TINJAUAN OBJEK WISATA AIR TERJUN TUJUH TINGKAT DI JORONG BANCAH NAGARI SIBAKUR KECAMATAN TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG

dokumen-dokumen yang mirip
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN DALAM PERKEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI GANDORIAH DI KOTA PARIAMAN JURNAL

Public Perception In Maintenance Attractions Bung Hatta Forest Park in the Village Indarung Lubuk Kilangan District of the city of Padang

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PUNCAK LAWANG DI KENAGARIAN LAWANG KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT. Oleh:

PengembanganObjekWisataWahanaTelabangSaktiKecamatanKamangBaruKabup atensijunjung

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA DANAU KEMBAR DI KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

KEBERADAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) SIJUNJUNG DALAM MENINGKATKAN EKONOMI MASYARAKAT DI SIMPANG TANAH BADANTUANG JORONG GANTING NAGARI SIJUNJUNG

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING...

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor industri yang berpotensi untuk. dikembangkan terhadap perekonomian suatu daerah. Berkembangnya sektor

FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PENILAIAN POTENSI TAMAN WISATA WIRA GARDEN KELURAHAN BATU PUTUK TAHUN 2014 JURNAL. Oleh. Bety Tri Astuti ( )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,

PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANORAMA TERTINGGAL DI KABUPATEN TANAH DATAR

DAYA TARIK OBJEK WISATA GOA CIGAK DI KAMPUNG SURAU NAGARI GUNUNG SELASIH KECAMATAN PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Daya Tarik Kawasan Situ Cileunca sebagai Kawasan Wisata

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

DAFTAR ISI Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... xi Lampiran... xii

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

PERSEPSI WISATAWAN TENTANG DESTINASI WISATA PANTAI PASIR JAMBAK KOTA PADANG RIO NALDO PAKPAHAN /2011

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GIANYAR DALAM PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA ALAM AIR TERJUN TEGENUNGAN

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan

DESTINASI OBJEK WISATA ALAM AIR TERJUN NYARAI DI KORONG SALIBUTAN NAGARI LUBUK ALUNG KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

ACCESSIBILITY TO PUBLIC PASAR GANTING IN KENAGARIAN KAMBANG TIMUR KECAMATAN LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan

I. PENDAHULUAN. Menurut Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang kepariwisataan, pengembangan dan

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus meningkat dan merupakan kegiatan ekonomi yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya destinasi pariwisata merupakan salah satu bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

THE IMPLEMENTATION OF SAPTA PESONA RIMBO PANTI TOURIST AREA IN KECAMATAN PANTI KABUPATEN PASAMAN. By : Eli Minta* Bakaruddin**Ade Irma Suryani**

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kepariwisataan merupakan salah satu dari sekian banyak gejala atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam industri pariwisata dan terbukanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi sebagai daya tarik wisata. Dalam perkembangan industri. pariwisata di Indonesia pun menyuguhkan berbagai macam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang

PARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

I. PENDAHULUAN. berusaha, memperluas kesempatan kerja, dan lain sebagainya (Yoeti, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. disamping sektor lainnya seperti migas, perkebunan dan lain-lain. Dalam

KENDALA DAN UPAYA PENGEMBANGAN OBJEK WISATA BONO DI SUNGAI KAMPAR KECAMATAN TELUK MERANTI KABUPATEN PELALAWAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain sektor migas

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pendapat yang mengartikan pendapatan yaitu, Sukirno (2006)

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

Transkripsi:

0

TINJAUAN OBJEK WISATA AIR TERJUN TUJUH TINGKAT DI JORONG BANCAH NAGARI SIBAKUR KECAMATAN TANJUNG GADANG KABUPATEN SIJUNJUNG Zendri Hutri, Bakaruddin, dan Loli Setriani Program StudiPendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail:zendrihutri9@gmail.com Abstract Attraction potential seven-level waterfall is very nice to be developed. Where can add genuine income potential tourist attraction area if developed properly will have economic value and can increase people's incomes attractions around the falls seven levels. The study was conducted to determine how the conditions of the potential tourist attraction waterfall seven levels which can be seen from: 1) tourist attraction 2) infrastructure 3) the number of visitors (tourists). This type of research in this study is a qualitative research. Data were collected through observation, interviews, documentation. Informants in the study consisted of Wali Nagari Sibakur, Chief Jorong Bancah, community leaders and the leaders visitor attractions. Informant determining technique is purposive sampling. Data analysis techniques of data reduction, data display and taking conclusions. Technique authenticity of data that extend participation, observation and perseverance tringulasi. The results of this study of interviews with community researchers Jorong Bancah Nagari Sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung can be concluded that: 1) Attractions seven-level waterfall has a very good potential and attractive. As for the potential of waterfalls very heavy and has 7 levels where the first level has a height of 11 meters, the second level of 8 meters, three 5-meter, 3-meter to four, to five 3 meters, 2.5 meters to six and seven 4 meter. 2) Facilities and infrastructure are still incomplete at the waterfall tourist attraction of seven levels. 3) The number of visitors (tourists) is still a little attraction for akssessbilitas Attraction towards seven-level waterfall is inadequate to be taken by visitors, so tourists lack of interest to go to the tourist attraction. Keyword: Attractions, Waterfall Seven-levels. A. PENDAHULUAN Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Pembangunan bidang pariwisata diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat karena sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor non migas yang diharapkan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian negara. Upaya pengembangan sektor pariwisata melibatkan seluruh masyarakat, disamping penyelenggaraan negara dan swasta. Meskipun sudah banyak pelaksanaan dan upaya pemerintah dalam mengembangkan pariwisata tersebut, pemerintah dalam hal ini sangat tergantung dari dukungan masyarakat dan swasta. Hal ini berarti untuk tercapainya keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, perlu adanya dukungan kesadaran dedikasi serta loyalitas dari segenap masyarakat. Hakikatnya implikasi dari kegiatan pariwisata yang sangat menentukan bagi perkembangan pariwisata itu adalah seseorang melakukan perjalanan, adanya prasarana lalu lintas, sarana transportasi dan komunikasi, adanya sarana akomodasi, adanya daya tarik daerah tujuan wisata, adanya faktor kemudahan serta tersedianya unsur- unsur pelayanan yang memadai. Akan tetapi yang sangat menonjol permasalahan tersebut ialah masalah promosi yang masih kurang, partisipasi industri pariwisata yang masih lemah, media publikasi terutama dalam negeri sangat langka serta lemahnya koordinasi lintas sektoral (Bakaruddin : 2009). Pada era globalisasi seperti sekarang ini, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi suatu Negara. Hal ini dapat dilihat dari UU RI No.10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan yang menyebutkan bahwa pariwisata merupakan bagian integral dari pembangunan nasional 1

yang dilakukan secara sistematis, terencana, terpadu, berkelanjutan dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan terhadap nilai- nilai agama, budaya, kelestarian lingkungan hidup serta kepentingan nasional. Pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Saat ini negara-negara di dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan sektor pariwisata negaranya. Bahkan, bagi negara maju yang sedikit bahkan tidak memiliki objek wisata yang dialami, mereka rela membuat objek wisata buatan dengan teknologi yang mereka miliki. Karena produk yang dihasilkan oleh sektor pariwisata tidak akan habis meskipun dikonsumsi secara terus menerus. Terlebih lagi karena mereka menyadari bahwa melalui devisa dan transaksi dalam jumlah yang sangat besar yang diperoleh baik dari wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Dalam literatur kepariwisataan luar negeri tidak dijumpai istilah objek wisata seperti yang biasa dikenal di Indonesia. Untuk pengertian objek wisata biasanya lebih banyak menggunakan istilah tourist attractions, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, wisata merupakan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan, selain mencari pekerjaan. Perjalanan wisata ini memerlukan suatu tujuan, diantaranya adalah menikmati objek wisata atau daya tarik wisata. Dalam hal ini, daya tarik wisata merupakan sasaran dari wisatawan untuk melakukan kegiatan kepariwisataannya. Objek wisata yang terdapat di Indonesia cukup banyak salah satunya objek wisata yang terdapat di Kabupaten Sijunjung yaitu objek wisata air terjun tujuh tingkat di Jorong Bancah Nagari sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara pada tanggal 2 April 2016 menjelaskan bahwa masyarakat umum belum mengetahui akan kepentingan keberadaan objek wisata dan begitu pula dari pihak pemerintah belum begitu besar tingkat kepeduliaannya dalam pengembangan kepariwisataan sehingga pemerintah belum mengetahui bahwa air terjun tujuh tingkat ini memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi objek wisata alam. Hal ini dikarenakan oleh jalan yang sangat sulit untuk menuju ke objek wisata tersebut. Serta sarana dan prasarana yang menunjang dalam pembentukan objek wisata ini, contohnya listrik belum masuk, angkutan darat yang belum memadai dan hanya kendaraan pribadi yang bisa melewatinya. Dalam menuju ke tempat objek wisata tersebut kita menjumpai kebun karet, kebun durian, dan sawah kepunyaan masyarakat setempat. Objek wisata air terjun tujuh tingkat terdiri dari berbagai tingkatan-tingkatan. Air terjun tujuh tingkat memiliki air terjun yang jernih dan didampingi pegunungan yang sangat hijau. Jika diolah dengan baik, objek wisata air terjun tujuh tingkat memiliki potensi yang sangat baik dibidang pariwisata, alam dan budaya. Peneliti melihat pengunjung objek wisata air terjun tujuh tingkat di daerah ini belum ramai dikunjungi oleh wisatawan dibandingkan dengan objek-objek wisata yang lainnya. Wisatawan yang datang hanyalah penduduk setempat dan beberapa Nagari yang ada di Kecamatan Tanjung Gadang. Keindahan objek wisata air terjun sudah merupakan nilai tersendiri, potensi tersebut perlu dikembangkan untuk menarik perhatian para wisatawan baik lokal maupun nasional. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul "Tinjauan Objek Wisata Air Terjun Tujuh Tingkat di Jorong Bancah Nagari Sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung". B. METODE PENELITIAN Penelitianinitergolongpenlitiankualitat if. sumber utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan. Sumber data tertulis, foto dan statistik merupakan data utama). Dalam penelitian kualitatif ini informan adalah Wali Nagari, Kepala Jorong Bancah dan masyarakat sekitar Jorong Bancah Nagari Sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung sebagai informan pendukung. Informan penelitian ini diambil secara Purposive Sampling (sampel positif) yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. 2

Tahap-tahap penelitian yang akan dilakukan menurut Maleong (2010)dalam Yulandari 2013) adalah sebagai berikut : 1. Tahap Pra Lapangan Pada tahap ini meliputi:(a) Menyusun rencana penelitian,(b) Memilih lapangan, (c) Mengurus perizinan, (d) Menilai keadaan lapangan,(e)memilih dan memanfaatkan informasi, (f)menyiapkan perlengkapan penelitian, (g) Mengetahui etika penelitian. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan Pada tahap ini meliputi:(a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri,(b)turun kelapangan,(c)berperan sambil mengumpulkan data. 3. Tahap Analisisi Data Pada tahap ini meliputi:(a) Menyusun konsep dasar dan analisis data, (b)memberikan penapsiran terhadap data, (c)memberikan pencatatan dan analisis data (Moleong (2010)dalam Santri 2014). 4. Penarikan Kesimpulan Dari awal penelitian berusaha untuk mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan dan sebagainya. Dari data tersebut peneliti bersaha mencari kesimpulan. Untuk akuratnya data, peneliti harus melakukan verifikasi data dengan cara melakukan pengamatan ulang dan melihat data baru. Pengelompokkan data yang lazim digunakan adalah berdasarkan sumber data primer dan data sekunder. Data sekunder di peroleh melalui buku-buku, media cetak, Kantor Wali Nagari Sibakur. Data primer di peroleh dari informan penelitian yang telah disiapkan, data tersebut diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pedoman wawancara yang telah disiapkan. Teknik Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara (wawancara bebas, terstruktur, dan pemotretan. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, display data, dan pengambilan keputusan. Teknik menguji tingkat keabsahan data yang diperoleh dilakukan dengan beberapa cara antara lain : perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, dan tringulasi. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Masyarakat yang berada di Nagari Sibakur memeluk agama islam. Jorong Bancah terletak di Nagari Sibakur, Tanjung Gadang, Kabupaten, Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat. Nagari Sibakur terdiri dari 3 Jorong. Secara astronomis Kenagarian Sibakur Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung terletak pada 0 0 50 12 LS - 0 0 54 42 LS dan 101 0 05 31 BT - 101 0 09 31 BT, (Sumber Wali Nagari Sibakur Kenagarian Sibakur). Iklim sangat berpengaruh terhadap aktifitas kehidupan di Kenagarian Sibakur, Curah hujan yaitu berkisar 2500 mm/tahun. Tabel 1. Jumlah Penduduk Nagari Sibakur No Jorong Jumlah KK Penduduk 1. Jorong 213 941 Koto Sibakur 2. Jorong 153 620 Boncah 3. Lubuak Tolang 82 320 Jumlah 448 1.811 Sumber: Kantor Wali Nagari Sibakur, 2015. Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk terbanyak Kenagarian Sibakur adalah jorong Koto Sibakur dan penduduk terkecil pada jorong Lubuk Tolang. Tabel 2. Mata Pencaharian Nagari Sibakur No Mata Pencaharian Jumlah 1. Pertanian 710 2. PNS 8 3. Swasta 115 4. Buruh Tani 91 5. Pensiunan 3 6. Aparat Pemerintah 14 7. Tukang 14 Jumlah 955 Sumber: Kantor Wali Nagari Sibakur, 2015. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa yang paling dominan penduduk Nagari Sibakur bekerja pada bidang swasta. Tabel. 3 Pendidikan di Nagari Sibakur No Jenis sekolah Jumlah 1. PAUD 3 2. TK 1 3. SD / MI 2 4. SLTP 1 Sumber: Sumber: Kantor Wali Nagari Sibakur, 2015. 3

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang potensi-potensi yang terdapat pada objek wisata tersebut dapat disimpulkan bahwa objek wisata air terjun tujuh tingkat memiliki potensi yang sangat bagus untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai objek wisata yang resmi oleh Dinas Pariwisata. Objek wisata air terjun tujuh tingkat bila dikembangkan semaksimal mungkin akan dapat menambah penghasilan asli daerah serta akan menambah pula pengahasilan masyarakat dari para pengunjung objek wisata air terjun tujuh tingkat. Potensi yang dimiliki objek wisata air terjun tujuh tingkat dapat dilihat dari ke indahan alam pada air terjun tujuh tingkat, udara yang sejuk, pemandangan yang indah, air yang cukup deras serta kolam pemandian yang besar serta air sungainya yang bersih. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentangsarana dan prasarana yang terdapat pada objek wisata tersebut dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana nya masih kurang memadai pada objek wisata air terjun tujuh tingkat. Dimana sarana dan prasarana masih terdapat banyak kekurangan akan membuat layanan pada pengunjung akan merasa kurang nyaman. Sarana dan prasarana yang kurang seperti wc, tempat duduk pengunjung, kamar ganti, tempat shalat, tempat parkir juga tidak terdapat di objek wisata ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tentang jumlahpengunjungdapat disimpulkan bahwa tingkat pengunjung objek wisata air terjun tujuh tingkat ini masih sedikit karena aksessbilitas pada objek wisata ini banyak terdapat kekurangan dan tidak memadai, sehingga pengunjung kurang minatnya untuk kita mengunjungi objek wisata ini. Aksesbilitas jalan menuju objek wisata air terjun tujuh tingkat masih sulit untuk kita jangkau karena jalannya masih kecil dan bebatuan yang akan membuat pengunjung merasa kurang nyaman menuju objek wisata ini. Berdasarkan potensi air terjun tujuh tingkat ini sangat bagus dan mempunyai daya tarik tersendiri untuk kita kunjungi. Objek wisata ini memiliki air terjun tujuh tingkat, tingkat pertama memiliki ketinggian 11 meter, tingkat kedua 8 meter, tingkat ketiga 5 meter, tingkat keempat 3 meter, tingkat kelima 3 meter, tingkat keenam 2,5 meter, dan tingkat ketujuh 4 meter. Objek wisata air terjun tujuh tingkat ini memiliki pemandangan yang sangat indah dan airnya sangat deras dan bersih. Air terjun ini juga memiliki kolam pemandian yang besar dan bagus untuk pengunjung. Hal ini dapat diperjelas potensi menurut Yoeti (1983) dalam Suntry (2011:10), yang mana potensi adalah sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orangorang mau berkunjung ke tempat tersebut. Potensi objek wisata di Jorong Bancah menyimpan berjuta keindahan, dimana objek wisata ini lumayan terkenal di kawasan masyarakat setempat walaupun objek wisata ini belum berkembang pesat seperti objek wisata lainnya. Para pengunjung objek wisata ini dapat melihat keindahan alam disaat mengunjungi objek wisata tujuh tingkat, seperti keindahan alam lainnya.objek wisata air terjun tujuh tingkat ini memiliki keindahan alam yang alamiah tanpa sentuhan tangan manusia yang keindahan alamnya masih terjaga. Pemandangan objek wisata ini sangat bagus dan memanjakan mata para pengunjung Potensi objek wisata di Jorong Bancah menyimpan berjuta keindahan. Dimana objek wisata ini belum dikenal masyarakat luas walaupun objek wisata ini belum berkembang pesat seperti objek wisata lainnya. Dimana objek wisata air terjun tujuh tingkat ini memiliki ke indahan alam yang cukup mempesona para pengunjung dan para pengunjung dapat melihat keindahan alam waktu mengunjungi objek wisata air terjun tujuh tingkat, seperti ke indahan alam perbukitan yang tinggi dan hamparan kebun karet dan sawah yang sangat luas. Dilihat darisarana dan prasarananya masih sangat kurang memadai pada objek wisata air terjun tujuh tingkat. Sarana dan prasarana yang kurang lengkap akan dapat membuat pengunjung kurang nyaman berada selama disana. Fasilitas yang kurang lengkap akan mengurangi pengunjung untuk mengunjung objek wisata air terjun tujuh tingkat dapat diperjelas oleh Yoeti dalam Bakaruddin (2009:90) yaitu sarana perusahaanperusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya banyak tergantung pada kedatangan wisatawan. Sarana dan prasarana yang kurang seperti wc, tempat duduk pengunjung, kamar ganti, tempat shalat, tempat parkir, palang promosi juga tidak terdapat di objek wisata ini. Kendala dalam pengembangan objek wisata ini di pengaruhi oleh pengasilan daerah yang masih kurang memadai untuk 4

mengembangkan objek wisata. Agar potensi objek wisata ini dapat difungsikan kita dapat melakukan pengembangan yang lebih baik ke depanya, sarana dan prasaranya yang kurang memadai. Dilihat dari tingkat pengunjung objek wisata air terjun tujuh tingkat ini masih sedikit karena aksessbilitas pada objek wisata ini banyak terdapat kekurangan dan tidak memadai, sehingga pengunjung kurang minatnya untuk kita mengunjungi objek wisata ini. Aksesbilitas jalan menuju objek wisata air terjun tujuh tingkat masih sulit untuk kita jangkau karena jalannya masih kecil dan bebatuan yang akan membuat pengunjung merasa kurang nyaman menuju objek wisata ini. Hal ini dapat diperjelaskan menurut Yoeti (1996:206) suatu objek wisata tidak akan berhasil banyak bila aksessibilitas ke objek wisata tersebut sulit dijangkau, baik lewat darat, laut, maupun udara agar parawisata dapat berkembang dengan baik, maka suatu destinasi haruslah assibel (bisa didatangi), oleh karena itu aksessibilitas menuju dan disekitar objek atau lokasi wisata perlu diperhatikan. Maka dengan itu objek wisata harus diperhatikan bagaimana aksessbilitas nya agar objek wisata air terjun tujuh tingkat mampu berkembang dengan pesat. Dimana akses jalan menuju objek wisata air terjun tujh tingkat yang berpotensi ini memiliki kendala yaitu jalan yang kurang memadai untuk ditempuh para pengunjung. Jalan menuju objek wisata ini masih bebatuan dan juga masih ada jalan yang bersifat tanah. Dengan jalan yang masih kurang memadai maka akan terasa jauh jaraknya nya dari jalan utama. Apabila kita menuju objek wisata ini kita hanya bisa menggunakan kendaraan pribadi karena kendaraan umum untuk menuju objek wisata ini belum ada. Kendaraan untuk menuju objek wisata air terjun tujuh tingkat masih bersifat terbatas. kendala dalam pengembangan aksess jalan menuju objek wisata ini karena objek wisata air terjun tujuh tingkat berada di dalam kawasan hutan lindung. untuk para pengunjung bermain di bawah air terjun tersebut. Dengan memiliki ketinggian 11 meter pada tingkat pertama, tingkat kedua 8 meter, ketiga 5 meter, ke empat 3 meter, ke lima 3 meter, ke enam 2,5 meter dan ke tujuh 4 meter dengan pemandangan yang sangat indah. 2. Sarana dan prasarana yang terdapat masih sangat kurang memadai di objek wisata air terjun tujuh tingkat. Sarana dan prasarana yang masih banyak kekurangan seperti wc, kamar ganti, tempat shalat, tempat parkir juga tidak terdapat di objek wisata ini. 3. Jumlah pengunjung (wisatawan) objek wisata masih sedikit karena aksessbilitas pada objek wisata ini masih banyak terdapat kekurangan, jalan dan kendaraan menuju objek wisata masih kurang memadai, sehingga pengunjung kurang minat untuk pergi ke objek wisata tersebut. KEPUSTAKAAN Bakaruddin.2009. Perkembangan dan Permasalahan Kepariwisataan. Padang: UNP Press. Moleong M.A. 2010. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakakarya. Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 Tentang Kepariwisataan. 2010. Bandung: Citra Umbara. Yoeti, Oka, A. 1996. Pariwisata Budaya : Masalah dan Solusinya. Jakarta : Pradnya Paramita.. 2006. Pariwisata Budaya : Masalah dan Solusinya. Jakarta : Pradnya Paramita. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian objek wisata air terjun tujuh tingkat di Jorong Bancah kenagarian Sibakur Kecamtan Tanjung Gadang Kabupaen Sijunjung penulis dapat disimpulkan sebagai berikut ini. 1. Objek wisata air terjun tujuh tingkat memiliki 7 tingkat air terjun yang cukup deras dan memiliki kolam yang besar 5