HUBUNGAN FUNGSI SUPERVISI DAN KOMUNIKASI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI PERAWAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE JENJANG SARJANA TAHUN 2014

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

HUBUNGAN SUPERVISI DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERBASIS KOMPUTER YANG DIPERSEPSIKAN PERAWAT PELAKSANA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD BANYUMAS JAWA TENGAH

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

Ely Tjahjani STIKES William Booth Surabaya, Jl. Cimanuk No. 20 Surabaya,

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015 ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

JST Kesehatan, Januari 2015, Vol.5 No.1 : ISSN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN TINGKAT KINERJA PERAWAT DI UNIT KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Khodijah, Erna Marni, Hubungan Motivasi Kerja Terhadap Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau Tahun 2013

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA ABSTRAK

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA RUANGAN DENGAN KINERJA PEMBIMBING KLINIK DALAM PENERAPAN NILAI-NILAI PROFESIONALISME MAHASISWA TAHUN 2013

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

HUBUNGAN PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG

KUALITAS DOKUMENTASI KEPERAWATAN DAN BEBAN KERJA OBJEKTIF PERAWAT BERDASARKAN TIME AND MOTION STUDY (TMS)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN DILLA HERFINA*ERWIN**AGRINA***

PENINGKATAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA MELALUI KOMUNIKASI ORGANISASI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.

UPAYA PENINGKATAN CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RS PERMATA MEDIKA SEMARANG

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA RUANGAN DENGAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD BITUNG

PERSEPSI PERAWAT TENTANG PENDELEGASIAN TUGAS KEPALA RUANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPUASAN KERJA PERAWAT

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS KELAS III DI RSUD KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN ANTARA FUNGSI PERAWAT SUPERVISOR DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG INSTALASI RAWAT INAP RSUD 45 KUNINGAN TAHUN 2015

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

PERBEDAAN MOTIVASI KERJA PERAWAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DENGAN PERAWAT KONTRAK BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) DI RSUD KRATON PEKALONGAN

Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik Perawat, Kepuasan Pasien

SUPERVISI KEPALA RUANGAN BERDASARKAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

HUBUNGAN MOTIVASI, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD dr. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI TESIS

ANALISIS FAKTOR: PERILAKU PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURABAYA

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

PRODUKTIFITAS PERAWAT BERDASARKAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI DAN KEAMANAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSJ PROF. DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD SALEWANGAN MAROS

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PERAWAT DENGAN SIKAP PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN ORGANISASI TERHADAP KINERJA ASUHAN KEPERAWATAN DI UNIT RAWAT INAP RSUD KAB. MUNA

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

HUBUNGAN PERSEPSI TENTANG KOMUNIKASI KEPALA BIDANG PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS KINERJA PERAWAT PELKASANA DALAM PENERAPAN PROSES KEPERAWATAN DI RUANGAN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Hubungan Antara Supervisi, Motivasi Perawat Dengan Kelengkapan Pengisian Dokumen Asuhan Keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang

Indrawati Bahar (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT

HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT TENTANG SISTEM PENILAIAN KINERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD HAJI BOEJASIN PELAIHARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT MYRIA KOTA PALEMBANG

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP KELAS III DI BANGSAL MARWAH RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.


PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ISLAM HARAPAN ANDA TEGAL

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN. Iin Inayah dan Wahyuni

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN INTENSIVE CARE UNIT DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

ERY SANDI NIM I

Bambang Edi Warsito*, Atik Mawarni**.

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI KERJA: SUPERVISI, PENGHASILAN, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DI UNIT RAWAT INAP RSUD LAMADDUKELLENG KABUPATEN WAJO

HUBUNGAN PRE CONFERENCE DENGAN PELAKSANAAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr. R. GOETHENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

PENGARUH KINERJA PERAWAT DAN PENGORGANISASIAN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP MENGGUNAKAN METODE TIM DI RSI FAISAL MAKASSAR

SISTEM PENGHARGAAN TERHADAP KINERJA PERAWAT MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN

Mulyaningsih* *) Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Surakarta ABSTRAK

PENGARUH PELATIHAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) TIM TERHADAP PENERAPAN MAKP TIM DI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

DISIPLIN KERJA PERAWAT DI PUSKESMAS BANDA ACEH WORK DISCIPLINE OF NURSE IN PUBLIC HEALTH BANDA ACEH

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN JUMLAH PERAWAT DI PUSKESMAS WAEPANA KECAMATAN SOA KABUPATEN NGADA PROPINSI NTT TAHUN 2013

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 1, No. 1, Juni Asmuji* *Staf Pengajar Prodi Keperawatan FIKes Univ. Muhammadiyah Jember

IVANA KUSUMA PARAHITA J

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN RUANG RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYA MALANG ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN METODE TIM TERHADAP KEPUASAN KERJA PERAWAT DI UNIT STROKE RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG ABSTRAK

The Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS GAJAHAN SURAKARTA DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA PKMS (PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT SURAKARTA)

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI RSU BETHESDA GMIM TOMOHON

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

Transkripsi:

HUBUNGAN FUNGSI SUPERVISI DAN KOMUNIKASI KEPALA RUANGAN DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ROKAN HULU TAHUN 2014 Nany Librianty 1, Dewi Rezky 2 1 Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau 2 Mahasiswa SI Keperawatan STIKes Tuanku Tambusai Riau ABSTRAK The function of the direction of the head of the room is one of the management functions that affect job satisfaction of nurses, because the function of directing is a process of planning exercises management to achieve treatment goals of nurses which say the factors that most affected job satisfaction is the supervision of the supervisor, a positive influence and routine daily work, where these things is an activity in directing function. The purpose of this study is to determine the relationship between supervision and communication functions of head room with the job satisfaction of nurses at the General Hospital of Rokan Hulu 2014. Type of this research is descriptive analytical cross sectional study design, with a total sample of 68 respondents to the proportional sampling technique. Processing data used chi square test. The result shows no relationship between the functions of supervision and job satisfaction of nurses p = 0.003 <0.05 there is a relationship between the communication functions and job satisfaction of nurses P = 0.001 <0.005. It can be concluded that there is a significant relationship between the functions of supervision and communication functions of head room with the job satisfaction of nurses at the county hospital Rokan Hulu, 2014. It is expected that the results of this study can provide information, knowledge, and it can be used as reference material. Keywords: supervision, communication, and job satisfaction A. Latar Belakang PENDAHULUAN Kepuasan kerja merupakan reaksi emosi seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya dihubungkan dengan harapan yang dimilikinya. Kepuasan kerja perawat merupakan perasaan senang atau tidak senang perawat dengan pekerjaan yang dimiliki dan hal ini dapat berdampak pada perilaku perawat di masa yang akan datang terhadap pekerjaannya (Davis dan Newstorm, 1995). Salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah kepuasan kerja perawat, dimana kepuasan kerja perawat secara tidak langsung menggambarkan sistem manajemen keperawatan yang baik sehingga kepuasan tersebut dapat dibentuk. Maylor dan Newman (2002) menyebutkan dalam penelitian kualitatifnya bahwa kepuasan kerja perawat akan menyebabkan retensi staf keperawatan sehingga akan berdampak pada mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Pelayanan keperawatan yang Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 31

berkualitas akan mendukung kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diterima. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi kinerja perawat. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dimiliki perawat, maka kinerjanya akan semakin baik. (Robbins, 2006) Kepuasan kerja dapat diperoleh seseorang jika didukung faktor eksternal. Faktor eksternal yang mendukung antara lain memiliki produktivitas pekerjaan yang tinggi, memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja dan atasan, mendapatkan penghargaan yang sesuai dari pekerjaan yang dilakukan dan kondisi kerja yang mendukung. Bagi perawat, apabila faktor eksternal tersebut terkondisi dengan baik, maka kepuasan kerja yang tinggi dapat tercapai. Penelitian membuktikan banyak faktor eksternal yang dapat mewujudkan kondisi perawat akan puas dengan pekerjaannya (Syafdewiyani, 2002). Perawat yang bekerja di Rumah sakit merupakan bagian yang tidak terlepas dari sistem manajemen yang berlaku di ruangan tempat bekerja. Terdapat banyak faktor terkait dengan fungsi manajemen kepala ruangan yang dapat menyebabkan kepuasan atau ketidakpuasan perawat dalam bekerja. Penelitian di salah satu rumah sakit di California menunjukkan lebih dari 60 perawat registered nurse yang disurvei mengatakan faktor yang paling mempengaruhi kepuasan kerja adalah supervisi dari atasan, pengaruh yang positif dan rutinitas kerja seharihari, dimana hal-hal ini merupakan kegiatan dalam fungsi pengarahan (Neeley, 2006). Fungsi pengarahan kepala ruangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mempengaruhi kepuasan kerja perawat, karena fungsi pengarahan merupakan suatu proses penerapan perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan perawatan (Swansburg, 1999). Turnover yang merupakan salah satu indikator ketidakpuasan pegawai dapat diturunkan dengan meningkatkan fungsi pengarahan. Penelitian di dua tempat terkait dengan angka turnover perawat yang tinggi dan rendah dilakukan, dan dari penelitian ini ditemukan bahwa kualitas yang baik dari sistem kepemimpinan dan manajemen, mengakui dan menghargai pekerjaan bawahan dari seorang manajer ditemukan pada rumah sakit dengan angka turnover perawat yang rendah, sebaliknya rumah sakit dengan angka turnover perawat yang tinggi ditemukan sistem kepemimpinan dan manajemen yang kurang baik (Eaton, 2001). Rumah sakit umum daerah Rokan Hulu merupakan salah satu rumah sakit dengan kelas c Non Pendidikan di Propinsi Riau Visi rumah sakit adalah memberikan kekuatan bagi semua komponen fungsional maupun non fungsional dalam menampilkan kinerja yang optimal. Salah satu misi Rumah Sakit Umum Rokan Hulu adalah mempersiapkan dan meningkatkan sumber daya untuk mencapai rumah sakit terbaik di Riau Tugas Rumah Sakit Umum Rokan Hulu adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 32

penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Misi dari bidang keperawatan Rumah Sakit Umum Rokan Hulu adalah menyelenggarakan asuhan keperawatan yang bermutu, untuk meningkatan kualitas hidup manusia seutuhnya. Tenaga perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu seluruhnya berjumlah 153 perawat dengan latar belakang pendidikan SPK, D3 dan S1 Keperawatan. Distribusi tenaga perawat menyebar di instalasi rawat 24 jam, instalasi rawat jalan dan rawat inap. BOR yang diperoleh sepanjang tahun 2013 adalah 50,3 % dengan rata-rata lama rawat inap pasien adalah 3,5 hari. Masa kerja rata-rata perawat adalah 6 sampai 10 tahun (Profil RSUD Rokan Hulu 2013) Fungsi pengarahan kepala ruangan diharapkan memiliki dampak bagi staf perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Perawat selaku praktisi klinis dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berdampak terhadap pekerjaannya. Fenomena yang terlihat di Rumah Sakit Rokan Hulu menunjukkan faktor yang terlihat berpengaruh terhadap pekerjaannya saat ini adalah fakto-faktor yang terkait dengan kepuasan kerja dan faktor pengarahan dari kepala ruangan. Penelitian ini berupaya untuk membuktikan keterkaitan antara fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat. Variabel yang memiliki keterkaitan yang kuat akan membuktikan asumsi yang disusun peneliti terkait dengan fenomena yang terlihat, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu dalam melakukan perbaikan demi tercapainya mutu pelayanan yang berkualitas. Kepuasan kerja merupakan reaksi emosional perawat terhadap pekerjaan yang dilakukan. Kepuasan kerja dapat memicu produktivitas kerja perawat. Oleh karena itu kepuasan kerja merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan manajer keperawatan untuk mengevaluasi sistem manajemen yang ada. Kepuasan kerja perawat yang tidak tercapai dapat menyebabkan perilaku yang tidak baik oleh perawat sebagai efek dari ketidakpuasannya. Perilaku ini akan dirasakan oleh pasien sebagai penerima pelayanan. Perilaku perawat yang kurang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien akan mempengaruhi kualitas pelayanan dan menimbulkan ketidakpuasan pasien. Kondisi ini akan berpengaruh kepada kualitas pelayanan rumah sakit, dimana kepuasan adalah salah satu indikator mutu layanan. Fungsi pengarahan merupakan kegiatan atau proses yang dilakukan untuk menciptakan keharmonisan diantara semua aktivitas untuk memfasilitasi pekerjaan perawat dan keberhasilan pencapaian tujuan unit perawatan. Fungsi pengarahan kepala ruangan yang efektif mendukung staf perawat dalam pencapaian tujuan unit perawatan. Fungsi pengarahan yang tidak efektif dapat menyebabkan kinerja yang buruk, loyalitas yang rendah dari bawahan, dan tidak tercapainya tujuan yang Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 33

telah ditetapkan. Hal ini akan memperburuk kondisi pelayanan keperawatan dan pasien akan menerima pelayanan yang buruk dari perawat. Survei kepuasan kerja perawat perlu dilakukan di Rumah Sakit Umum Rokan Hulu untuk mengetahui gambaran yang sebenarnya tentang kepuasan kerja perawat saat ini. Hal ini dibutuhkan pihak manajerial rumah sakit untuk mengetahui kondisi staf perawat sehingga dapat memperbaiki kinerjanya. Fungsi manajerial yang akan di eksplorasi pada penelitian ini adalah fungsi pengarahan kepala ruangan, mengingat pada fungsi inilah terjadi proses penerapan perencanaan organisasi untuk mencapai tujuan. Fungsi pengarahan yang optimal dapat mempengaruhi kepuasan kerja perawat dimana nantinya kepuasan kerja perawat dapat berdampak pada kinerjanya. Kinerja perawat yang baik dapat mengindikasikan mutu layanan rumah sakit seperti yang telah disebutkan dalam visi dan misi rumah sakit. Hasil wawancara dan Survei yang dilakukan terhadap 37 perawat pada bulan februari 2014 menunjukkan data bahwa sebanyak 17 perawat tidak merasakan manfaat supervisi, 22 perawat (59,4%) merasa tidak memiliki kesempatan komunikasi timbal balik dengan baik antara perawat pelaksana dan kepala ruangan. Data tersebut menunjukkan bahwa beberapa indikator kepuasan kerja seperti supervisi dan komunikasi staf di RSUD Rokan Hulu tidak optimal. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit kemungkinan masih belum optimal tercapai. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah hubungan fungsi supervisi dan komunikasi kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu Tahun 2013 Tujuan Penelitian 1. Aspek Teoritis Penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan rumah sakit dalam menentukan kebijakan terkait dengan fungsi manajemen ruangan khususnya fungsi pengarahan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja perawat yang diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan mutu asuhan keperawatan. 2. Aspek praktis a. Hasil penelitian menggambarkan kepuasan kerja perawat pelaksana dan pelaksanaan fungsi pengarahan kepala ruangan di rumah sakit sehingga dapat dijadikan landasan dan tolak ukur oleh seluruh perawat dalam melakukan upaya peningkatan kinerja.b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi fungsi supervisi kepala ruangan di RSUD Rokan Hulu tahun 2014. b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang terkait Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 34

dengan kepuasan kerja perawat dan fungsi pengarahan kepala ruangan dalam manajemen keperawatan. METODELOGI PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan potong silang (cross secctional), untuk melihat hubungan antara fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit umum Rokan Hulu. Pengumpulan data baik variabel independent maupun variabel dependent dengan pendekatan potong silang (cross secctional) dilakukan secara bersama-sama Variabel independent dalam penelitian ini adalah fungsi pengarahan kepala ruangan dengan sub variabel motivasi, supervisi, delegasi, manajemen konflik, dan komunikasi, sedangkan variabel counfounding adalah karakteristik perawat pelaksana mencakup umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja. Oleh karena itu analisa data pada penelitian ini dilakukan terhadap 68 responden yang mencakup analisis data univariat, bivariat dan multivariat. Penjelasan dari masing-masing analisis data tersebut adalah sebagai berikut. HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada tanggal 12-24 Mei 2014 di instalasi rawat inap RSUD Rohul dengan jumlah sampel sebanyak 68. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pelaksanaan Fungsi Pengarahan Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja perawat Pelaksana di RSUD Rohul tahun 2014. Setelah data dikumpulkan kemudian diolah secara komputerisasi. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel berikut ini : A. Analisa Univariat Analisa Univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi motivasi perawat usia, status perkawinan, pendapatan dan dukungan atasan yang menjadi faktor-faktor motivasi perawat melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana di RSUD Rohul tahun 2014. Hasil analisa dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Perawat di RSUD Rohul Tahun 2014. No Umur(tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) 1. 22-35 52 76,5 Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 35

2. 36-45 16 23,5 Jumlah 68 100 Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat di RSUD Rohul berada pada kelompok umur 22-35 dengan jumlah 52 orang (76,5%). Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Perawat Di RSUD Rohul Tahun 2014. No Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Laki-laki 20 29,4 2. Perempuan 48 70,6 45 Jumlah 68 100 Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden 48 (70,6%) berjenis kelamin perempuan. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Perawat di RSUD Rohul Tahun 2014. No Pendidikan Terakhir Frekuensi (n) Persentase (%) 1. D III Keperawatan 60 88,2 2. S1 Keperawatan 8 11,8 Jumlah 68 100 Pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden 60 orang (88,2%) berpendidikan D III Keperawatan. Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lama Masa Kerja Perawat di RSUD Rohul Tahun 2014. No Lama Masa Kerja(tahun) Frekuensi (n) Persentase (%) 1. 1-5 20 29,4 2. 6-10 48 70,6 Jumlah 68 100% Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden 48 orang (70,6%) memiliki masa kerja 6-10 tahun. Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Supervisi oleh Kepala Ruangan di RSUD Rohul Tahun 2014. No Fungsi Supervisi Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Supervisi Baik 23 33,8 2. Supervisi tidak Baik 45 66,2 Jumlah 68 100% Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden 45 orang (66,2) menyatakan fungsi supervisi kepala ruangan tidak baik. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 36

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Fungsi Komunikasi oleh Kepala Ruangan di RSUD Rohul Tahun 2014. No Fungsi Komunikasi Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Komunikasi Baik 24 35,3 2. Komunikasi tidak Baik 44 64,7 Jumlah 68 100% Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden 44 orang (64,7%) menyatakan fungsi Komunikasi kepala ruangan tidak baik Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kepuasan Perawat Pelaksana oleh Kepala Ruangan di RSUD Rohul Tahun 2014. No Tingkat Kepuasan Frekuensi (n) Persentase (%) 1. Puas 17 25,0 2. Tidak Puas 51 75,0 Jumlah 68 100% Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa sebagian besar perawat kurang puas kepada kepala ruangan 51 orang (75%) responden. B. Analisa Bivariat Analisa bivariat untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel independen (Fungsi supervisi, komunikasi kepala ruangan) dengan variabel dependen (kepuasan perawat pelaksana). Analisa bivariat diolah dengan program komputerisasi menggunakan uji chi-square dengan hasil yang terdapat pada tabel berikut ini : Tabel 4.8. Hubungan Fungsi Supervisi oleh Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Rohul Tahun 2014. Kepuasan Perawat Pelaksana Fungsi Supervisi Tdk Puas Puas Total N % N % N % Supervisi tidak baik 35 77,8 10 22,2 45 100 Supervisi baik 17 73,9 6 26,1 23 100 52 76,4 16 23,6 68 100 P value 0,003 Pada tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 45 responden yang mendapatkan supervisi tidak baik dari kepala ruangan, terdapat 35 (77,8%) responden tidak puas dengan fungsi supervisi, dan 10 (22,2%) responden yang puas dengan fungsi supervisi kepala ruangan. Hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,003 < 0,05. Maka dapat disimpulkan ada hubungan proporsi perawat pelaksana yang mendapatkan supervisi tidak baik dengan yang baik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana. Tabel 4.9. Hubungan Fungsi Komunikasi oleh Kepala Ruangan dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Rohul Tahun 2014. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 37

Fungsi Komunikasi Komunikasi tidak baik Komunikasi baik Kepuasan Perawat Pelaksana Tidak Puas Puas Total N % N % N % 35 79,5 9 20,5 44 100 17 70,8 7 29,2 24 100 52 76,5 16 23,5 68 100 P value 0,001 Pada tabel 4.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 44 responden yang mendapatkan fungsi komunikasi tidak baik dari kepala ruangan terdapat 35 orang (79,5%) perawat pelaksana yang tidak puas dengan fungsi komunikasi kepala ruangan yang tidak baik dan 9 orang (20,5%) yang puas. PEMBAHASAN A. Hubungan Fungsi Supervisi Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Rokan Hulu Tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ada hubungan antara fungsi supervisi kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan nilai p = 0,003 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara fungsi supervisi kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Rohul. Pengawasan dan bimbingan atasan sangat penting untuk diterima, karena bimbingan atasan dapat diartikan sebagai sebuah reward yang positif bagi bawahan karena bisa juga diartikan sebagai sebuah perhatian yang tulus dan bimbingan yang harus diterima bawahan, dengan adanya supervisi atasan, secara langsung akan dirasakan menjadi sebuah kepuasan tersendiri untuk meraih sesuatu, seperti melaksanakan pekerjaan setiap hari Hasil uji statistik diperoleh nilai P value = 0,001< 0,05. Maka dapat disimpulkan ada hubungan proporsi perawat pelaksana yang mendapatkan fungsi komunikasi tidak baik dengan yang baik terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana. misalnya. Pengarahan atasan menjadi sebuah semangat dan tanggung jawab bawahan untuk membuktikan bahwa dirinya mampu melaksanakan pekerjaan tersebut. Menurut asumsi peneliti bahwa fungsi supervisi kepala ruangan atau atasan sangat penting artinya semakin baik supervisi yang dilakukan oleh kepala ruangan maka akan semakin puas perawat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya, seperti yang telah dibuktikan dalam penelitian ini, ada hubungan antara fungsi supervisi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dalam melakukan pekerjaan sebagai perawat pelaksana di RSUD Rohul tahun 2014. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hurlock, (2000) bahwa kepuasan didukung oleh perhatian dan reward dari orang lain. Sifat-sifat kompetisi dan supervisi dalam bekerja akan menuntut seseorang meningkatkan mutu diri atau SDM diri guna menjawab tantangan pekerjaan yang semakin komplit. Maka dengan hal tersebut akan 50 Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 38

tumbuh kepuasan yang sangat besar untuk dirasakan. B. Hubungan Fungsi Komunikasi Kepala Ruangan Dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di RSUD Rokan Hulu Tahun 2014. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil ada hubungan antara fungsi Komunikasi kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dengan nilai p = 0,001 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara fungsi Komunikasi kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Rohul. Komunikasi dan penyampaian pesan yang baik dari atasan sangat penting untuk dipahami, karena pesan-pesan yang disampaikan atasan dapat diartikan sebagai intruksi dan petunjuk tugas yang harus dilaksanakan. Komunikasi terjadi, tentu melalui dua syarat yaitu antara komunikator dengan komunikan, bila komunikator baik dalam penyampaian pesan maka pesan akan dapat diterima oleh konukan dengan baik pula sehingga terjadi proses komunikasi yang lancar begitu pula sebaliknya. Bila komunikasi adan noise atau gangguan maka si komunikan tak dapat menangkap pesan yang disampaikan, seperti dipengaruhi oleh sifat komunikator yang emosional, kurang penguasaan pesan yang disampaikan dan lain sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi komunikasi kepala ruangan atau atasan sangat penting artinya seperti yang telah dibuktikan dalam penelitian ini, ada hubungan antara fungsi komunikasi dengan kepuasan kerja perawat pelaksana dalam melakukan pekerjaan sebagai perawat pelaksana di RSUD Rohul tahun 2014. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Hurlock, (2000) bahwa kepuasan kerja didukung oleh lancar dan baiknya komunikasi antara atasan dengan bawahan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian dengan melihat tujuan penelitan yaitu untuk mengetahui hubungan fungsi pengarahan kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Rohul tahun 2014 dapat diambil kesimpulan : 1. Usia responden dalam penelitian ini sebagian besar 22-35 tahun 52 orang. 2. Responden dalam penelitian ini sebagian besar perempuan yaitu sebanyak 48 orang. 3. Responden dalam penelitian ini sebagian besar berpendidikan terakhir Diploma III Keperawatan 60 orang. 4. Responden dalam penelitian ini sebagian besar lama masa kerja yaitu 6-10 tahun sebanyak 48 orang. 5. Sebagian besar perawat pelaksana merasakan kepala ruangan yang melakukan fungsi supervisi tidak baik yaitu sebesar 45 orang. 6. Lebih dari separuh perawat pelaksana merasakan kepala ruangan yang melakukan fungsi komunikasi tidak baik yaitu 44 orang. 7. Ada hubungan antara fungsi supervisi kepala ruangan dengan kepuasan perawat kerja perawat pelaksana di RSUD Rohul. 8. Ada hubungan antara fungsi komunikasi kepala ruangan Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 39

dengan kepuasan perawat kerja perawat pelaksana di RSUD Rohul. Saran 1. Bagi RSUD Rohul Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak manajemen RSUD Rohul, dalam rangka perbaikan untuk pelaksanaan supervisi dan komunikasi kepala ruangan terhadap perawat pelaksana. 2. Bagi Instansi Pendidikan Kesehatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, pengetahuan, dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda. DAFTAR PUSTAKA Aprizal, S, Kunjoro, T, & Probandari, A (2008). Kepuasan Kerja Perawat di rumah sakit jiwa Prof. HB. Sa anin Padang. www.irc kmpk.ugm.ac/id/up- PDF/no.17 Yana 04 08. Pdf. Diakses tanggal 26 Februari 2014. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka Cipta, Jakarta Bateman & snell. (2002). Management : competing in the new era, 5 th ed.usa : McGraw-Hill Company. 53 Budiarto,E.2001. Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat,EGC. Jakarta. Hamzah. H. (2001). Hubungan supervisi, tanggung jawab dan pengembangan diri dengan kepuasan kerja perawat pelaksana diruang rawat inap Rumah Sakit Umum Labuang Baji Makassar tahun 2011. Tesis master tidak dipublikasikan. FK- UI. Herwanti, E. (2003). Persepsi perawat pelaksana tentang upaya kepala ruangan memotivasi bawahan dihubungkan dengan kepuasan kerjanya di unit rawat inap RSUD Prof. DE.WZ Jahanes Kupang. Tesis Master tidak dipublikasikan. FKM UI. Higgins, J.M. (1994). The Management Challenge, 2Th ed USA : Macmillan College Publishing Campany. Hidayat, A.A.( 2007), Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika Huffmire. D.W, & Holmes J.D (2006). Hanbook of effective management. How to manage or supervise strategically. London : praeger. Kreitner. R, & Kinicki.A (2010). Organizational Behavior, 9 th ed. New York : The Mc Graw-Hill campanies. Marquis, B.L, & Huston, CJ (2009). Leadership roles and management function in nursing : theory and aplication, 6 th ed. Philadelphia : Lippincott. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 40

Mc Shane, S.L, & Glinow, M.A. (2003). Organizational behavior. USA : Mc Graw-Hill Campanies. Neeley, Farrel F. (2006). Factor influenzing job satisfaction among hospice nurses working for non frofit hospice organization in California. Ph.D. Disertation, Capela University. Diakses tanggal 26 maret 2014. Newman. K & Maylor. U. (2002). Empirical evidence for the nurse satisfaction, quality of care and patien satisfaction chain International Journal of Healt Care Quality assurance, Diakses tanggal 4 april 2014. Notoatmojo, S. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku, Rieneka Cipta, Jakarta.. (2003). Metode Penelitian Kesehatan. EGC.Jakarta Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional, Salemba Medica Jakarta. Nursalam dan Ferry Efendi, 2008. Pendidikan dalam Keperawatan, Salemba Medica Jakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat STIKes Tuanku Tambusai Riau 41