BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PRAKTIK GADAI KTP DI KELURAHAN SIMOLAWANG KECAMATAN SIMOKERTO SURABAYA

BAB III TRANSAKSI UTANG PINTALAN DI DESA BUDUGSIDOREJO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB III PRAKTIK ARISAN BERSYARAT DI DUSUN WATUKARAS DESA JENGGRIK KECAMATAN KEDUNGGALAR KABUPATEN NGAWI

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN BARANG KREDITAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN BANDAR KEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

KWINTALAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KEDAMEAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PUPUK DALAM KELOMPOK TANI DI DESA KALIGAMBIR KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

BAB III PRAKTIK JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

BAB IV IMPLEMENTASI FATWA DSN NO.25/DSN-MUI/III/2002 TENTANG RAHN PADA PRODUK AR-RAHN. A. Aplikasi Pelaksanaan Pembiayaan Rahn Di Pegadaian Syariah

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DI DESA KENTENG KEC.TOROH KAB. GROBOGAN

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB III TEKNIS PEMBAYARAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL

BAB III PELAKSANAAN PEMBAYARAN HUTANG DENGAN MEMPEKERJAKAN DEBITUR STUDI KASUS DI DUSUN JERUK KIDUL DESA MABUNG KECAMATAN BARON KABUPATEN NGANJUK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1960 TENTANG PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI TANAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III PRAKTEK PELUNASAN UTANG SAPI UNTUK PENANAMAN TEMBAKAU BERDASARKAN KETENTUAN KREDITUR DI DS. SEJATI KEC. CAMPLONG KAB.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB II TINJAUAN TERHADAP PERJANJIAN SEWA BELI. belum diatur dalam Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB III APLIKASI PENERAPAN IJARAH DAN PENGAMBILAN BESARAN DENDA PADA PERSEWAAN MOBIL DI KELURAHAN MLAJAH KECAMATAN BANGKALAN KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PENERAPAN ANTARA PEMILIK KAPAL DAN NELAYAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB I PENDAHULUAN. menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang. itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah masalah perekonomian. Dengan sempitnya lapangan

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK TEBUSAN GADAI TANAH SAWAH YANG DIKURS DENGAN REPES DI DESA BANGSAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP HUKUM JUAL BELI CABE TANPA KESEPAKATAN HARGA

PERJANJIAN PENANAMAN MODAL USAHA PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV ANALISIS MEKANISME PEMBAGIAN HASIL USAHA ANTARA PIHAK BMT DENGAN PIHAK NASABAH DAN ANALISIS KESESUIAN

Wawancara dengan bapak Imam suwadi. Wawancara dengan bapak Tamnun

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB III TRANSAKSI UTANG PIUTANG DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN. A. Gambaran Umum Desa Brumbun Kecamatan Wungu Kabupaten Madiun

BAB III PRAKTIK UTANG-PIUTANG DI ACARA REMUH DI DESA KOMBANGAN KEC. GEGER BANGKALAN

BAB III MEKANISME GADAI TANAH SAWAH DI DESA BAJUR KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

PERPU 56/1960, PENETAPAN LUAS TANAH PERTANIAN. Oleh:PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB I PENDAHULUAN. membayar berbagai kebutuhan masyarakat. Uang merupakan hal yang sangat penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan bukanlah sebuah pabrik atau produsen yang menghasilkan uang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi terjaminnya barang dan jasa dan memanfaatkan nikmat-nikmat yang Allah

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. (VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB III PERBANDINGAN GADAI GANTUNG SAWAH DALAM PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN HUKUM ADAT

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB III TINJAUAN TEORITIS TINJAUAN UMUM TENTANG USAHA

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

Ronny Kusnandar ISSN Nomor

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PENGUASAAN BARANG GADAI OLEH YANG MENGGADAIKAN. A. Kondisi Geografis, Demografis Desa Kumesu

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

HAK GUNA PAKAI PRODUKTIF

BAB I PENDAHULUAN. dan diperhadapkan dengan sumber pendapatan yang tidak mencukupi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI QARD} UNTUK USAHA TAMBAK IKAN DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

PERJANJIAN PINJAMAN. (Pemberi Pinjaman dan Penerima Pinjaman selanjutnya secara bersama disebut sebagai Para Pihak )

Transkripsi:

BAB III PRAKTIK KASUS PEMANFAATAN JAMINAN UTANG PIUTANG YANG DI MANFAATKAN PIUTANG DI DESA KENANTEN KECAMATAN PURI KABUPATEN MOJOKERTO A. Gambaran Umum Desa Kenanten Desa Kenanten adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan puri kabupaten mojokerto yang mempunyai luas wilayah kurang lebih 256,250 ha serta wilayah yang membatasi desa Kenanten kecamatan puri adalah : Desa Meri, Desa Sumolawang, Desa Banjaragung, Desa Tambak Agung. Mengenai kepemerintahannya desa Kenanten dipimpin oleh seorang kepala desa, yang mana dalam menjalankan kepemerintahannya di bantu oleh kepala dusun yang terdiri dari 5 dusun yaitu : Dusun Saur Kembang, Dusun Karang Wungu, Dusun Kenanten, Dusun Karang Mojo, serta dibantu staf-staf di kelurahan. Jumlah penduduk dapat diketahui bahwa keseluruhan jumlah penduduk berjumlah 7126 orang yang mengalami kenaikan, berbeda pada jumlah penduduk tahun lalu yang berjumlah 6201 orang. Hal ini menunjukkan dari tahun ke tahun jumlah kepadatan penduduk di desa Kenanten semakin meningkat dikarenakan angka kelahiran bayi setiap tahunnya meningkat. Adapun mengenai keadaan sosial ekonomi, masyarakat desa Kenanten mayoritas bekerja sebagai petani, pedagang, pegawai negeri atau kelurahan dll. 36

37 Kemudian mengenai Keadaan pendidikan di desa Kenanten tergolong masyarakat yang mempunyai kepedulian terhadap pendidikan, mereka menggangap pendidikan sangat di perlukan oleh anak anak mereka sebagai bekal bagi masa depannya dan menghadapi perkembangan zaman yang semakin berkembang. Masyarakat desa Kenanten tidak hanya menyekolahkan anaknya di daerahnya itu saja, tetapi juga diluar daerah tersebut agar mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan yang ingin melanjutkan pendidikannya pada tingkat berikutnya, sebagian besar akan melanjutkan ke kecamatan dan sekitarnya. Mengenai keadaan keagamaannya, masyarakat desa Kenanten mempunyai pengamalan nilai nilai agama yang sangat tinggi, hal ini dilatarbelakangi oleh didikan agama yang kuat dari orang tuanya dengan memperioritaskan pendidikan agama tetapi juga tidak mengesampingkan pendidikan duniawinya. Ketaatan terhadap nilai nilai religus dan perhatian yang lebih terhadap kepentingan agamanya, Dari penjelasan singkat diatas menunjukkan bahwa masyarakat desa Kenanten mayoritas beragama Islam, tetapi ada sebagian agama yang lain yaitu agama kristen dan budha yang mana orang tersebut adalah warga pendatang. Akan tetapi dengan perbedaan ini tidak pula menghilangkan kerukunan antar masyarakat dan tidak menimbulkan perselisihan diantara agama yang lain.

38 B. Praktik Utang Piutang di Desa Kenanten 1. Praktik Utang Piutang Dalam praktik utang piutang yang dilakukan masayarakat desa kenanten dilakukan dengan cara orang yang berhutang mengajukan permohonan utang kepada orang yang berpiutang dengan membawa barang sebagai jaminan utang, barang jaminan tersebut adalah sebuah sepeda motor. Dalam contoh Kasusnya : Bapak Muhid sebagai orang yang berhutang dan Bapak Hambali sebagai piutang. Hal pertama yang dilakukan Bapak Muhid adalah mendatangi rumah Bapak Hambali untuk meminta pinjaman uang sebesar Rp.2000.000 dan membawa barang jaminan utang sebuah sepeda motor Honda legenda berserta BPKBNya. kemudian Bapak Hambali selaku piutang melihat kodisi motor tersebut dan memberikan keputusan apakah bisa meminjamkan uang sebesar Rp.2000.000 dengan menjaminkan motor Honda legenda, setelah dipertimbangkan dan tanpa membutuhkan waktu yang lama Bapak Hambali akhirnya memberikan pinjaman uang yang dikehendaki Bapak Muhid sebesar Rp.2000.000. dan barang jaminan yang berupa motor berada ditangan Bapak Hambali sebagai jaminan utang. Dalam melakukan akad utang piutang yang dilakukan oleh Bapak Hambali dan Bapak Muhid hanya dilakukan dengan cara sederhana, cukup hanya dengan mengatakan Saya (Orang yang berhutang) meminjam uang sekian dan memberikan motor sebagai jaminan utang, kemudian di jawab

39 langsung oleh piutang dengan mengatakan : ya saya pinjamkan uang dan saya terima motornya sebagai jaminan utang. Kemudian dalam pemberian jangka waktu pengembalian utang tidak ditentukan secara jelas oleh Bapak Hambali, hanya saja beliau memberikan kelonggaran kepada Bapak Muhid dalam mengembalikan utang tidak melibihi tahun yang akan datang, oleh karena itu Bapak Muhid bisa mengembalikan uang secara cepat ataupun bisa dikembalikan selambat-lambatnya pada akhir tahun. Kemudian mengenai pegembalian utang, jika Bapak Muhid bisa mengembalikan utang hanya dengan waktu 2 atau 3 bulan saja, maka barang jaminan yang berupa motor dapat diserahkan kembali kepadanya. Hal ini membuat dari semua pihak tidak ada yang dirugikan, dikarenakan barang jaminan yang berada di Bapak Hambali tidak sampai beliau manfaatkan terlalu lama dan tidak membuat kerusakan pada motor tersebut dan juga Bapak Hambali bisa mendapatkan uangnya kembali tanpa membutuhkan waktu yang lama.. Akan tetapi dalam kenyataanya yang penulis ketahui, Bapak Muhid mengembalikan uang dengan jangka waktu yang lama, maka Bapak Hambali bisa menggunakan barang yang di jaminkan tanpa meminta izin kepada Bapak Muhid, dikarenakan Bapak Hambali tidak mau mengalami kerugian. Pemanfaatan yang dilakukan Bapak Hambali hanya menggunakan motor tersebut untuk kepentingan pribadinya, seperti di gunakan anak Bapak Hambali untuk pergi sekolah. Dalam pemanfaatan yang dilakukan Bapak

40 Hambali sudah sangat jelas merugikan Bapak Muhid, dikarenakan barang yang dijaminkan hanya sebagai barang jaminan utang saja tidak untuk dimanfaatkan, selain di gunakan barang jaminan Bapak Hambali tidak merawat dan memelihara barang jaminan tersebut, hal tersebut membuat Bapak Muhid sudah pasrah dengan pemanfaatan yang dilakukan Bapak Hambali Selanjutnya dalam contoh kasus yang kedua terdapat perbedaan dari contoh kasus yang pertama. Hal yang pertama dalam permohonan utang pada kasus yang kedua sama halnya Seperti pada contoh kasus yang pertama yaitu : Bapak Romli selaku orang yang berhutang meminjam uang sebesar Rp. 4.000.000 kepada Bapak Ahmad dengan membawa barang jaminan sebuah sepeda motor Honda 125 berwarna biru beserta BPKBnya, kemudian Bapak Ahmad mempertimbangkan dengan keluarganya apakah memberikan pinjaman uang yang diminta Bapak Romli, setelah dipertimbangkan akhirnya Bapak Ahmad memberikan pinjaman uang sebesar Rp.4.000.000 yang dikehendaki oleh Bapak Romli dan barang jaminan berupa motor berada di tangan Bapak Ahmad. Mengenai akad yang terjadi, sebagaimana yang telah dijelaskan pada kasus yang pertama, ada persamaan yang diucapkan seperti pada kasus yang pertama hanya dilakukan secara sederhana, hanya saja ada sedikit perbedaan pada kasus yang pertama piutang yang memberikan jangka waktu sampai

41 dengan akhir tahun. Pada kasus yang kedua ini Bapak Romli selaku orang yang berutang meminta kelonggaran waktu dalam pengembalian utang kepada Bapak Ahmad, dalam pengembalian utangya Bapak Romli mengembalikan dengan cara mengangsur setiap bulannya semampunya, permintaan tersebut disetujui oleh Bapak Ahamad dengan syarat bila dalam beberapa bulan utang yang sudah di angsur kemudian utang tersebut belum lunas maka barang jaminan masih tetap berada ditangan Bapak Ahmad dan syarat tersebut diterima oleh Bapak Romli. Pada kenyataanya yang terjadi pada pengembalian utang oleh Bapak Romli, walaupun sudah berusaha mengansur setiap bulannya tetap saja membutuhkan waktu yang lama untuk dapat melunasi utangnya. Hal tersebut di manfaatkan oleh Bapak Ahmad untuk memanfaatkan barang yang dijaminkan dikarenakan motor tersebut masih layak untuk digunakan. Pemanfaatan yang dilakukan Bapak Ahmad adalah menggunakan motor untuk kepentingan pribadinya dan mencari keuntungan lain dengan cara menyewakan motor tersebut kepada orang lain. Hasil yang di dapatkan dari persewaan motor tersebut dimilikinya sendiri tanpa di berikan kepada Bapak Romli. Seperti halnya pada contoh kasus yang pertama dalam contoh kasus yang kedua ini dalam praktiknya orang yang berutang selalu dirugikan. Dan orang yang berutang tak bisa berbuat apa-apa terhadap barang miliknya

42 karena mereka menyadari belum bisa mengembalikan uang yang dipinjamkan. Pada permohonan utang antar masyarakat pada ummnya tidak terdapat syarat-syarat yang diajukan oleh pihak berpiutang, ini banyak dilakukan di desa-desa yang masih mempunyai rasa kekeluargaan yang sangat kental antar masyarakatnya. Hal tersebut berbeda pada permohonan utang disuatu lembaga bank atau perkreditan, yang dimana terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi jika seseorang ingin mendapatkan pinjaman.. Dari pemaparan dua contoh diatas piutang dalam memberikan pinjaman kepada orang yang berutang karena didasarkan pada faktor kepercayaan. Dalam pemberian faktor kepercayaan ini masyarakat yang melakukan praktik tersebut di dasarkan pada mereka yang tinggal dalam satu desa, sehingga mereka telah mengenal satu dengan yang lain dan tidak menghawatirkan pinjaman yang belum bisa di lunasi oleh orang yang berhutang. 1 Modal kepercayaan ini menjadikan proses permohonan utang berlangsung cepat karena tidak membutuhkan waktu yang lama, seseorang datang kepada pihak piutang untuk mengutarakan apa yang menjadi keinginannya, setelah itu pihak piutang memberikan sejumlah uang yang dikehendaki oleh orang yang mengajukan permohonan utang 1 Hasil Wawancara dari Bapak Hambali, 10 Juli 2009

43 Dengan sifatnya perjanjian atas dasar kepercayaan ini, apabila terjadi sengketa atau perselisihan dikemudian hari, penyelesainnya tidak sampai dibawa kepolisian atau kepengadilan negeri melainkan cukup diselesaikan ditingkat desa, dengan meminta bantuan tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara damai dan kekeluargaan tanpa mengabaikan perjajian yang semula mereka adakan bersama. Praktik utang piutang yang dilakukan piutang memberikan pinjaman uang, mengajukan sebuah syarat bagi orang yang berhutang yaitu memberikan sebuah motor yang mana motor ini sebagai barang jaminan utang, dalam menentukan berapa nominal yang akan diberikan kepada berutang, pihak piutang melihat kondisi motor tersebut. Jika motor tidak mempunyai BPKB, maka akan mengurangi nominal uang yang akan diutangkan. 2 Akan tetapi walaupun surat motor tersebut lengkap tetapi motor itu sudah lama (dalam hal ini dilihat dari keadaannya) maka juga bisa mengurangi nominal utangnya. Diadakan syarat tersebut dikarenakan piutang telah meminjamkan sebagaian hartanya kepada orang yang membutuhkan dalam hal ini orang yang berhutang. Piutang merasa berhak menahan salah satu barang milik dari orang yang berhutang sebagai jaminan utang. 2 Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad, 11 Juli 2009

44 Masyarakat desa kenanten yang melakukan praktik utang piutang dalam hal ini piutang yang memberikan syarat barang jamianan sebuah motor, Pertimbangan utang yang dilakukan piutang yang mana meminta barang jaminan tidak berlebihan, karena barang jaminan tersebut sebagai motivasi orang yang berhutang agar dapat melunasi utangnya dan tidak menunda-nunda pembayaran utang. Orang yang berhutang sebenarnya keberatan dalam syarat tersebut, akan tetapi mereka dengan berat hati menerimanya karena uang yang mereka pinjam untuk kebutuhan mendesak misalnya saja dikarenakan salah satu anggota keluarganya sakit dan harus dirawat inap di rumah sakit, bisnis yang rugi menghitankan anaknya, biaya pernikahan anak mereka dan sebagainya. 3 Sedangkan mengenai akad utang piutang yang terjadi pada masyarakat desa kenanten dilakukan dengan cara yang sederhana, hal ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat desa kenanten. Pada dasaranya akad yang terjadi hanya dilakukan dengan secara lisan antara orang yang berhutang dan piutang, akad ini tidak tertulis dan tidak ada saksi yang menyaksikan akad tersebut, hanya berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Oleh karena itu dalam memberikan jangka waktu pengembalian utang, piutang memberikan kelonggaran kepada orang yang berhutang dalam mengembalikan utang, 3 Hasil Wawancara dengan Bapak Abdul Wahid, 12 Juli 2009

45 Dalam melakukan tata cara pelunasan utang, pihak berhutang mengembalikan pinjaman kepada pihak piutang tanpa ada batas waktu yang ditentukan, hanya saja piutang memberi peringatan paling lama mengembalikan pinjamannya tidak sampai melebihi pada tahun yang akan datang. Untuk itu Selama orang yang berhutang belum bisa membayar, selama itu pula motor tersebut berada di tangan orang piutang sampai utang itu dikembalikan. 4 pihak piutang memberi kebebasan dalam hal pengembalian utang tanpa ada unsur paksaan. Karena piutang telah mempunyai kepercayaan kepada orang yang berutang dan disebabkan juga mereka bertempat tinggal dalam satu desa. Sedangkan jumlah nominal yang di utangkan sama seperti yang dikembalikan. Ini didasarkan bahwa piutang telah mempercayai orang yang berutang dan mengetahui karakternya, serta diketahui keadaan perekonomiannya. Orang yang berhutang merasakan kekhawatiran apabila sudah dalam waktu yang lama belum bisa mengembalikan uang tersebut, khawatir motornya akan dijual sebagai pelunasan hutang. Akan tetapi pada praktinya jarang sekali ditemukan terjadi piutang menyita bahkan menjual motor tersebut, hanya saja pada kenyataannya piutang mempergunakan motor jaminan itu dengan cara mengambil keuntungannya dan memanfaatkannya. 4 Hasil Wawancara dengan Bapak Imron, 15 Juli 2009

46 Dalam dua Contoh kasus yang telah dipaparkan, bisa diketahui bahwa praktik utang piutang yang dilakukan kedua belah pihak yang melakukan praktik tersebut, salah satu pihak selalu ada yang di rugikan yaitu orang yang berhutang, walaupun orang yang berhutang tidak mengikhlaskan atas pemanfaatan barang yang dijaminkan, mereka dengan berat hati menerima keadaan tersebut, dalam pemanfaatan yang dilakukan pada dua contoh kasus yang telah dipaparkan, sangat jelas sekali ada perbedaannya, dalam kasus yang pertama pemanfaatan yang dilakukan oleh piutang hanya menggunakan motor tersebut untuk kepentingan pribadinya, sedangkan dalam contoh kasus yang kedua pemanfaatan yang dilakukan oleh piutang dengan cara menggunakan dan menyewakan motor tesebut kepada orang lain dan mengambil keuntungan dari hasil sewanya. Dari pemaparan tentang pada dua contoh kasus terlihat jelas praktik yang dilakukan pihak yang berhutang dan piutang mulai dari cara permohonan utang, barang yang menjadi jaminan, akad yang dilakukan serta pemanfaatan yang dilakukan oleh piutang. Dibawah ini akan penulis jelaskan secara ringkas dengan menggunakan tabel tentang pihak-pihak yang melakukan praktik utang piutang tersebut.

47 Orang yang Piutang Jumlah Merek Tanggal Jenis berhutang Utang Motor Praktik Pemanfaatan Bp. Imron Bp Hambali 1.500.000 Honda 25 januari Digunakan Green 2010 sendiri Bp. Muhid Bp Hambali 2.000.000 Honda 15 Maret Digunakan Legenda 2010 sendiri Bp. Zainuri Bp.Abdul 2.500.000 Honda 20 April Digunakan, Muhid Supra X 2010 Disewakan Bp. Romli Bp Ahamd 4.000.000 Honda 23 Mei Digunakan, Supra 125 2010 Disewakan Dari pemaparan singkat pada table tersebut terlihat jelas bahwa piutang dalam memanfaatkan barang jaminan dengan cara mempergunakan untuk kepentingan sendiri dan mencari keuntungan dengan cara menyewakan barang jaminan kepada orang lain. 2. Pemanfaatan Barang Jaminan Yang dimaksud jaminan adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan utang, dengan kata lain seseorang memberikan barang jaminan sebagai transaksi utang piutang. Dalam transaksi utang piutang ini, piutang mensyaratkan untuk memberikan barang jaminan. Dan orang yang berhutang harus memberikan hartanya berupa sepeda motor. Status barang jaminan yang berupa motor tetap menjadi milik orang yang berhutang akan tetapi

48 berada di tangan piutang sebagai barang jaminan selama masih belum menyelesaikan utangnya maka motor tersebut akan berada di tangan piutang sampai utangnya lunas. 5 Masyarakat yang melakukan transaksi utang piutang menyadari bahwa jika mereka tidak cepat mengembalikan pinjaman, maka motor yang menjadi jaminan akan dipergunakan dan di manfaatkan oleh piutang. Walaupun mereka tidak terima atau tidak mengikhlaskan motor tersebut digunakan, mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka meminjam uang dari pihak piutang untuk kebutuhan yang harus dipenuhi secara cepat. Adapun manfaat dan kerugian itu sendiri dirasakan bagi pihak yang berhutang, manfaatnya mereka bisa memperoleh pinjaman dengan cepat serta kerugiannya motor tersebut di manfaatkan oleh piutang dengan seenaknya dalam menggunakan motor itu, sehingga motor tersebut menjadi rusak dan tidak ada pemeliharaan sebagai ganti atas penggunaannya, karena menurut pihak yang berpiutang berhak memanfaatkan motor tersebut sampai pihak berhutang mengembalikan uang yang dipinjam. 6 Seperti yang dikatakan Bapak H. Suju selaku tokoh agama didesa Kenanten, beliau mengatakan pemanfaatan barang utang tersebut sebenarnya tidak boleh di manfaatkan oleh orang yang menghutangkan, karena barang 5 Hasil Wawancara dengan Bapak Romli, 16 Juli 2009 6 Hasil Wawancara dengan Bapak Muhid, 17 Juli 2009

49 jaminan tersebut hanya sebagai harta jaminan saja tidak untuk di ambil manfaatnya. 7 Hal senada juga di katakan oleh Bapak Sohib beliau berpendapat pemanfaatan jaminan tersebut meresahkan orang yang berhutang, karena mereka menghawatirkan keadaan motor tersebut selama di tangan piutang. Pernah juga waktu pelunasan utang terjadi cekcok antara orang yang berhutang dan piutang, orang yang berhutang tidak terima atas keadaan motornya yang rusak dan meminta ganti rugi atas biaya kerusakan motornya, akan tetapi piutang tidak mau membayar ganti ruginya, sehingga terjadi perselisihan diantara keduanya. Akan tetapi perselisihan ini bisa diselesaikan dengan bermusyawarah dengan tokoh agama untuk mencari solusinya. 8 Menurut pendapat Bapak Abdul Rohim mengatakan mengenai pemanfaatan jaminan tersebut tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak, karena orang yang berhutang sejak mulai awal sudah mengetahui kalau meminjam uang pasti piutang meminta barang jaminannya dan sudah pasti piutang memanfaatkannya, dari penjelasan tersebut orang yang berhutang sudah mengetahui resiko atas penggunaan barang tersebut, karena orang yang berhutang tidak akan meminjam uang ketika keadaannya tidak mendesak. 9 7 Hasil wawancara dengan bapak H. Suju, 20 juli 2009 8 Hasil wawancara dengan bapak Sohib, 20 juli 2009 9 Hasil wawancara dengan bapak Abdul Rohim, 22 juli 2009

50 Sedangkan bagi pihak piutang manfaat dirasakan lebih besar dari pada kerugiannya, manfaat utang bagi piutang bisa memanfaatkan barang jaminan yang berupa motor itu seenaknya. Terkadang motor tersebut rusak karena pemakaian oleh piutang dan tidak dipelihara. Kemudian manfaat yang bisa dirasakan ialah motor jaminan disewakan kepada orang lain dan mengambil keuntungan dari hasil sewa motor tersebut. Adapun kerugiannya hanya memberikan utang kepada orang yang berhutang. 10 Mengenai piutang memanfaatkan motor dengan cara menyewakannya kepada orang lain, dalam memberikan tarif sewanya piutang menentukan sama besarnya seperti uang yang dipinjamkan kepada orang yang berhutang, akan tetapi pihak ketiga (orang yang menyewa motor jaminan) tidak langsung menyewa motor tersebut, tetapi melihat kondisi motornya jika motor tersebut masih bagus bentuk dan mesinya maka orang yang menyewa bersedia menyewa motor tersebut. Seperti pada contoh kasus yang pertama, walaupun orang yang berhutang mengembalikan pinjaman dengan jangka waktu yang lama, akan tetapi motornya tidak disewakan piutang kepada orang lain karena dilihat dari bentuk dan mesinnya orang yang menyewa tidak berminat menyewa motor jaminan utang. Berbeda pada contoh kasus yang pertama, dalam kasus yang kedua, motor jaminan utang disewakan piutang kepada orang lain, 10 Hasil wawancara dengan bapak Zainuri, 18 Juli 2009

51 karena orang yang menyewa melihat bentuk dan mesinnya motor tersebut masih bagus keadaanya. Mengetahui piutang memanfaatkan motor seenaknya dan menyewakan motornya, orang yang berhutang tidak bisa mengikhlaskannya karena yang dijaminkan hanya motor bukan penggunaannya dan pemanfaatannya. Akan tetapi orang yang berhutang merelakannya dengan terpaksa, karena sudah meminjam uang piutang serta belum bisa mengembalikan uang tersebut. Dari beberapa penjelasan mengenai pemanfaatan yang dilakukan oleh piutang di desa Kenanten serta beberapa pendapat dari tokoh masyarakat dan tokoh agama, dapat diketahui sebenarnya mereka tidak memperbolehkan pemanfaatan jaminan utang oleh orang yang berpiutang, dikarenakan membuat kerugian pada orang yang membutuhkan pinjaman uang serta pemanfaatan barang jaminan yang yang dipergunakan seenaknya oleh piutang sehinnga terdapat bagian motor yang mengalami kerusakan pada barang jaminan tersebut. Sehingga orang yang berhutang merasa tidak terima akhirnya menimbulkan perselisihan diantara mereka. Jika sampai terjadi perselisihan diantara mereka diselesaikan dengan kekeluargaan serta mencari jalan keluarnya dengan meminta pendapat tokoh agama di desa Kenanten untuk menyelesaikannya. Akan tetapi masyarakat yang tetap saja melakukan

52 transaksi tersebut dikarenakan kebutuhan yang sangat mendesak, dan mereka sudah mengetahui resiko yang mereka terima jika meminjam uang dengan jumlah yang agak besar harus memjaminkan hartanya sebuah motor. Dari permasalahan yang terjadi dalam praktik utang piutang tersebut dimana piutang memanfaatkan barang yang dijaminkan tanpa dipelihara dan dirawat, menurut hemat penulis sebenarnya permasalahan yang terjadi bisa dicarikan jalan keluar yang terbaik, agar dari semua pihak yang melakukan praktik tersebut tidak ada yang dirugikan. Misalnya saja, piutang bisa menggunakan motor untuk kepentingannya asalkan motor tersebut tidak dibiarkan begitu saja tanpa di pelihara dan dirawat, dengan begitu waktu orang yang berhutang dapat melunasi utangnya dan mengambil motornya kembali keadaam motor tersebut tidak rusak, walaupun digunakan oleh piutang. Kemudian permasalahan yang lain mengenai pemanfaatan barang jaminan yang dilakukan piutang dengan cara menyewakan motor kepada orang lain dengan mengambil keuntungannya, Menurut hemat penulis sudah pasti sangat merugikan orang yang berhutang, dikarenakan keuntungan yang didapat dari hasil sewanya tidak dibagi secara adil oleh piutang, melainkan keuntungan tersebut dimilikinya oleh piutang sendiri. Permasalahan tersebut juga bisa dicarikan solusi terbaik untuk mengatasinya, dengan cara bermusyawarah antara piutang dan orang yang

53 berhutang kemudian piutang mengutarakan keinginannya untuk menyewakan motor kepada orang lain, selama orang yang berhutang belum bisa mengembalikan utangnya. Dan keuntungan yang didapatkan dari hasil sewa tersebut dibagi secara adil antara orang yang berhutang dengan piutang, dengan demikian kemungkinan terjadi perselisihan diantara keduanya dapat bisa teratasi. Salah satu pihak tidak ada yang dirugikan dan keduanya bisa mendapatkan keuntungan yang sama.