Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Suhu Muka Laut Perairan Sebelah Barat Sumatera Terhadap Variabilitas Musim Di Wilayah Zona Musim Sumatera Barat

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang mana secara geografis terletak pada Lintang Utara

Analisis Hujan Ekstrim Berdasarkan Parameter Angin dan Uap Air di Kototabang Sumatera Barat Tia Nuraya a, Andi Ihwan a*,apriansyah b

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

Persamaan Regresi Prediksi Curah Hujan Bulanan Menggunakan Data Suhu dan Kelembapan Udara di Ternate

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

PREDIKSI CUACA EKSTRIM DENGAN MODEL JARINGAN SYARAF TIRUAN MENGGUNAKAN PROGRAM MATLAB

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

I. INFORMASI METEOROLOGI

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

Analisis Variasi Cuaca di Daerah Jawa Barat dan Banten

Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Untuk Estimasi Curah Hujan Bulanan di Ketapang Kalimantan Barat

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

PERANCANGAN MODEL PREDIKSI CURAH HUJAN BULANAN BERDASARKAN SUHU PERMUKAAN LAUT DI KALIMANTAN SELATAN

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

PREDIKSI TOTAL HUJAN BULANAN DI TANJUNGPANDAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN REGRESI DENGAN PREDIKTOR SST NINO 3.4 DAN INDIA OCEAN DIPOLE (IOD)

ANALISIS INTENSITAS CURAH HUJAN WILAYAH BANDUNG PADA AWAL 2010 ANALYSIS OF THE RAINFALL INTENSITY IN BANDUNG IN EARLY 2010

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan sumber daya air (Haile et al., 2009).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

Pengaruh Angin Dan Kelembapan Atmosfer Lapisan Atas Terhadap Lapisan Permukaan Di Manado

Yunus S. Swarinoto, Sugiyono. ABSTRAK

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN HUJAN EKSTREM SURABAYA DI SURABAYA TANGGAL 24 NOVEMBER 2017

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

Pasang Surut Surabaya Selama Terjadi El-Nino

PERSAMAAN REGRESI PREDIKSI HUJAN BULANAN DI PONTIANAK DENGAN PREDIKTOR SUHU DAN KELEMBAPAN UDARA

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

BAB 1 PENDAHULUAN. meteorologi dan geofisika yang salah satu bidangnya adalah iklim.

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

PENGARUH FENOMENA GLOBAL DIPOLE MODE POSITIF DAN EL NINO TERHADAP KEKERINGAN DI PROVINSI BALI

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

ANALISIS VARIABILITAS TEMPERATUR UDARA DI DAERAH KOTOTABANG PERIODE

Musim Hujan. Musim Kemarau

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERUBAHAN KLIMATOLOGIS CURAH HU]AN DI DAERAH ACEH DAN SOLOK

PENGARUH EL NIÑO 1997 TERHADAP VARIABILITAS MUSIM DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA VARIABILITAS CURAH HUJAN DI PALU BERDASARKAN DATA PENGAMATAN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia meteorologi diasuh dalam Badan Meteorologi dan Geofisika di Jakarta

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PEMANFAATAN SUHU UDARA DAN KELEMBAPAN UDARA DALAM PERSAMAAN REGRESI UNTUK SIMULASI PREDIKSI TOTAL HUJAN BULANAN DI PANGKALPINANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

ANALISIS FENOMENA PERUBAHAN IKLIM DAN KARAKTERISTIK CURAH HUJAN EKSTRIM DI KOTA MAKASSAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

ANALISIS POLA DAN INTENSITAS CURAH HUJAN BERDASAKAN DATA OBSERVASI DAN SATELIT TROPICAL RAINFALL MEASURING MISSIONS (TRMM) 3B42 V7 DI MAKASSAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

ANALISIS PENGARUH CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN

ANALISIS KONDISI CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI KECAMATAN PALAS LAMPUNG SELATAN (Studi Kasus Tanggal 27 September 2017)

Kajian Curah Hujan untuk Pemutahiran Tipe Iklim Beberapa Wilayah di Kalimantan Tengah

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BMKG PRESS RELEASE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

PENGARUH SEBARAN SUHU UDARA DARI AUSTRALIA TERHADAP SUHU UDARA DI BALI. Oleh, Erasmus Kayadu

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

ANALISA CUACA TERKAIT KEJADIAN ANGIN KENCANG DI PRAMBON SIDOARJO TANGGAL 02 APRIL 2018

Transkripsi:

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 57-63 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Simulasi Prediksi Curah Hujan andi Kota Medan MenggunakanMetode RegresiLinier Berganda Azhari* Magister Ilmu Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Indonesia Diterima 2015; Disetujui Juni 2015; Dipublikasikan Juni 2015 Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang simulasi prediksi curah hujan bulanan di kota Medan menggunakan metode regresi linier berganda. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi nilai curah hujan bulanan di Kota Medan menggunakan variabel prediktor suhu udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan angin, dan lamanya penyinaran matahari. Prediksi terdiri dari 5 buah yaitu prediksi 1 (data inputan 1982-2001) digunakan untuk memprediksi curah hujan bulanan dari tahun 2002-2011. Prediksi 2 (data inputan 1983-2002) digunakan untuk memprediksi curah hujan bulanan dari tahun 2003-2011. Prediksi 3 (data inputan 1983-2002) digunakan untuk memprediksi curah hujan bulanan dari tahun 2004-2011. Prediksi 4 (data inputan 1985-2004) digunakan untuk memprediksi curah hujan bulanan dari tahun 2005-2011. Prediksi 5 (data inputan 1986-2005) digunakan untuk memprediksi curah hujan bulanan dari tahun 2006-2011. Hasil prediksi dan observasi yang didapat menunjukkan terdapat kesalahan rata-rata terkecil terjadi pada bulan dan rata-rata kesalahan terbesar terjadi pada bulan Juni. Kata Kunci : prediksi, curah hujan bulanan, metode regresi linier berganda How to Cite: Azhari, (2015),Simulasi Prediksi Curah Hujan andi Kota Medan MenggunakanMetode RegresiLinier Berganda,Jurnal Einsten Prodi Fisika FMIPA Unimed,3 (2): 57-63. *Corresponding author: p-issn : I2338 1981 E-mail: azhari@yahoo.com e-issn : 2407-747X 57

Azhari,Simulasi Prediksi Curah Hujan andi Kota Medan MenggunakanMetode RegresiLinier Berganda PENDAHULUAN Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut stasiun polonia pada tahun 2006 berkisar antara 23,0º C - 24,1º C dan suhu maksimum berkisar antara 30,6º C - 33,1º C. Kelembaban udara di wilayah Kota Medan rata-rata 78-82 % dengan kecepatan angin rata-rata sebesar 0,42 m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap bulannya 100,6 mm. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2006 rata-rata per bulan 19 hari dengan rata-rata curah hujan per bulannya 211,67 mm (Anonim, 2007). Curah hujan yang tinggi dapat juga menjadi masalah besar seperti terjadinya banjir. Kota Medan merupakan kota yang rawan akan terjadinya banjir. Apabila hujan turun dengan intensitas yang tinggi maka dapat dipastikan sebagian besar wilayah Medan akan digenangi banjir. Pada tahun 2013, terdapat 65 titik genangan air di Kota Medan. Banyaknya titik genangan air ini membuat jalan-jalan di kota Medan tidak dapat dilewati dan mengakibatkan kemacetan yang parah. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir 2011 adalah yang terbesar sejak tahun 2002. Ada beberapa penyebab mengapa banjir besar bisa terjadi. Dijelaskan Sutopo, yang pertama adalah, adanya curah hujan ekstrim. "Seperti yang sudah diprediksikan sebelumnya, memang akan ada curah hujan ekstrim sampai 2011," kata Sutopo saat dihubungi VIVAnews, Jumat 7 Januari 2011. Ditambahkan dia, kondisi atmosfer dan hidroklimatologi sangat mendukung terjadinya hujan. Apalagi, di Sumatera Utara, terjadi tekanan rendah lokal. Meningkatnya suhu muka laut di perairan Indonesia menyebabkan semakin intensifnya proses penguapan dan pembentukan awan yang menyebabkan terjadinya banyak hujan. Kondisi cuaca ekstrim di sebagian besar 58 wilayah Indonesia akhir-akhir ini terjadi akibat adanya fenomena faktor global La Nina. La Nina menyebabkan penumpukan massa udara yang banyak mengandung uap air di atmosfir Indonesia, sehingga potensi terbentuknya awan hujan menjadi semakin tinggi. Akibatnya pada bulanbulan di pertengahan tahun 2010 yang seharusnya berlangsung musim kemarau kini justru turun hujan deras di berbagai daerah. Karakteristik curah hujan di berbagai daerah tentunya tidak sama. Kondisi ini diakibatkan oleh beberapa faktor, yakni: geografis, topografis, dan orografis. Keterkaitan antara curah hujan dengan unsur-unsur cuaca tercermin dalam siklus air atau siklus hidrologi. Banyak sedikitnya curah hujan yang terjadi di suatu wilayah akan berpengaruhi terhadap keadaan cuaca dan iklim di daerah tersebut. Dalam penelitian Gustari (2009) yang berjudul Analisis Curah Hujan Pantai Barat Sumatera Bagian Utara Periode 1994-2007 menyimpulkan bahwa pola curah hujan di pantai barat Sumatera bagian utara sangat dipengaruhi oleh monsun dan memiliki dua puncak yaitu pada bulan dan Nopember. Prediksi mengenai curah hujan bulanan harus menggunakan prediksi yang tepat. Untuk memprediksi curah hujan ada beberapa model yang telah dikembangkan antara lain: Auto- Regressive Integrated Moving Average (ARIMA), Regresi, Adaptive Nuro Fuzzy Inferance System (ANFIS), Wavelet, Jaringan Syaraf Tiruan (JST) dan Nonlinier Time Series Analysis (TISEAN).Salah satu cara memprediksi curah hujan adalah dengan metode regresi linier. Analisis regresi linier digunakan untuk tujuan peramalan, dimana dalam model tersebut ada sebuah variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas). Metode regresi memiliki beberapa jenis diantaranya, metode regresi linier,

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 57-63 metode regresi linier berganda, dan metode regresi logistik. Sehubungan dengan adanya tipetipe total hujan bulanan maka tingkat keakuratan prediksi total hujan bulanan akan berbeda-beda dari tempat yang satu dengan tempat yang lain. Prediksi total hujan bulanan dengan metode tertentu sangat sesuai dengan tempat yang satu, tetapi dapat juga tidak sesuai pada tempat yang lain. Untuk itu evaluasi prediksi total hujan bulanan sangat diperlukan sehingga hasil kajian dapat digunakan sebagai masukan dalam menyiapkan prediksi total hujan bulanan pada bulan-bulan berikutnya.pengolahan data analisis regresi linier berganda dapat menggunakan program Minitab. Hal ini dikarenakan dalam program Minitab sudah terdapat persaman regresi sehingga hanya perlu menginput data masukan dan akan didapatkan data hasil. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi total hujan bulanan dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda yang diaplikasikan di stasiun BMKG Kelas 1 Polonia kota Medan berdasarkan data variabel prediktor. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan sampai dengan bulan 2013 yang akan mengambil data di Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kelas 1 Polonia Kota Medan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah curah hujan, suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran matahari secara bulanan. Populasi data yang digunakan adalah data iklim bulanan yang terakumulasi dari tahun 1982-2011 dari stasiun BMKG kelas 1 Polonia Medan. Adapun persamaan umummetode regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Dengan: Bo = Konstanta; B1, B2, Bk = Koefisien variabel tekanan udara, kelembaban udara, dan temperature udara bulanan Y = Variabel yang diduga (variabel curah hujan bulanan) Xi = Variabel penduga (variabel tekanan udara, kelembaban udara,dan temperatur udara bulanan) ɛ = Faktor galat/kesalahan Persamaan regresi taksiran y = bo + b1x1 + b2x2 +.. + bkxk berdasarkan sampel berupa data pasangan X dan y yang diambil secara acak dan ditentukan berdasarkan ukuran sampel n minimum, dapat diketahui dengan mencari b0, b1,.,bk sebagai penaksir titik untuk koefisien regresi B0, B1,.,Bk. Penaksir koefisien regresi ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode kuadrat terkecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Bentuk persamaan regresi linier berganda untuk memprediksi curah hujan (Y) dengan menggunakan data suhu udara (X1) dengan satuan 0 C, tekanan udara dengan satuan atm (X2), kelembaban udara dengan satuan % (X3), kecepatan angin dengan satuan m/s (X4) dan lamanya penyinaran matahari dengan satuan jam (X5). Data yang dikumpulkan dan dianalisis mulai dari tahun 1982 sampai dengan 2011. Hasil prediksi curah hujan dapat dilihat melalui tabel berikut ini. Y = Bo + B1X1 + B2X2 +... + BkXk + ɛ (1) 59

Jan Feb Jun Jan Feb Jun Jan Feb Jun Azhari,Simulasi Prediksi Curah Hujan andi Kota Medan MenggunakanMetode RegresiLinier Berganda 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 250 200 150 100 50 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 250 200 150 100 50 Gambar 1. Grafik Hasil Prediksi 1 (Pengumpulan data 1982 2001) 250 200 150 100 50 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Grafik 3. Grafik Hasil Prediksi 3 (1984 2003) 250 200 150 100 50 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 4. Grafik Hasil Prediksi 4 (1985 2004) bulan Gambar 2. Grafik Hasil Prediksi 2 (1983 2002) 80 60 40 20 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Gambar 5. Grafik Hasil Prediksi 5 (1986 2005) 60

Januari Februari Juni Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 57-63 Pembahasan Kota Medan memiliki pola hujan equatorial dimana puncak musim hujan terjadi pada bulan dan. Secara lokal curah hujan bulanan kota Medan dipengaruhi oleh faktor kelembaban, suhu, tekanan udara, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran matahari. Dari kelima grafik prediksi curah hujan bulanan ternyata memiliki yang pola yang relatif sama dimana pada bulan Februari,, dan Juni memiliki kesalahan yang relatif besar. Sedangkan pada bulan Januari sampai dengan memiliki rata-rata tingkat kesalahan yang relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi linier berganda lebih cocok digunakan untuk bulan-bulan yang memiliki nilai prediktor yang relatif stabil. Hal ini ditunjukkan oleh pada bulan Juni yang memiliki nilai yang fluktuasi tekanan udarayang cukup bervariasi. Dari kelima prediksi juga dapat dilihat bahwa dengan fluktuasi yang berbeda pada salah satu prediktor akan mengganggu nilai prediksi yang diperoleh. Ini mengakibatkan nilai prediksi dan observasi menjadi jauh dan rata-rata kesalahan yang besar. Persamaan regresi linier berganda akan lebih cocok jika digunakan untuk memprediksi bulan-bulan yang memiliki nilai fluktuasi variabel prediktor yang kecil. Apabila terjadi perubahan yang cukup signifikan nilai prediktor pada data inputan maka akan berdampak pada nilai persentase penyimpangan yang cukup besar pada output data hasil prediksi nilai curah hujan bulanan. Prediksi curah hujan bulanan memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi pada bulan sampai dengan bulan Januari. Hal ini dapat digunakan untuk memprediksi prakiraan curah hujan bulanan sampai dengan 10 tahun kedepan. Ini berguna untuk memprediksi pola curah hujan yang terjadi selama 10 tahun kedepan. 61 Tabel 1. Persentase kesalahan prediksi masing-masing prediksi Persentase Persentase Kesalahan Kesalahan Persentase Kesalahan Persentase Kesalahan Persentase Kesalahan Prediksi 1 Prediksi 2 Prediksi 3 Prediksi 4 Prediksi 5 Januari 46.19 50.96 50.90 48.43 49.53 Februari 282.41 298.27 180.08 182.51 176.52 39.11 38.08 53.65 71.12 64.89 145.38 234.56 258.88 258.10 283.20 23.87 29.55 34.67 29.40 32.79 Juni 731.43 821.57 915.18 947.20 62.25 52.61 46.36 49.08 41.19 36.03 25.82 17.76 22.73 25.46 26.23 32.83 41.78 34.42 36.95 40.84 35.58 42.78 34.28 41.38 49.56 55.36 48.96 46.98 45.37 45.02 63.55 39.58 33.63 34.26 37.08 100 80 60 40 20 Kesalahan 1 Kesalahan 2 Kesalahan 3 Kesalahan 4 Kesalahan 5 bulan Gambar 6. Rata-rata persentase kesalahan Prediksi 1 sampai dengan 5 (Sumber : Pengolahan data) Dari tabel dan grafik dapat dilihat pola yang cukup stabil pada rentang bulan sampai dengan bulan Januari serta pada bulan dan. Nilai penyimpangan kesalahan terbesar terjadi pada bulan Juni kemudian bulan Februari dan bulan dimana nilai penyimpangan persentase kesalahan lebih dari 100%. Pada bulan Juni, dari tinjauan statistik hal ini dimungkinkan karena adanya perubahan yang signifikan nilai tekanan udara mulai

Azhari,Simulasi Prediksi Curah Hujan andi Kota Medan MenggunakanMetode RegresiLinier Berganda tahun 2005 sampai dengan 2011. Pada bulan Februari, dari tinjauan statistik dapat dilihat juga bahwa bahwa peran dari nilai tekanan udara juga sangat mempengaruhi nilai prediksi curah hujan bulanan di kota Medan. Nilai tekanana udara melonjak dimulai dari tahun 2007 sampai dengan 2011. Variabel lain yang perlu dicermati adalah nilai kelembaban yang menurun dalam rentang 2007-2011. Dua hal inilah yang berpengaruh dominan dalam menentukan persentase kesalahan yang begitu besar pada bulan Februari. Pada bulan keadaan yang terjadi mirip dengan keadaan pad bulan Februari dimana terjadi perubahan yang signifikan terhadap nilai tekanan udara dan kelembaban udara sehingga mengakibatkan nilai prediksi curah hujan bulanan tidak sesuai dan menyimpang jauh dengan data hasil observasi yang ada. Tekanan udara merupakan variabel yang memiliki nilai paling kecil dari 5 prediktor curah hujan yang ada. Nilai dari tekanan udara berkisar dar 0.9 1 atm. Nilai yang kecil tersebut membuat persamaan prediksi menggunakan analisis regresi linier berganda memberikan nilai konstanta yang cukup besar untuk variabel tekanan udara. Fluktuasinya yang cukup sering mengakibatkan jika terjadi perubahan yang kecil pada tekanan udara akan mengakibatkan penyimpangan yang besar dari prediksi curah hujan bulanan di kota Medan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh peneliti dalam pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil analisis prediksi 1 curah hujan inputan mulai tahun 1982 sampai dengan 2001 memiliki rata-rata bulan yaitu 23,85 %. 62 2. Hasil analisis prediksi 2 curah hujan inputan mulai tahun 1983 sampai dengan 2002 memiliki rata-rata bulan yaitu 17,76 %. 3. Hasil analisis prediksi 3 curah hujan inputan mulai tahun 1984 sampai dengan 2003 memiliki rata-rata bulan yaitu 22,73 %. 4. Hasil analisis prediksi 4 curah hujan inputan mulai tahun 1985 sampai dengan 2004 memiliki rata-rata bulan yaitu 25,46 %. 5. Hasil analisis prediksi 5 curah hujan inputan mulai tahun 1986 sampai dengan 2005 memiliki rata-rata bulan yaitu 26,23 %. 6. Prediksi curah hujan bulanan di Kota Medan dengan menggunakan prediktor suhu udara, tekanan udara, kelembaban udara, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran matahari menunjukkan nilai prediksi yang cukup baik terutama pada rentang antara Januari serta bulan dan. 7. Prediksi curah hujan bulanan di kota Medan menggunakan persamaan regresi linier berganda dapat digunakan untuk menentukan curah hujan bulanan pada tahun-tahun berikutnya. Saran 1. Sebaiknya dilakukan penelitian pada tempat yang memiliki pola hujan yang berbeda seperti monsunal dan lokal. 2. Sebaiknya dilakukan penelitian dengan menggunakan studi kasus keadaan alam menggunakan data harian sehingga dapat disimulasikan keadaan yang terjadi menggunakan konsep-konsep fisika.

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): 57-63 DAFTAR PUSTAKA Aldrian, E. & Susanto, R. D. 2003. Identification of Three Dominant Rainfall Regions Within Indonesia and Their Relationship To Sea Surface Temperature. International Journal of Climatology. Bannu. 2003. Analisis Interaksi Monsun, Enso, dan Dipole mode serta kaitannya dengan variabilitas curah hujan dan angina permukaan di benua maritime Indonesia. Bandung: Tesis ITB Gustari, Indra. 2009. Analisa Curah Hujan Pantai Barat Sumatera Bagian Utara Periode 1994-2007. Medan: BMKG Wilayah I Medan. Hermawan, Eddy. 2010. Pengelompokan Curah Hujan yang Terjadi di Beberapa Kawasan P. Sumatera Berbasis Hasil Analisis Spektral. Bandung:LAPAN Indrabayu, dkk. 2012. Prediksi Curah Hujan dengan Jaringan Saraf Tiruan. Makassar: Universitas Hasanuddin. Krisman. 2010. Pengaruh Parameter Fisis Terhadap Jumlah Air yang Menguap di kota Pekanbaru. Pekanbaru: Fisika UNRI Megalina, Yeni. 2010. Prediksi Cuaca Ekstrim Menggunakan Model Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Program Matlab. Medan: Tesis USU Meurah, Cut. 2006. Geografi Untuk Siswa SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta Aneka Gama Pradipta. 2013. Analisis Pengaruh Curah Hujan di Kota Medan. Saintia Matematika. USU Repository. Supranto, 2009. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Swarinoto, Yunus dan Sugiyono. 2011. Pemanfaatan suhu udara dan kelembapan udara dalam persamaan Regresi untuk simulasi prediksi Total hujan bulanan di bandar lampung. Bandar Lampung : Jurnal BMKG. Tukidi. 2010. Karakter Curah Hujan di Indonesia. Jurnal Geografi Tjasyono, B.H.K. 2008. Meteorologi Indonesia 1 Karakteristik dan Sirkulasi Atmosfer. Jakarta: Badan Meteorologi dan Geofisika Tjasyono, B. H. K., & Harijono, S. W. B. 2008. Meteorologi Indonesia 2 Awan dan Hujan Monsun. Jakarta: Badan Meteorologi dan Geofisika. Tjasyono dan R. Gerbowo. 2010. Curah Hujan Ekstrim di Area Monsun Basin Bandung. Bandung : Fisika ITB.Tresnawati, Restu dkk. 2010. Prediksi Curah Hujan an Menggunakan Metode Klman Filter dengan Prediktor SST Nino 3.4 Diprediksi. BMKG 63