BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Return Saham Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogianto,2000:107). Return investasi dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return realisasi (realize return) adalah return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi dapat berfungsi sebagai pengukur kinerja perusahaan maupun untuk menentukan return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor pada masa yang mendatang. Return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi (Tandelilin,2001:48). Jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh investor. Capital gain (loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga saham yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Return saham dinyatakan dengan rumus sebagai berikut (Jogianto,2000:109) Return keterangan : saham P ( t) P P ( t 1) ( t 1) D t...............(1) Dt P(t) = dividen tunai per lembar saham yang dibagikan pada periode t = harga saham pada periode t P(t-1) = harga saham pada periode t-1 13
2.1.2 Pengertian Saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham (Tandelilin,2001:18). Saham dibedakan menjadi saham preferen dan saham biasa. Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari saham biasa dengan obligasi. Hal ini dikarenakan saham preferen memberikan pendapatan tetap seperti obligasi dan juga mendapatkan hak kepemilikan seperti pada saham biasa. Hak-hak yang melekat pada saham preferen yaitu hak mendahului pembagian dividen dibandingkan dengan saham biasa, hak mendahului dalam hal pembagian kekayaan perusahaan apabila terjadi likuidasi daripada saham biasa, tetapi secara teori tidak memiliki hak suara. Saham biasa adalah sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham biasa mempunyai hak suara (voting rights) dalam hal pemilihan direktur ataupun manajemen perusahaan dan juga turut berperan dalam pengambilan keputusan penting perusahaan pada rapat umum pemegang saham, serta hak untuk memperoleh sisa pembagian kekayaan perusahaan bila dilakukan likuidasi. Investor yang membeli saham biasa belum tentu mendapatkan pendapatan tetap dari perusahaan, namun investor dapat memperoleh keuntungan dari selisih harga (capital gain) dengan memanfaatkan fluktuasi harga saham di pasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham diantaranya adalah persepsi pasar/calon investor terhadap keadaan fundamental perusahaan, suku bunga, 14
inflasi, nilai tukar mata uang, serta kondisi politik dan ekonomi suatu negara. Keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi pada saham adalah dividen dan capital gain sedangkan risiko yang mungkin timbul adalah capital loss, risiko likuidasi, dan kerugian perusahaan yang mengakibatkan tidak diperolehnya dividen. 2.1.3 Kategori Saham Saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek dapat dibagi atas kelompok berdasarkan kapitalisasi. Menurut Robert Ang (1997:64), berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya (market capitalization) saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu : 1. Kapitalisasi besar (Big Cap) Saham yang berkapitalisasi besar ini merupakan saham-saham yang nilai kapitalisasi pasarnya lebih dari atau sama dengan Rp. 5 triliun. Saham berkapitalisasi besar inilah yang sering disebut dengan Blue Chip. Pada umumnya perusahaan dalam kategori ini mempunyai prestasi yang panjang dalam pendapatan dan dividen. Perusahaan-perusahaan Blue Chip ini adalah perusahaan besar yang juga menjadi leader (pimpinan) di bidang industrinya. Saham kelompok ini kebanyakan menjadi incaran investor untuk investasi jangka panjang, karena potensi pertumbuhan perusahaan yang mengagumkan disamping pembagian dividen serta risiko yang relatif rendah. 2. Kapitalisasi sedang (Mild Cap) Saham yang berkapitalisasi sedang merupakan saham-saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar berkisar antara Rp. 1 triliun hingga Rp. 5 triliun. Saham 15
kelompok ini memiliki return on investment yang relatif besar dan harga sahamnya umumnya cenderung stabil atau naik. Pada umumnya perusahaanperusahaan yang berkapitalisasi sedang ini adalah perusahaan yang cukup besar dan telah berada dalam industrinya dalam jangka waktu yang cukup lama. 3. Kapitalisasi kecil (Small Cap) Saham berkapitalisasi kecil merupakan saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar di bawah Rp. 1 triliun. Saham pada kelompok ini memiliki saham yang harganya relatif murah, namun demikian juga diiringi oleh risiko yang besar berupa kerugian. 2.1.4 Pengertian dan Kegiatan Bank Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir,2007:23). Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana ini merupakan kegiatan utama dari perbankan. Dengan kata lain keuntungan utama dari bisnis perbankan diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan. Keuntungan dari selisih bunga ini di bank dikenal dengan istilah spread based. Disamping itu perbankan juga 16
melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung lainnya yang diberikan secara berhubungan langsung ataupun tidak dengan kegiatan simpanan dan kredit. Jasa perbankan lainnya antara lain : kiriman uang (trasfer), inkaso (collection), kliring (clearing), penjualan mata uang asing, safe deposit box, traveler cheque, bank card, bank draft, letter of credit, bank garansi dan referensi bank, serta jasa bank lainnya. Kelengkapan dari jasa bank yang ditawarkan sangat tergantung dari kemampuan bank masing-masing. Dengan kata lain semakin mampu bank tersebut, maka semakin banyak produk yang ditawarkan. Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen serta fasilitas yang dimiliki bank tersebut. 2.1.5 Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana baik untuk jangka panjang. Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat berharga yang beredar (Sunariyah,2004:4). Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang biasa diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public autorithies, maupun perusahaan swasta (Suad Husnan,2004:3). Definisi lain dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001:218) mendefinisikan pasar modal sebagai suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan 17
tapi kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal (investor) dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah dan jangka panjang. 2.1.6 Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Sucipto,2003:1). Kinerja keuangan merupakan salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan laba/rugi serta laporan perubahan modal. Neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang, dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) laba/rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menjelaskan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan (Munawir,2002:5). Tetapi dalam prakteknya sering diikutsertakan kelompok lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh penjelasan lebih lanjut misalnya laporan perubahan modal kerja, laporan arus kas, laporan biaya produksi, dan lain sebagainya. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan yang bersangkutan. Rasio-rasio keuangan tersebut terdapat pada laporan keungan yang diterbitkan langsung oleh perusahaan. Analisis dan interpretasi dari macam macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih 18
baik mengenai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan dibandngkan dengan analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri sendiri yang tidak berbentuk rasio (Sawir,2003:6). 2.1.7 Rasio Keuangan yang Mempengaruhi Harga Saham Rasio keuangan dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya (Pandji Anoraga & Piji Prakarti,2003:111). 1) Rasio Likuiditas, yang menyatakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pendek. Rasio ini terbagi menjadi Current Rasio, Quick Ratio, dan Net-Working Capital. 2) Rasio Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, dimana rasio ini terbagi menjadi Debt Ratio, Debt to Equity Ratio, Long-Term Debt to Equity Ratio, Long- Term Debt to Capitalization Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow To Net Income, dan Cash Return On Sales. 3) Rasio Aktivitas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan harta yang dimilikinya, terbagi menjadi Total Asset Turnover, Fixed Asset Turnover, Account Receivable Turnover, Inventory Turnover, Average Collection Period, dan Day s Sales Inventory. 4) Rasio Rentabilitas, menunjukkan kemampuan dari perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, terbagi menjadi Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Operating Return On Asset, Return On Equity, dan Operating Ratio. 19
5) Rasio Pasar, menunjukkan informasi penting perusahaan dan diungkapkan dalam basis per saham, terbagi menjadi Dividend Yield, Dividend Per Share, Earning Per Share, Dividend Payout Ratio, Price Earning Ratio, Book Value Per Share, dan Price To Book Value. Kinerja keuangan suatu perusahaan erat kaitannya dengan return saham. Dalam penelitian ini digunakan Current Ratio, Total Aset Turnover, Return on Investment, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio untuk menilai pengaruhnya terhadap return saham perusahaan Perbankan. Pengaruh masingmasing rasio tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Current Ratio (CR) Menurut Agus Sartono (2001:116), likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan. Semakin tinggi nilai Current Ratio suatu perusahaan maka return saham perusahaan tersebut akan meningkat. Ini berarti Current Ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Current ratio = Aktiva lancar Hutang lancar x 100% (2) 2) Total Asset Turnover (TAT) TAT merupakan rasio pengelolaan aktiva yang mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Rasio tersebut dihitung dengan 20
jalan membagi penjualan dengan total aktiva (Bringham dan Houston,2001:83), atau dapat dikatakan bahwa perputaran aktiva adalah rasio yang mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari setiap rupiah yang dimiliki (Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti,2004:75). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Total Assets Turnover = Penjualan Total aktiva... (3) Besar kecilnya jumlah aktiva dalam perusahaan dapat mempengaruhi laba yang dihasilkan. Perusahaan yang memiliki terlalu banyak aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi, dan akibatnya laba akan menurun. Perusahaan yang memiliki aktiva terlalu sedikit, menyebabkan kesempatan untuk mendapatkan penjualan yang menguntungkan akan hilang. 3) Return on Investment (ROI) Return on Investment merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan. ROI merupakan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva (Sartono,2001:123). Besarnya ROI dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Return on investment (ROI) = Laba Setelah Pajak Total Aktiva x 100%... (4) Semakin tinggi Return on Investment suatu perusahaan, semakin tinggi pula kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan total aktiva yang dimilikinya. Hal ini akan 21
mengakibatkan pendapatan saham turut meningkat sehingga antara Return on Investment dengan return saham terdapat hubungan yang searah (positif). 4. Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio merupakan bagian dari rasio leverage atau rasio solvabilitas. Rasio leverage atau rasio solvabilitas mengukur sampai seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh modal pinjaman. DER merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang (Riyanto,2001:333). Besarnya DER dapat dicari dengan rumus sebagai berikut : Debt to equity ratio = Total hutang Modal sendiri... (5) Kreditur menggunakan DER untuk mengukur keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditur dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. DER yang semakin besar menunjukkan bahwa semakin besar modal pinjaman yang digunakan oleh perusahaan. Hal ini dapat menimbulkan risiko keuangan tidak hanya bagi perusahaan namun juga bagi kreditur dan para pemegang saham. Kondisi tersebut dapat menurunkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya sehingga harga saham cenderung turun. Penurunan harga saham dapat menurunkan return saham. Hal itu mencerminkan adanya hubungan tidak searah (negatif) antara DER dengan return saham. 22
5) Price Earning Ratio (PER) Price Earning Ratio tergolong sebagai rasio pasar. Rasio pasar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur pengakuan pasar terhadap kondisi keuangan yang dicapai perusahaan. Informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayar oleh investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. PER membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba per lembar saham yang diperoleh dari pemilik perusahaan (Husnan,2004:75). Besarnya PER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Price Earning Ratio = Harga saham Laba per lembar saham.... (6) Kenaikan Price Earning Ratio menunjukkan bahwa harga saham terhadap pendapatan bersih per sahamnya akan semakin tinggi. Keadaan ini akan membuat pendapatan saham yang diharapkan investor juga mengalami peningkatan sehingga antara Price Earning Ratio dan return saham memiliki hubungan yang searah atau positif. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang menjadi pedoman penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Wiarta (2005) dengan judul Pengaruh Dividen Payout ratio, Return on Investment, dan Price Earning Ratio Terhadap Return Saham pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2003. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ROI 23
dan PER secara bersama-sama berpengaruh terhadap return saham. Variabel ROI secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham sedangkan PER secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Penelitian ini juga menemukan bahwa variabel DPR tidak mampu memoderasi hubungan antara ROI dan PER dengan return saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama sama menggunakan teknik analisis linier berganda dan untuk menguji hipotesis menggunakan Uji F (serempak) dan Uji t (parsial). Selain itu variabel terikat sama yaitu return saham, serta variabel bebasnya juga menggunakan ROI dan PER. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada periode penelitian, penelitian ini menggunakan periode 2003 2007 sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah 2000 2003. selain itu penelitian sebelumnya meneliti mengenai perusahaan otomotif sedangkan penelitian ini meneliti tentang perusahaan pada sub sektor perbankan. Penelitian ini juga tidak menggunakan DPR sebagai variabel moderator seperti pada penelitian sebelumnya. 2) Penelitian yang dilakukan oleh Darmawan (2005) dengan judul Pengaruh Beberapa Rasio Keuangan dan EVA Terhadap Return saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Return on Asset, Earning per Share, dan EVA secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 2000-2003. Berdasarkan pengujian secara 24
parsial diperoleh bahwa EVA mempunyai pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta periode 2000 2003. Pada penelitian ini nilai beta untuk masing-masing variabelnya adalah CR (-0,028), DER (-0,041), TAT (-0,009), ROA (-0,023), dan EPS (-0,017). Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama sama menggunakan teknik analisis linier berganda dan untuk menguji hipotesis menggunakan Uji F (serempak) dan Uji t (parsial). Selain itu variabel terikat sama yaitu return saham, serta variabel bebasnya juga menggunakan CR, DER, dan TAT. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada periode penelitian, penelitian ini menggunakan periode 2003 2007 sedangkan periode pada penelitian sebelumnya 2000 2003. Selain itu penelitian sebelumnya meneliti mengenai perusahaan manufaktur sedangkan penelitian ini meneliti tentang perusahaan pada sub sektor perbankan. Penelitian ini juga tidak menggunakan Earning Per Share, dan EVA sebagai variabel bebas seperti pada penelitian sebelumnya. 3) Penelitian yang dilakukan Siti (2002) dengan judul Keterkaitan kinerja keuangan Perusahaan dengan Return Saham. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa variabel independen yang merupakan ukuran kinerja keuangan perusahaan seperti Earning Per Share, Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity, dan Economic Value Added yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham adalah EPS dan ROE untuk tahun 1997, PER untuk tahun 1998, dan tidak ada satupun 25
ukuran kinerja keuangan perusahaan yang berpengaruh signifikan terhadap return saham untuk tahun 1999. hal ini berarti selama periode pengamatan EVA tidak mempunyai hubungan yang signifikan terhadap return saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama sama menggunakan variabel terikat berupa return saham, selain itu variabel bebas yang digunakan juga berupa Price Earning Ratio dan Debt to Equity Ratio. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada periode penelitian, penelitian ini menggunakan periode 2003 2007. Sedangkan penelitian sebelumnya meneliti pada periode 1997 1999. Selain itu, penelitian ini juga tidak menggunakan variabel bebas berupa Earning Per Share, Return on Equity, dan Economic Value Added seperti pada penelitian sebelumnya. 4) Penelitian yang dilakukan oleh Gantyowati (2001) dengan judul Hubungan Antara Operating Cash Flow dan Accrual dengan Return Saham : Studi pada Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Operating Cash Flow dan Agregat Accrual tidak mempunyai hubungan dengan return saham, sedangkan Current Accrual (perubahan working capital) dan Non Current Accrual mempunyai hubungan dengan return saham. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama sama menggunakan variabel terikat berupa return saham. Perbedaannya terletak pada variabel bebas yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa Current Ratio, Total Aset Turnover, Return on Investment, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio 26
sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan variabel bebas berupa Operating Cash Flow, Agregat Accrual, Current Accrual, dan Non Current Accrual. 5) Penelitian yang dilakukan oleh Sutiawan (2008) dengan judul Pengaruh Return on Assets, Operating Cash Flow, dan Economic Value added Terhadap Stock Return pada Industri Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel bebas berupa Return on Assets, Operating Cash Flow, dan Economic Value added berpengaruh signifikan terhadap stock return. Secara parsial, hanya variabel Return on Assets yang berpengaruh signifikan terhadap stock return. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama sama menggunakan variabel terikat berupa return saham atau stock return. Variabel bebas yang digunakan juga berupa Return on Assets/Return on Investment. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini tidak menggunakan variabel bebas seperti Operating Cash Flow dan Economic Value added, selain itu penelitian sebelumnya meneliti tentang industri pertambangan sedangkan penelitian ini meneliti tentang perusahaan pada sub sektor perbankan. 27
2.3 Rumusan Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian sebelumnya maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1) Bahwa Current Ratio, Total Aset Turnover, Return on Investment, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan pada sub sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. 2) Bahwa Current Ratio, Total Aset Turnover, Return on Investment, Debt to Equity Ratio dan Price Earning Ratio secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan pada sub sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2007. 28