Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hingga kelahiran dan pertumbuhan bayi selanjutnya. (Depkes RI, 2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. dibawah 11 gr% (Saifuddin, 2001), sedangkan menurut Royston (1993) anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Menurut Manuaba (2010),

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru. pertumbuhan janin pada seorang ibu. Ibu hamil merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berat badan kurang dari 2500 gram pada saat lahir (Hasan & Alatas, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) masih merupakan masalah di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kematian ibu dan bayi di Indonesia yang masih tinggi

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA HAMIL DENGAN KEJADIAN BBLR DI RUMAH SAKIT DR. NOESMIR BATURAJA TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Intra Uterine Fetal Death (IUFD)

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. tahun Konsep pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan dan merupakan masalah gizi utama di Indonesia

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Aribul Maftuhah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN. apabila seorang ibu hamil dapat mengatur makanan yang dikonsumsinya. secara sempurna. Kehamilan yang sehat dapat diwujudkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama mengenai gizi yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu

TINJAUAN PUSTAKA Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Definisi Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesehatan ibu merupakan salah satu tujuan Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. anemia pada masa kehamilan. (Tarwoto dan Wasnidar, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ketidak cukupan asupan makanan, misalnya karena mual dan muntah atau kurang

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan mempunyai arti yang sangat penting bagi manusia, karena

BAB 1 PENDAHULUAN. calon ibu dan bayi yang dikandung harus mendapatkan gizi yang cukup banyak

BAB I PENDAHULUAN. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB I PENDAHULUAN. anemia masih tinggi, dibuktikan dengan data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

BAB 1 PENDAHULUAN. dan atau perkembangan fisik dan mental anak. Seseorang yang sejak didalam

HUBUNGAN PREEKLAMSIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN KETUBAN PECAH DINI DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD DR. H. MOCH. ANSHARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Anemia defisiensi besi (ADB) masih menjadi. permasalahan kesehatan saat ini dan merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lainnya. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. berkeadilan. Dimana penduduk hidup dalam lingkungan dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. antara gram), dan berat badan lebih (berat lahir 4000 gram). Sejak

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting. dalam menentukan derajat kesehatan masyatakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia

BAB I PENDAHULUAN. Di Era Globalisasi seharusnya membawa pola pikir masyarakat kearah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan kehamilan yang dapat menyebabkan kematian (Dinana,

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan pembangunan nasional

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah kelahiran hidup. Faktor-faktor yang mempengaruhi AKB

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) IBU DAN PENINGKATAN BERAT BADAN SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

PENGARUH UMUR KEHAMILAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu proses fisiologi yang terjadi hampir pada setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. adalah kematian ibu dan angka kematian perinatal. Di dunia, setiap menit

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

STATUS GIZI IBU HAMIL SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BAYI YANG DILAHIRKAN

BAB I PENDAHULUAN. Target Milleneum Development Goals (MDGs) sampai dengan tahun 2015 adalah

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan merupakan masa yang dihitung sejak Hari Pertama

Transkripsi:

Hubungan Antara Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di RS Pendidikan Panembahan Senopati Bantul Rudi Harjanto 1 dan Alfaina Wahyuni 2 1 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UMY 2 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UMY Email: Alfaina_umy@yahoo.com ABSTRAK Pendahuluan: Salah satu indikator derajat jesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi. Angka ini masih tinggi di Indonesia khususnya pada tahap perinatal. 2-27% kematian perinatal berkaitan dengan problem Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR berhubungan dengan permasalahan gizi pada ibu hamil. Permasalahan gizi pada ibu hamil yang terbanyak adalah masalah anemia pada kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian BBLR. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian non experiment. Menggunakan metode survey analitik dengan rancangan survei case control dengan menggunakan pendekatan retrospective.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin dan bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul yang di ambil dari data rekam medis dari bulan januari sampai agustus 2011. Sampel penelitian sebanyak 128 kasus BBLR dan 128 kasus tidak BBLR. Untuk mengetahui hubungan Anemia pada ibu hamil dan anemia, data dianalisis dengan Uji X2 dengan tingkat kemaknaan 95%. Hasil dan Pembahasan: pada kelompok kasus, anemia terjadi pada 66 orang (51,6%). Sedangkan pada kelompok kontrol 26 orang mengalami anemia (20,3%). Dari uji X2 terlihat bahwa ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian BBLR (p<0,05, OR 4,176). Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan antara Anemia pada ibu hamil dengan kejadian BBLR (p<0,05). Anemia pada ibu hamil mempunyai risiko 4,176 kali lipat terjadi BBLR dibandingkan dengan ibu hamil tanpa anemia. Kata Kunci: : Anemia, Bayi Berat Lahir Rendah

1. PENDAHULUAN Salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi di Indonesia tercatat 51,0 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2003. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena gangguan perinatal. Seluruh kematian perinatal sekitar 2 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu saat hamil, yang dipengaruhi oleh konsumsi energi dan protein yang tidak adekuat. Berat bayi lahir merupakan cerminan dari status kesehatan dan gizi selama hamil serta pelayanan antenatal yang diterima ibu. Gizi ibu yang buruk sebelum kehamilan maupun pada wanita sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR atau lahir mati dan menyebabkan cacat bawaan. Disamping itu, BBLRdapat pula menyebabkan hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir, dan mudah terkena infeksi. (Kusumawati dan Mutalazimah, 2004). Jumlah BBLR di Kabupaten Bantul 530 kasus (5,09 %), paling tinggi diantara 3 kabupaten lain di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinas Kesehatan Provinsi Yogyakarta, tahun 2010). Empat masalah gizi di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi dan asam folat dalam tubuh. Kekurangan hemoglobin pada ibu hamil dapat menyebabkan anak lahir dengan Berat Badan Bayi Rendah, keguguran, dan juga mengakibatkan anemia pada bayinya(tarwoto dan Wasnidar, 2007). Prevalensi anemia pada ibu hamil di Kabupaten Bantul paling tinggi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebesar 23,9% (Profil Kesehatan propinsi DIY, 2010). Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan antara Anemia pada ibuhamil dengan

kejadian bayi berat lahir rendah di RSUDPanembahan senopatibantul tahun 2011 2. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian non experiment. Menggunakan metode survey analitik dengan rancangan survei case control dengan menggunakan pendekatan retrospective. Sampel dalam penelitian ini adalah 128 ibu bersalin dengan bayi baru lahir rendah di RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagai kelompok kasus dan 128 dan 128 Ibu hamil yang melahirkan bayi berat lahir normal sebagai kelompok control

Karakteristik Responden Kelompok Kontrol dan Kasus Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan umur, paritas, usia kehamilan, janin, pekerjaan, dan pendidikan di Rumah Sakit Umum Daerah Penembahan Senopati Bantul Tahun 2011 Karakteristik Responden Umur (Tahun) Frekuensi kelompok control (%) Frekuensi kelompok kasus (%) 20-35 128 (100%) 128 (100%) Jumlah 128 (100%) 128 (100%) Paritas 1 81 (63.3%) 85 (66.4%) 2 34(26.6%) 27 (21.1%) 3 9 (7.0%) 14 (10.9%) 4 4 (3.1%) 2 (1.6%) Jumlah 128 (100%) 128 (100%) Usia Kehamilan 38-42(Minggu) 128 (100%) 128 (100%) Jumlah 128 (100%) 128 (100%) Jumlah Janin Tunggal 128 (100%) 128 (100%) Jumlah 128 (100%) 128 (100%) Pekerjaan Ibu Buruh 14 (10.9%) 21 (16.4%) IRT 72 (56.3%) 70 (54.7%) PNS 6 (4.7%) 3 (2.3%) Swasta 29 (22.7%) 27 (21.1%) Tani 7 (5.5%) 7 (5.5%) Jumlah 128 (100%) 128 (100%) Pendidikan Ibu SD 17 (13.3%) 26 (20.3%) SMP 33 (25.8%) 33 (25.8%) SMA 64 (50.0%) 63 (49.2%) D III 11 (8.6%) 4 (3.1%) S 1 3 (2.3%) 2 (1.6%)

Jumlah 128 (100%) 128 (100%) Sumber : Data Sekunder 2011

HASIL DAN PEMBAHSAN Tabel 1. Hubungan antara Anemia Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul BBLR BBLN Total BBL Kadar HB F % F % F % Anemia 66 71,7 26 28,2 92 100,0 2 hitung OR Sig. Tidak Anemia 62 37,8 102 62,2 164 100,0 27,147 4,176 0,000 Jumlah 128 50,0 128 50,0 256 100,0

Berdasarkan tabel 2 tersebut di atas dapat diketahui bahwa 71,7% ibu hamil anemia melahirkan BBLR sedangkan ibu hamil yang tidak anemia melahirkan BBLR sebesar 37,8% (x2 27,147; p<0,05, OR 4,176). Ibu hamil yang menderita anemia berpeluang melahirkan BBLR 4,176 kali lebih besar daripada ibu yang tidak menderita anemia. Hasil penelitian menunjukan dari 258 responden terdapat 92 (35,9%) ibu yang mengalami anemia dan 164 (64,1%) ibu hamil tidak mengalami anemia. Banyaknya ibu hamil yang tidak menderita anemia disebabkan kerena terpenuhinya asupan gizi, zat besi dan asam folat saat saat hamil. Pendidikan ibu hamil yang mayoritas SMA sebanyak 127 (49,6%) merupakan salah satu faktor banyaknya ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan, tingkat pengetahuan, status ekonomi, penyakit kehamilan dan asupan nutrisi faktor penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil (Manuaba, 1998). Asupan nutrisi yang baik selama kehamilan dapat mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.apabila selama kehamilan ibu tidak mengalami anemia sehingga metabolism tubuh dapat bekerja sicara optimal dan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan dapat perpenuhi untuk menghindari terjadinya BBLR. Anemia merupakan masalah yang sering dialami oleh ibu hamil.anemia ibu hamil terjadi karena kekurangan zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan zat besi yang tidak optimal, kehilanga darah yang disebabkan perdarahan. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan Kementerian Kesehatan memperlihatkan bahwa sekitar 45-50% ibu hamil di Indonesia tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup. Menurut Atikah dkk (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya bayi berat lahir rendah adalah anemia, umur ibu, Penyakit kehamilan, gizi yang kurang, usia kehamilan, dan kehamilan tunggal. Apabila ibu tidak mengalami anemia, umur ibu 20-35 tahun, penyakit

kehamilan, ibu tidak menderita kekurangan energi kronis, usia kehamilan(uk) 37 minggu, dan ibu hamil tunggal maka ibu akan melahirkan bayi dengan berat lahir normal. Berat bayi pada saat lahir merupakan patokan dalam menilai proses tumbuh kembang pasca lahir. Berat bayi dikatakan normal jika berat lahir 2500 gram dan dikatakan berat lahir rendah jika berat lahir < 2500 gram. Hasil penelitian menunjukkan dari 92 responden yang mengalami anemia 66 (71,7%) bayi lahir dengan berat lahir rendah, hal ini disebabkan karena ibu saat hamil mengalami anemia. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa anemia ibu hamil merupakan salah satu faktor resiko penyebab terjadinya bayi berat lahir rendah (BBLR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu bersalin yang menderita anemia berpeluang lebih besar untuk melahirkan BBLR. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa anemia adalah salah satu faktor resiko penyebab terjadinya BBLR, hal ini disebabkan karena berkurangnya hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen yang dibutuhkan untuk metabolism sel. Anemia ibu merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan karena sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu selama hamil serta berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Tarwoto dan Wasnidar, 2007).Anemia pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan dan kejadian asfiksia (Manuaba, 1998). Hubungan antara anemia ibu hamil dan kesejahteraan janin merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. BBLR berkaitan dengan tingginya angka kematian bayi. BBLR dapat berdampak jangka pendek seperti hipotermia, hipoglikemia, hiperglikemia, masalah pemberian ASI, gangguan imunologik, ikterus, sindroma gangguan pernapasan, meliputi penyakit menbran hialin, aspirasi mekonium, asfiksia, apnea

periodik, retrolental fibroplasia disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan, masalah perdarahan : pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah, pemberian O2 belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis, perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi. Dampak jangka panjang BBLR antara lain gangguan pertumbuhan dan perkembangan,gangguan bicara dan komunikasi, gangguan neurologis dan kognisi(proverawati, dkk, 2010). KESIMPULAN Terdapat hubungan yang signifikan antara Anemia Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Tahun 2011, OR 4,176, dan P 0,000). Manuaba, IBG.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Penerbit : Jakarta, EGC. Proverawati Atikah. Dkk. 2010.Berat Badan Lahir Rendah. Penerbit Mitra Cendekia: Yogyakarta. SDKI Tahun 2010.Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu di Indonesia. di unduh tanggal 2012.dari http://www.bappenas.or.id Tarwoto, Wasnidar. 2007. Anemia Pada Ibu Hamil. penerbit: Trans Info Media.Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2003. Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar. Jakarta DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 2005. Buku Acuan Pelatihan Pelayanan Kegawatdaruratan Obstetri Neonatal Esensial Dasar. Jakarta.