WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA BLITAR,

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

MEMUTUSKAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 1 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 09 TAHUN 2013 TENTANG

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 85 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Kenaikan Pangkat. PNS. Administrasi. Pedoman.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

- 1 - PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2002 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara

SEKRETARIAT DAERAH Jl. Ki Gede Sebayu No. 12 Tegal Telp. (0283) Faks. (0283) Kode Pos 52123

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

SALINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

BUPATI BELITUNG KEPUTUSAN BUPATI BELITUNG NOMOR : / 109 /KEP/BKD/2011 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 3 TAHUN 2014

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KEDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEDIRI,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.29/Menhut-II/2007 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR %3 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SALATIGA PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 97 TAHUN TENTANG

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

- 1 - PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

6. Semua Kepala Kantor Lingkup

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DATA / PROFIL UNIT KERJA

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 03 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BANDA ACEH NOMOR 34 TAHUN 2013

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 18 TAHUN

5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2000 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENANDATANGANAN NASKAH DINAS BIDANG KEPEGAWAIAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Ujian Penyesuaian. Ijazah. Administrasi. Pelaksanaan. Pedoman.

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-145/A/J.A/02/2003

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 036 TAHUN 2016

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 07/E/2010 TENTANG

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 108 TAHUN 2009 TENTANG

G U B E R N U R L A M P U N G

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 33 SERI E

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA BLITAR, Menimbang : a. bahwa salah satu persyaratan untuk proses pengusulan kenaikan pangkat bagi Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Penata Tingkat I golongan ruang III d yang tidak menduduki jabatan fungsional tertentu dan memperoleh/memiliki ijasah Magister (S-2) adalah melalui ujian kompetensi; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada konsideran huruf a, maka dipandang perlu menetapkan Pedoman Pelaksanaan Ujian Kompetensi dengan Peraturan Walikota. Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur/Tengah/Barat ; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaiann sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 ; 3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 ; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai. 6. Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 ;

2 7. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural sebagagaimana telah dubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2002 ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota 9. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 ; 10. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 13 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan PNS dalam Jabatan Struktural sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 13 Tahun 2002 ; 11. Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 12 Tahun 2002 tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 99 Tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat PNS sebagaimana telah diubah dengan PP Nomor 12 Tahun 2002 ; M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA BLITAR TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksudkan dengan : 1. Pejabat pembina kepegawaian adalah Walikota Blitar; 2. Badan Kepegawaian Daerah yang dimaksudkan dalam peraturan ini adalah Badan Kepegawaian Daerah Kota Blitar; 3. Inspektorat Daerah yang dimasukkan dalam peraturan ini adalah Inspektorat Daerah Kota Blitar;

3 4. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian; 5. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Pemerintah Kota Blitar selanjutnya disingkat Bapperjakat Pemerintah Kota Blitar adalah Badan Pertimbangan yang memberikan saran kepada Walikota Blitar tentang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, kenaikan pangkat dan penunjukan PNS yang akan mengikuti diklat struktural dan tugas belajar pada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Blitar. 6. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara; 7. Ujian kompetensi adalah ujian bagi PNS Kota Blitar yang memperoleh/memiliki ijasah Magister ( S-2 ) dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu sebagai salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat dari Penata TK. I golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a; 8. Ijin Belajar adalah status yang diberikan kepada PNS yang sedang menempuh pendidikan formal pada pendidikan tinggi atau pendidikan menengah atau pendidikan dasar dimana yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas-tugas kedinasan sampai dengan yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan sesuai dengan ketentuan atau sampai dicabutnya status dengan memperhatikan ketentuan tentang ijin belajar. 9. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri yang disyaratkan dengan angka kredit; 10. Panitia gabungan adalah panitia yang dibentuk untuk melaksanakan ujian kompetensi yang beranggotakan para Pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Blitar yang berkompeten dengan lembaga perguruan tinggi yang ditunjuk. 11. Memperoleh ijasah dalam ketentuan ini termasuk bagi PNS yang telah memiliki STTB/Ijasah jenjang Magister ( S-2 ) yang diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat CPNS. 12. Memiliki ijasah dalam ketentuan ini termasuk bagi PNS yang telah memiliki ijasah STTB/Ijasah jenjang Magister ( S-2 ) yang diperoleh sebelum mutasi ke Pemerintah Kota Blitar dengan ketentuan adanya ijin belajar dari pejabat yang berwenang di instansi asal, sedangkan bagi PNS Pemerintah Kota Blitar harus ada ijin dari pejabat pembina kepegawaian Pemerintah Kota Blitar.

4 BAB II PERSYARATAN Bagian Pertama Persyaratan Umum Pasal 2 Setiap Pegawai Negeri Sipil yang telah berpangkat Penata TK. I golongan ruang III/d, mempunyai ijasah jenjang Magister ( S-2 ) dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu yang akan naik pangkat satu tingkat lebih tinggi mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti ujian kompetensi, kecuali ditentukan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Kedua Persyaratan Khusus Pasal 3 Peserta ujian kompetensi adalah Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki pangkat Penata TK. I golongan ruang III/d; b. Memiliki/memperoleh ijasah pada jenjang Magister (S-2 ); c. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin; d. Tidak sedang dalam keadaan diberhentikan sementara dari jabatan negeri, menerima uang tunggu dan/atau cuti di luar tanggungan negara. Bagian Ketiga Persyaratan Administrasi Pasal 4 Selain persyaratan khusus peserta ujian harus memenuhi persyaratan administrasi sebagai berikut : a. Setiap unsur penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP-3 ) bernilai baik dalam 2 ( dua ) tahun terakhir; b. Melampirkan fotocopy ijasah dan transkrip nilai yang sah atau telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. c. Melampirkan foto copy SK pangkat terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. d. Melampirkan surat ijin belajar dari pejabat pembina kepegawaian. e. Melampirkan surat pernyataan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dari pimpinan SKPD.

5 Pasal 5 Pegawai Negeri Sipil yang dikecualikan dari ujian kompetensi apabila : a. Akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya; b. Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara; c. Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena meninggal dunia, mencapai batas usia pensiun atau oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak bekerja lagi dalam semua jabatan negeri. d. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Sepadya/Spama/Diklatpim TK. III; e. Telah memperoleh Ijasah dokter, Ijasah Apoteker dan ijasah lain yang setara atau doktor ( S-3 ); f. Menduduki jabatan fungsional tertentu. BAB III PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN UJIAN Bagian Pertama Perencanaan Ujian Pasal 6 (1) Ujian kompetensi dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan tahap perencanaan dan tahapan pelaksanaan ujian. (2) Perencanaan ujian sebagamana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Pendataan PNS yang mempunyai pangkat Penata TK. I golongan III/d, memiliki/memperoleh ijasah jenjang Magister ( S-2 ) dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu; b. Koordinasi tentang rencana, bahan, juklak, juknis ke BKN, Propinsi dan instansi terkait lainnya; c. Penyusunan panitia ujian kompetensi; d. Penyusunan pedoman penilaian ujian kompetensi; e. Sosialisasi dasar pelaksanaan dan indikator penilaian f. Penentuan tim independen sebagai pelaksana ujian kompetensi. Bagian Kedua Pelaksanaan Ujian Pasal 7 Pelaksanaan ujian dibagi dalam 4 (empat ) tahap yaitu : a. Ujian tertulis; b. Tes ujian karya tulis; c. Tahap penilaian kinerja; dan d. Pengolahan hasil ujian.

6 Pasal 8 Ujian tertulis sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf a, terdiri dari : a. Kelompok Tes Pengetahuan Umum meliputi unsur-unsur : 1) Ideologi 2) Politik 3) Ekonomi 4) Sosial dan Budaya : 5) Hankam : 6) Hukum : b. Kelompok ujian Psikologi Pasal 9 Tes ujian karya tulis sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf b adalah aplikasi program studi/konsetrasi yang telah ditempuh pada saat menempuh pendidikan jenjang Magister ( S-2 ) dikaitkan dengan tupoksi PNS yang bersangkutan, dengan penguji terdiri dari 1 orang dari lembaga perguruan tinggi dan 2 orang berasal dari pejabat berkompeten di lingkungan Pemerintah Kota Blitar. Pasal 10 Tahap penilaian kinerja sebagaimana dimaksud Pasal 7 huruf c, adalah oleh Anggota BAPERJAKAT Pemerintah Kota Blitar, sebagai berikut : a. Penilaian yang bersifat khusus dari BKD meliputi : 1) Kepangkatan; 2) Kesesuaian ijasah dengan tupoksi; 3) Masa kerja keseluruhan; 4) Status jabatan; 5) Tahun kelulusan. b. Penilaian yang bersifat Khusus dari Inspektorat Daerah meliputi: 1) Ketaatan terhadap peraturan/ketentuan yang berlaku; 2) Akuntabilitas kinerja. Pasal 11 Pengolahan hasil ujian sebagagaimana dimaksud pada Pasal 7 huruf d, adalah pengolahan seluruh data dari hasil tes akan diolah dengan sistem bobot aspek tes. Bobot untuk masing-masing aspek tes adalah sebagai berikut :

7 a. Tes Tulis Pengetahuan Umum ( 25 % ) b. Psikotes ( 35 % ) c. Penilaian kinerja dari Anggota BAPPERJAKAT meliputi : 1) Penilaian dari Kepala BKD; ( 25 % ) 2) Penilaian dari Kepala Inspektorat Daerah ( 15 % ) Pasal 12 (1) Selain sistem bobot aspek sebagaimana dimaksud pada Pasal 11, untuk pengolahan hasil ujian juga menggunakan sistem sub aspek dengan pertimbangan bahwa setiap sub aspek meskipun berada dalam satu aspek pasti memiliki sumbangan yang berbeda terhadap kinerja seseorang. (2) Penetapan bobot aspek dan sub aspek serta pengolahannya untuk menetapkan kelulusan peserta ujian kompetensi sebagaimana Lampiran Peraturan Walikota ini. (3) Kategori kelulusan digolongkan menjadi : 1) Sangat Memuaskan; 2) Memuaskan; 3) Cukup Memuaskan; 4) Kurang Memuaskan. BAB IV PENYELENGARA DAN MATERI UJIAN Pasal 13 Penyelenggaraan ujian kompetensi dilaksanakan oleh panitia gabungan antara panitia ujian kompetensi dari Pemerintah Kota Blitar dengan tim independen yang ditunjuk. Pasal 14 Materi ujian secara teknis disusun oleh tim independen yang telah ditunjuk setelah dikoordinasikan dengan panitia ujian kompetensi Pemerintah Kota Blitar dengan berpedoman pada ketentuan tersebut di atas.

8 BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 15 (1) Pejabat pembina kepegawaian menetapkan dan mengumumkan Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan lulus ujian kompetensi setelah mendengarkan saran dan pertimbangan dari anggota BAPERJAKAT Pemerintah Kota Blitar; (2) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan tidak lulus ujian kompetensi dapat mengikuti ujian kembali pada periode berikutnya. (3) Bagi Pegawai Negeri Sipil yang dinyatakan lulus ujian kompetensi akan diberikan Surat Tanda Lulus Ujian berdasarkan Keputusan Walikota. (4) Pejabat pembina kepegawaian dapat mendelegasikan kewenangannya untuk menandatangani Surat Tanda Lulus kepada panitia ujian yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Walikota Blitar. Pasal 16 Pedoman ujian kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Blitar, sebagaimana Lampiran Peraturan Walikota ini. BAB VII PENUTUP Pasal 17 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya memerintah pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Blitar. Ditetapkan di Blitar pada tanggal 27 Januari 2009 WALIKOTA BLITAR, Diundangkan di Blitar ttd. DJAROT SAIFUL HIDAYAT

99 Diundangkan di Blitar pada tangga1 27 Januari 2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA BLITAR Ttd. Anang Triono BERITA DAERAH KOTA BLITAR TAHUN 2009 NOMOR 4 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KOTA BLITAR Kepala Bagian Hukum 999pa P.R. Prabandari

LAMPIRAN I PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : Tahun 2009 TANGGAL : Januari 2009 PEDOMAN PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA PEMERINTAH KOTA BLITAR BAB I PENDAHULUAN B. Latar Belakang Bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 2002 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah nomor 99 tahun 2000 tentang Kenaikan Pangkat Pegawai Negeri Sipil bahwa Pegawai Negeri Sipil yang berpangkat Penata TK. I, golongan ruang III/d yang tidak menduduki jabatan fungsional tertentu dan memperoleh/memiliki ijasah Magister ( S-2 ) untuk dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi disamping harus memenuhi syarat yang ditentukan harus pula lulus dari ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Blitar. Sebagai dasar pelaksanaan ujian kompetensi Peraturan Walikota ini mengatur hal-hal sebagai berikut : 1. Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Blitar yang berpangkat Penata TK. I, golongan ruang III/d dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu serta memiliki/memperoleh ijasah Magister ( S-2 ) yang akan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi mempunyai hak yang sama untuk mengikuti ujian dinas, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Rumusan perencanaan dan persiapan pelaksanaan ujian, Penyelenggaraan dan Materi Ujian, Ketentuan lain-lain dan Penutup. C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud dari disusunnya pedoman pelaksanaan ujian kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Blitar adalah sebagai dasar dalam penyelenggaraan ujian kompetensi. 2. Tujuan dari disusunnya pedoman pelaksanaan kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota Blitar adalah untuk menjamin kelancaran, keseragaman dan keobyektifan dalam pelaksanaannya. 2

D. Pengertian Dalam Peraturan ini yang dimaksudkan dengan : 1. Pejabat pembina kepegawaian adalah Walikota Blitar; 2. Badan Kepegawaian Daerah yang dimaksudkan dalam peraturan ini adalah Badan Kepegawaian Daerah Kota Blitar; 3. Inspektorat Daerah yang dimasukkan dalam peraturan ini adalah Inspektorat Daerah Kota Blitar; 4. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian; 5. Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Pemerintah Kota Blitar selanjutnya disingkat Bapperjakat Pemerintah Kota Blitar adalah Badan Pertimbangan yang memberikan saran kepada Walikota Blitar tentang pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, kenaikan pangkat dan penunjukan PNS yang akan mengikuti diklat struktural dan tugas belajar pada Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Blitar. 6. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan atas prestasi kerja dan pengabdian Pegawai Negeri Sipil terhadap Negara; 7. Ujian kompetensi adalah ujian bagi PNS Kota Blitar yang memperoleh/memiliki ijasah Magister ( S-2 ) dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu sebagai salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat dari Penata TK. I golongan ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a; 8. Ijin Belajar adalah status yang diberikan kepada PNS yang sedang menempuh pendidikan formal pada pendidikan tinggi atau pendidikan menengah atau pendidikan dasar dimana yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas-tugas kedinasan sampai dengan yang bersangkutan menyelesaikan pendidikan sesuai dengan ketentuan atau sampai dicabutnya status dengan memperhatikan ketentuan tentang ijin belajar. 9. Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau ketrampilan tertentu serta bersifat mandiri yang disyaratkan dengan angka kredit; 10. Panitia gabungan adalah panitia yang dibentuk untuk melaksanakan ujian kompetensi yang beranggotakan para Pejabat dilingkungan Pemerintah Kota Blitar yang berkompeten dengan lembaga perguruan tinggi yang ditunjuk. 11. Memperoleh ijasah dalam ketentuan ini termasuk bagi PNS yang telah memiliki STTB/Ijasah jenjang Magister ( S-2 ) yang diperoleh sebelum yang bersangkutan diangkat CPNS. 3

12. Memiliki ijasah dalam ketentuan ini termasuk bagi PNS yang telah memiliki ijasah STTB/Ijasah jenjang Magister ( S-2 ) yang diperoleh sebelum mutasi ke Pemerintah Kota Blitar dengan ketentuan adanya ijin belajar dari pejabat yang berwenang di instansi asal, sedangkan bagi PNS Pemerintah Kota Blitar harus ada ijin dari pejabat pembina kepegawaian Pemerintah Kota Blitar. BAB II PERENCANAAN DAN PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI Ujian kompetensi dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dengan tahap perencanaan, persyaratan umum dan khusus peserta, tahapan pelaksanaan ujian. c. PERENCANAAN Perencanaan ujian meliputi : a. Pendataan PNS yang mempunyai pangkat Penata TK. I golongan III/d, memiliki/memperoleh ijasah jenjang Magister ( S-2 ) dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu; b. Koordinasi tentang rencana, bahan, juklak, juknis ke BKN, Propinsi dan instansi terkait lainnya; c. Penyusunan panitia ujian kompetensi; d. Penyusunan pedoman penilaian ujian kompetensi; e. Sosialisasi dasar pelaksanaan dan indikator penilaian f. Penentuan tim independen sebagai pelaksana ujian kompetensi. d. PERSYARATAN UMUM Bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Blitar yang telah berpangkat Penata TK. I golongan ruang III/d, mempunyai ijasah jenjang Magister ( S-2 ) dan tidak menduduki jabatan fungsional tertentu yang akan naik pangkat satu tingkat lebih tinggi mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti ujian kompetensi, kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. PERSYARATAN KHUSUS (1) Peserta ujian kompetensi adalah Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. Memiliki pangkat Penata TK. I golongan ruang III/d; b. Memiliki/memperoleh ijasah pada jenjang Magister (S-2 ); c. Tidak sedang menjalani hukuman disiplin; 4

d. Tidak sedang dalam keadaan : 1. Diberhentikan sementara dari jabatan negeri; 2. Menerima uang tunggu; 3. Cuti di luar tanggungan negara. (2) Pegawai Negeri Sipil yang dikecualikan dari ujian kompetensi apabila : g. akan diberikan kenaikan pangkat karena telah menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya; h. akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara; i. diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena : 1. meninggal dunia; 2. mencapai batas usia pensiun; 3. oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak bekerja lagi dalam semua jabatan negeri. j. Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan kepemimpinan Sepadya/Spama/Diklatpim TK. III; k. Telah memperoleh Ijasah dokter, Ijasah Apoteker dan ijasah lain yang setara atau doktor ( S-3 ); l. Menduduki jabatan fungsional tertentu. (3) Peserta ujian sebagaimana tersebut pada ayat ( 1 ) harus memenuhi persyaratan administrasi sebagai berikut : f. Setiap unsur penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan ( DP-3 ) bernilai baik dalam 2 ( dua ) tahun terakhir; g. Melampirkan fotocopy ijasah dan transkrip nilai yang sah atau telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. h. Melampirkan foto copy SK pangkat terakhir yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang. i. Melampirkan surat ijin belajar dari pejabat pembina kepegawaian. j. Melampirkan surat pernyataan tidak sedang menjalani hukuman disiplin dari pimpinan SKPD. 5

f. TAHAPAN PELAKSANAAN UJIAN Ujian kompetensi bagi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kota blitar terbagi dalam 4 ( empat ) tahapan yaitu : 1) Ujian tertulis yang terdiri dari : g. Kelompok Tes Pengetahuan Umum terdiri unsur-unsur : a. Ideologi b. Politik c. Ekonomi d. Sosial dan Budaya : e. Hankam : f. Hukum : h. Kelompok ujian Psikologi 2) Tes ujian karya tulis aplikasi program studi/konsetrasi yang telah ditempuh pada saat menempuh pendidikan jenjang Magister ( S-2 ) dikaitkan dengan tupoksi PNS yang bersangkutan, dengan penguji terdiri dari 1 orang dari lembaga perguruan tinggi dan 2 orang berasal dari pejabat berkompeten di lingkungan Pemerintah Kota Blitar. 3) Tahap penilaian kinerja oleh Anggota BAPERJAKAT Pemerintah Kota Blitar, sebagai berikut : i. Penilaian yang bersifat khusus dari BKD meliputi : 6) Kepangkatan; 7) Kesesuaian ijasah dengan tupoksi; 8) Masa kerja keseluruhan; 9) Status jabatan; 10) Tahun kelulusan. ii. Penilaian yang bersifat Khusus dari Inspektorat Daerah meliputi: 4) Pengolahan hasil ujian : 3) Ketaatan terhadap peraturan/ketentuan yang berlaku; 4) Akuntabilitas kinerja. Keseluruhan data dari hasil tes akan diolah dengan sistem bobot aspek tes. Bobot untuk masing-masing aspek tes adalah sebagai berikut : d. Tes Tulis Pengetahuan Umum ( 25 % ) e. Psikotes ( 35 % ) f. Penilaian kinerja dari Anggota BAPPERJAKAT meliputi : 1. Penilaian dari Kepala BKD; ( 25 % ) 2. Penilaian dari Kepala Inspektorat Daerah ( 15 % ) 6

Selain sistem bobot aspek di atas, untuk pengolahan hasil ujian juga menggunakan sistem sub aspek dengan pertimbangan bahwa setiap sub aspek meskipun berada dalam satu aspek pasti memiliki sumbangan yang berbeda terhadap kinerja seseorang. Penetapan bobot aspek dan sub aspek serta pengolahannya untuk menetapkan kelulusan peserta ujian kompetensi sebagaimana lampiran VI Peraturan Walikota ini. Sedangkan untuk kategori kelulusan digolongkan menjadi : 5) Sangat Memuaskan; 6) Memuaskan; 7) Cukup Memuaskan; 8) Kurang Memuaskan. BAB III PENYELENGGARAAN DAN MATERI UJIAN WALIKOTA BLITAR, DJAROT SAIFUL HIDAYAT Anang Triono LEMBARAN DAERAH KOTA BLITAR TAHUN 2006 NOMOR Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KOTA BLITAR Kepala Bagian Hukum dan Tata Laksana DWI AGUS BASUKI, SH