BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan

dokumen-dokumen yang mirip
NOFRIDA HARDIANTI NIM F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini terbukti dari semakin banyaknya perusahaan perusahaan baru

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luarnya, khususnya hubungan baik dengan pelanggan atau

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KUALITAS LAYANAN DENGAN KEPUASAN KONSUMEN PENGGUNA KARTU SELULER INDOSAT IM3. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha merupakan suatu kondisi yang UKDW. dihadapi oleh perusahaan. Dengan adanya perekonomian global membuat

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri bagi setiap orang. Untuk itu yang selalu ingin berpenampilan menarik,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki standar yang berbeda-beda bagi setiap orang atau kelompok.

I. PENDAHULUAN. konsumen juga dapat mengambil keputusan tentang jenis produk, jumlah produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan dan memelihara hubungan baik dengan lingkungan luarnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan perubahan life style dalam kehidupan menjadi sesuatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. penampilan menjadi menarik, perawatan wajah juga penting untuk kesehatan kulit

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan pembelian. Menurut Setiadi (2007: 44) perilaku konsumen

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia yang semakin modern, menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Produk yang memiliki kualitas baik berpengaruh besar di pilih oleh konsumen. Demikian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi kaum wanita. Kecantikan merupakan harta yang

BAB I PENDAHULUAN. multi level marketing. Saat ini terdapat lebih dari seratus perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. pesat, hampir bagi para wanita kosmetik merupakan kebutuhan sehari-hari

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

BAB I. PENDAHULUAN. orang yang menginginkan kulit yang sehat, khususnya wanita yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar, setiap perusahaan berusaha menarik perhatian konsumen melalui. pemberian informasi tentang produk yang ditawarkan.

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PEMBELIAN KOSMETIK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI SURAKARTA

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LUWES DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan danadananya.melalui

BAB I PENDAHULUAN. karena keputusan pembelian adalah merupakan rangkaian akhir yang harus di

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. BRA Mooryati Soedibyo lahir di Surakarta, 5 Januari 1928 sebagai puteri yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini menuntut orang untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. yang lain mempunyai tingkatan dan nilai yang berbeda-beda. Kecantikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga. memenuhi kebutuhan konsumen, serta memberikan kepuasan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis. Sehingga menimbulkan persaingan-persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

I. PENDAHULUAN. Kosmetik adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani kuno. kosmetikus,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman nasabah dari pembelian yang konsisten sepanjang waktu. Orang yang

I. PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya zaman, dunia kecantikan juga berkembang cukup pesat.

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK HANDPHONE DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. konsultan mandiri, yang bersama-sama membuat penjualan tahunan melebihi

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

PENGARUH PERSEPSI KUALITAS JASA PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PELANGGAN DI RSU SARAS HUSADA PURWOREJO. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di rumah sakit yang berkaitan dengan mutu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan sebagai tujuan utama (Kotler, 2005). Pengaruh globalisasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman modern ini persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini, membuat suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hampir setiap orang punya dan membutuhkan sepeda motor. Kepadatan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan setiap informasi bisnis tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kinerja perusahaannya agar dapat bersaing di pasar. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

PERBEDAAN KEPUASAN PELANGGAN ANTARA PEMAKAI TELEPON SELULER (PONSEL) NOKIA DENGAN SONY ERICSSON

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Selama dekade terakhir, merek mempunyai peranan sangat penting bagi

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Tugas & Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era yang penuh persaingan, perubahan yang cepat dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi,banyak sektor usaha baru yang bermunculan, terbukti dari

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis dalam perkembangan di era globalisasi menuntut perusahaan harus mampu bersikap dan bertindak cepat dan tepat dalam menghadapi persaingan di lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan penuh dengan ketidakpastian. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk menggunakan strategi yang tepat guna memuaskan konsumen. Di era kompetisi bisnis yang ketat seperti sekarang ini, kepuasan konsumen merupakan hal yang utama. Konsumen diibaratkan seorang raja yang harus dilayani, namun hal ini bukan berarti menyerahkan segala-galanya kepada konsumen. Usaha memuaskan kebutuhan konsumen harus dilakukan secara menguntungkan yaitu keadaan yang menyenangkan bagi kedua pihak dan tidak ada yang dirugikan. Kepuasan konsumen merupakan suatu hal yang sangat berharga demi mempertahankan keberadaan konsumen tersebut untuk tetap berjalannya suatu bisnis atau usaha. Layanan yang diberikan kepada konsumen akan memacu puas tidaknya seorang konsumen atas pelayanan yang diberikan. Menurut Kotler (2000), kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesan terhadap kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan yang dimiliki konsumen. Apabila kinerja di bawah harapan, maka konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, konsumen akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk oleh 1

2 pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan. Untuk menciptakan kepuasan konsumen, perusahaan harus menciptakan dan mengelola suatu sistem untuk memperoleh konsumen yang lebih banyak dan kemampuan untuk mempertahankan konsumennya melalui kepuasan. Kepuasan para konsumen menjadi sangat penting dan mutlak perlu dipertahankan karena berbagai alasan yang sangat mendasar. Pentingnya kepuasan konsumen menurut Supranto (2002), yaitu: pertama, konsumen yang puas akan menjadi konsumen yang loyal dalam arti tetap membeli dan menggunakan produk atau jasa perusahaan meskipun ada perusahaan lain yang menghasilkan dan memasarkan produk atau sejenis. Kedua, konsumen yang puas akan menjadi juru bicara yang efektif bagi perusahaan karena menyebarluaskan informasi tentang produk perusahaan yang dibeli dan digunakannya kepada orang lain yang kemudian mungkin menjadi konsumen pula. Ketiga, konsumen yang puas akan senang melakukan transaksi bisnis dengan perusahaan karena dipandangnya sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan tidak semata-mata berorientasi pada perolehan keuntungan yang sebesar-besarnya. Jelaslah bahwa para konsumen merupakan pihak berkepentingan yang harus dipuaskan karena konsumen mempertahankan uangnya untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa perusahaan. Harapan setiap perusahaan adalah memuaskan konsumennya. Akan tetapi, kadang harapan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan. Meskipun perusahaan telah berusaha memaksimalkan kemampuan dalam memberikan pelayanan atau

3 meningkatkan kualitas produknya, masih ada konsumen yang merasa tidak puas dengan hasil yang diusahakan oleh perusahaan. Hal ini juga terjadi di perusahaan kosmetik Martha Tilaar. Nama Martha Tilaar tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, khususnya para wanita. Martha Tilaar sebagai pengusaha produk kosmetik dan sekaligus pengusaha salon berusaha memanjakan konsumen wanita untuk mempercantik diri dan meningkatkan penampilan. Martha Tilaar pribadi sebagai ikon kecantikan yang peduli dengan budaya dan lingkungan. Sebagai produsen kosmetik alami, sejak awal Martha Tilaar sudah mengintegrasikan untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan dalam kegiatan bisnis dengan memanfaatkan tanaman obat di Indonesia sebagai bahan produk kosmetiknya untuk memenangkan hati konsumen di seluruh dunia. Martha Tilaar menawarkan perawatan tradisional dari ramuan alam yang masih mendapat tempat di hati para pencintanya. Martha Tilaar menawarkan produk untuk perawatan, beberapa diantaranya facial, lulur spa, dan make up, serta produk perawatan wajah berjerawat sampai masalah kerut pada wajah. Martha Tilaar sebagai perusahaan produk kosmetik terkenal di Indonesia dan sebagai pengusaha salon sangat memperhatikan kebutuhan konsumennya. Salah satu usaha untuk mengetahui kebutuhan konsumen, pihak Martha Tilaar menerima masukan, keluhan, dan saran dari konsumen, baik itu mengenai produk atau pelayanan salonnya (Gabriel, 2010). Keluhan konsumen yang kurang puas terhadap produk kosmetik merek Martha Tilaar juga pernah terjadi di lokasi penelitian yaitu di Kalurahan Sondakan Kecamatan Laweyan Surakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan enam pengguna kosmetik Martha Tilaar di Kalurahan Sondakan Kecamatan Laweyan

4 Surakart dapat diketahui bahwa ada tiga konsumen yang mengeluhkan kegunaan produk tidak sesuai dengan yang ditawarkan. Seperti produk Biokos dan Sari Ayu untuk membuat kulit menjadi bersih, sehat, cerah dan tampak lebih muda, akan tetapi ada konsumen setelah menggunakan produk tesebut kulit wajah menjadi kurang bersih atau timbul jerawat. Fungsi dua produk tersebut, juga dapat dipergunakan sebagai riasan sehari-hari untuk melembabkan wajah, mempercantik wajah dan melindungi dari polusi dan sinar UV (Ultraviolet). Akan tetapi, 3 konsumen mengeluhkan Sari Ayu tersebut dapat menimbulkan jerawat dan produk tidak tahan lama saat digunakan di wajah. Kenyataan tersebut membuat konsumen kurang puas terhadap produk kosmetik Martha Tilaar. Ketidakpuasan konsumen pengguna produk kosmetik Martha Tilaar dari penjelasan tersebut adalah ketidakpuasan akan produk yang hasilnya kurang sesuai dengan yang ditawarkan. Dampak produk seperti menimbulkan jerawat telah merugikan konsumen, sebab konsumen dapat timbul perasaan rendah diri karena ada jerawat di wajah dan mengeluarkan biaya untuk mengobati jerawat. Dua dampak konsumen setelah menggunakan produk kosmetik Martha Tilaar merupakan ketidakpuasan fungsional dan psikologikal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Caceres dan Paparoidamis (2007) bahwa ada dua macam kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, yaitu: (1) kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi atau pemakaian suatu produk. Misalnya dengan makan, membuat orang menjadi kenyang dan tubuhnya sehat dan (2) kepuasan psikologikal, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud atas pembelian produk. Misalnya orang akan bangga apabila menggunakan alat kecantikan produk Martha Tilaar.

5 Sehubungan dengan kepuasan fungsional dan kepuasan psikologikal, perusahaan perlu memperhatikan dan menjaga kualitas produk. Sebab kualitas produk yang ditawarkan bertujuan untuk memberi kepuasan bagi konsumen, ada beberapa keuntungan yang dapat diambil. Keuntungan pertama yang terbesar yaitu kepercayaan konsumen, karena konsumen menilai mutu produk dengan apa yang dilihat dan dipahami konsumen. Keuntungan kedua, bahwa konsumen mendapat nilai maksimum dari pembeliannya dan memungkinkan konsumen dengan cepat dan mudah menggunakan seluruh manfaat dari produk yang telah dibelinya. Konsumen yang dapat memperoleh kedua keuntungan tersebut akan mempersepsikan kualitas produk kosmetik Martha Tilaar secara positif. Irawan (2003) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen, salah satu faktor tersebut yaitu self perceived service rates. Self perceived service rates merupakan persepsi konsumen tentang tingkat atau derajat keterlibatan dalam mempengaruhi produk yang diterimanya (kualitas produk). Apabila konsumen terlibat dalam proses pembelian produk dan yang terjadi ternyata produk tidak mempunyai kualitas yang baik, maka konsumen dapat menimpakan kesalahan kepada perusahaan sebagai penghasil produk. Walgito (2003) menyatakan bahwa persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasikan terhadap stimulus yang diterima oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu. Harjati dan Sabu (2014) berpendapat bahwa persepsi konsumen terhadap kualitas suatu produk berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh konsumen, karena persepsi kualitas merupakan persepsi dari konsumen maka persepsi kualitas tidak dapat ditentukan secara objektif. Persepsi konsumen akan melibatkan apa yang

6 penting bagi konsumen sehingga akan membawa minat membeli yang berbeda pula. Melalui kemampuan mempersepsi objek stimulus, seseorang memperoleh input berupa pengetahuan tentang kualitas suatu produk. Sehingga konsumen yang dihadapkan pada suatu produk akan merasa yakin dan tertarik terhadap kualitas dari suatu produk dan dapat pula digunakan dalam pengambilan keputusan. Penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa kepuasan konsumen merupakan permasalahan yang harus cepat diatasi oleh perusahaan, sebab kepuasan konsumen merupakan masalah utama untuk mempertahankan perusahaan dapat berkembang. Konsumen yang puas terhadap produk akan melakukan pembelian ulang sehingga perusahaan dapat bertahan dan berkembang. Di satu sisi, persepsi konsumen terhadap suatu produk merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk meningkatkan kualitas produknya. Persepsi negatif konsumen terhadap kualitas produk dapat menurunkan penjualan produk sehingga perusahaan dapat rugi. Atas dasar permasalahan ini, maka timbul pertanyaan penelitian yaitu apakah ada hubungan antara persepsi terhadap kualitas produk kosmetik merek Martha Tilaar dengan kepuasan konsumen di Surakarta. Guna menjawab pertanyaan tersebut, maka dalam penelitian ini dipilih judul: Hubungan antara Persepsi terhadap Kualitas Produk Kosmetik Merek Martha Tilaar dengan Kepuasan Konsumen di Surakarta. B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Hubungan antara persepsi terhadap kualitas produk kosmetik merek Martha Tilaar dengan kepuasan konsumen di Surakarta.

7 2. Tingkat persepsi terhadap kualitas produk kosmetik merek Martha Tilaar. 3. Tingkat kepuasan konsumen di Surakarta. 4. Sumbangan efektif persepsi terhadap kualitas produk kosmetik merek Martha Tilaar terhadap kepuasan konsumen di Surakarta. C. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan, maka diharapkan penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan di bidang kecantikan Sebagai masukan atau informasi tentang pentingnya hubungan antara persepsi terhadap kualitas produk kosmetik merek Martha Tilaar dengan kepuasan konsumen, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk guna menunjang kepuasan konsumen. 2. Bagi masyarakat Bagi masyarakat sebagai masukan atau informasi tentang pentingnya hubungan antara persepsi terhadap kualitas produk kosmetik merek Martha Tilaar dengan kepuasan konsumen, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan informasi ini untuk menggunakan produk merek tertentu yang sesuai dengan keinginan dan dapat memiliki persepsi positif terhadap kualitas produk sehingga kepuasan konsumen dapat terpenuhi. 3. Bagi peneliti yang akan datang Bagi peneliti yang akan datang dapat digunakan sebagai bahan yang dapat menunjang penelitian yang akan dilakukan dan penelitian tersebut sejenis dengan penelitian yang dilakukan sekarang.