BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 Ayat 7 disebutkan adanya standar proses dalam pendidikan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut standar proses dijabarkan sebagai suatu kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar proses digunakan sebagai pedoman, acuan dan atau tahapan guru saat melakukan pembelajaran di kelas dengan tujuan pembelajaran yang dilakukan dapat berlangsung secara efektif, efisien dan inovatif sehingga kompetensi lulusan yang diharapkan dapat tercapai. Oleh karena itu, Permendikbud Nomor 103 tahun 2014 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran di Sekolah Menengah Atas tidak terlepas dari pelajaran Untuk mempelajari Geografi tidak cukup hanya dengan hafalan, namun juga membutuhkan pemahaman. Pemahaman (understanding) merupakan tujuan yang sangat mendasar dalam belajar. Menurut Santyasa (2012: 2) konsepsi teoritis yang melandasi pernyataan tersebut adalah sebagai berikut : (1) Dalam belajar, understanding construction menjadi lebih penting dibandingkan memorizing fact (2) Rote learning leads to inert knowledge we know something but never apply it to real life. (3) Salah satu tujuan pendidikan adalah memfasilitasi peserta didik to achieve understanding yang dapat diungkapkan secara verbal, numerikal, kerangka pikir positivistik, kerangka pikir kehidupan berkelompok, dan kerangka kontemplasi spiritual. (4) Understanding is knoledge in thoughtful action. (5) Pemahaman adalah suatu proses mental terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan. (6) Pemahaman merupakan landasan bagi peserta didik untuk membangun commit to insight user dan wisdom. (7) Pemahaman 1
2 merupakan indikator unjuk kerja yang siap direnungkan, dikritik, dan digunakan oleh orang lain. (8) Pemahaman merupakan perangkat baku program pendidikan yang merefleksikan kompetensi. (9) Pemahaman muncul dari hasil koreksi, evaluasi, dan refleksi diri sendiri. Dalam kegiatan pembelajaran pemahaman dianggap lebih penting jika dibandingkan dengan menghafal sebuah fakta. Rote learning atau hafalan hanya mengarahkan pada pengetahuan yang statis (tidak berkembang), dengan hafalan peserta didik hanya akan sekedar mengerti namun tidak dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan dari pendidikan adalah untuk mencapai sebuah pemahaman, yang dimaksud pemahaman disini adalah pemahaman dalam substansi maupun pemahaman dalam melakukan tindakan yang bijaksana terhadap sesama dan lingkungan. Oleh karena itu, pemahaman dapat dijadikan landasan bagi peserta didik untuk membangun wawasan dan kebijaksanaan. Berdasarkan wawancara dengan guru Geografi kelas XI IPS dan observasi yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 01 Karanganyar diperoleh informasi bahwa pembelajaran Geografi yang dilakukan guru SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar didominasi dengan penggunaan metode ceramah disertai bantuan LKS (Lembar Kerja Siswa) dan pembelajaran hanya terfokus pada guru (teacher centre) sehingga kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, akibatnya peserta didik menjadi bosan dan akhirnya asyik bermain sendiri serta tidak memperhatikan penjelasan materi oleh guru. Media pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar pun masih sangat minim, selain media yang sangat minim sarana dan prasarana di sekolah tersebut juga tidak lengkap seperti tidak adanya LCD proyektor, tidak adanya LCD proyektor sangatlah menyulitkan guru dalam menjelaskan materi. Padahal tidak semua materi cocok diajarkan dengan menggunakan metode ceramah dan ada beberapa materi yang memang perlu dijelaskan menggunakan gambar atau video. Setiap materi memiliki karakteristik yang berbeda-beda, model dan media pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pembelajaran haruslah sesuai dengan karakteristik materi tersebut. Oleh karena itu, guru harus menguasai
3 berbagai macam jenis model serta perlu menyiapkan media yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dimungkinkan dapat mendukung pembelajaran, yang nantinya mampu mengoptimalkan hasil belajar peserta didik, bagaimana cara guru menyampaikan materi agar peserta didik dapat memahami materi yang dipelajari, serta peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, pemahaman serta hasil belajar Geografi peserta didik akan lebih optimal jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru sesuai dengan karakteristik materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran Learning Cycle merupakan model yang dapat menggali pemahaman peserta didik. Learning Cycle atau dalam Bahasa Indonesia berarti siklus belajar. Learning Cycle adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered). Model pembelajaran Learning Cycle 5E dan Learning Cycle 7E pada dasarnya adalah sama, yang membedakan keduanya hanyalah tahapan-tahapan pembelajarannya. Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga peserta didik dapat menguasai kompetensi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperanan aktif. Proses pembelajarannya pun bukan lagi sekedar transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik, tetapi merupakan proses pemerolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan peserta didik secara aktif dan langsung. Kelebihan dari model pembelajaran Learning Cycle adalah 1) dapat membangkitkan semangat belajar peserta didik; 2) Meningkatkan motivasi belajar, kerjasama serta partisipasi peserta didik; 3) Peserta didik berpeluang untuk menyampaikan pendapat dan gagasannya; 4) Kegiatan belajar lebih bermakna dan 5) Pengetahuan yang didapatkan lebih melekat karena kegiatan pembelajaran melibatkan partisipasi peserta didik. Model pembelajaran Learning Cycle memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksperimen menemukan dan memahami konsep, kemudian menyimpulkan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Dalam pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator, peserta didiklah yang berperan aktif
4 sepenuhnya. Materi Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan" merupakan materi yang membutuhkan pemahaman, peserta didik harus dapat membedakan mana pengelolaan yang ramah lingkungan dan mana pengelolaan yang dapat merusak lingkungan. Selain itu peserta didik dituntut agar dapat menjelaskan dampak serta merumuskan upaya untuk menanggulangi kerusakan lingkungan akibat pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak ramah lingkungan. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran Learning Cycle diduga cocok pada materi "Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan, sesuai dengan karakteristik model pembelajaran tersebut. Dengan bereksperimen, peserta didik dapat mengetahui bagaimana contoh pengelolaan Sumber Daya Alam yang berwawasan lingkungan pada berbagai sektor baik pertanian maupun pertambangan, kemudian peserta didik menganalisis dampak dari pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak berwawasan lingkungan, serta merumuskan upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak tersebut, setelah itu peserta didik menyimpulkan sendiri hasil dari eksperimen yang telah dilakukan. Sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami konsep karena peserta didik sendirilah yang membangun konsep tersebut dari kegiatan eksperimen. Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan maka penting dilakukan penelitian tentang PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI PESERTA DIDIK KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/ 2016. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah pengenalan berbagai masalah yang timbul sehubungan dengan hal-hal yang akan diteliti. Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Masih banyak guru Geografi yang memposisikan pelajaran Geografi dengan menghafal terutama pada sub pokok bahasan "Pengelolaan Sumber Daya Alam berwawasan lingkungan". 2. Kegiatan pembelajaran masih commit terfokus to user pada guru (teacher centre), metode
5 pembelajaran yang digunakan didominasi dengan metode ceramah disertai bantuan LKS (Lembar Kerja Siswa) sehingga kurang memberikan kesempatan peserta didik untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. 3. Media pembelajaran serta sarana prasarana penunjang kegiatan pembelajaran geografi di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar sangat minim. 4. Guru Geografi kelas XI di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar menggunakan strategi, metode, dan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran. 5. Masih rendahnya pemahaman konsep peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran Geografi berakibat pada rendahnya hasil belajar Geografi. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan maka akan lebih terfokus apabila penelitian ini dibatasi pada : 1. Model pembelajaran yang digunakan dibatasi pada model pembelajaran Learning Cycle 7E, Learning Cycle 5E dan Ekspositori pada mata pelajaran Geografi. 2. Variabel yang diteliti adalah hasil belajar Geografi. 3. Objek dalam penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI SMA D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E, Learning Cycle 5E, dan Ekspositori pada sub pokok bahasan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan peserta didik Kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar commit Tahun to user Ajaran 2015/2016?
6 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan model Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016? 4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang pembelajaran Learning Cycle 5E pada sub pokok bahasan Pengelolaan Sumber SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2015/2016? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 7E, Learning Cycle 5E, dan Ekspositori pada sub pokok bahasan Pengelolaan Sumber Daya Alam Berwawasan Lingkungan peserta didik Kelas XI SMA 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang 3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5E dengan model
7 4. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Geografi peserta didik yang pembelajaran Learning Cycle 5E pada sub pokok bahasan Pengelolaan Sumber F. Manfaat Penelitian Adanya penelitian ini di harapkan dapat diambil manfaat antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat Teoretis a. Manfaat penelitian ini secara teoretis adalah untuk menambah dan mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan Geografi khususnya dalam bidang pendidikan Geografi. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka menggali hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Geografi. c. Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh model pembelajaran Learning Cycle terhadap hasil belajar Geografi peserta didik. 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru yaitu menambah wawasan guru dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan KD. b. Manfaat bagi peserta didik yaitu memudahkan peserta didik memahami pelajaran Geografi serta menarik perhatian peserta didik untuk memperdalam pelajaran Geografi. c. Manfaat bagi peneliti yaitu hasil penelitian ini nantinya diharapkan bermanfaat sebagai referensi bagi peneliti lain.