Sinar Baru, Bandung. Suprapto, 1993. Bertanam Kacang Tanah, Penebar Swadaya, Jakarta., 2000. Bertanam Kacang Tanah, PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Hlm-34