KAJIAN JENIS TANAH DAN NAUNGAN TERHADAP HASIL DAN ANALISIS USAHA TANI SAMBILOTO (Andrographis Paniculata Ness)

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Dosis Pupuk NPK Terhadap Hasil dan Analisis Usaha Tani Cabe Rawit Rama ( Capsicum Frutesence )

RESPON TANAMAN SAMBILOTO (Andrographis paniculata, NESS) AKIBAT NAUNGAN DAN SELANG PENYIRAMAN AIR

PERLAKUAN VARIASI PUPUK KANDANG PENGARUHNYA TERHADAP MUTU BOKASHI

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PRODUKTIFITAS DAN KADAR ANDROGRAPHOLID SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees) PADA NAUNGAN DAN PENAMBAHAN GIBERELIN B2P2TO2T

III. METODE PENELITIAN A.

PENDAHULUAN. Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Saat ini

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

III. PENANGANAN PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN OBAT SECARA UMUM

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

III. METODOLOGI PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

KAJIAN PEMUPUKAN UREA TERHADAP PRODUKSI DAN KANDUNGAN ASIATIKOSIDA PADA TANAMAN PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban.)

II. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

III. METODE PENELITIAN A.

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

ADAPTASI BEBERAPA GALUR TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) DI LAHAN MEDIUM BERIKLIM BASAH DI BALI DENGAN BUDIDAYA ORGANIK

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

PEMANFAATAN LIMBAH TEPUNG AREN DAN MIKROORGANISME LOKAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.)

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

Volume 11 Nomor 2 September 2014

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENGARUH MACAM PUPUK FOSFAT DOSIS RENDAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) VARIETAS SINGA, PELANDUK, DAN GAJAH

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. BAHAN DAN METODE

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

METODE Lokasi dan Waktu Materi Penelitian Alat Perlakuan

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

MATERI DAN METODE. Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, terletak di jalan

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

ANALISIS USAHATANI KENCUR (Kaempferia galanga L.) (Studi Kasus di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Abstrak

III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakaan pada bulan Juni sampai dengan November 2015 di Lahan Percobaan Fakultas

TATA CARA PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Kompos Kotoran Sapi Terhadap Pertumbuhan Anakan Salam (Syzygium Polyanthum) Di Persemaian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

PENGANTAR. Latar Belakang. Hijauan merupakan sumber pakan utama bagi ternak ruminansia.

PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH DI DATARAN MEDIUM KABUPATEN REJANG LEBONG BENGKULU PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. Taiwan, Hongkong, Korea dan negara-negara Timur lain. peduli untuk melakukan konservasi tanaman obat. Jepang memberi perhatian

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH JENIS MULSA ALAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN TOMAT HASIL PERSILANGAN PADA BUDIDAYA ORGANIK

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu dan Laboratorium Ilmu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. MATERI DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Prosedur Penelitian Persiapan

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

Transkripsi:

KAJIAN JENIS TANAH DAN NAUNGAN TERHADAP HASIL DAN ANALISIS USAHA TANI SAMBILOTO (Andrographis Paniculata Ness) Sudarmi, Nugraheni Retnaningsih, Agustina Intan Niken Tari* Abstrak : Tujuan penelitian: mengkaji pengaruh jenis tanah terhadap hasil dan analisis usahatani sambiloto, mengkaji pengaruh naungan terhadap hasil dan analisis usahatani sambiloto, mengkaji interaksi jenis tanah dan naungan terhadap hasil dan analisis usahatani sambiloto. Metode penelitian, eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap disusun secara faktorial, perlakuan terdiri dua faktor yaitu jenis tanah (T) dan tingkat naungan (N), dengan 3 ulangan. Jenis tanah ada 3 macam yaitu: 1) Gromosol, sebagai pembanding (T 1 ); 2) Latosol (T 2 ); 3) Regosol (T 3 ). Naungan terdiri 4 level: 1) tanpa naungan, sebagai pembanding (N 1 ); 2) Naungan 30% ( ); 3) Naungan 50% (N 3 ) dan 4) Naungan 70% (N 4 ). Data dianalisis dengan metode analisis ragam, perlakuan yang berpengaruh nyata diuji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan Multiple Range Test ± = 0,05%. Hasil penelitian, jenis tanah berbengaruh sangat nyata terhadap hasil yaitu berupa berat simplisia hasil tertinggi pada jenis tanah Gromosol (T 1) 19,473 gr/batang. Naungan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil/ berat simplisia, hasil terbaik pada (N 1 ) 19,904 gr/batang. Ada interaksi jenis tanah dan naungan, hasil terbaik berat simplisia pada perlakuan tanah Gromosol naungan 30% atau T 1 yaitu 23,300 gr/batang. Hasil Analisis Usahatani bahwa perlakuan interaksi tanah gromosol dengan naungan 30% (T 1 ) memberikan keuntungan tertinggi yaitu Rp 20.225.000/ ha/musim tanam dan nilai R-C ratio tertinggi juga perlakuan tanah gromosol naungan 30% (T 1 ) yaitu nilai RC-ratio 3,615 (RCratio >1) berarti usahatani sambiloto menguntungkan. Kata kunci : jenis tanah, naungan, hasil, analisis uasahatani, sambiloto. PENDAHULUAN Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) sudah umum digunakan dalam pengobatan tradisional di Cina, India dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sejak dulu, orang Jawa menyebutnya sebagai obat segala obat karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sampai saat ini sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang banyak digunakan dalam industri jamu tradisional. Berdasarkan data Badan POM (2002), simplisia sambiloto termasuk dalam 50 jenis simplisia utama yang dibutuhkan oleh industri jamu. Dengan berkembangnya industri jamu tradisional, penyediaan bahan baku secara kontinyu menjadi masalah pokok, karena sambiloto dipanen dari habitat asli sehingga kualitas fisik tidak seragam serta tidak ada jaminan kontinyuitas penyediaannya untuk bahan baku obat (Sudarmi dan Nikentari, 2011) Pemanenan dari dari habitat asli secara terus menerus tanpa diimbangi budidaya dapat mengakibatkan kelangkaan dan mengancam keberadaan plasma nutfah sambiloto (Hanan, 1991; Anonim, 2001; Muliawati, 2002; Winarto, 2003; Syukur dan Hernani, 2001). Sampai saat ini tanaman sambiloto *Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Univet Bantara Sukoharjo Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 1

belum dibudidayakan (tumbuh liar di bawah tegakan agro forestree seperti hutan jati, mahoni dll), sehingga pengambilan bahan baku simplisia sambiloto sebagian besar dipenuhi dari pemanenan tanaman liar yang lokasinya tersebar. Kondisi demikian menyebabkan lokasi pemungutan sambiloto berpindah-pindah dan mempengaruhi mutunya. Produktivitas simplisia sambiloto dipengaruhi oleh tingkat naungan, baik secara kuantitas maupun kualitas (Pitono et al, 1996). Penelitian budidaya sambiloto yang telah dilakukan pada umumnya belum mengacu kepada kualitas simplisianya. Untuk merekomendasikan Standar Prosedur Operasional (SPO) budidaya dalam upaya menuju Good Agricultural Practices (GAP) untuk menghasilkan simplisia terstandar diperlukan dukungan penelitian untuk penentuan lahan yang sesuai diantaranya tingkat naungan, jenis tanah, pemupukan dan lain-lain. Untuk itu perlu dilakukan penelitian budidaya sambiloto dengan faktor tumbuh yang dapat meningkatkan produksi dan mutunya. Sambiloto merupakan tanaman yang mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga dapat tumbuh baik pada daerah dataran rendah sampai daerah pegunungan (Sudarmi, 2008). Demikian pula sambiloto dapat tumbuh hampir di semua jenis tanah seperti gromosol, litosol, latosol, andosol, podsol dan lain-lain, tetapi sampai saat ini belum bisa dipastikan daerah penghasil sambiloto karena keberadaanya masih menyebar. Sampai saat ini petani belum tertarik untuk membudidayakan sambiloto, dianggap tidak menguntungkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian budidaya sambiloto dengan memanfaatkan lahan marginal yang ternaungi sehingga tidak mengganggu lahan tanaman pangan, dengan pemberian faktor tumbuh yang optimal sehingga dapat meningkatkan produksi dan secara analisis usahatani menguntungkan. Kandungan kimia sambiloto yang sudah diketahui yaitu : andrographolid, laktone, flavonoid, asam kersik, aldehid, mineral, alkane (Anonim, 2007 a ; Anonim, 2003 ; Yusron dan Januwati, 2004). Berbagai klaim khasiat sambiloto antara lain : untuk meningkatkan imunitas terhadap infeksi kuman, anti diare, anti demam, anti bakteri, gangguan lever, anti diabet, anti peritrik, anti hepatoksik, anti malaria, anti inflamasi (Yusron dan Januawati, 2004 ; Muliawati dan Suharto, 2006 ; Heyne, 1987 ; Dalimartha, 2003). Menurut Winarto (2003) ekstrak sambiloto dapat merusak sel trophocyt dan trophoblast, berperanan dalam kondensasi cytoplasma dari sel tumor dan menghancurkan inti sel kanker. Ironisnya Indonesia sebagai Negara penghasil sambiloto, tetapi sampai sekarang sambiloto baru dikenal secara terbatas dikalangan orang-orang yang biasa mengkonsumsi jamu. Permasalahan Permasalahan pokok yang dihadapi dan perlu mendapat upaya penyelesaian yaitu : 1. Supaya tidak punah, perlu dilestarikan untuk menjaga plasma nutfah, karena sampai saat ini sambiloto belum dibudidayakan, apakah budidaya sambiloto dapat dilakukan di lahan marginal dan ternaungi supaya tidak mengganggu pemanfaatan lahan tanaman pangan. 2. Menjaga kuantitas guna memenuhi kebutuhan bahan baku obat tradisional dan fitofarmaka serta kualitas simplisia karena masih bercampur dengan tumbuhan lain. 3. Perlu dikaji analisis usahatani sambiloto agar petani yakin bahwa budidaya sambiloto menguntungkan. 2 Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014

Maka rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah jenis tanah berpengaruh pada hasil sambiloto? 2. Apakah naungan berpengaruh terhadap hasil sambiloto? 3. Apakah ada interaksi pengaruh jenis tanah dan naungan terhadap hasil sambiloto? 4. Apakah budidaya sambiloto menguntungkan ditinjau secara analisis usahatani? Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian adalah : 1. Mengkaji pengaruh jenis tanah terhadap hasil sambiloto. 2. Mengkaji pengaruh naungan terhadap hasil sambiloto. 3. Mengkaji interaksi pengaruh jenis tanah dan naungan terhadap hasil sambiloto. 4. Mengkaji analisis usahatani sambiloto. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1 Sebagai bahan informasi yang berminat memperdalam tanaman obat sambiloto. 2 Dapat memberikan sumbangan bagi kebijakan dan program kerja dalam pengembangan agroindustri obat khususnya sambiloto. 3 Sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan sambiloto. METODE PENELITIAN Gambaran penelitian tertera pada Gambar 1. Jenis Tanah Naungan : 0-30-50-70 % 0% : sebagai pembanding Budidaya Sambiloto -Gromosol : sbg pembanding -Latosol -Regosol Produksi berat segar Uji pendahuluan kandungan unsur hara Produksi berat kering Produksi simplisia Analisis Usahatani Gambar 1. Alur penelitian: kajian jenis tanah dan naungan pada hasil dan kandungan andrographolid sambiloto ( Andrographis paniculata Ness ). Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 3

Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai bulan April 2013 s/d November 2013 di Kebun dan di Laboratorium Univet Bantara Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo dengan ketinggian tempat ± 86 m dari permukaan laut. Bahan dan Alat yang Digunakan Bahan meliputi : Pupuk kandang kotoran sapi, yang dipesan dari peternak di Sukoharjo; Tanah (Gromosol, Latosol dan Regosol) ; Polybag/pot ; Benih sambiloto, dipesan dari petani di Kec. Wuryantoro, Kab. Wonogiri; Pupuk majemuk NPK, merk Phonska (15,15,15); Sekam; pestisida; Paranet untuk naungan dan lain-lain. Alat meliputi : Timbangan Elektrik Denver Instrument APX-203; Oven ; Flux meter merk DX-100 Digital Lux Meter, Tekemura elektrik Work LTD; Sprayer, selang plastik; Gergaji, sabit; meteran gulung; cangkul, tampah, ember; peralatan tulis dan lain-lain. Rancangan Percobaan Percobaan lapangan yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh jenis tanah dan naungan terhadap hasil dan kandungan andrographolid sambiloto merupakan percobaan 3x4 faktorial, disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dengan 3 ulangan Faktor pertama adalah tingkat naungan, terdiri dari 4 level yaitu : N 1 = tanpa naungan (0%) = dinaungi 30 % N 3 = dinaungi 50 % N 4 = NPK dinaungi 70 % Faktor kedua adalah jenis tanah, terdiri dari 3 level yaitu : T 1 = Tanah Gromosol (diambil dari wilayah Kabupaten Sukoharjo). T 2 = Tanah Latosol (diambil dari wilayah Jumantono Kabupaten Karanganyar). T 3 = Tanah Regosol (diambil dari wilayah Kabupaten Wonogiri). Jadi ada 12 kombinasi perlakuan, tiap perlakuan dibuat 10 tanaman, sehingga seluruhnya diperlukan 12 x 3 x 5 = 360 tanaman. Analisa Data 1. Data dianalisis menggunakan metode analisis ragam, apabila perlakukan menunjukkan pengaruh nyata terhadap perubah (variabel yang diamati) maka dilanjutkan dengan uji perbandingan rata-rata menggunakan uji jarak berganda Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada jenjang murad a = 0,05 (Christensen,1996). 2. Analisis Usahatani : untuk mengukur prinsipprinsip ekonomi dalam usahatani yaitu : Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan RC ratio. a. Biaya Biaya total dari usha tani sambiloto dihitung dengan menggunakan rumus sbb: TC = TFC + TVC Keterangan : TC = Biaya total dari usahatani sambiloto (Rp). TFC = Total biaya tetap dari usahatani sambiloto ( Rp). TVC = Total biaya variabel dari usahatani sambiloto ( Rp ). 4 Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014

b. Penerimaan Nilai penerimaan total atau pendapatan kotor dari usahatani sambiloto dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : TR = TPP x p TPP = Total produk sambiloto ( kg ). P = Harga produk per unit dari ushatani sambiloto ( Rp / kg ). c. Keuntungan Usahatani Keuntungan usahatani sambiloto dihitung dengan menggunakan rumus sbb : = TR TC Keterangan : TR TC = Keuntungan usahtani sambiloto (Rp) = Penerimaan total dari usahatani sambiloto (Rp). = Biaya total dari usahatani sambiloto (Rp). d. RC- Ratio : Analisis imbangan biaya dan penerimaan. Analisis ini dapat dipakai untuk mengetahui tingkat efisiensi ekonomi dan menunjukkan daya saing dari produk yang dihasilkan pada usahatani. Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : RC-ratio = TR TC Keterangan : RC ratio : Return and Cost Ratio TR TC : Total Revenue : Total Cost HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Berat Simplisia Hasil tanaman sambiloto yaitu berupa simplisia, analisis ragam berat simplisia menunjukkan tingkat naungan (N) dan jenis tanah (T) berpegaruh sangat nyata dan ada interaksi kedua perlakuan. Rerata berat simplisia perlakuan N dan T disajikanttabel 3. Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 5

Tabel 1. Rerata berat simplisia sambiloto perlakuan tingkat naungan (N) dan jenis tanah (T) Perlakuan Berat simplisia (gram)/batang Perlakuan Berat simplisia (gram)/batang N 1 19,904 b T 1 19,473 c 19,487 b T 2 12,596 a N 3 14,600 ab T 3 15,151 b N 4 8,970 a Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada DMRT 5 %. Dari Tabel 3, rerata berat simplisia tertinggi diperoleh pada perlakuan N 1 yaitu 19,904 gram berbeda tidak nyata dengan (19,487 gram) dan jenis tanah T 1 (gromosol) yaitu 19,473 gram, sedang rerata berat simplisia terendah pada N 4 (8,970 gram). Hal ini berarti pemberian naungan sampai batas tertentu (30%), tidak berpengaruh pada fotosintesis tanaman sambiloto, sehingga tidak berpengaruh terhadap berat simplisia sambiloto. Produk bahan kering tanaman pada prinsipnya adalah hasil berat segar yang dihilangkan kadar airnya dengan cara dioven pada suhu 60-70 o C sehingga didapatkan berat konstan dan akhirnya yang tersisa adalah bahan organik yang hidup dalam biomassa (Harjadi, 1991). Jenis tanah Gromosol memberi hasil terbaik dimungkinkan dari hasil analisis tanah, jenis tanah gromosol paling baik kandungan N (Nitrogen) dan P (Pospor)nya sehingga dapat membantu penyediaan unsur hara tanaman, maka berpengaruh pada pertumbuhan vegetatif tanaman sambiloto yang pada akhirnya dapat meningkatkan berat simplisianya. Menurut Sarief (1985), hasil tanaman terutama dipengaruhi tersedianya unsur hara N dan P yang berperanan dalam pertumbuhan tanaman. Hasil tanaman hampir seluruhnya ditentukan oleh pengambilan air dan unsur hara bagi tanaman yang diolah melalui proses biosintesis (Sitompul dan Guritno, 1995). Tabel 2. Rerata berat simplisia sambiloto pada interaksi jenis tanah dan tingkat naungan Perlakuan N 1 N 3 N 4 T 1 21,589 d 23,300 d 22,622 d 10,383 abc T 2 15,789 bc 17,661 bc 9,217 ab 7,717 ab T 3 22,333 d 17,500 bc 11,961 abc 8,811 ab Keterangan : Angka-angka yg diikuti huruf sama menunjukkan berbeda tidak nyata DMRT 5 %. Berdasar tabel 2. Interaksi jenis tanah dan naungan, hasil tertinggi berat simplisia pada perlakuan tanah Gromosol dan naungan 30% atau T 1 sebesar 23,300 gr/batang berbeda tidak nyata dengan perlakuan tanah Gromosol naungan 50% atau T 1 N 3 (22,622 gr/batang). Hal ini berarti naungan sampai 50% tidak mempengaruhi berat simplisia sambiloto. Hal ini berarti sambiloto dapat berproduksi baik pada lahan ternaungi sehingga tanaman sambiloto dapat dibudidayakan pada lahan ternaungi (untuk memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan jati, mahoni dll). 6 Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014

2. Analisis Usahatani Dalam budidaya sambiloto, hasil yang mempunyai nilai ekonomi adalah simplisianya. Oleh karena itu dalam perhitungan usahatani sambiloto berdasar dari jumlah simplisia yang dihasilkan permusim tanam per hektar lahan. Beberapa alat analisis yang digunakan untuk mengukur penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam uasahatani antara lain : Biaya, Penerimaan, Keuntungan dan RC ratio. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Analisis pendapatan dan keuntungan usahatani sambiloto musim tanam 2013 Perlakuan Produksi (kg)/ha Biaya total (Rp) Pendapatan (Rp) Keuntungan (Rp) T1N1 3.454,24 7.735.000 25.906.800 18.171.800 T1N2 3.728,00 7.735.000 27.960.000 20.225.000 T1N3 3.619,52 7.735.000 27.146.400 19.411.400 T1N4 1.661,28 7.735.000 12.459.600 4.724.600 T2N1 2.526,24 7.735.000 18.946.800 11.211.800 T2N2 2.825,76 7.735.000 21.193.200 13.458.200 T2N3 1.474,72 7.735.000 11.060.400 3.325.400 T2N4 1.234,72 7.735.000 9.260.400 1.525.400 T3N1 3.573,28 7.735.000 26.799.600 19.064.600 T3N2 2.800,00 7.735.000 21.000.000 13.265.000 T3N3 1.913,76 7.735.000 14.353.200 6.618.200 T3N4 1.409,76 7.735.000 10.573.200 2.838.200 Sumber : analisis data primer. Keterangan - harga simplisia Rp 7000; / kg. - jarak tanam 25 x 25 cm, maka ada 160.000 tanaman / ha. Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 7

Tabel 4. Analisis RC ratio usahatani sambiloto musim tanam 2013 Perlakuan TR: Total Revenue (Rp) TC :Total cost (Rp) RC ratio = TR/TC T1N1 25.906.800 7.735.000 3,349 T1N2 27.960.000 7.735.000 3,615 T1N3 27.146.400 7.735.000 3,509 T1N4 12.459.600 7.735.000 1,611 T2N1 18.946.800 7.735.000 2,449 T2N2 21.193.200 7.735.000 2,739 T2N3 11.060.400 7.735.000 1,456 T2N4 9.260.400 7.735.000 1,197 T3N1 26.799.600 7.735.000 3,465 T3N2 21.000.000 7.735.000 2,715 T3N3 14.353.200 7.735.000 1,856 T3N4 10.573.200 7.735.000 1,367 Sumber : analisis data primer Dari Tabel 3, diketahui bahwa dalam analisis usahatani sambiloto pada berbagai perlakuan, ternyata yang paling menguntungkan adalah perlakuan interaksi jenis tanah gromosol dan naungan 30% (T 1 ) yaitu diperoleh keuntungan sebesar Rp 20.225.000/ ha/ musim tanam. Dari Tabel 4, nilai RCratio tertinggi adalah perlakuan interaksi jenis tanah gromosol dan naungan 30% yaitu nilai RC-ratio 3,615 ini berarti harga RC-ratio > 1 artinya produk usahatani sambiloto mampu berdaya saing dan menguntungkan. KESIMPULAN 1. Naungan berpengaruh sangat nyata terhadap hasil yaitu berupa berat simplisia. Hasil terbaik berat 2. Jenis tanah berpengaruh sangat nyata terhadap hasil sambiloto yang berupa berat simplisia, hasil tertinggi pada jenis tanah gromosol (T 1 ) sebesar 19,473 gr/batang. 3. Ada interaksi perlakuan jenis tanah dan naungan terhadap hasil yang berupa berat simplisia yaitu pada perlakuan jenis tanah gromosol dan naungan 30% atau T 1 (23,30 gr/batang ). 4. Hasil analisis usahatani, perlakuan interaksi tanah gromosol naungan 30% memberikan keuntungan tertinggi yaitu Rp 20.225.000/ ha/ musim tanam dan nilai R-C ratio tertinggi adalah perlakuan jenis tanah gromosol naungan 30% (T 1 ) yaitu nilai RC-ratio 3,615 ini berarti harga RC-ratio >1 berarti produk usahatani sambiloto mampu berdaya saing dan menguntungkan. simplisia pada perlakuan tanpa naungan N 1 (19,904 gr/batang) dikuti naungan 30% (19,487gr/batang). 8 Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014

UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Koordinator Perguruan Tinggi Swasta Wilayah VI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian No. 015/K6/KL/SP/2013, tanggal 16 Mei 2013 yang telah mendanai kegiatan penelitian ini. SARAN 1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut analisis usahatani sambiloto diberbagai daerah. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peningkatan kadar senyawa aktifnya dan aplikasinya dalam pengobatan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2001). Andrographis paniculata Ness. htttp://www.scirius.com. [ 15 Mei 2006].. (2002). Pemakaian Simplisia Tahun 2002. Badan POM. Jakarta.. (2003). Andrographis paniculata Ness. htttp:/ /www.hartwick.edu. [ 25 Mei 2007].. (2007). Sambiloto ( Andrographis paniculata Ness ). www.pd persi.co.id [10Juli 2007]. Christensen, R. (1996). Analysis of variance, Design and Regression : Applied Statistical Methods. Chapman and Hall. London. Dalimartha, S. (2003). Tumbuhan Obat. Penebar Swadaya. Jakarta. Hanan. (1996). Beberapa Catatan Penting Tentang Sambiloto. Warta Tumbuhan Obat Indonesia. Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Tradisional 3(1) : 9-16. Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Badan Peneliian dan Pengembangan Kehutanan. Jakarta. Harjadi,S. S. (1991). Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta. Muliawati, E. S. (2002). Kajian Tingkat Serapan Hara, Pertumbuhan dan Produksi Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) pada Beberapa Komposisi Media Tanam dan Tingkat Penyiraman. Prosiding Simposium Nasional II,Tumbuhan Obat dan Aromatik.251-255, E.S. dan Suharto. (2006). Kajian Pemanfaatan GA3 Pada Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) di Beberapa Jenis Tanah. Pross. Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XXIX. 230-235. Sarief, ES. (1985). Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana. Bandung. Sitompul,S.M. dan Guritno. (1995). Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Sudarmi. (2008). Pengaruh berbagai asal benih terhadap viabilitas sambiloto (Andrographis paniculata Ness). Majalah Eksakta. ISSN: 085-2155. XXXIV No.4/17/2008. 39-48. Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014 9

. dan Nikentari, I. (2011). Kajian Dosis Pupuk NPK dan Macam Media terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sambiloto (Andrographis paniculata Ness). Prosiding Seminar Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 7 Desember 2011. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. 30-37. Sudiatsa (2000). Budidaya dan Pengelolaan Pasca Panen Tanaman Obat-Langkah Awal Standarisasi Bahan Obat Tradisional. Balai Penelitian Tanaman Obat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Syukur C. dan Hernani. (2001). Budidaya Tanaman Obat Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta. Winarto, (2003). Sambiloto Budidaya Dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar Swadaya Jakarta. Yusron, M. dan Januwati, M. (2004). Pengaruh Kondisi Argoekologi terhadap Produksi dan Mutu Simplisia Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) Prosiding Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. XXVI. Kelompok Kerja Nasional Tanaman Obat Indonesia. 211-231. 10 Magistra No. 88 Th. XXVI Juni 2014