BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas generasi mendatang, termasuk perannya sebagai pemantapan jati diri.

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB I PENDAHULUAN. bertambah pula kebutuhan akan perumahan. Menurut teori Maslow yang

BAB I PENDAHULUAN. satu yang diutamakan, karena hal itu yang menentukan berhasil atau gagalnya

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menerapkan prionsip syariah semakin berkembang pesat. Pelopor

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain (Susanto, 2008:59). nyata dari sektor perbankan (Lupiyoadi dan Hamdani, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Kendala yang sering dipermasalahkan dan merupakan kendala utama adalah

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (fala>h{). Fala>h{

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap dana juga mengalami perkembangan, tidak hanya kebutuhan. mendapatkan keuntungan secara ekonomis dan sosial.

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh ini perbankan syariah telah menunjukkan eksistensinya dalam roda

I. PENDAHULUAN. Rumah merupakan suatu kebutuhan primer dan hak dasar manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar sangat strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah. Terutama menyangkut tempat tinggal yang merupakan papan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. properti dapat pula dijadikan sebagai pentujuk mulai membaiknya atau. ekonomi secara umum yang sedang berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan Interest Free Banking. 1 Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan sudah dimulai dari zaman dahulu,

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam skripsi ini, maka penulis menyimpulkan sebagai berikut: 1.

BAB I PENDAHULUAN. rumah yang diidamkan ternyata tidaklah mudah. ( menyebabkan semakin

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. Juni 2006, h Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafi i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Syariah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB V PEMBAHASAN. A. Skema Pembiayaan Kongsi Pemilikan Rumah di Bank Muamalat. Indonesia Kantor Cabang Pembantu Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. tonggak perkembangan perbankan Islam adalah didirikannya Islamic

BAB III LANDASAN TEORI. penyaluran dana). Sehingga produk-produk yang disediakan oleh Bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. juga aspek ekonomi. Dalam aspek ekonomi Islam melarang adanya praktek. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

DOKUMENTASI WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.

BAB I. Bandung, 2003, hal. xi 2 Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Tentang Perbankan, hal. 5. Penerapan prinsip..., Indah Fajarwati, FH UI, 2011

BAB I PENDAHULUAN. Akad memfasilitasi setiap orang dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingannya

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

LAMPIRAN-LAMPIRAN. 1. Foto foto penelitian. Wawancara di Bank Muamalat. Wawancara di Bank Muamalat. Cabang Malang tanggal 08 Mei 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan dan kecukupan dalam keuangan, maka masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, Perbankan Syariah di Indonesia. mengalami perkembangan yang cukup pesat dan signifikan.

BAB II KOMPETENSI DAN PROFESIONALITAS SDM PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian syariah, dilihat dari sektor ini. menginginkan adanya sebuah perbankkan yang benar-benar menerapkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

MUSYARAKAH MUTANAQISAH SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBIAYAAN KPRS DI BANK SYARIAH. Kajian LiSEnSi, Selasa, 23 Maret 2010

BAB I PENDAHULUAN. nasional memposisikan bank sebagai lembaga intermediasi dan penunjang

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis tidak lepas dari peran bank selaku pelayan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. syariah dianggap sangat penting khususnya dalam pengembangan sistem ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB I PENDAHULUAN. properti bisa mencapai 20% pertahun tahun. Keadaan ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan perbankan yang bebas bunga dan beroperasi

A. Mekanisme Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah 1. Skema Pembiayaan KPR Muamalat ib dengan Menggunakan Akad Murabahah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perekonomian dalam masyarakat di suatu Negara. Bank sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Hukum perbankan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang berlandaskan Al-quran dan As-sunnah. Tak lain tujuan. dan mengalirkan dana sesuai dengan undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan kepada ajaran islam yang diturunkan Allah SWT melalui Nabi. 2. Adanya tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terpenuhi. Semua ini tergantung pada kemampuan masing-masing orang

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH ANTARA AKAD MURA>BAH}AH DENGAN AKAD MUSHA>RAKAH MUTANA>QIS}AH DI BANK MUAMALAT CABANG DARMO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jenis kebutuhan manusia terdiri dari tiga macam yaitu sandang, pangan, dan

BAB II LANDASAN TEORI. diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Bank percaya kepada

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. namun hal tersebut tidak berdampak pada bank syari ah. Bank Syari ah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. tidak menawarkan sesuatu yang merugikan hanya demi sebuah keuntungan sepihak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan jumlah penduduk yang makin meningkat/padat, tuntutan akan tersedianya berbagai fasilitas yang mendukung kehidupan masyarakat juga mengalami peningkatan. Hal tersebut mendorong pihak pemerintah maupun swasta untuk melaksanakan pembangunan, terutama di bidang perumahan. Perkembangan penduduk yang pesat dan perkembangan ekonomi yang tidak stabil berdampak pada sulitnya individu untuk dapat memiliki rumah. Rumah merupakan kebutuhan setiap manusia. Rumah menjadi tempat kembali dari aktifitas sehari-hari. Selain itu, juga merupakan tempat untuk melakukan berbagai aktivitas yang sangat dibutuhkan oleh semua orang, misalnya tempat untuk tidur, makan, tempat berkumpulnya keluarga, dan lain sebagainya.

2 Permasalahan di masyarakat mendapat respon positif dari para pengusaha yang begerak di bidang perumahan. Para pengusaha menyediakan tempat tinggal dengan ukuran dan berbagai tipe guna memenuhi keinginan pembeli sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki individu. Mengatasi permasalahan tersebut, pemerintah, developer, dan bank melakukan berbagai cara untuk mewujudkan impian masyarakat akan pemilikan rumah melalui fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR). 1 KPR adalah suatu fasilitas dengan tanpa harus membayar secara tunai atas rumah dan tanah yang ingin dimilikinya. 2 Berkaitan dengan KPR ini, selain pemerintah dan pihak developer, bank mempunyai peran penting untuk mengupayakan dana perkreditan. Bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. KPR merupakan suatu fasilitas unggulan dari perbankan nasional sekarang ini. Bank berperan sebagai pemberi kredit dalam pembiayaan kepemilikan rumah melalui fasilitas KPR. Mayoritas konsumen properti di Indonesia memanfaatkan fasilitas KPR dari bank, baik Bank Konvensional maupun Bank Syariah. Namun permintaan akan KPR syariah lebih banyak, sehingga banyak bank yang menawarkan fasilitas KPR syariah. Bedanya, bank syariah dalam melakukan kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest free), tetapi berdasarkan prinsip syariah, yaitu 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Cet. 6, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 61. 2 Maryanto Supriyono, Buku Pintar Perbankan, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2011), h. 124.

3 prinsip pembiayaan keuntungan dan kerugian (profit and loss sharing principle atau PLS principle). 3 Sistem bunga yang diterapkan dalam kredit pemilikan rumah di bank konvensional membuat masyarakat ragu untuk bertransaksi. Dalam al-qur an dinyatakan bahwa Allah SWT telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah al- Baqarah (2): 275 berikut: Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah : 275) 4 3 Sutan Remi Sjahdeini, Perbankan Islam Dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: Pusat Utama Grafiti, 1999), h. 4. 4 Al-Qur an Al-Karim Surat Al-Baqarah Ayat 275.

4 Hadirnya perbankan syariah dari bank syariah di Indonesia, merupakan bukti bahwa Islam telah memberikan petunjuk bagi manusia dalam melakukan berbagai aktivitas yang terkait di dalam cakupan ekonomi. Islam mengajarkan kepada pemeluknya untuk mencari harta dengan segala cara asalkan tidak keluar dari rambu-rambu yang ada, rambu-rambu itu antara lain mencari yang halal lagi baik, tidak dengan batil, menjauhi riba, maisir, dan gharar. 5 Dalam al-qur an juga telah ditegaskan untuk menjauhi segala hal yang bertentangan dengan riba, maisir, dan gharar, yakni dalam surat ar-rum: 39 Artinya: Dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya). (QS. Ar-Rum: 39) 6 Dengan dasar ekonomi dan dasar hukum itulah, Bank Muamalat Indonesia memberikan sistem pemilikan rumah alternatif bagi masyarakat di Indonesia, baik yang muslim ataupun non-muslim, dengan menerbitkan produk KPR yang sesuai dengan prinsip syariah, dengan pilihan akad Murâbahah (jual beli dengan tambahan margin) dan Musyârakah Mutanâqishah (kerjasama sewa). Karena dari berbagai bank-bank syariah, 5 Muhammad Syafi I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 12. 6 Al-Qur an Al-Karim Surat Ar-Rum Ayat 39.

5 hanya Bank Muamalat yang memiliki dua akad yang berbeda dalam produk KPR yang biasa dalam Bank Muamalat disebut dengan istilah Pembiayaan Hunian Syariah (PHS). Murâbahah adalah bentuk jual beli yang pada dasarnya merupakan penjualan dengan keuntungan (margin) tertentu yang ditambahkan diatas biaya perolehan. Murâbahah atau Pembelian, artinya adalah angsuran fixed selama jangka waktu angsuran. Murâbahah ini dalam kata lain bisa diartikan antara kita dan bank seperti melakukan akad jual beli rumah. Selama masa angsuran belum lunas, rumah ini sudah dianggap menjadi milik kita. Angsuran Murâbahah tiap bulan flat (fixed) dari awal sampai akhir periode KPR. Musyârakah Mutanâqishah atau Kongsi, artinya adalah angsuran fixed di dua tahun pertama, tingkat bagi hasil selanjutnya akan di review per dua tahun sekali. Mutanaqisah ini dalam kata lain bisa diartikan kita menyewa sebuah rumah selama masa angsuran belum lunas, dan setelah lunas rumah tersebut baru menjadi hak milik. Angsuran Mutanaqisah flat untuk 2 tahun pertama KPR, dan akan di review tiap 2 tahun setelahnya. Akad Musyârakah Mutanâqishah ini menekankan pada penggunaan akad jual beli dengan syirkah dan pengurangan salah satu bagian (porsi) syirkah dengan sewa. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa permasalahan tentang proses jual-beli perumahan secara kredit ini harus dibandingkan dalam hal akad atau bagi hasil antara akad Murâbahah dan akad

6 Musyârakah Mutanâqishah. Oleh sebab itu, peneliti memilih judul Praktek Pembiayaan Hunian Syariah antara Akad Murâbahah dan Akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat cabang Malang.

7 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana perbandingan Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) antara akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat Cabang Malang? 2. Bagaimana keunggulan dan kelemahan Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) pada akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat Cabang Malang? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui perbandingan Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) antara akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat Cabang Malang. 2. Untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan Pembiayaan Hunian Syariah (PHS) pada akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat Cabang Malang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat penelitian secara Teoritis: a. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat dalam perkuliahan dan membandingkannya dengan praktek di lapangan. b. Sebagai wahana untuk mengembangkan wacana dan pemikiran bagi peneliti. c. Untuk mengetahui secara mendalam mengenai perbandingan antara akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat Cabang Malang.

8 d. Menambah literatur atau bahan-bahan informasi ilmiah yang dapat digunakan untuk melakukan kajian dan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat penelitian secara Praktis: a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang komprehensif mengenai hukum, khususnya mengenai perbandingan antara akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat Cabang Malang. b. Untuk memberikan masukan dan informasi bagi masyarakat luas tentang KPR. c. Untuk mengembangkan kemampuan berpikir penulis dalam menerapkan ilmu hukum yang telah diperoleh, khususnya di bidang perbankan syariah. E. Batasan Masalah Penelitian ini hanya membatasi permasalahan pada praktek pembiayaan hunian syariah antara akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat cabang Malang. F. Sistematika Pembahasan Sebelum penulis mengkaji lebih jauh tentang karya ilmiah ini, penulis akan menguraikan sistematika pembahasan skripsi ini, dengan harapan akan mempermudah para pembaca memahami alur dan isi dari skripsi ini. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut : Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah dan manfaat

9 penelitian. Dalam Bab ini dipaparkan latar belakang masalah pemilihan judul tentang Praktek Pembiayaan Hunian Syari ah antara Akad Murâbahah dan Akad Musyârakah Mutanâqishah di Bank Muamalat cabang Malang. Agar pembaca memahami mengapa peneliti memilih judul ini, dan dipaparkan rumusan masalah agar jelas letak permasalahan yang akan diteliti. Kemudian penelitian ini diberi batasan masalah, agar kajian dalam karya ilmiah ini jelas dan tidak kehilangan arah. Selain itu, dalam penelitian ini terdapat tujuan penelitian dan manfaat penelitian, agar pembaca mengetahui fokus sekaligus manfaat yang diperoleh dari penelitian ini. Sedangkan Bab kedua adalah penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka. Penulis menguraikan tentang hal-hal yang berhubungan dengan tinjauan pustaka dan menjelaskannya dari literature sehingga pembaca dapat memahami tentang teori-teori dari konsep-konsep yang relefansi terhadap masalah yang akan diteliti. Pada bab ini akan dijelaskan tentang ruang lingkup Bank Syariah, Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Pembiayaan Murâbahah dan Pembiayaan Musyârakah Mutanâqishah serta penerapan masing-masing akad dalam Bank Syariah. Bab ketiga adalah metode penelitian, yang berisi paparan tentang pendekatan penelitian yang berfungsi untuk mempermudah dalam memecahkan permasalahan penelitian, sumber dan jenis data yang berfungsi untuk mengklasifikasikan berbagai macam jenis data yang akan dicari berdasarkan datar primer dan sekunder. Sedangkan teknik

10 pengumpulan data merupakan suatu proses pengumpulan untuk mempermudah dalam menganalisis data. Dan yang terakhir yaitu teknik analisis data yaitu proses analisis seluruh data-data yang telah diperoleh, baik data primer maupun sekunder dan yang berfungsi untuk memastikan bahwa penelitian yang telah diadakan adalah benar dan dapat dijadikan literatur. Bab keempat adalah hasil penelitian dan pembahasan dari sebuah focus permasalahan yang diteliti. Pada bab ini akan mendeskripsikan tentang jawaban atas rumusan masalah. Bentuk perbedaan dan perbandingan transaksi antara akad Murâbahah dan akad Musyârakah Mutanâqishah dalam pembiayaan hunian syariah pada Bank Muamalat cabang Malang, serta keunggulan dan kelemahan kedua akad tersebut. Bab kelima adalah sebagai bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bab ini merupakan ringkasan hasil dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian.