BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arief Rahmansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan dengan. sengaja agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam mengembangkan sikap disiplin siswa. Karena disekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia. Pada intinya pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan, maka berbicara pula tentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana individu tersebut hidup.

BAB III METODE PENELITIAN. teknik validasi hasil penelitian, dan instrumen penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Negara (Undang-Undang No. 20 Tahun 2003) informal dapat melalui keluarga dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pada dasarnya dilahirkan kedunia membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

III. METODE PENELITIAN. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMA Negeri 4

BAB III METODE PENELITIAN. penelitiannya berkarakteristik kualitatif. Kirk dan Miller (dikutip Moleong, 2013; 4)

BAB I PENDAHULUAN. Program pendidikan nasional diharapkan dapat menjawab tantangan harapan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB III METODE PENELITIAN. Dorongan utama untuk mengadakan penelitian ialah instink ingin tahu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran yang

Pendapat lain menurut Sugiyono (2010, hlm. 50) bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen bab I ketentuan. umum pasal 1,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Isaac & Michael

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Manfaat dari pendidikan di sekolah, antara lain adalah menambah wawasan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aman belajar bagi dirinya sendiri, sekaligus bagi siswa lain yang berada di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, agar berlangsung tertib, efektif dan efisien. Norma-norma itu

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai sasaran, seorang peneliti perlu menggunakan suatu metode yang tepat,

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. siswa (Studi Deskriptif Analitis di SMAN 1 CIASEM Kabupaten Subang) dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Metode

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP PERAN GURU BIMBINGAN KONSELING DENGAN KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENAATI TATA TERTIB SEKOLAH.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang.Hukum kekayaan merupakan ketentuan-ketentuan yang. subjek hukum dengan membuat suatu ikatan tertentu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang Maha Esa, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,

BAB III METODE PENELITIAN

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Republik Indonesia, pendidikan nasional berfungsi untuk

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI PENELITIAN. Berdasarkan hasil Penelitian tentang pengaruh penerapan tata tertib

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu enam bulan ini diharapkan dapat dimaksimalkan peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penentuan tempat penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu

KEDISIPLINAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Banyudono, Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. daninformasi dengan bantuan bermacam - macam materi yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimana, negara memiliki tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor penting dalam memajukan bangsa dan negara. Pada pembukaan UUD 1945 alinea ke empat, yaitu :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dipilihnya pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai negara yang maju dan berkembang. fungsi pendidikan. Adapun fungsi pendidikan pada undang-undang RI No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN. (Qualitative research) adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Tujuan pendidikan adalah membentuk seorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

ESENSI HUKUMAN DISIPLIN BAGI PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KABUPATEN WONOGIRI T E S I S

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pembangunan nasional pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seluruhnya, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur baik materiil maupun spirituilnya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam mencapai tujuan pembangunan tersebut dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunya potensi dan karakteristik sebagai warga Negara yang baik, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam membentuk sumber daya manusia tersebut diperlukan proses dan waktu yang tidak sebentar sehingga diperlukan proses pendidikan secara dini kepada generasi muds karena generasi ini yang kelak akan melakukan peduangan, citacita bangsa dan mengisi kemerdekaan. Salah satu kunci keberhasilan pembangunan adalah sumber daya manusia. Hal ini berpijak dari rasionalisasi fundamental bahwa manusia memegang posisi strategic yakni sebagai subyek/pelaku pembangunan sekaligus sebagai obyek pembangunan. Faktor dominan yang mesti kita kembangkan untuk keberhasilan pembangunan, terutama berkaitan dengan sumber daya manusia, adalah sikap dan perilaku disiplin. Secara sederhana disiplin dapat diartikan sebagai sikap patuh, taat dan tertib terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Sikap dan perilaku

disiplin ini sangat diperlukan bagi berlangsungnya suatu bangsa, seperti diungkapkan oleh Soeprapto (1996 :3) : Disiplin merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan bersama yang teratur, tertib, yang merupakap syarat mutlak bagi berlangsungnya suatu kemajuan dan perkembangan. Suatu masrakat tanpa disiplin akan mengarah pads bentuk anarki, suatu masyarakat tanpa guran, serba membolehkan dan dapat saja akan menimbulkan kekacauan. Dalam konteks kehidupan, maka sikap dan perilaku disiplin merupakan sesuatu yang sangat Ognjfikin' pentingf agar kondisi kehidupan tersebut berjalan dengan baik (dps~ ) dan layak (*~). Oleh karena itu, sangat beralasan (arpmot - ative) apabila berbagai upaya dilakukan untuk membina, menumbuhkan dan mengembangkan kedisiplinan dalam wapana kehidupan individual, keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan Negara. Dari uraian Batas memberikan pemahaman kepada kits tentang arti penting dan urgenitasnya sikap clan perilaku disiplin bagi keberlangsungan hidup suatu bangsa. Menyadari akan hal ini, maka langkah yang diambil pemerintah dengan mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN) dipandang sangat tepat dan strategis. Manifestasi Disiplin nasional sudah barang tentu akan berhasil dengan baik manakala telah tumbuh kesadaran disiplin pribadi/individual dan disiplin social yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Wujud pembinaan sikap dan perilaku disiplin generasi muds khususnya dikalangan siswa adalah melalui pendidikan. Harus disadari bahwa pendidikan mempunyai makna dan arti strategis dalam rangka menciptakan karakter-karakter manusia yang kreatif dan inovatif yang sangat di t oleh pembangunan dewasa ini. Maka sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal mei-4~angan

peranan penting dalam menumbuhkembangkan sikap dan perilaku disiplin dikalangan siswa. Salah satu komponen yang ada d' ekolah yaitu guru, dimana guru yang sangat besar peranan dan tanggung jawabnya dalam pendidikan, pembinaan sikap dan perilaku pelajar yang meliputi jugs sikap disiplin siswa. Terutama guru PKN mempunyai peranan yang sangat penting selain memberikan materi pelajaran jugs memberikan nilai, moral, dan norms yang ada di masyarakat kepada pelajar sebagai pedoman. Guru PKN mempunyai fungsi dan peran khusus dalam penanaman nilai disiplin baik itu di dalam lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. PKn bertujuan untuk membina dan membelajarkan anak didik menjadi warga Negara yang baik, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki rasa kebangsaan yang kuat/mantap, sadar dan mampu membina serta melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai masyarakat dan bangsa negaranya, tact alas, demokratis dan partisipatif-aktif-kreatif-positif. Sasaran utama guru PKn adalah membawa anak didiknya menjadi manusia. Indonesia yang memiliki rasa kesadaran yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai warga Negara yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Nu'man Sumantri (1976 : 35) bahwa "Guru PKn harus banyak berusaha agar siswa-siswinya mempunyai sikap yang baik, kecerdasan yang tinggi, serta kete Ilan yang bermanfaat, oleh karena itu guru PKn harus dapat memanfaatkan fungsinya sebagai penuntun moral, sikap serta memberi dorongan kearah yang lebih baik. Sebagai pengajar, guru berperan menyampaikan gagasan dan. informasi,

melatih keterampilan dan membina sikap tertentu pads siswa-siswanya, dan sebagai pendidik, guru harus mengenal kekuatan dan kelemahannya, mengetahui seberapa jauh is telah mengembangkannya (M. I. Soelaeman, 1985 : 19-25). Dalam uraian atas disebutkan bahwa guru terutama dalam hal ini guru PKn harus bisa membina sikap tertentu pada, siswa-siswanya terutama sikap disiplin. Sikap disiplin ini diperlukan dalam pembangunan agar tujuan pembangunan ini tercapai sebagaimana, mestinya. Apabila sikap disiplin sudah tertanam dalam diri siswa dan sudah barang tentu bukan hanya tertanam tetapi jugs sudah dapat melaksanakan dan membiasakan bersikap disiplin maka peran guru terutama guru PKn sudah dapat terealisasikan. Dari uraian d' tas semakin jelas pentingnya peran guru PKn untuk menumbuhkembangkan sikap disiplin siswa yang menjadi dasar bagi siswa dalam berperilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan Negara. Oleh karena, itu, peneliti ingin meneliti lebih jauh mengenai "Peranan Guru PKn terhadap Pembentukan Sikap Disiplin Siswa". (Studi Deskriptif Analitis terhadap Siswa SMUN 24 Bandung). B. RUMUSAN MASALAH 1. Rumusan Masalah Untuk memudahkan proses penelitian dan supaya tidak tedadi kesimpangsiuran dalam penelitian ini, maka secara umum masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :"Bagaimana Peranan Guru PKn terhadap Pembentukan Sikap Disiplin Siswa".

2. Pembatasan Masalah Mengingat luasnya ruang lingkup kajian yang berkaitan dengan masalah tersebut diatas dan keterbatasan penulis maka penelitian ini dibatasi dalam beberapa sub masalah sebagai berikut 1. Bagaimana profil guru PKn? 2. Bagaimana sikap disiplin siswa? 3. Bagaimana peran guru PKn dalam membentuk sikap disiplin siswa? 4. Hambatan apa yang ditemukan dalam menumbuhkan perilaku disiplin siswa? 5. Upaya apa yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi kesulitan dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa? C. TUJUAN PENELITIAN a. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang dikemukakan d' tas, yang secara umum adalah untuk memperoleh gambaran secara faktual mengenai peranan guru PKn terhadap pembentukan sikap disiplin siswa. b. Tujuan khusus Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana profil guru PKn? b. Untuk mengetahui bagaimana sikap disiplin siswa?

c. Untuk mengetahui bagaimana peranan guru PKn dalam membentuk sikap disiplin siswa? d. Untuk mengetahui hambatan apa yang ditemukan dalam menumbuhkan sikap disiplin siswa? e. Untuk mengetahui upaya apa yang dilakukan guru PKn untuk mengatasi kesulitan dalam menumbuhkan kedisiplinan siswa? D. KEGUNAAN PENELITLAN Bobot suatu penelitian dapat dilihat dari segi kegunaan yang dapat diberikan dari hasil penelitian, dalam penelitian inipun penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri, kehidupan disekolah, maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu a. Kegunaan Teoritis Sebagai ajang pengembangan disiplin ilmu yang ditekuni penulis yaitu PKn, FPIPS UPI Bandung. b. Kegunaan Praktis a. Memberikan gambaran secara faktual dan akurat tentang bagaimana peranan guru PKn terhadap pembentukan sikap disiplin siswa. b. Memberikan masukan kepada, pendidik dalam membina sikap dan perilaku pelajar. Diharapkan menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan akan arti penting lingkungan sekolah sebagai salah sate sarana dalam membina sikap E. DEFINISI OPERASIONAL Dalam penelitian ini ads dua hal penting yang akan dikaji yaitu a. Peranan Guru PKn. Peranan adalah sekelompok norms-norms dan harapan mengenai tingkah laku seseorang (Y Singgih D Gunarsa dan Singgih D Gunarsa, 2001 :

101). Peranan merupakan aspek yang dinamis dari suatu kedudukan atau status. Merupakan konsep tentang hal apa saja yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat (Suparto, 1987 : 75). Dalam penelitian ini diartikan sebagai hak, wewenang serta kewajiban guru Pkn dalam menjalankan proses belajar mengajar dan pembentukan sikap disiplin siswa. Guru PKn adalah guru yang berwenang dan ditugasi mengajar bidang studi PKn. Menurut A. Kosasih Djahiri (1992 :11) guru adalah "...orang yang tugas perannya mengajar ; berdiri dan menyampaikan pelajaran dimuka kelas dengan tugas akhir menentukan penilaian atau yang mengabdi pads dunia pendidikan". Guru PKn yang dimaksud adalah guru yang berwenang dan ditugasi mengajar bidang studi PKn. Peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya. Jadi yang dimaksud peranan guru PKn dalam penelitian ini adalah hal apa saja yang dapat dilakukan guru PKn dalam mengembangkan, membina, dan membentuk sikap disiplin siswa. b. Pembentukan Sikap Disiplin Siswa Pembentukan adalah proses, cars, perbuatan membentuk. Sikap merupakan tingkah laku siswa sebagai tanggapan terhadap perangsang yang datang dari luar dan dalam dirinya selamapsekolah. Disiplin menurut Amir Daien Indrakusuma (1973 : 239) adalah "Adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan atau larangan-larangan, kepatuhan disini bukan karena adanya tekanan dari luar, tetapi kepatuhan yang didasari oleh adanya kesadaran tentang nilai dan pentingnya peraturan dan larangan-larangan tersebut". Disiplin biasanya dipahami sebagai perilaku dan tats tertib yang sesuai dengan peraturan dan ketetapan, atau perilaku yang diperoleh dari tindakan.

(Thomas Gordon, 1996). Dalam penelitian ini disiplin berarti kepatuhan terhadap peraturan atau larangan atas dasar kesadaran sendiri terhadap pentingnya peraturan tersebut untuk pembentukan kepribadian yang baik. Sikap disiplin berarti adanya kesediaan untuk mematuhi peraturan dan larangan kepatuhan, bukan karena adanya tekanan dari luar, tetapi kepatuhan yang didasari adanya an kesadaran tent 9, "i pentingnya peraturan dan larangan tersebut. Siswa dapat diartikan sebagai peserta didik, yaitu anggota masyarakat yang berusaha mengemb Wdkan dirinya melalui proses pendidikan tertentu (LILT No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 1993 : 3). Disiplin siswa, dalam penelitian ini adalah kepatuhan siswa terhadap atau larangan sekolah atas dasar kesadaran sendiri terhadap pentingnya peraturan atau larangan tersebut untuk pembentukan kepribadian yang baik. Jadi pembentukan Sikap disiplin siswa dalam penelitian ini adalah upaya guru PKn dalam meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan larangan kepatuhan. Penelitian ini ingin menelusuri bagaimana disiplin dapat diterapkan di sekolah. Dalam kaftan ini, pengertian membiasakan diri bukan merupakan tujuan akhirtwds), sebab yang menjadi tujuan dari disiplin adalah kesadarn akan disiplin diri (se"isc'ipline). Beberapa indikator yang dipakai dalam studs ini antara lain ketertiban, kebersihan, waktu, pakaian, pergaulan, kegiatan-kegiatan sekolah, dan hukuman atau sanksi. Indikator-indikator yang ditampilkan itu pads dasarnya telah dikonferesikan dalam norms-norms atau tats tertib sekolah, untuk memperoleh gambaran yang komprehensif tentang pelaksanaan disiplin di sekolah di satu pihak dan implementasinya di pihak lain. Dengan demikian, akan diperoleh gambaran mengenai proses (usaha-usaha sekolah terutama guru ) dan hasil (kesadaran siswa akan disiplin). F. METODIP, DAN TEKNIK PENELITIAN a. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu mencari gambaran tentang peranan guru PKn dalam pembentukan sikap disiplin siswa, maka metode yang digunakan ialah deskriptif. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanapiah Faisal (1999:20) : "Penelitian deskriptif (descriptive research), yang biasa disebut jugs penelitian taksonomik (taxonomic research), seperti telah disebutkan sebelumnya, dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jelas mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti." Dalam penelitian ini sifat data yang dikumpulkan adalah dengan penelitian Icualitatif. Seperti dikemukakan oleh Kirk dan Miller yang cl!ku~oleh Lexy J. Moleong (2000 : 3) :"Penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pads pengamatan pads manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya". b. Teknik pengumpulan data 1) Observasi ialah pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap objek penelitian. Observasi merupakan langkah awal untuk memperoleh data yang diperlukan. Dengan melakukan observasi peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang sedang diteliti dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum objek yang akan diteliti. 2) Wawancara, yaitu memberikan pertanyaan secara langsung dengan lisan kepada responderl untuk melengkapi data dan kepada informan adalah guru dan siswa yang ada hubungannya dengan peran guru khususnya guru PKn dalam membentuk sikap disiplin siswa. 3) Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan kajian dokumen untuk memperoleh keterangan yang berhubungan dengan masalah penelitian khususnya data dan keterangan yang berhubungan dengan masalah penelitian khususnya data dan keterangan tentang tenaga kependidikan siswa, fasilitas, dan sejarah berdirinya sekolah.

4) Studi kepustakaan, yaitu mempelajari kepustakaan untuk mendapat informasi yang sesuai dengan masalah yang diteliti. C. Pengolahan dan Analisis Data kualitatif menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh Lexy J. Moleong (19~6 : 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekeda dengan data, me "gi nisir data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Langkah-langkah analisis data kualitatif 1. Reduksi data 2. Display data adalah sekumpulan informasi tersusun yahg akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh. 3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi G. lokasi Lokasi penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung. Dalam hal ini perlu terlebih dahulu dijelaskan tentang subjek penelitian itu, menurut Nasution (1992 : 32) bahwa : "subjek penelitian adalah sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive dan bertalian dengan purpose atau bertujuan tertentu". Berdasarkan uraian tersebut maka yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah a. Siswa 1) Siswa yang Bering melanggar 2) Siswa yang patch 3)Siswa yang pandai b. Guru 1) Guru PKn 2) Guru BP

c. Kepala sekolah dan wakil kepala sekolah kesiswaan