EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TUNE UP SEPEDA MOTOR PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Galih Wiguna, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa atau negara. Sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hasim Bisri, 2016

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang sistem pendidikan nasional dalam bab II pasal 3 tentang fungsi dan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faris Fauzi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB 1 PENDAHULUAN. pembentukan sumber daya manusia, yang ditekankan pada aspek jasmani dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dikemukakan oleh Mulyasa (2010) bahwa, pembangunan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi jembatan untuk mengarungi abad millenium ini.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wadah untuk menghasilkan generasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ghea Anggraini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalani hidup dan kehidupan, sebab pendidikan bertujuan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No. 20 Tahun 2003 SISDIKNAS Bab II Pasal 3 yaitu :Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

2016 PENERAPAN TEKNIK MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SAINS SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

2014 MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT CAKE, GATEAUX

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan suatu Negara tidak terlepas dari sistem pendidikan, sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan di negara Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan kesuksesan masa depan masyarakat semuanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Angga Triadi Efendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peningkatan sumber daya manusia diupayakan melalui pendidikan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dari kebodohan dan kemiskinan. Hal ini Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab. I, pasal 1:

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan di Indonesia merupakan salah satu sektor yang menjadi tujuan nasional. Tujuan Nasional ini tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu dalam pasal 31 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Maka jelas bahwa penyelenggaraan pendidikan sangatlah penting demi terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 bab II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003, hlm. 28) menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Agar terwujudnya tujuan dari isi undang-undang di atas pelaksanaan proses pendidikan juga harus merata untuk seluruh warga negara Indonesia pada semua jenjang. Demikian pula dengan jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK merupakan salah satu penghasil SDM yang kompeten yang diharapkan siap bekerja di lingkungan masyarakat. Tujuan dari SMK itu sendiri yaitu untuk menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri. Tujuan dari SMK ini dijelaskan dalam PP Nomor 29 Tahun 1990 tentang pendidikan menengah pasal 3 ayat 2 disebutkan bahwa Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional.upaya peningkatan SDM ini diwujudkan dengan penyusunan kompetensi mata pelajaran yang nantinya akan mendukung terhadap kualitas dari kompetensi lulusan SMK itu sendiri. Lulusan SMK banyak dibutuhkan di industri kendaraan bermotor yang bergerak dibidang jasa mengingat setiap tahunnya jumlah kendaraan semakin 1

2 meningkat. Data Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia mencatat, jumlah kendaraan bermotor yang masih beroperasi di seluruh Indonesia pada 2013 mencapai 104,211 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya (2012) yang cuma 94,299 juta unit. Populasi terbanyak masih disumbang oleh sepeda motor dengan jumlah 86,253 juta unit di seluruh Indonesia, naik 11 persen dari tahun sebelumnya 77,755 juta unit. Jumlah terbesar kedua disumbang mobil penumpang dengan 10,54 juta unit, atau juga naik 11 persen dari tahun sebelumnya, 9,524 juta unit. Populasi mobil barang (truk, pikap, dan lainnya) tercatat 5,156 juta unit, naik 9 persen dari 4,723 juta unit. (Kurniawan, 2015). Dilihat dari data di atas perkembangan jumlah sepeda motor sangatlah pesat. Perkembangan tersebut mendorong kebutuhan tune up sepeda motorpun terus meningkat dan berimbas pada peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang kompeten. Peluang ini sangatlah bagus bagi para lulusan SMK, namun sebaliknya fakta yang terjadi di lapangan menunjukan masih banyak pengangguran dari lulusan SMK ini. Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada Agustus 2015 paling banyak terjadi pada lulusan SMK mencapai 12,65 persen dari total jumlah pengangguran 7,56 juta orang (Yudha, 2015). Persoalan ini terjadi karena kualitas dari tenaga kerja dari lulusan SMK banyak yang tidak memenuhi kualifikasi pihak industry. Kendala ini terjadi karena beberapa faktor salah satunya akibat dari proses pembelajaran di SMK tentang tune up itu sendiri yang kurang mendukung. SMK Negeri Sukaresik menerapkan keterampilan tune up sepada motor, namun berdasarkan observasi di SMK tersebut pelaksanaannya masih belum optimal. Fakta menunjukkan bahwa hasil tes uji kompetensi XII TSM sebagian besar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar nilai uji kompetensi (lampiran 5 hlm. 66), yaitu sebanyak 55% siswa tergolong kategori belum tuntas, sedangkan 45% siswa yang mampu melewati nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM 75). Rendahnya hasil pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kesulitan siswa dalam memahami pelajaran keterampilan tune up sepeda motor, penggunaan media belajar, cara guru mengajar keterampilan tune up sepeda motor dan sebagainya. Menurut salah seorang guru di SMK Negeri Sukaresik

3 mengemukakan beberapa faktor penyebab peserta didik kurang menguasai keterampilan tune up sepeda motor: (1) Kurangnya alat praktik otomotif sehingga membuat peserta didik susah berlatih; (2) Belum adanya standar evaluasi yang sesuai dengan kebutuhan industri; (3) Terbatasnya guru yang memiliki keterampilan teknik otomotif, yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan; (4) Pemilihan metode yang kurang tepat digunakan pada mata pelajaran keterampilan. (Gumelar, wawancara 3 Agustus 2015). Metode yang banyak diterapkan pada mata pelajaran keterampilan tune up sepeda motor adalah metode konvensional seperti ceramah, tanya jawab, dan diskusi, sehingga membuat peserta didik kurang paham dalam memahami materi yang disampaikan. Akibat dari kurang tepatnya metode yang digunakan, peserta didik di SMKN Sukaresik menjadi kurang terampil pada bidang keterampilan tune up sepeda motor. Syah mempengaruhi belajar: (2003, hlm. 131) membagi faktor-faktor yang 1) faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rokhani siswa, 2) faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan 3) faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Metode belajar yang digunakan akan mempengaruhi terhadap hasil belajar. Menurut Sumiati dan Asra (2011, hlm. 92) menyatakan bahwa: Ketepatan (efektifitas) penggunaan metode pembelajaran tergantung pada kesesuaian metode pembelajaran dengan beberapa faktor, yaitu tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi siswa, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Penggunaan metode pembelajaran harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kemampuan guru, kondisi peserta didik, sumber atau fasilitas, situasi kondisi dan waktu. Kendala untuk anak SMK dalam proses pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor adalah tidak memperoleh gambaran secara nyata tentang proses tune up itu sendiri. Prinsipnya dalam pembelajaran keterampilan otomotif, akan lebih efektif apabila siswa dibimbing dan langsung melihat pada benda aslinya. Berdasarkan pendapat Sumiati dan Asra, penulis berpendapat bahwa metode demontrasi merupakan metode yang

4 dipandang relevan dan tepat untuk proses pembelajaran keterampilan bagi siswa SMK. Setelah melalui proses pembelajaran sudah seharusnya diadakan sebuah evaluasi agar kita mengetahui apakah pembelajaran yang sudah kita lakukan berhasil atau tidak. Proses evaluasi itu sendiri terdiri dari mengukur dan menilai (Sugiyono, 2013, hlm.3). Pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor ini diukur melalui indikator-indikator yang telah penulis susun berdasarkan standar operasional prosedur dari buku manual motor Honda supra tahun 2002 dan sumber lainnya, sedangkan pengukuran diambil dari segi waktu kerja dan hasil kerja yang dicapai oleh siswa didik. Akhirnya dari latar belakang masalah tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Evaluasi Implementasi Pembelajaran Keterampilan Tune Up Sepeda Motor pada Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. B. Rumusan Masalah Penelitian Penulis melihat perlunya merumuskan masalah penelitian agar dapat dicapai tujuan yang lebih terarah. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana ketercapaian waktu pengerjaan tune up sepeda motor? 2. Bagaimana ketercapaian hasil kerja tune up sepeda motor? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengevaluasi pembelajaran tune up sepeda motor pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Lebih spesifik tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran ketercapaian waktu tune up sepeda motor 2. Untuk memperoleh gambaran ketercapaian hasil kerja tune up sepeda motor D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat-manfaat tersebut diantaranya:

5 1. Bagi peserta didik, dapat memberikan informasi tentang pembelajaran keterampilan tune up sepeda motor untuk bekal setelah lulus dan bekerja di dunia industri. 2. Bagi guru, dapat menjadi sebuah masukan salah satunya pada proses pembelajaran pada kompetensi tune up sepeda motor. Juga sebagai masukan dalam proses mengevalusi kompetensi tune up sepeda motor. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi merupakan urutan penyusunan materi dalam penulisan skripsi agar susunannya teratur. Struktur organisasi penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi Skripsi. BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini mencakup teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini mencakup tentang metode penelitian, desain penelitian, partisipan, popilasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. BAB IV : TEMUAN DAN PEMBAHASAN Bab ini mencakup tentang temuan penelitian, deskripsi data, dan pembahasan penelitian. BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini mencakup tentang kesimpulan dari penelitian yang dilakukan, dan rekomendasi yang diberikan untuk pihak-pihak terkait.