BAB I PENDAHULUAN. bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya. ada namun lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan Pendidikan Menengah Kejuruan terdapat pada Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi membawa dampak perubahan baru, yaitu persaingan

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tingkat persaingan hidup semakin hari semakin ketat dan sulit. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk berubah dari model pendidikan yang tradisional menjadi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia di dalam pembukaan Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan, ilmu pengetahuan dan teknologi pun berdampak pada pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

KEBIJAKAN TEKNIS. Oleh: Winarno, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dihadapkan pada tantangan-tantangan yang berat khususnya dalam

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya dengan cara meningkatkan kualitas pendidikan. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, memiliki keterampilan, keahlian, dedikasi,

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas ini diupayakan melalui sektor pendidikan baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan. Perusahaan mempunyai fungsi essensial untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. Potensi dibidang pendidikan di wilayah Tangerang sangat besar, ditandai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MENYEDIAKAN LAYANAN ROOM SERVICE PADA KESIAPAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SMK ICB CINTA WISATA

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemakmuran bagi suatu bangsa sangat berhubungan dengan mutu

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, sebagaimana pula termuat dalam pasal 31 bahwa tiap-tiap warga Negara

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat yaitu 206 juta jiwa merupakan kekayaan hidup yang. eksistensinya berpeluang untuk memimpin dunia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agus Muharam, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. SMK bersaing untuk mendapatkan institusi pilihan, perguruan tinggi pun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ini senada dengan pendapat Drucker (1996) bahwa kewirausahaan bukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan Tutor Oleh Gugus PAUD Dalam Rangka Meningkatkan Kinerja Tutor PAUD Di Desa Cangkuang Rancaekek

MANFAAT HASIL BELAJAR MEMBUAT SAMBAL PADA MASAKAN INDONESIA KESIAPAN COOK HELPER PESERTA DIDIK SMKN 9 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. dinikmati oleh seluruh komponen bangsa baik untuk masyarakat terpencil

IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI SUMATERA UTARA. Renova Marpaung. Abstrak. Kata Kunci : Manajemen Mutu, Pembangunan, Pendidikan

Makalah Tidak Lengkap!!!

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kecenderungan perubahan sosial dalam masyarakat. Masyarakat masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia adalah suatu aspek yang sangat penting bagi

Oleh : Sri Handayani NIM K

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga investasi dalam pendidikan bukan hanya memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, sangat memperhatikan dan terus mengupayakan peningkatan kualitas SDM, yang salah satunya dilakukan melalui jalur pendidikan. Pendidikan sebagai suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diharapkan mampu memberikan peran dan andil dalam akselerasi pembangunan. Pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional, karena memiliki posisi yang sangat strategis, mendasar dan potensial terutama untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu, pendidikan harus mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan. Mengingat sangat pentingnya bagi kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik-baiknya sehingga memperoleh hasil yang diharapkan. Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan dan atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Saat ini, dunia pendidikan harus diperlakukan dan dikelola secara professional, karena semakin ketatnyapersaingan, lembaga pendidikan akan ditinggalkan konsumen atau 1

2 masyarakat jika dikelola seadanya. Setiap lembaga pendidikan mengetahui bahwa proses pembelajaran di sekolah tidak akan pernah statis, akan tetapi senantiasa dinamis mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pesat. Tuntutan persaingan di dunia kerja, membutuhkan SDM yang berkualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut adalah melalui bidang pendidikan. Strategi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia diarahkan pada kemampuan kecakapan/ketrampilan peserta didik. Aspek ini meliputi tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Usaha peningkatan kualitas melalui pendidikan ini sesuai dengan visi Kementerian Pendidikan Nasional 2014 yang tercantum dalam Renstra Kementrian Pendidikan Nasional 2010 2014, yaitu terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional untuk membentuk insane Indonesia cerdas komprehensif. Sejalan dengan visi tersebut Direktorat Pembinaan SMK berhasrat pada tahun 2014 mewujudkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan menengah kejuruan untuk membentuk lulusan SMK yang berjiwa wirausaha, cerdas, siap kerja, kompetitif dan memiliki jati diri bangsa, serta mampu mengembangkan keunggulan lokal dan dapat bersaing di pasar global. Salah satu kebijakan strategis yang disusun dalam rangka memperluas pemerataan dan akses pendidikan adalah memperluas akses terhadap pendidikan di SMK sesuai dengan kebutuhan dan keunggulan lokal. Kebijakan untuk peningkatan

3 mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan dilakukan melalui penguatan programprogram antara lain pengembangan sekolah berbasis keunggulan lokal di setiap kabupaten atau kota dalam rangka melaksanakan amanat UU No.20/2003. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan menengah kejuruan dilakukan dengan mengembangkan program studi/jurusan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan juga menjadi minat para siswa. Terkait dengan kondisi tersebut, maka SMK memberikan alternatif solusi dengan memberikan bekal kompetensi. Dengan bekal inilah, siswa diharapkan mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik sebab mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan cara menciptakan pekerjaan untuk dirinya dan orang-orang yang ada di sekitarnya. Peningkatan mutu pendidikan dalam suatu wilayah merupakan bagian dari perencanaan strategis dan arah kebijakan pengembangan atau pembangunan wilayah. Pengembangan wilayah mencakup tiga hal yaitu: SDA, SDM dan teknologi yang sering disebut dengan tiga pilar pengembangan wilayah. Ketiga pilar tersebut merupakan elemen internal wilayah yang saling terkait dan berinteraksi membentuk satu system.dan mencerminkan kinerja dari suatu wilayah. Kenyataan yang ada, jumlah anak didik yang langsung memasuki dunia kerja lebih banyak daripada anak-anak yang ingin melanjutkan proses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut (Saroni, 2008:2) bukan karena tidak mampu mengikuti proses pendidikan lebih lanjut, tetapi kondisi kehidupan yang seringkali menjadi alasan utamanya. Disisi lain pihak DU (Dunia Usaha)/DI (Dunia Industri)

4 kecewa karena anak-anak yang memasuki lapangan pekerjaan tidak mempunyai bekal yang memadai untuk kualifikasi pekerjaan yang diharapkan. Dari sisi kependudukan 76,48 % adalah angkatan kerja dan bekerja sebanyak 93,75% yang didominasi sebagai pekerja informal 64,63%, dari sebaran tingkat pendidikan ternyata di dominasi oleh lulusan SMP ke bawah 72,34%, lulusan SMA / SMK 21,56% dan Perguruan Tinggi 6,10%. Data dari Biro Statistik Kabupaten Semarang tahun 2013, jumlah anak usia sekolah dari tingkat SD sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA, MA dan SMK) rata-rata pertumbuhan usia anak sekalah semenjak tahun 2006-2012 adalah sebexar 0, 69 % per tahun. Jumlah anak sekolah yang tertampung di bangku sekolah mulai dari tingkat TK sampai dengan SMA/SMK dan MA selama dua tahun terakhir mencapai sekitar 66 % dari jumlah anak usia sekolah. Sementara sisanya 31%, diduga tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, atau memasuki dunia kerja baik sebagai karyawan atau berwiraswasta. Fenomena yang menarik untuk dikaji yaitu terjadi adanya perubahan perilaku lulusan Sekolah Menengah Pertama dalam memilih sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Minat lulusan SMP untuk melanjutkan ke SMA rata-rata mengalami penurunan sebesar 2% per tahun dan yang melanjutkan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) rata-rata meningkat sebesar 18 % setiap tahunnya. Semakin tingginya persaingan dunia kerja, tak sedikit orang yang kini lebih memilih sekolah kejuruan. Alasannya, sekolah kejuruan bisa memberikan bekal kecakapan hidup berdasarkan potensi dan kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Pendidikan

5 kejuruan adalah jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. SMK adalah jenjang pendidikan menengah vokasional pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). SMK ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas 10 sampai Kelas 12, kecuali SMK khusus/tertentu ada yang ditempuh dalam waktu 4 tahun mulai dari Kelas 10 sampai Kelas 13. Orientasi SMK adalah : (1) Membekali kompetensi/ketrampilan siswa untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja di dunia usaha/dunia industry, (2) membekali kompetensi/ketrampilan siswa untuk hidup mandiri mengembangkan wirausaha, menciptakan lapangan kerja, (3) membekali kompetensi/ketrampilan dan kecakapan akademis siswa untuk memberikan peluang melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini berarti siswa sekolah kejuruan dipersiapkan dengan berbagai ketrampilan sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Lembaga pendidikan perlu memiliki kemampuan dalam pengelolaan untuk menghasilkan lulusan yang siap memasuki dunia kerja serta memiliki kompetensi. Lulusan harus bisa diterima pasar sehingga akan tercipta adanya keunggulan, sehingga pada akhirnya akan menarik siswa dalam memilih.pengelolaan pengetahuan akan pengelolaan pengetahuan dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja dan memiliki kompetensi yang bersaing merupakan tahap awal dalam proses dan aplikasi strategi pemasaran modern. Kondisi tersebut merupakan salah satu daya tarik produk (sekolah) yang perlu dikembangkan (Hamond et al dalam studinya, 2009:3). Mutu proses pembelajaran dan pelayanan di SMK tidak dapat dilepaskan dari peran para

6 staff pengajar dan administrasi. Mereka merupakan sumber keunggulan dan sekaligus wujud lain dari mutu. Astuti, RD (2011:3) menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan pelayanan sangat mempengaruhi minat untuk memilih jurusan yang ada di lembaga pendidikan.. Suatu produk memiliki atribut yang sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen akan dianggap cocok dan mempengaruhi pengambilan keputusan oleh konsumen. Produk yang sesuai dengan harapan konsumen tentu saja akan lebih memungkinkan untuk direspon dan dibeli. Dalam strategi pemasaran baik itu promosi, penempatan posisi produk, atribut produk serta dalam melakukan pelayanan terhadap para pembeli atau pelanggan (customer service) dapat menarik keputusan konsumen. Keputusan memilih merupakan salah satu bagian dari perilaku konsumen yang berarti suatu proses yang melibatkan seseorang ataupun suatu kelompok untuk memilih, membeli, menggunakan dan memanfaatkan barang-barang, pelayanan ide ataupun pengalaman untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mengambil judul Pengaruh Atribut Produk Dan Customer Service Terhadap Keputusan Siswa Memasuki Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) Kelas XI Manajemen Pemasaran (MP) Di SMK Negeri 1 Sipirok.

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya pengaruh atribut produk terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 2. Adanya pengaruh customer service terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 3. Adanya pengaruh atribut produk dan customer service terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 4. Salah satu indikator yang menyebabkan keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok adalah pengaruh atribut produk dan customer service yang kurang baik. 1.3 Pembatasan Masalah Mengingat keterbatasan waktu dan keluasan materi, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini. Adapaun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Pengaruh Atribut Produk Dan Customer Service Terhadap Keputusan siswa memasuki SMK Di SMK Negeri 1 Sipirok.

8 1.4 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Apakah ada pengaruh atribut produk terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 2. Apakah ada pengaruh customer service terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 3. Apakah ada pengaruh atribut produk dan customer service terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 1.5 Tujuan Masalah Adapun tujuan penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 2. Untuk mengetahui pengaruh customer service terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok? 3. Untuk mengetahui pengaruh atribut produk dan customer service terhadap keputusan siswa memasuki SMK di SMK Negeri 1 Sipirok?

9 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini yaitu : 1. Bagi Peneliti Untuk menerapkan teori-teori yang pernah diperoleh di saat perkuliahaan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, terutama menyangkut masalah pengaruh atribut produk, customer service terhadap keputusan pelanggan. 2. Bagi Sekolah Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi siswa-siswi SMK Negeri 1 Sipirok dalam proses pembalajaran terutama dalam bidang pemasaran dan dalam hal lainnnya. 3. Bagi Universitas Negeri Medan Sebagai tambahan referensi kepustakaan dibidang manajemen pemasaran khususnya mengenai atribut produk, customer service terhadap keputusan pelanggan. 4. Bagi Pihak Lain Diharapkan dapat menjadi alternatif rujukan bagi peneliti lainnya dengan konsep penelitian yang sejenis.