I. PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi adalah mempelajari gejala-gejala di permukaan bumi secara keseluruhan dengan

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

PENDAPATAN PETANI PADA PENGGUNAAN LAHAN SAWAH IRIGASI DI KELURAHAN TEJOSARI KECAMATAN METRO TIMUR KOTA METRO

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2014 EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN PANGAN DI KECAMATAN CIMAUNG KABUPATEN BANDUNG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Lampung Selatan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Banjararum terletak sekitar 26 km dari Puasat Pemerintahan Kabupaten Kulon

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penduduknya untuk mendapatkan pekerjaan atau mata pencaharian di daerah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang agraris artinya pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan data monografi Desa Sukorejo (2013) menunjukkan keadaan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 48

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

I. PENDAHULUAN. dianggap sebagai sumber kehidupan dan lapangan kerja, maka pertanian

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas tanam, produksi, dan produktivitas tanaman padi dan jagung per Kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Tahun 2008.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. sekitar 4 Km dari Kabupaten Gunungkidul dan berjarak 43 km, dari ibu kota

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia merupakan daerah agraris artinya pertanian memegang

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

I PENDAHULUAN. Petani merupakan pekerjaan yang telah berlangsung secara turun-temurun bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu penggerak utama dari roda. perekonomian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

PEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o

I. PENDAHULUAN. dan pada umumnya penduduk negara ini tinggal di daearah pedesaan yang bekerja

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM II)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pulau Jawa, dan sebaliknya. Provinsi Lampung memiliki 12 kabupaten dan 2

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SUMEDANG SELATAN 2016

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sumadi Suryabrata (2009:76), metode penelitian deskriptif adalah metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

KEADAAN UMUM DAERAH. Kecamatan Wonosari merupakan Ibukota Kabupaten Gunungkidul, yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. lahan. Kemampuan lahan yang dikelola akan memberikan. produksi yang berbeda-beda tingkat produktivitasnya.

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pada setiap tahunnya juga berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan

DISTRIBUSI PEMILIKAN DAN PENGUSAHAAN LAHAN PERTANIAN DI SULAWESI SELATAN*

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

IV. KONDISI SUB-SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI KABUPATEN ROKAN HILIR

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Metro merupakan ibukota Kecamatan Metro Pusat. Kota Metro

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia kaya akan potensi sumberdaya alam, tanah yang subur dan didukung oleh ketersediaannya air yang cukup merupakan faktor fisik pendukung majunya potensi sumberdaya alam. Potensi sumberdaya alam yang dimiliki setiap wilayah berbedabeda, tiap wilayah memiliki ciriciri khas dan kemampuan dalam mengolah potensi sumberdaya alam khususnya lahan sawah irigasi yang mempunyai nilai guna dilihat dari luas lahan, produksi, sumber air irigasi yang dapat dimanfaatkan pengelolaanya dalam bidang pertanian sebagai sumber memperoleh pendapatan bagi petani. Hal ini sesuai dengan konsep geografi yaitu konsep nilai kegunaan, merupakan nilai kegunaan fenomena atau sumbersumber di muka bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan penduduk tertentu (Suharyono, 1994:32). Jadi nilai guna suatu tempat berbeda jika dilihat dari fungsinya, dalam hal ini nilai lahan sawah irigasi memiliki nilai kegunaan yang besar bagi petani sawah irigasi yaitu sebagai sumber produksi dan mata pencaharian dalam memperoleh pendapatan guna mempertahankan kehidupannya. Pentingnya lahan sawah irigasi bagi sumber pendapatan petani sawah irigasi maka jenis tanaman yang diusahakan harus ditingkatkan produksinya melalui pemanfaatan penggunaan lahan sawah irigasi secara maksimal. Hal ini sesuai

2 dengan pendapat Suhardjo (2008:45) bahwa bagi seorang petani, sejengkal tanah memiliki nilai yang sangat berarti karena hanya melalui media inilah mereka bisa berproduksi dan mempertahankan kehidupannya. Jadi lahan sawah irigasi sebagai faktor produksi dalam meningkatkan produksi tanaman yang ditanam dan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi. Dalam bidang pertanian khususnya pertanian sawah irigasi tiaptiap wilayah memiliki kemampuan yang berbedabeda dalam mengolah dan mengahasilkan potensi sumberdaya alam yang ada. Perbedaan ini dapat dilihat dari produktivitas, produksi dan luas lahan sawah irigasi. Secara Nasional produktivitas padi sawah irigasi mampu menghasilkan 5,17 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh mampu menghasilkan 5,2 ton/ha dari produksi 63.018.116 ton dengan luas panen 12.118.779 ha. Provinsi Lampung produktivitas padi sawah irigasi mampu menghasilkan 5,07 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh hanya mampu menghasilkan 4,96 ton/ha dari produksi 2.623.873 ton dengan luas panen 528.377 ha. Kota Metro produktivitas padi sawah irigasi mampu menghasilkan 5,05 ton/ha, namun hasil produksi yang diperoleh mampu menghasilkan 5,41 ton/ha dari produksi 24.859 ton dengan luas panen 4.592 ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, 2011). Dari data tersebut maka dapat dilihat bahwa kota Metro ratarata produksi padi diatas ratarata produksi nasional, namun sumber pendapatan utama yang diperoleh petani sawah irigasi belum dapat meningkatkan taraf kehidupan petani sawah irigasi dan keluarga dari hasil produksi padi saja karena untuk menanam tanaman padi bergantung dari pembagian pasokan air irigasi.

3 Luas lahan garapan petani sawah irigasi mempengaruhi produksi tanaman yang dihasilkan dan tentunya berpengaruh terhadap besar kecilnya pendapatan yang diperoleh. Beberapa masalah pokok yang dihadapi para petani adalah rendahnya pendapatan usaha tani, sulitnya meningkatkan pendapatan usaha tani, dan bagaimana cara meningkatkan pendapatan usaha tani. Kendalakendala tersebut nampaknya tidak dapat terlepas dari usaha tani yang dimiliki petani sawah irigasi, sehingga dalam hal ini usaha tani dalam meningkatkan pendapatan pada penggunaan lahan sawah irigasi perlu mendapat perhatian dalam pengkajian. Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur memiliki luas wilayah 337 Ha dengan jumlah penduduk sebesar 2.875 jiwa, yang terdiri dari 710 kepala keluarga yang tersebar di 8 lingkungan Rukun Warga. Total luas lahan pertanian di Kelurahan Tejosari adalah 237 Ha dan semuanya berupa sawah irigasi teknis yang keseluruhan dimiliki dan dimanfaakan oleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari, sehingga mata pencaharian pokok penduduk Kelurahan Tejosari sebagian besar di sektor pertanian (Monografi Kelurahan Tejosari, 2010). Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah kepala keluarga berdasarkan jenis mata pencaharian di Kelurahan Tejosari dapat dilihat pada Tabel 1.

4 Tabel 1. Jumlah Kepala Keluarga di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Menurut Mata Pencaharian Tahun 2010 No. Mata Pencaharian Jumlah (KK) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 Pegawai Negeri/Karyawan a) Pegawai Negeri Sipil b) TNI/Polri c) Karyawan (swasta/bumn/bumd) Wiraswasta/Pedagang Tani Pertukangan Buruh Pensiunan Industri Kecil/Rumah Tangga 96 6 1 36 371 16 170 11 3 13,52 0,85 0.14 5,07 52,25 2,25 23,95 1,55 0,42 Jumlah 710 100 Sumber: Monografi Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Tahun 2010 Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kepala keluarga di Kelurahan Tejosari yaitu 371 (52,25 %) kepala keluarga bekerja sebagai petani sawah irigasi, sehingga mata pencaharian pokok penduduk sebagian besar di sektor pertanian. Jadi sebagian besar penduduk bekerja bergantung dari penggunaan lahan sawah irigasi. Banyak penduduk yang bekerja sebagai petani sawah irigasi disebabkan luas lahan sawah 237 ha atau 2,37 km 2. Berdasarkan jumlah petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dan luas lahan pertanian sawah irigasi maka kepadatan penduduk agraris ditiaptiap kilometer persegi lahan pertanian 156 jiwa/km 2. Banyak petani dan besar luas lahan pertanian berpengaruh terhadap besar produksi dan pendapatan usaha tani. Petani di Kelurahan Tejosari merupakan petani sawah irigasi. Hal ini karena semua lahan pertanian berupa sawah irigasi teknis. Petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari adalah petani yang mendapat air irigasi pada musim hujan dengan sistem bergilir pemakaian air irigasi dengan daerah lain dan untuk menanam tanaman padi dalam satu tahun tergantung dari jadwal pembagian air

5 irigasi yang didapat, serta pada musim kemarau dapat diselingi dengan tanaman selain tanaman padi seperti: palawija, sayursayuran dan buahbuahan ketika belum mendapatkan giliran pembagian pasokan air irigasi. Sumber air irigasi yang digunakan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari berasal dari Bendungan Argoguruh, namun pasokan air yang didapat petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari setiap tahun yaitu sistem bergiliran dengan daerah lain. Penggunaan air irigasi yang didapat oleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari untuk menanam tanaman padi dikenakan biaya yaitu setara 15 kg padi kering, jika dengan uang sebesar Rp 51.000 untuk ¼ ha lahan sawahnya dan dibayar ketika panen. Sistem pola tanam pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari untuk usaha tani menanam tanaman padi yaitu bergantung dari pembagian pasokan air irigasi. Dalam penelitian ini petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari mengalami kesulitan air jika tidak mendapat jatah gadu karena dalam setahun hanya satu kali dapat menanam dan memanen tanaman padi. Adapun sistem pola tanam jika tidak mendapat jatah gadu yaitu selama empat bulan (pada bulan Januari sampai April) petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari bisa menanam dan memanen tanaman padi. Bulan berikutnya pada periode kedua (pada bulan Mei sampai Desember) petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari menanami lahan sawah irigasi dengan tanaman selain padi, misalnya: palawija, sayursayuran, dan buahbuahan, akan tetapi bulan dalam penelitian ini tidak menjadi patokan pengukuran kapan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari

6 melakukan tanam padi dan tanam selain tanaman padi karena bergantung dari jadwal dan jatah pembagian pasokan air irigasi. Periode menanam tanaman padi yang bergantung dari pembagian pasokan air irigasi membuat petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari mengalami kesulitan air, padahal usaha tani menanam tanaman padi merupakan sumber pendapatan utama dilahan garapan sawah irigasi. Berdasarkan hal tersebut guna meningkatkan pendapatan selain dari usaha tani menanam tanaman padi, ketika tidak mendapat jatah gadu maka pada tanam periode kedua lahan garapan sawah irigasi ditanami tanaman selain tanaman padi misalnya: palawija, sayursayuran dan buahan. Berdasarkan data Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Metro Timur Tahun 2010, dari luas 237 ha lahan garapan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari sebesar 79,75 ha lahan garapan sawah irigasi yang ditanami tanaman selain tanaman padi. Hal ini menunjukkan bahwa ketika tidak mendapat jatah gadu petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang sebelumnya pada tanam periode pertama semua menanami lahan garapan sawah irigasi dengan tanaman padi, pada tanam periode kedua tidak semua lahan garapan sawah irigasi ditanami tanaman selain tanaman padi. Petani sawah irigasi yang tidak menanami lahan garapan sawah irigasi pada tanam periode kedua karena dipengaruhi faktor modal, kondisi lahan yang tidak bisa ditanami tanaman selain tanaman padi seperti kondisi lahan berawa, dan kondisi cuaca yang kemarau serta tidak ada bantuan air ketika menanam tanaman selain tanaman padi membuat petani takut mengalami resiko gagal panen dan rugi. Jadi petani sawah irigasi yang takut mengalami resiko gagal panen dan rugi pada

7 tanam periode kedua ketika tidak mendapat pasokan air irigasi maka akan membiarkan lahan sawah irigasi begitu saja tanpa ditanami. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dari lahan sawah irigasi dan berdampak terhadap pemenuhan kebutuhan pokok. Tanaman yang biasa ditanam petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari pada tanam periode ke dua ketika tidak mendapat pasokan air irigasi yaitu tanaman jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang panjang, cabe, tomat, mentimun, terong, dan semangka (Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kecamatan Metro Timur, 2010). Petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang menanam tanaman kacang panjang, tomat, mentimun, terong, ubi jalar tidak memerlukan biaya yang besar. Khusus tanaman cabe, buah semangka, kedelai dan kacang tanah umumnya ditanam oleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang memiliki modal besar karena membudidayakan komoditas tersebut memerlukan banyak biaya dan perawatan yang lebih rumit. Budidaya tanaman singkong/ubi kayu pada umumnya dilakukan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari untuk dimakan sendiri dan sebagiannya dijual. Untuk tanaman jagung paling banyak dibudidayakan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari karena membudidayakan tanaman jagung tidak memerlukan biaya yang besar dan perawatannya relatif mudah. Besar kecil pendapatan yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari bergantung dari produksi tanaman pada pola tanam di lahan garapan sawah irigasi yaitu tanaman padi pada tanam periode pertama dan tanaman selain tanaman padi, misalnya: palawija, sayursayuran, dan buahbuahan pada tanam periode kedua.

8 Besar kecil ratarata produksi tanaman yang ditanam bergantung dari hasil produksi tanaman dan luas lahan garapan sawah irigasi. Jadi luas lahan garapan sawah irigasi yang digarap petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari mempengaruhi besar kecil produksi tanaman dan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh dari usaha tani. Semakin luas usaha tani, makin besar persentase pengahasilan. Disamping luas usaha tani yang mempengaruhi produksi adalah modal untuk mengolah usaha tani tersebut. Modal merupakan bagian terpenting dalam kegiatan pertanian mulai dari menanam sampai memanen, apabila petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari tidak mempunyai modal, terutama pada tanam periode kedua maka lahan garapan sawah irigasi akan dibiarkan begitu saja tanpa ditanami. Lahan garapan sawah irigasi tidak produktif padahal bagi petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari lahan garapan sawah irigasi merupakan sumber mata pencaharian untuk berproduksi dalam memperoleh pendapatan, walaupun ada lahan garapan sawah irgasi yang disewakan kepada petani sawah irigasi lain di Kelurahan Tejosari yang mempunyai modal untuk menanam tanaman selain padi tetapi hasilnya belum dapat meningkatkan pendapatan petani sawah irigasi, terutama jika lahan garapan sawah irigasi bagi hasil. Pentingnya modal dalam kegiatan usaha tani dalam menghasilkan produksi yang diperoleh petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dari lahan garapan sawah irigasi, maka besar modal yang dimiliki berpengaruh terhadap jenis tanaman yang diusahakan pada lahan garapan sawah irigasi dan produksi yang dihasilkan. Produksi yang dihasilkan dari tanaman yang ditanam berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh karena pendapatan usaha tani merupakan penerimaan

9 nilai harga jual dikalikan dengan produksi. Keadaan tersebut tentu menyebabkan pendapatan yang diterima berbedabeda sesuai dengan besar modal yang digunakan dalam usaha tani. Jadi apabila terbatasnya modal untuk melakukan usaha tani menyebabkan terbatasnya jenis komoditi yang diusahakan, rendahnya usaha pengembangan dan pengelolaan dalam usaha tani sehingga menyebabkan produksi yang dihasilkan rendah dan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani juga rendah. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dilihat pada Tabel 2 dari hasil penelitian pendahuluan mengenai deskripsi pendapatan total petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari ketika tidak mendapat jatah gadu artinya hanya mendapat pasokan air irigasi satu kali dalam setahun, pendapatan ini diperoleh dari usaha tani dalam penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011.

10 Tabel 2. Deskripsi Pendapatan Total Petani Sawah Irigasi Pada Penggunaan Lahan Sawah Irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2011. NO Nama Tanaman Padi (Periode Tanam Pertama) Tanaman Selain Tanaman Padi (Periode Tanam Kedua) Pendapatan Status Lahan Luas Lahan (ha) Modal (Rp) Hasil Produksi (ton) Pendapatan Kotor per Panen Pendapatan Bersih per Panen Jenis tanaman Status Lahan Luas Lahan (ha) Modal (Rp) Hasil Produksi (ton) Pendapatan Kotor per Panen Pendapatan Bersih per Panen Total Per Tahun (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 Narjiman Supono Sakim Wagirun Mugi Utomo Poiman Hadi Sutomo Sunardi Bagi hasil Bagi hasil Bagi hasil 0,75 0,37 0,18 0,5 0,5 0,5 0,5 0,15 1.416.000 1.149.000 542.000 1.374.000 1.839.000 1.374.000 969.000 342.000 4 2 1 2 2,5 2,5 2 0,6 11.200.000 5.600.000 2.800.000 5.600.000 7.000.000 7.000.000 5.600.000 1.680.000 4.892.000 4.451.000 2.258.000 2.113.000 5.161.000 5.626.000 2.315.000 1.338.000 Jagung Jagung Jagung Jagung, Kacang tanah Semangka Jagung Jagung Tidak tanam Bagi hasil Bagi hasil Sewa Bagi hasil 0,75 0,25 0,18 0,25 0,25 1,5 0,5 0,25 240.000 270.000 270.000 85.000 8.910.000 230.000 112.000 Gagal panen 0,12 Gagal panen Gagal panen 14,8 0,08 0,1 360.000 16.280.000 240.000 280.000 120.000 7.370.000 10.000 167.500 4.892.000 4.811.000 1.988.000 1.758.000 12.531.000 5.636.000 2.482.500 1.338.000 Jumlah 3,45 9.005.000 16,6 46.480.000 28.154.500 3,93 10.667.500 15,1 17.160.000 7.667.500 35.436.500 2.953.039 Ratarata 0,43 1.125625 2,07 5.660.000 3.519.312 0,56 1.523.928 3,77 2.451.428 1.095.357 4.429.562 369.129 Sumber: Data Hasil Penelitian Pendahuluan Tahun 2011 Pendapatan Total Per Bulan (Rp) 407.666 400.916 165.666 146.500 1.044.250 469.666 206.875 111.500 10

11 Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa pendapatan petani di Kelurahan Tejosari tergolong rendah bila dilihat dari UMR Kota Metro Tahun 2011 yang jumlahnya sebesar Rp 855.000 perbulan. Hal ini dapat dilihat dari ratarata pendapatan total petani sawah irigasi yaitu sebesar Rp 4.429.562 per tahun atau Rp 369.129 per bulan. Pendapatan tersebut didapat dari hasil usaha tani menanam tanaman padi dan tanaman selain tanaman padi. Usaha tani menanam tanaman padi ratarata produksi 4,8 ton/ha dari besar produksi 16,6 ton dan luas lahan garapan 3,45 ha. Ratarata modal usaha tani yang digunakan untuk menanam tanaman padi Rp 1.125.625. Usaha tani menanam tanaman selain tanaman padi ratarata produksi 3,84 ton/ha dari besar produksi 15,1 ton dan luas lahan garapan 3,93 ha. Ratarata modal usaha tani yang digunakan untuk menanam tanaman selain tanaman padi Rp 1.523.928. Pendapatan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari tergolong rendah karena bergantung dari besar kecilnya produksi yang dihasilkan di luas lahan garapan sawah irigasi apalagi bagi petani sawah irigasi yang tidak mempunyai lahan garapan sawah irigasi mereka bertani dengan sistem bagi hasil. Hal tersebut akan lebih sulit untuk meningkatkan pendapatan karena hasil panen yang didapat dibagi dengan pemilik lahan. Selain itu pendapatan total rendah dari penggunaan lahan sawah irigasi terutama dari hasil usaha tani bercocok tanam selain tanaman padi pada tanam periode kedua. Rendahnya pendapatan petani sawah irigasi pada tanam periode kedua disebabkan ada yang gagal panen akibat kondisi cuaca kemarau. Bagi petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari yang takut mengalami resiko gagal panen, rugi, kondisi lahan berawa dan kurang modal mereka lebih memilih tidak menanami lahan garapan sawah irigasi dengan tanaman selain tanaman padi pada tanam periode kedua. Hal ini tentu mempengaruhi peningkatan pendapatan yang diperoleh dari usaha tani. Padahal rendahnya tingkat pendapatan petani

12 sawah irigasi di Kelurahan Tejosari dari penggunaan lahan sawah irigasi akan menyebabkan sulitnya terpenuhi kebutuhan pokok. Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih lanjut penelitian tentang pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi dan modal petani di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur sebagai berikut: 1. Luas lahan garapan 2. Modal usaha tani 3. Pendapatan petani C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Berapakah luas lahan sawah irigasi yang digarap petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012? 2. Berapakah jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012? 3. Berapakah pendapatan total petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012?

13 D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai luas lahan sawah irigasi yang digarap, jumlah modal usaha tani yang dikeluarkan, dan pendapatan total petani sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro Tahun 2012. E. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 2. Untuk bahan informasi mengenai pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro. 3. Bagi penulis untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan secara teori tentang geografi pertanian untuk diterapkan di lapangan. 4. Sebagai suplemen bahan ajar dalam Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VII Semester II pada pokok bahasan Kegiatan Ekonomi Penduduk dan Bentuk Penggunaan Lahan sub pokok bahasan Mata Pencaharian Penduduk. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah petani sawah irigasi yang bertempat tinggal di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro. 2. Ruang lingkup obyek penelitian yaitu pendapatan petani pada penggunaan lahan sawah irigasi di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro.

14 3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota Metro. 4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah Tahun 2012. 5. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Pertanian. Menurut Nursid Sumaatmadja (1988:166) berdasarkan tinjauan studi geografi, pertanian sebagai suatu sistem keruangan merupakan perpaduan subsistem fisis dan subsistem manusia. Ke dalam subsistem fisis termasuk komponen tanah, iklim, hidrografi, topografi, dengan segala proses alamiahnya. Sedangkan ke dalam subsistem manusia termasuk tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi yang berlaku dalam masyarakat, kemampuan ekonomi dan kondisi politik setempat. Berdasarkan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini ruang lingkup geografi pertanian yang digunakan karena geografi pertanian mengkaji tentang aspek keruangan yang sangat terkait dengan subsistem fisis dan subsistem manusia. Dalam penelitian ini yaitu mengenai masalah yang berkaitan dengan aktivitas petani dari penggunaan lahan sawah irigasi dan kegiatan pertanian, yang tujuannya untuk memperoleh hasil atau pendapatan agar petani dapat hidup secara layak sehingga kebutuhan hidup terpenuhi.