UJI JARAK TANAM SISTEM LEGOWO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI PADA METODE SRI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH JARAK TANAM HEKSAGONAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI

PENGARUH TIPE JARAK TANAM TERHADAP ANAKAN, KOMPONEN HASIL, DAN HASIL DUA VARIETAS PADI PADA METODE SRI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH PADA SISTEM JAJAR LEGOWO. Growth and Yield of Two Varieties of Wetland Rice with Jajar Legowo System

PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA SRI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

KAJIAN PADI VARIETAS UNGGUL BARU DENGAN CARA TANAM SISTEM JAJAR LEGOWO

Sumber : Nurman S.P. (

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

I. PENDAHULUAN. Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DENGAN BEBERAPA CARA PENGENDALIAN GULMA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI (Oryza sativa L.

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS PADI GOGO (Oryza sativa L.) TERHADAP PERBANDINGAN PEMBERIAN KASCING DAN PUPUK KIMIA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

RESPONS BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP WAKTU PEMBERIAN BAHAN ORGANIK PADA METODE SRI

BUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lokasi : 1) Desa Banjarrejo, Kecamatan

Magrobis Journal 57. Oleh : Nani Rohaeni * ) ABSTRACT

III. BAHAN DAN METODE

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

UJI DAYA HASIL DUA VARIETAS PADI SAWAH DENGAN PEMBERIAN PUPUK NITROGEN MENGIKUTI METODE SRI

Pertumbuhan dan Produktivitas Jagung Manis pada Beberapa Sistem Tanam

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

EFEK KOMBINASI DOSIS PUPUK N P K DAN CARA PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG MANIS. Jumini, Nurhayati, dan Murzani

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

Respon Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Inpari 30 Pada Sistem Tanam Berbeda dan Pemberian Macam Dosis Pupuk Anorganik

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

II. Materi dan Metode. Pekanbaru. waktu penelitian ini dilaksanakan empat bulan yaitu dari bulan

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini bagian dari kegiatan SLPHT kelompok tani Sumber Rejeki yang

III. MATERI DAN METODE. beralamat di Jl. H.R. Soebrantas No. 155 Km 18 Kelurahan Simpang Baru Panam,

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil. Kondisi Umum

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN POLA TANAM TUMPANGSARI PADI GOGO (Oryza sativa L.) DENGAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

EFEKTIFITAS JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI GOGO

Respons Pertumbuhan dan Hasil Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Terhadap Jarak Tanam dan Waktu Penyiangan Gulma

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar

PENGARUH KERAPATAN TANAMAN DAN KOMBINASI PUPUK NITROGEN ANORGANIK DAN NITROGEN KOMPOS TERHADAP PRODUKSI GANDUM. Yosefina Mangera 1) ABSTRACK

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan salah satu komoditas strategis baik secara ekonomi, sosial

PENGARUH PEMBUANGAN PUCUK DAN TUNAS KETIAK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas tanaman pangan

III. METODE PENELITIAN. dan legum (kedelai, kacang tanah dan kacang hijau), kemudian lahan diberakan

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 musim ke-44 sampai

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI (Oryza sativa L) PADA BERBAGAI POLA JAJAR LEGOWO DAN JARAK TANAM

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

PENGARUH UMUR BIBIT TERHADAP PRODUKTIVITAS PADI VARIETAS INPARI 17

RESPON PERTUMBUHAN DAN JUMLAH ANAKAN PRODUKTIF TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI JUMLAH BIBIT PER LUBANG TANAM DAN JARAK TANAM BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH PADA BEBERAPA VARIETAS DAN PEMBERIAN PUPUK NPK. Oleh:

UJI PERBEDAAN SISTEM JAJAR LEGOWO TERHADAP BEBERAPA VARIETAS TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) PADA SAWAH TADAH HUJAN SKRIPSI SARLYONES KAFISA

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi merupakan tanaman yang termasuk genus Oryza L. yang

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Transkripsi:

UJI JARAK TANAM SISTEM LEGOWO TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VARIETAS PADI PADA METODE SRI Investigating Plant Spacing of Legowo System on Growth and Yield of Several Rice Varieties in SRI Method Muhammad Hatta Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsyiah, Banda Aceh ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji jarak tanam sistem legowo pada beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji interaksi antara jarak tanam dengan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Penelitian ini menggunakan rancangan petak terpisah dengan empat ulangan. Faktor yang diteliti adalah (1) varietas, yang terdiri dari tiga taraf, yaitu Pandan Wangi, Ciherang, dan Cot Irie dan (2) jarak tanam, terdiri dari dua taraf, yaitu 21 cm x 10,5 cm x 42 cm dan 25 cm x 12,5 cm x 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai dan hasil per ha. Galur Cot Irie memberikan panjang malai dan hasil per ha yang lebih baik dibanding varietas Ciherang dan Pandan Wangi, sementara Varietas Ciherang memberikan panjang malai dan hasil per ha yang tidak berbeda nyata dengan Varietas Pandan Wangi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai dan hasil per ha. Jarak tanam berbasis 25 cm secara signifikan memberikan jumlah anakan produktif lebih banyak dibanding jarak tanam berbasis 21 cm. Tidak ada interaksi antara varietas dan jarak tanam terhadap jumlah anakan, panjang malai, dan hasil per ha. Kata kunci: jarak tanam, varietas, padi, legowo, SRI ABSTRACT The objectives of this study were to examine plant spacing of legowo system on growth and yield of several varieties of rice and interaction between plant spacing and varieties on growth and yield of rice. This study used a split plot design with four replicates. Factors studied were (1) varieties, consisting of three levels, namely, Pandan Wangi, Ciherang, and Cot Irie and (2) plant spacing, consisting of two levels, namely 21 cm x 10.5 cm x 42 cm and 25 cm x 12.5 cm x 50 cm. Results showed that varieties did not significantly affect number of productive tillers, but significantly affected length of panicle and yield per ha. Cot Irie Line provided greater panicle and yield per hectare than Ciherang and Pandan Wangi Varieties, while Ciherang did not provide significantly different panicle and yield per hectare, compared to Pandan Wangi. Result also showed that plant spacing significantly affected number of productive tillers, but did not significantly affect length of panicle and yield per ha. Plant spacing on basis of 25 cm significantly provided more number of productive tillers than that of 21 cm. There were no significant interaction between varieties and plant spacing on number of tillers, length of panicle, and yield per ha. Keywords: plant spacing, varieties, rice, legowo, SRI PENDAHULUAN Sebagai sumber makanan pokok penduduk Indonesia bahkan Asia, padi merupakan komoditas paling penting. Komoditas ini memiliki pengaruh jamak. Tidak hanya secara teknis menjadi perhatian dari kementerian pertanian, tetapi padi juga menjadi konsennya banyak pihak lain. Komoditas ini dapat mengguncangkan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan pemerintahan bila tidak cukup tersedia atau harga tidak terjangkau. Oleh karenanya, pemerintah sangat Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 87

berkepentingan menjaga kecukupan bahan pangan yang satu ini. Pada tahun 2012, Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras mencapai 41 juta ton atau setara 74,1 juta ton gabah kering giling dan pada tahun 2014 Indonesia diharapkan mencapai swasembada (indonesia financetoday 2012). Permasalahan utama padi adalah produktivitasnya yang stagnan. Dalam satu dekade terakhir, peningkatan hasil padi per ha tidak signifikan. Secara nasional, pada tahun 2011, produktivitas baru mencapai sekitar 5 ton per ha -1. Bahkan di daerah, produktivitas padi masih berkutat pada angka kurang dari 3 ton ha -1 (BPS Provinsi Kalimantan Tengah 2011). Di sisi lain, ketersediaan lahan persawahan juga sulit untuk dikembangkan. Oleh karenanya, perlu terus dicari metode budidaya yang dapat meningkatkan hasil dan produktivitasnya. Dewasa ini, ada diperkenalkan metode baru penanaman padi, yaitu metode SRI. Metode ini banyak mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk pemerintah. Metode SRI ini sangat efisien dan efektif sehingga sangat menjanjikan untuk diterapkan (The SRI Group 2006). Selain itu, metode SRI juga berpotensi memberikan hasil yang tinggi. Menurut Mutakin (2009), metode SRI dapat meningkatkan produktivitas padi sebesar 50%. Metode SRI yang berpotensi ini masih dalam tahap pengembangan sehingga masih ada ruang untuk menambahkan inovasi lainnya ke dalam metode ini. Salah satu di antaranya adalah sistem tanam persegi panjang (Gardner et al. 1985) atau modifikasinya yang di Indonesia dikenal dengan nama sistem tanam legowo, yaitu sistem tanam persegi panjang yang dimodifikasi. Sistem tanam legowo 2:1 sebagai contoh memiliki kelebihan dibanding sistem tanam segi empat. Dilihat dari jumlah populasi, sistem tanam legowo ini dapat menghasilkan populasi lebih banyak sekitar 33 persen dibanding tipe segi empat. Dengan kelebihannya tersebut, sistem tanam legowo terbukti memberikan hasil yang lebih banyak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam legowo 2:1 memberikan hasil lebih tinggi dibanding sistem tanam segi empat (Hatta 2011). Pada sistem tanam legowo sebagaimana sistem tanam lainnya, juga tersedia pilihan beragam jarak tanam. Jarak tanam akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil padi. Jarak tanam yang lebar memungkinkan tanaman memiliki anakan yang sangat banyak. Pada jarak tanam 50 cm x 50 cm, tanaman padi dapat menghasilkan 50-80 anakan dalam satu rumpun (Sinar Tani Online 2011). Sebaliknya, jarak tanam yang sempit hanya menghasilkan jumlah anakan yang sedikit. Bahkan pada jarak tanam yang sangat sempit, satu tanaman hanya menghasilkan beberapa anakan saja. Sohel et al. (2009) menemukan bahwa pada jarak tanam 25 cm x 5 cm, satu rumpun hanya menghasilkan 4-5 tanaman saja. Selain itu, jarak tanam juga mempengaruhi komponen hasil padi. Menurut Salahuddin et al. (2009), jarak tanam mempengaruhi panjang malai, jumlah bulir per malai, dan hasil per ha tanaman padi. Namun demikian, jarak tanam yang terlalu lebar berpotensi menjadi tidak produktif. Banyak bagian lahan menjadi tidak termanfaatkan oleh tanaman, terutama apabila tanaman tidak mempunyai cukup banyak jumlah anakan sehingga tersisa banyak ruang kosong. Banyaknya ruang kosong ini pada akhirnya menyebabkan berkurangnya hasil padi yang dihasilkan per satuan luas lahan. Dengan kata lain, produktivitas lahan menjadi rendah. Jarak tanam yang umum dianjurkan pada sistem tanam legowo 2:1 adalah 25 cm (jarak antar barisan) x 12,5 cm (jarak dalam barisan) x 50 cm (jarak lorong) (BB Padi 2012). Penentuan jarak tanam juga dipengaruhi oleh varietas. Varietas tertentu memiliki banyak sekali anakan, tetapi sebaliknya ada juga varietas yang memiliki sangat sedikit jumlah anakan. Beberapa Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 88

varietas yang banyak ditanam petani tergolong memiliki banyak anakan. Namun demikian, ada juga varietas yang beredar tergolong beranak sedikit atau sedang. Aturan umumnya, varietas yang memiliki banyak anakan ditanam dengan jarak yang renggang, sebaliknya varietas yang beranak sedikit ditanam dengan jarak yang rapat. Oleh karena itu, tidak ada jarak tanam yang ideal untuk semua varietas, melainkan, setiap varietas memiliki jarak tanam idealnya tersendiri. Varietas juga berpengaruh terhadap komponen hasil. Jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah bulir per malai, dan hasil padi adalah beberapa komponen hasil yang dipengaruhi oleh varietas (Hatta 2011). Jarak tanam yang tepat akan memberikan pertumbuhan, jumlah anakan, dan hasil yang maksimum. Menurut Sohel et al. (2009), jarak tanam yang optimum akan memberikan pertumbuhan bagian atas tanaman yang baik sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak cahaya matahari dan pertumbuhan bagian akar yang juga baik sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak unsur hara. Sebaliknya, jarak tanam yang terlalu rapat akan mengakibatkan terjadinya kompetisi antar tanaman yang sangat hebat dalam hal cahaya matahari, air, dan unsur hara. Akibatnya, pertumbuhan tanaman terhambat dan hasil tanaman rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji jarak tanam sistem legowo pada beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan hasil padi. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji interaksi antara jarak tanam dengan varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Pengujian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang spesifik terhadap pengembangan metode SRI ke depan. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Desa Cot Cut Kecamatan Kuta Baro Kabu-aten Aceh Besar, dari bulan Januari Mei 2012. Benih yang digunakan adalah Varietas Pandan Wangi, Ciherang dan Galur Cot Irie. Galur Cot Irie ini ditemukan secara tidak sengaja di kawasan Cot Irie. Pupuk yang dipakai adalah Urea 200 kg ha -1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah traktor tangan, cangkul, garu, ember, pisau, meteran, kantong plastik, timbangan analitis kapasitas 1 kg, tali rafia, dan alat tulis-menulis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 4 ulangan. Faktor yang diteliti adalah varietas, yang diberi simbol V ditempatkan sebagai petak utama dan jarak tanam legowo, yang diberi simbol J, ditempatkan sebagai anak petak. Varietas terdiri dari 3 taraf, yaitu V1 = Pandan Wangi V2 = Ciherang V3 = Galur Cot Irie Jarak tanam legowo terdiri dari 2 taraf, yaitu: J1 = 21 cm x 10,5 cm x 42 cm J2 = 25 cm x 12,5 cm x 50 cm Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata, maka analisis dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 0,05 (Steel & Torrie 1980, Hanafiah 1997). Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan traktor tangan. Tanah diolah sedalam 20 cm, dengan menggunakan bajak rotari. Benih yang bernas dipilih dengan cara merendam benih di dalam timba yang berisi air biasa. Benih yang terapung diambil dan dibuang, sedangkan benih yang tenggelam diambil untuk dipakai. Selanjutnya, benih yang tenggelam tersebut direndam dalam air selama 24 jam. Kemudian, benih yang telah direndam tersebut dimasukkan ke dalam kantong kain basah untuk diperam selama 24 jam. Benih yang telah berkecambah kemudian dipindahkan ke tempat persemaian dengan cara menaburkannya di atas media semai secara merata. Tempat persemaian adalah talam plastik berlubang yang diberi media semai. Media semai adalah Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 89

campuran tanah dengan pupuk kandang (1 : 1). Penanaman bibit menggunakan sistem tanam legowo. Ada dua taraf jarak tanam yang dicobakan, yaitu J1 = 21 cm x 10,5 cm x 42 cm dan J2 = 25 cm x 12,5 cm x 50 cm. Bibit dipindahtanamkan pada umur 15 hari setelah semai. Jumlah bibit adalah satu bibit per lubang dengan tanam dangkal 1 cm, dengan posisi perakaran seperti huruf L. Pada saat tanam, air dalam keadaan macak-macak. Pemupukan pertama, yaitu 1/3 dosis urea (total dosis 200 kg ha -1 ) diberikan pada umur 7 hari setelah pindah tanam dan pemupukan kedua,yaitu 2/3 dosis urea diberikan pada umur 30 hari setelah pindah tanam. Pada saat pemberian pupuk, air di persawahan dikeringkan hingga macak-macak. Pemeliharaan meliputi: pengairan, penyulaman, penyiangan gulma, pengendalian hama dan penyakit. Pemberian air dilakukan secara macakmacak sejak pindah tanam sampai umur 30 hari setelah tanam untuk mengurangi serangan keong mas. Selanjutnya air diberikan lebih dalam untuk mengurangi pertumbuhan gulma. Pemberian air dihentikan sama sekali seminggu sebelum pemanenan. Penyulaman dilakukan pada umur 7 hari setelah pindah tanam. Tanaman sulaman tidak dijadikan sampel. Penyiangan gulma dilakukan hanya sekali yaitu pada umur 30 HST. Penyiangan dilakukan secara manual dengan cara mencabut gulma. Pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan karena serangannya tidak begitu berarti. Panen dilakukan setelah tanaman mempunyai kriteria panen dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata. Bila digigit, bulir gabah tidak berair atau telah berisi padat. Pengamatan dilakukan pada 2 rumpun sampel. Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Jumlah anakan produktif per rumpun. Pengamatan jumlah anakan produktif per rumpun dilakukan pada saat sebelum panen, dengan cara menghitung anakan yang menghasilkan malai dalam satu rumpun tanaman 2. Panjang malai. Pengamatan panjang malai dilakukan saat setelah panen dengan cara mengukur malai mulai dari buku pertama sampai ke ujung malai. 3. Hasil per ha. Hasil per ha dihitung dengan menggunakan rumus: Berat gabah per rumpun HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Varietas bahwa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif (P=0,1122), tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai (P=0,0000) dan hasil per ha (P=0,0025). Data jumlah anakan produktif, panjang malai, dan hasil per ha dari varietas yang diteliti setelah dianalisis dengan uji BNJ0,05 disajikan pada Tabel 1. Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan jumlah anakan produktif di antara varietas yang diteliti. Kendati secara visual, Varietas Tabel 1. Rata-rata jumlah anakan produktif, panjang malai, dan hasil per ha dari beberapa varietas padi yang diteliti Varietas/Galur Jumlah anakan produktif Panjang malai Hasil (ton ha -1 ) Pandan Wangi 8,8 25,40 b 6,68 b Ciherang 10,8 25,30 b 7,15 b Cot Iri 8,6 29,88 a 10,22 a BNJ0,05-1,078 1,916 Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (BNJ0,05). Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 90

Ciherang menunjukkan angka yang lebih tinggi, namun secara statistika ketiga varietas sama dalam hal jumlah anakan produktif. Namun demikian, perlu dicatat bahwa fakta ini terbatas pada jarak tanam yang digunakan pada penelitian ini, yaitu jarak tanam berbasis 21 cm dan 25 cm. Pada jarak tanam yang lebih lebar atau lebih sempit, ketiga varietas ini dapat memberikan jumlah anakan produktif yang berbeda. Sebagaimana hasil penelitian terdahulu, bahwa pada jarak tanam yang lebih lebar, yaitu pada jarak tanam berbasis 30 cm, ternyata Varietas Pandan Wangi memberikan jumlah anakan produktif yang lebih banyak dibanding Varietas Ciherang (Hatta 2011). Sebaliknya pada jarak tanam lebih rapat, kemampuan dari varietas menghasilkan jumlah anakan produktif secara maksimum hilang oleh terbatasnya ruang yang tersedia. Alasan inilah diduga menjadi penyebab mengapa ketiga varietas yang diteliti ini memberikan jumlah anakan yang tidak berbeda satu dengan lainnya. Ini juga diduga bahwa jumlah anakan termasuk variabel yang memiliki nilai heritabilitas rendah, dipengaruhi banyak gen, sehingga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Hal yang berbeda terjadi pada panjang malai. Tabel 1 menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari panjang malai di antara varietas yang diteliti. Galur Cot Irie memberikan malai yang lebih panjang dibanding varietas Ciherang dan Pandan Wangi, sementara panjang malai Varietas Ciherang tidak berbeda nyata dengan panjang malai Varietas Pandan Wangi. Kondisi ini konsisten baik pada jarak tanam berbasis 25 cm maupun 21 cm. Ini diduga karena panjang malai lebih banyak ditentukan oleh faktor genetika di dalam varietas daripada faktor lingkungan berupa jarak tanam. Ini sejalan dengan penelitian Bakhtiar et al. (2010) pada padi gogo, bahwa nilai heritabilitas panjang malai tergolong tinggi. Namun demikian, pada kondisi yang sangat ekstrem, seperti jarak tanam yang super rapat tentu panjang malai juga akan dapat terpengaruh. Sejalan dengan panjang malai, hasil per ha juga secara signifikan berbeda di antara varietas. Galur Cot Irie memberikan hasil per ha tertinggi, sementara hasil per ha varietas Ciherang tidak berbeda nyata dengan varietas Pandan Wangi. Tingginya hasil per ha pada galur Cot Irie ini diduga terkait dengan panjang malai yang dimiliki oleh galur ini. Menurut Bakhtiar et al. (2010) panjang malai secara nyata berkorelasi positif dengan bobot gabah per rumpun, yang tidak lain adalah hasil per ha. Pengaruh Jarak Tanam bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif (P=0,02), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai (P=0,08) dan hasil per ha (P=0,79). Data jumlah anak-an produktif, panjang malai, dan hasil per ha dari jarak tanam yang diteliti setelah dianalisis dengan uji BNJ0,05 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah anakan pada jarak tanam berbasis 25 cm secara signifikan lebih banyak dibanding jumlah anakan pada jarak tanam berbasis 21 cm. Data ini berlaku konsisten pada semua varietas (Tabel 3). Ini menunjukkan bahwa jumlah anakan sangat dipengaruhi oleh ruang yang tersedia pada suatu rumpun. Pada jarak tanam rapat, ruang yang tersedia per rumpun adalah sebesar 330,75 cm 2, sementara pada jarak tanam menengah, ruang yang tersedia adalah 468,75 cm2. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil padi per ha tidak dipengaruhi oleh jarak tanam. Dengan kata lain, jarak tanam rapat dan jarak tanam renggang memberikan hasil padi per ha yang secara statistika tidak berbeda nyata. Hal ini diyakini disebabkan oleh dua hal yang bertolak belakang, yaitu perbedaan populasi sebagai konsekuensi logis dari perbedaan jarak tanam dan jumlah anakan produktif. Jarak tanam rapat memberikan jumlah populasi sekitar Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 91

Tabel 2. Rata-rata jumlah anakan produktif, panjang malai, dan hasil per ha dari jarak tanam padi yang diteliti Jarak tanam Jumlah anakan produktif Panjang malai Hasil (ton ha -1 ) J1=21x10,5x42 8,3 b 26,55 8,12 J2=25x12,5x50 10,5 a 27,16 7,91 BNJ 0,05 1,71 - - Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata (BNJ0,05). Tabel 3. Rata-rata jumlah anakan produktif, panjang malai, dan hasil per ha akibat varietas dan jarak tanam Varietas Jumlah anakan Panjang malai Hasil Jarak tanam produktif (ton ha -1 ) 21 8,1 25,19 7,04 Pandan Wangi 25 9,5 25,60 6,31 21 9,1 24,84 6,68 Ciherang 25 12,5 25,76 7,61 21 7,6 29,62 10,63 Cot Iri 25 9,5 30,13 9,81 302,343 rumpun, sementara jarak tanam renggang memberikan jumlah populasi sekitar 213,333 rumpun. Jarak tanam rapat memberikan populasi rumpun padi sekitar 42 persen. Namun, jarak tanam renggang memiliki jumlah anakan sekitar 27 persen lebih banyak dibanding jarak tanam rapat. Jadi, ada trade off antara jumlah populasi dengan jumlah anakan produktif per rumpun, kendatipun tidak sempurna. Namun demikian, selain kedua variabel tersebut, diduga masih ada variabel lain yang ikut berperan dalam menentukan hasil padi per ha, misalnya panjang malai. Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang malai tidak dipengaruhi oleh jarak tanam. Namun, ada tendensi bahwa jarak tanam renggang meng-hasilkan malai yang lebih panjang. Sebaliknya, jarak tanam rapat menghasilkan malai yang lebih pendek. Kenyataan ini konsis-ten terjadi pada semua varietas yang diteliti (Tabel 3). Diduga dalam kondisi perbedaan jarak tanam yang ekstrem, perbedaan ini dapat menjadi signifikan dan tentunya akan berkontribusi terhadap hasil per ha. Interaksi Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dengan jarak tanam terhadap jumlah anakan P=0,55), panjang malai (P=0,77), dan hasil per ha (P=0,60). Data jumlah anakan produktif, panjang malai, dan hasil per ha dari kombinasi varietas dan jarak tanam disajikan pada Tabel 3. Hasil analisis sidik ragam di atas mengindikasikan bahwa varietas dan jarak tanam tidak saling pengaruh mempengaruhi terhadap ke tiga variabel yang diamati, yaitu jumlah anakan, panjang malai, dan hasil per ha. Dengan kata lain, pengaruh varietas terhadap jumlah anakan, panjang malai, dan hasil per ha konsisten pada kedua jarak tanam yang dicobakan. Demikian pula sebaliknya, pengaruh jarak tanam terhadap jumlah anakan, panjang malai, dan hasil per ha juga konsisten pada semua varietas yang dicobakan. SIMPULAN DAN SARAN bahwa varietas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap panjang malai dan hasil per ha. Galur Cot Irie memberikan panjang malai dan hasil per ha yang lebih baik dibanding varietas Ciherang dan Pandan Wangi, sementara Varietas Ciherang memberikan panjang Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 92

malai dan hasil per ha yang tidak berbeda nyata dengan Varietas Pandan Wangi. bahwa jarak tanam berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan produktif, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap panjang malai dan hasil per ha. Jarak tanam berbasis 25 cm secara signifikan memberikan jumlah anakan produktif lebih banyak dibanding jarak tanam berbasis 21 cm. Tidak terdapat interaksi yang nyata antara varietas dengan jarak tanam terhadap jumlah anakan, panjang malai, dan hasil per ha. Untuk memudahkan pemahaman terhadap produktivitas dan hasil padi, perlu diamati peubah komponen hasil lainnya yang secara langsung ataupun tidak langsung terkait erat dengan hasil padi, seperti persentase gabah bernas dan jumlah gabah per malai. DAFTAR PUSTAKA Bakhtiar, B.S. Purwoko, Trikoesoemaningtyas, & I.S. Dewi. 2010. Analisis korelasi dan koefisien lintas antar beberapa sifat padi gogo pada media tanah masam. J. Floratek 5 (2) : 86-93 Bangun, M.K. 1980. Perancangan Percobaan: Untuk Menganalisa Data. Bagian Biometri Fakultas Pertanian USU, Medan. BB Padi. 2012. Tanam jajar legowo. http://bbpadi.litbang.deptan.go.id/inde x.php/in /berita/info-aktual/491-tanamjajar-legowo. Diakses 18-6-2012. BPS Provinsi Kalimantan Tengah. 2011. Perkembangan produksi padi, jagung, dan kedelai. http://kalteng.bps. go.id /tinymcpuk-.3/.../brs_05_aram_iii _2011.pdf. Diakses 13 Juni 2012. Gardner, F.P., R.B Pearce, & R.L. Mitchell. 1985. Physiology of Crop Plants. The Iowa State University Press. Iowa. Hanafiah, K.A. 1997. Rancangan Percobaan: Teori & Aplikasi. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Hatta, M. 2011. Pengaruh tipe jarak tanam terhadap anakan, komponen hasil, dan hasil dua varietas padi pada metode SRI. J. Floratek 6(2): 104 113. Indonesiafinancetoday. 2012. Produksi Beras 2012 Bisa 41 Juta Ton. www. Indo nesiafinancetoday.com/.diakses 4 Juni 2012. Mutakin, J. 2009. Budidaya dan keunggulan padi organik metode SRI (System of Rice Intensification). Diakses 11 Desember 2009. Petersen, R.G. 1985. Design and Analysis of Experiments. Marcel Dekker Inc., New York. Salahuddin, K.M., S.H. Chowhdury, S. Munira, M.M. Islam, & S. Parvin. 2009. Response of nitrogen and plant spacing of transplanted Aman Rice. Bangladesh J. Agril. Res. 34(2) : 279-285. Diakses 25 Juli 2011. Sinar Tani Online, 2011. Merubah Sistim Persemaian, Menghasilkan Anakan Padi 80 Batang Perumpun. Diakses 25 Juli 2011. Sohel M. A. T., M. A. B. Siddique, M. Asaduzzaman, M. N. Alam, & M.M. Karim, 2009. Varietal Performance of Transplant Aman Rice Under Diff[e]rent Hill Densities. Bangladesh J. Agril. Res. 34(1): 33 39. Diakses 25 Juli 2011. Steel, R.G.D. & J.H.Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics: A Biometrical Approach. Se-cond Edition. McGraw-Hill Book Company, New York. The SRI Group, 2006. Origin of SRI. http://ciifad.cornell. edu/sri/origins. html. Diakses 27 April 2009. Jurnal Agrista Vol. 16 No. 2, 2012 93