Analisis Kuat Tekan Beton yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Agregat Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN CLAY EX. BENGALON SEBAGAI AGREGAT BUATAN DAN PASIR EX. PALU DALAM CAMPURAN BETON DENGAN METODE STANDAR NASIONAL INDONESIA

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

KUAT TEKAN BETON CAMPURAN 1:2:3 DENGAN AGREGAT LOKAL SEKITAR MADIUN

> NORMAL CONCRETE MIX DESIGN <

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

STUDI BETON BERKEKUATAN TINGGI (HIGH PERFORMANCE CONCRETE) DENGAN MIX DESIGN MENGGUNAKAN METODE ACI (AMERICAN CONCRETE INSTITUTE)

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH BERBAGAI KADAR VISCOCRETE PADA BERBAGAI UMUR KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI f c = 45 MPa

ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS QUARRY SUNGAI MARUNI MANOKWARI DAN KAMPUNG BUGIS SORONG

USE OF CLAY EX. BENGALON AS AGGREGATE MADE AND SAND EX. MUARA BADAK IN MIXED CONCRETE METHOD STANDART NATIONAL INDONESIAN

Viscocrete Kadar 0 %

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH AGREGAT KASAR BATU PECAH BERGRADASI SERAGAM TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PEMAKAIAN AGREGAT KASAR DARI LIMBAH AMP TERHADAP KUAT TEKAN BETON fc 18,5 MPa

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

Studi Mengenai Campuran Beton dengan Kadar Pasir Tinggi dalam Agregat Gabungan pada Cara SNI

PENENTUAN MUTU AGREGAT HALUS DARI BERBAGAI QUARRY PADA PRODUKSI BETON

STUDI PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI PENGISI DALAM PEMBUATAN BETON

KARAKTERISTIK TEKNIS BETON DAN MORTAR MENGGUNAKAN PASIR BONDO HITAM DAN BONDO MERAH

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN KERAMIK SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR DALAM PERANCANGAN CAMPURAN BETON

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMEN KUAT TEKAN BETON BERDASARKAN URUTAN PENCAMPURAN MATERIAL PENYUSUN BETON DENGAN ADUKAN MANUAL. Abstract:

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH CAMPURAN LIMBAH KULIT KERANG TERHADAP MUTU KUAT TEKAN BETON f c = 25 MPa DAN KETAHANANNYA TERHADAP REMBESAN AIR LAUT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PERBANDINGAN AGREGAT HALUS DENGAN AGREGAT KASAR TERHADAP WORKABILITY DAN KUAT TEKAN BETON

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

Pengaruh Penggunaan Bambu Sebagai Pengganti Agregat Split terhadap Kuat Tekan Beton Ringan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

PENGGUNAAN PASIR WEOL SEBAGAI BAHAN CAMPURAN MORTAR DAN BETON STRUKTURAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

Tinjauan Mengenai Penentuan Proporsi Pasir dalam Agregat Gabungan pada Perancangan Campuran Beton Cara SNI

PERBANDINGAN KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN AGREGAT JENUH KERING MUKA DENGAN AGREGAT KERING UDARA

KELAYAKAN PASIR KALI MAS SEBAGAI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN BETON DAN MORTAR

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

Berat Tertahan (gram)

PENGARUH UKURAN MAKSIMUM DAN NILAI KEKERASAN AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

Kata kunci: metode DoE, ACI

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PECAHAN BETON RECYCLE SEBAGAI AGREGAT KASAR PADA BETON DENGAN MUTU RENCANA f c = 25 MPa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Lanjut Mengenai Faktor Granular Tinggi pada Perancangan Beton Cara Dreux Gorrise

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DAN SPLIT GUNUNG AIR DINGIN TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH KANDUNGAN LUMPUR PADA AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON NORMAL

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

Tinjauan Kembali Mengenai Pengaruh Modulus Kehalusan Pasir terhadap Kuat Tekan Beton

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

STUDI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN MENGGUNAKAN MATERIAL PASIR LAUT DAN AIR LAUT.

PENGARUH GRADASI AGREGAT TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SEGAR

PENGARUH PASIR BATU BREKSI SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN I 1

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

LABORATORIUM BAHAN STRUKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL P0LITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea Makassar 90245

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

TEKNIKA VOL.3 NO.1 APRIL_

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

PERBANDINGAN DESAIN CAMPURAN BETON NORMAL MENGGUNAKAN SNI DAN SNI 7656:2012

TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETON NORMAL. SNI By Yuyun Tajunnisa

PEMANFAATAN BATU KAPUR DIDAERAH SAMPANG MADURA SEBAGAI BAHAN PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON

PENGARUH METODE TWO-STAGE MIXING APPROACH (TSMA) TERHADAP KUAT TEKAN BETON POROUS DENGAN VARIASI KOMPOSISI AGREGAT KASAR DAUR ULANG (RCA)

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN PASIR BESI SEBAGAI AGREGAT HALUS BETON PEMBERAT PIPA MINYAK/GAS LEPAS PANTAI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN RANCANGAN PENELITIAN

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

Studi Mengenai Keberlakuan Pengaruh Permukaan Spesifik Agregat terhadap Kuat Tekan dalam Campuran Beton

PENGARUH KADAR AIR AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN BETON ABSTRACT

Campuran Beton terhadap Kuat Tekan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Penelitian Sebelumnya... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara membuat benda uji di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE BESTMITTEL TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Oleh : Reni Sulistyawati. Abstraksi

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu material yang banyak digunakan sebagai material

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

TINJAUAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN MENGGUNAKAN KAPUR PADAM DAN TANAH PADAS

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

Transkripsi:

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 66 Analisis Kuat Tekan yang Menggunakan Pasir Laut sebagai Halus pada Beberapa Quarry di Kabupaten Fakfak Imran 1,a dan Muhammad Yunus 1,b 1 Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Fakfak, Jl. Imam Bonjol Atas, Air Merah, Wagom, Fakfak, 98612, Indonesia a imran@polinef.id, b muhammad_unus@yahoo.com Abstact SNI 03-6861-1-2002, states that the fine aggregate used in concrete structures should use river sand. However, the use of fine aggregate in Fakfak regency in general is still dependent on sea sand potential is quite large. The purpose of this study were: 1) determine the characteristics of sea sand in Fakfak regency as a component of the concrete mix; 2) determine the strength of concrete resulting from the use of sea sand. This research is an experimental research laboratory by means of sample testing and analysis of the characteristics of aggregates and concrete compressive test using a compression test machine. Results of testing the characteristics of fine aggregate to quarry in Fakfak regency consisting of quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, quarry Tanjung Wagom and coarse aggregate from the quarry Kayuni can generally be used for a mixture of concrete for eligible characteristics of concrete aggregate but fine aggregate (sand) it is best to Tanjung Wagom quarry because of the fineness modulus 2.93 and included in zone 2. Compressive strength characteristics resulting from the quarry Kampung Seberang 122.84 kg/cm 2 quarry Kampung Sungai 129.59 kg/cm 2 and quarry Kampung Tanjung Wagom 144.27 kg/cm 2 of the planned concrete quality 250 kg/cm 2 or down 50.86%, quarry Kampung Sungai 48.16% and quarry Tanjung Wagom 42.29% down or strength is only reached at quarry Kampung Seberang 49.14%, quarry Kampung Sungai 51.84% and quarry Tanjung Wagom down 57.71% Keywords fine aggregate, Sea Sand, and Concrete Compressive Strength Abstrak SNI 03-6861-1-2002, menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton sebaiknya menggunakan pasir sungai. Namun demikian penggunaan agregat halus di kabupaten Fakfak secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup besar. Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui karakteristik pasir laut di Kabupaten Fakfak sebagai penyusun campuran beton; 2) mengetahui kuat tekan beton yang dihasilkan akibat penggunaan pasir laut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan cara pengujian sampel dan analisis karakteristik agregat dan uji tekan beton menggunakan compression machine test. pengujian karakteristik agregat halus untuk quarry di Kabupaten Fakfak yang terdiri atas quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, quarry Tanjung Wagom dan agregat kasar dari quarry Kayuni secara umum dapat digunakan untuk bahan campuran beton karena memenuhi syarat karakteristik agregat beton tetapi agregat halus (pasir) yang paling baik adalah quarry Tanjung Wagom karena dengan modulus kehalusan 2.93 dan masuk dalam zone 2. Kuat tekan karakteristik yang dihasilkan dari quarry Kampung Seberang 122,84 kg/cm 2 quarry Kampung Sungai 129,59 kg/ cm 2 dan quarry Kampung Tanjung Wagom 144,27 kg/ cm 2 dari mutu beton yang direncanakan 250 kg/ cm 2 atau turun 50,86%, quarry Kampung Sungai 48,16 % dan quarry Tanjung Wagom turun 42,29 % atau kekuatan hanya dicapai pada quarry kampung seberang 49,14%, quarry Kampung Sungai 51,84 % dan quarry Tanjung Wagom turun 57,71% Kata Kunci Halus, Pasir Laut, dan Kuat Tekan I. Pendahuluan Perkembangan infrastruktur di Indonesia dari waktu ke waktu dirasakan perubahannya semakin cepat dan pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut, konstruksi beton mendominasi pekerjaan infrastruktur seperti pembangunan gedung, jembatan, bendungan, drainase, dermaga, pondasi dan jalan raya. Pemilihan jenis konstruksi beton disebabkan karena kemudahan dalam pengerjaan (workability), mudah dibentuk, waktu untuk konstruksi, biaya pemeliharaan struktur rendah, dan sebagainya. Sedangkan dari segi kualitasnya suatu konstruksi beton harus memiliki kekakuan yang besar (rigid), kekuatan (strength), serta awet (durability). Namun demikian terdapat beberapa kekurangan dalam pekerjaan struktur beton antara lain kekuatan tarik yang lemah, memerlukan biaya untuk bekisting dan perancah, serta memiliki sifat yang tergantung waktu (susut dan rangkak) [1].

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 67 Secara umum diketahui bahwa komponen penyusun utama pada beton adalah agregat. Kandungan agregat dalam beton kira-kira mencapai 70%-75% dari volume beton. sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan agregat kasar yang didapat secara alami atau buatan. Pemakaian agregat alam merupakan komponen penyusun utama pada beton yang harus diperhatikan ketersediaannya. Tidak semua daerah memiliki potensi ketersediaan agregat alam yang sama. Salah satu daerah di Indonesia yang kurang memiliki potensi agregat halus normal (pasir sungai) yang lazim digunakan pada pekerjaan beton adalah di Kabupaten Fakfak Provinsi Papua Barat [2]. SNI 03-6861.1-2002 [3], menyebutkan bahwa agregat halus yang digunakan pada struktur beton sebaiknya menggunakan pasir sungai. Namun demikian, penggunaan agregat halus di kabupaten Fakfak secara umum masih tergantung pada pasir laut yang potensinya cukup besar di daerah ini. Hampir seluruh pekerjaan konstruksi menggunakan pasir laut sebagai agregat utama penyusun beton. karena potensi pasir laut yang ada di Kabupaten Fakfak cukup besar [2]. Pemanfaatan penggunaan pasir laut dalam pekerjaan konstruksi beton dari sisi ekonomi memang mempunyai keuntungan. Salah satunya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat pengumpul pasir laut yang tersebar di seluruh daerah yang ada di Kabupaten Fakfak. Disamping itu potensi ketersediaan pasir laut cukup besar dan mampu mengakomodir semua jenis pekerjaan konstruksi beton yang ada di daerah ini. Perbedaan kuat tekan tekan beton yang menggunakan pasir laut sebagai agregat halus tergantung pada karakteristik agregatnya. Campuran beton yang menggunakan pasir laut dengan perlakuan khusus menghasilkan kuat tekan beton yang lebih tinggi dibanding dengan campuran beton tanpa perlakuan khusus [4]. Penelitian ini akan mengetahui karakteristik pasir laut di Kabupaten Fakfak sebagai agregat halus penyusun campuran beton dan kuat tekan beton yang dihasilkan atas penggunaan pasir tersebut. II. Metode Penelitian A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian eksperimental ini dilakukan di Laboratorium Uji Bahan Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Fakfak Provinsi Papua Barat. Pelaksanaan Penelitian selama 6 (enam) bulan yang meliputi kegiatan persiapan material, pengujian agregat, mix design concrete, pembuatan benda uji, pengujian kuat tekan dan analisis data. B. Tahapan Penelitian Tahapan dalam pelakasanaan penelitian ini adalah: Tidak Start Persiapan material dan pengujian Sesuai Spesifikasi ( Halus dan Kasar) Mix Design Concrete F c = 25Mpa atau K-250 Pembuatan Benda Uji Perawatan (Curing) KuatTekan : Compression Test Cetak Selesai Gambar 1. Bagan Alir Tahapan Penelitian Ya

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 68 C. Rancangan Penelitian Pembuatan sampel benda uji dalam penelitian ini menggunakan silinder ukuran 15 x 30 cm. Adapun jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 1 penelitian. Benda Uji (Pasir Quarry A) Benda Uji (Pasir Quarry B) Benda Uji (Pasir Quarry C) (hari) 1 3 3 3 3 2 3 3 3 7 3 3 3 3 28 9 9 9 - Total 27 D. Tabel 2 Metode pengujian agregat. Jenis Metode 1. AnalisaSaringan SNI 03-1968-1990 2. Jenis dan Penyerapan Halus SNI 03-1970-1990 3. Jenis dan Penyerapan Kasar SNI 03-1969-1990 4. Kadar Air SNI 03-1971-1990 Volume SNI 03-4804-1998 Sumber : Attamimi, 2015[5] E. Kuat Tekan uji kuat tekan beton menggunakan compression machine test dianalisis menggunakan persamaan kuat tekan (SK SNI 03-1974-1990) [6]: Dimana: fc = Kuat tekan (kg/cm 2 ) P = Beban yang dipikul (kg) A = Luas penampang yang dibebani (cm 2 ) III. dan Pembahasan pengujian karakteristik agregat halus (pasir) yang diambil dari tiga quarry berbeda di Kabupaten Fakfak dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel Sedangkan untuk hasil pengujian karakteristik agregat (1) kasar (batu pecah) yang diambil dari quarry Crusher Plant Kayuni dapat dilihat pada Tabel Tabel 3. pengujian karakteristik agregat halus (pasir) sampel berasal dari quarry Kampung Seberang 5% 2.36% 2. Kadar air 0.5-5% 4.14% 3. volume 1.43 4. Absorpsi 0.2 2% 1.84 jenis Bj. nyata 1.6-3.3 2.571 Bj. dasar kering 1.6 2.455 kehalusan 1.6 2.500 1.50 3.80 1.836 Tabel 4. pengujian karakteristik agregat halus (pasir) sampel berasal dari quarry Kampung Sungai. 5% 2.77% 2. Kadar air 0.5-5% 3.78% 3. volume 1.91 4. Absorpsi 0.2 2% 0.75 jenis Bj. nyata 1.6-3.3 2.528 Bj. dasar kering 1.6 2.481 kehalusan 1.6 2.500 1.50 3.80 2.170 Zone 3 Tabel pengujian karakteristik agregat halus (pasir) sampel berasal dari Quarry Tanjung Wagom 5% 4.21% 2. Kadar air 0.5-5% 4.00% 3. volume 1.52 4. Absorpsi 0.2 2% 1.37% jenis Bj. nyata 1.6-3.3 2.847 Bj. dasar kering 1.6 2.740 1.6 2.778 kehalusan 1.50 3.80 2.930 Zone 2

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 69 Tabel pengujian karakteristik agregat kasar (batu pecah) sampel berasal dari quarry Crusher Plant Kayuni. Tidak 2.54% 1% 2. Kadar air 0.5-2% 2.78% Tidak 3. volume 1.600 4. Absorpsi 0.2 2% 2.13% jenis Bj. dasar kering 1.6 2.682 kekasaran 1.6 2.778 5 8.5 653 Untuk mengetahui kekuatan mutu beton yang akan dihasilkan dengan menggunakan agregat halus (pasir) dan agregat kasar (batu pecah) digunakan mutu beton K- 250. Untuk quarry Kampung Seberang setelah dilakukan perhitungan penggabungan agregat diperoleh 40% pasir dan 60% batu pecah seperti ditunjukkan pada Tabel 7. Tabel 7. rancangan campuran beton sampel berasal dari quarry Kampung Seberang Bahan (Kg/m 3 ) Rasio Terhadap Semen untuk 1 sampel untuk 1 sampel Air 182.8883 0.5085 0.9696 8.7261 Semen 359.6491 1.0000 1.9067 17.1599 Pasir 559555 1.5486 2.9527 25740 Batu Pecah 1277.5070 3.5521 7726 60.9536 2.377,000 12.6020 113.4140 Untuk quarry Kampung Sungai setelah dilakukan perhitungan penggabungan agregat diperoleh 30% pasir dan 70% batu pecah seperti ditunjukkan pada Tabel 8. Sedangkan quarry Tanjung Wagom setelah dilakukan perhitungan penggabungan agregat diperoleh 40% pasir dan 60% batu pecah seperti ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 8. rancangan campuran beton sampel berasal dari quarry Kampung Sungai Bahan (Kg/m 3 ) Rasio Terhadap Semen untuk untuk Air 182.8883 0.5085 0.9696 8.7261 Semen 359.6491 1.0000 1.9067 17.1599 Pasir 559555 1.5486 2.9527 25740 Batu Pecah 1277.5070 3.5521 7726 60.9536 2.377,000 12.6020 113.4140 Tabel 9. rancangan campuran beton sampel berasal dari quarry Tanjung Wagom Bahan (Kg/m 3 ) Rasio Terhadap Semen untuk untuk Air 177036 0.4913 0.9368 8.4310 Semen 359.6491 1.0000 1.9067 17.1599 Pasir 764.6400 2.1261 4.0537 34832 Batu Pecah 1124.0072 3.1253 9598 53.6297 2.425,000 12.8560 117040 Setelah dilakukan perhitungan jumlah bahan selanjutnya dilakukan pencampuran bahan dan setelah itu didapatkan berat volume beton segar (basah). Untuk sampel quarry yang berasal dari Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai, dan quarry Tanjung Wagom dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. beton segar yang dihasilkan. Umur (Hari) (Quarry Kampung Seberang) kg (Quarry Kampung Sungai) kg (Quarry Tanjung Wagom) kg 1 3 11.92 11,80 11,74 2 3 11.78 11,68 11,64 3 3 11.84 11,80 11,76 4 3 11.70 11,84 11,60 5 3 11.88 11,70 11,56 6 3 11.88 11,88 11,74 7 3 11.68 11,68 11,52 8 3 11,96 11,96 11,77 9 3 11,98 11,88 11,96 106,62 106,22 105,29 beton segar rata-rata 11,85 11,80 11,70 Volume benda uji 0,00530 0,00530 0,00530 volume beton segar 2235,85 2227,36 2207,86 Berdasarkan hasil pengujian kuat tekan pada hari ke 28 (menggunakan faktor koreksi) dengan sampel berasal dari quarry Kampung Seberang diperoleh kuat tekan rata-rata sebesar 146,58 kg/cm 2, sampel yag berasal dari quarry Kampung Sungai diperoleh kuat tekan rata-rata 165,51 kg/cm 2 dan sampel yag berasal dari quarry Tanjung Wagom diperoleh kuat tekan rata-rata 200,00 kg/cm 2, seperti yang disajikan pada tabel 11, tabel 12 dan tabel 13.

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 70 Tabel 11. Kuat tekan beton dengan sampel berasal dari quarry Kampung Seberang Tanggal Umur Slump Luas (A) Beban (P) Faktor Koreksi fc = P/A kg/cm2 fc - fcr (fc -fcr)2 sample Cor Tes (Hari) (kg) (cm) (cm 2 ) (kn) (kg) Benda Uji Umur Saat test 28 hari (kg/cm 2 ) kg2/cm4 1 13-Aug-16 3 11.92 50 17625 74.60 7460 0.83 0.40 50.89 127.22-19.37 3700 1 2 13-Aug-16 3 11.78 50 17625 80.30 8030 0.83 0.40 54.78 1394-9.64 93.02 2 3 13-Aug-16 3 11.78 50 17625 88.90 8890 0.83 0.40 60.64 151.60 02 221 3 4 13-Aug-16 3 11.84 50 17625 84.50 8450 0.83 0.40 57.64 144.10-2.48 16 4 11-Aug-16 5 13-Aug-16 3 11.70 50 17625 83.90 8390 0.83 0.40 57.23 143.08-3.51 12.29 5 6 13-Aug-16 3 11.88 50 17625 94.70 9470 0.83 0.40 64.60 161.50 14.91 222.37 6 7 13-Aug-16 3 11.68 50 17625 93.50 9350 0.83 0.40 63.78 159.45 12.87 1653 7 8 13-Aug-16 3 11.96 50 17625 870 8570 0.83 0.40 58.46 1415-0.44 0.19 8 9 13-Aug-16 3 11.98 50 17625 87.50 8750 0.83 0.40 59.69 149.22 2.63 94 9 10 1,319.247 9072 fc 2 fcr 146,58 kg / cm n Tabel 12. Kuat tekan beton dengan sampel berasal dari quarry Kampung Sungai Tanggal Umur Slump Luas (A) Beban (P) Faktor Koreksi fc = P/A kg/cm2 fc - fcr (fc -fcr)2 sample Cor Tes (Hari) (kg) (cm) (cm 2 ) (kn) (kg) Benda Uji Umur Saat test 28 hari (kg/cm 2 ) kg2/cm4 1 14-Aug-16 3 11.80 7.00 17625 100.50 10050 0.83 0.40 68.55 171.39 87 34.50 1 2 15-Aug-16 3 11.68 7.00 17625 99.70 9970 0.83 0.40 68.01 170.02 4.51 20.34 2 3 16-Aug-16 3 11.80 7.00 17625 88.30 8830 0.83 0.40 60.23 150.58-14.93 222.94 3 4 17-Aug-16 3 11.84 7.00 17625 98.20 9820 0.83 0.40 699 167.46 1.95 3.81 4 12-Aug-16 5 18-Aug-16 3 11.70 7.00 17625 98.80 9880 0.83 0.40 67.39 168.49 2.97 8.85 5 6 19-Aug-16 3 11.88 7.00 17625 100.40 10040 0.83 0.40 68.49 171.22 70 32.53 6 7 20-Aug-16 3 11.68 7.00 17625 1010 10610 0.83 0.40 72.37 180.94 142 237.89 7 8 21-Aug-16 3 11.96 7.00 17625 790 7590 0.83 0.40 51.77 129.43-308 1,301.57 8 9 22-Aug-16 3 11.88 7.00 17625 1060 10560 0.83 0.40 72.03 180.08 14.57 212.32 9 10 1,489.610 2,074.75 f cr = = 165,51 kg/cm 2 Tabel 13. Kuat tekan beton dengan sampel berasal dari quarry Tanjung Wagom Tanggal Umur Slump Luas (A) Beban(P) Faktor Koreksi fc = P/A kg/cm2 fc - fcr (fc -fcr)2 Cor Tes (Hari) (kg) (cm) (cm 2 ) (kn) (kg) Benda Uji Umur Saat test 28 hari (kg/cm 2 ) kg2/cm4 1 13-Aug-16 3 11.74 7.30 17625 1010 10510 0.83 0.40 71.69 179.23-20.77 431.28 1 2 13-Aug-16 3 11.64 7.30 17625 109.50 10950 0.83 0.40 74.69 1873-13.26 1793 2 3 13-Aug-16 3 11.76 7.30 17625 89.50 8950 0.83 0.40 61.05 152.63-47.37 2,243.96 3 4 13-Aug-16 3 11.60 7.30 17625 1250 12650 0.83 0.40 829 2172 173 247.34 4 11-Aug-16 5 13-Aug-16 3 11.56 7.30 17625 111.90 11190 0.83 0.40 733 190.83-9.17 84.11 5 6 13-Aug-16 3 11.74 7.30 17625 1230 12630 0.83 0.40 815 2138 139 2373 6 7 13-Aug-16 3 11.52 7.30 17625 128.80 12880 0.83 0.40 87.86 219.65 19.65 3809 7 8 13-Aug-16 3 11.77 7.30 17625 137.20 13720 0.83 0.40 93.59 233.97 33.97 1,154.24 8 9 13-Aug-16 3 11.96 7.30 17625 120.70 12070 0.83 0.40 82.33 2083 84 34.06 9 1,799.981 4,993.72 sample sedangkan untuk quarry Tanjung Wagom pada Gambar 4. Gambar 2. Grafik Gradasi agregat halus (pasir) pada quarry Kampung Seberang Gambar 3. Grafik Gradasi agregat halus (pasir) pada quarry Kampung Sungai f cr = = 200,00 kg/cm 2 Pada pengujian agregat halus yang diperoleh dari ketiga quarry semua memenuhi syarat ketentuan untuk digunakan pada campuran beton. Namun ada perbedaan pada gradasi agregat halus (pasir) pada quarry Kampung Seberang masuk pada zone 4 yang berarti pasir sangat halus, sedangkan quarry Kampung Sungai masuk pada zone 3 kategori halus, pada quarry Tanjung Wagom masuk pada zone 2 masuk kategori agak kasar. Grafik hasil pengujian gradasi butiran agregat halus untuk quarry Kampung Seberang dapat dilihat pada Gambar 2, untuk quarry Kampung Sungai pada Gambar 3, Gambar 4. Grafik Gradasi agregat halus (pasir) pada quarry Tanjung Wagom

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 71 volume beton segar yang dihasilkan setelah pencampuran ternyata tidak sesuai dengan mix design beton, dimana berat volume beton yang diperoleh dari hasil pencampuran lebih ringan. dari pengujian beton segar dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Tabel berat beton segar masing-masing quarry Nama Quarry Renc. Pencampur an Selisih Selisih Kampung Seberang 2377 2235 142 14.2% Kampung Sungai 2377 2227 150 10% Tanjung Wagom 2425 2207 218 21.8% Untuk quarry Kampung Seberang, diperoleh berat volume beton setelah pencampuran sebesar 2235 kg/m3 dengan berat selisih sebesar 142 kg/m3 dan persentase berat selisih 14.2%, hal ini disebabkan karakteristik agregat halus di quarry Kampung Seberang didominasi pasir sangat halus walaupun dari hasil pengujian karakteristik agregat halus semua parameter nilai telah memenuhi sesuai yang disyaratkan. Untuk quarry Kampung Sungai, diperoleh berat volume beton setelah pencampuran sebesar 2227 kg/m3 dengan berat selisih sebesar 150 kg/m3 dan persentase berat selisih 10%, hal ini disebabkan karakteristik agregat halus di quarry Kampung Seberang didominasi pasir halus walaupun dari hasil pengujian karakteristik agregat halus semua parameter nilai telah memenuhi sesuai yang disyaratkan. Untuk quarry Tanjung Wagom, diperoleh berat volume beton setelah pencampuran sebesar 2207 kg/m3 dengan berat selisih sebesar 218 kg/m3 dan persentase berat selisih 21.8%, hal ini disebabkan karakteristik agregat halus di quarry Kampung Seberang didominasi pasir agak kasar walaupun dari hasil pengujian karakteristik agregat halus semua parameter nilai telah memenuhi sesuai yang disyaratkan. Rekapitulasi hasil pengujian kuat tekan beton untuk masing-masing quarry Kampung Seberang, quarry Kampung Sungai dan Tanjung Wagom ditunjukka pada Tabel 1 Tabel 1 Rekapitulasi hasil pengujian kuat tekan Nama Quarry Kuat Tekan Rata-Rata (kg/cm 2 ) Kuat Tekan Karakteristi k Kehalusan Halus Kampung Seberang 1458 122.84 1.836 Kampung Sungai 1651 129.59 2.170 Tanjung Wagom 200.00 144.27 2.930 pengujian kuat tekan beton untuk quarry Kampung Seberang diperoleh kuat tekan rata-rata 1458 kg/cm2 dengan kuat tekan karakteristik sebesar 122.84 kg/cm2, untuk quarry Kampung Sungai diperoleh kuat tekan beton rata-rata 1651 kg/cm2 dan kuat tekan karakteristik 129.59 kg/cm2 sedangkan untuk quarry Tanjung Wagom diperoleh kuat tekan beton rata-rata 200.00 kg/cm2 dan kuat tekan beton karakteristik 144.27 kg/cm2. Hal ini menunjukkan bahwa quarry yang memiliki nilai karakteristik modulus kehalusan agregat halus yang paling tinggi cenderung memiliki nilai kuat tekan beton yang tinggi seperti ditunjukkan pada Tabel 20. Pada Tabel 20 dapat dilihat quarry Tanjung Wagom memiliki nilai kuat tekan beton rata-rata yang paling tinggi sebesar 200.00 kg/cm2 dan kuat tekan beton karakteristik 144.27 kg/cm2 dengan nilai modulus kehalusan agregat halu sebesar 2.930. Quarry Kampung Sungai memiliki nilai kuat tekan beton rata-rata 1651 kg/cm2 dan kuat tekan karakteristik 129.59 kg/cm2 dengan nilai modulus kehalusan agregat halu sebesar 2.170 dan Quarry Kampung Seberang memiliki nilai kuat tekan beton rata-rata 1458 kg/cm2 dan kuat tekan karakteristik 122.84 kg/cm2 dengan nilai modulus kehalusan agregat halus sebesar 1.83 IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang ada, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. halus dari Quarry Tanjung Wagom, Quarry Kampung Seberang, Quarry Kampung Sungai dan agregat kasar dari Quarry Kayuni Secara umum dapat digunakan untuk bahan campuran beton karena memenuhi syarat karakteristik agregat beton tetapi yang paling baik agregat halus (pasir) yang paling baik adalah quarry Tanjung Wagom karena merupakan pasir yang paling baik untuk campuran beton dengan modulus kehalusan 2.93 dan masuk dalam zone 2. 2. Kuat tekan karakteristik yang dihasilkan dari Quarry Kampung Seberang 122,84 kg/cm2 quarry Kampung sungai 129,59 kg/ cm2 dan quarry Kampung Tanjung Wagom 144,27 kg/ cm2 dari mutu beton yang direncanakan 250 kg/ cm2 atau turun 50,86%, quarry

Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 66-72 72 Kampung Sungai 48,16 % dan quarry Tanjung Wagom turun 42,29% atau kekuatan hanya di capai pada Quarry kmpung seberang 49,14%, quarry Kampung Sungai 51,84% dan quarry Tanjung Wagom turun 57,71%. Saran dan rekomendasi penelitian sebagai berikut : 1. Perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan deviasi standar yang baik dan yang dapat diterima sesuai Peraturan Indonesia 1971 untuk mengetahui kuat tekan karakteristik optimal yang dapat dicapai dengan menggunakan agregat halus dan kasar dari quarry yang sama. 2. Penelitian dapat juga dilanjutkan dengan metode trialmix mengubah faktor air semen ( W/C ) yang lebih kecil dari W/C yang digunakan pada penelitian ini. 3. Perlu penelitian lebih lanjut dengan variasi (kombinasi) pasir dari pasir quarry Tanjung Wagom dengan Quarry Kampung Sungai kemudian variasi (kombinasi) dari ketiga quarry tersebut untuk mendapatkan pasir yang paling baik untuk campuran beton dan mendapatkan kuat tekan beton yang optimal. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Fakfak atas dukungan prasana Laboratorium Uji Bahan pada saat pemerikaan agregat, pembuatan, serta pengujian kuat tekan benda uji. Daftar Pustaka [1] Mulyono, T. 200 Teknologi. Yogyakarta: Penerbit ANDI. [2] Kabupaten Fakfak Dalam Angka 2012. Badan Pusat Statistik Kabupaten Fakfak. [3] SNI 03-6861.1-2002. Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam). Puslitbang Permukiman. 2002 [4] Dumyati, Ahmad. 2015 Analisis Penggunaan Pasir Pantai Sampur Sebagai Halus Terhadap Kuat Tekan. Jurnal Frofil Vol. 3. 1 Juli Desember 2015 [5] Attamimi, Aqilah. 201 Perbandingan Kuat Tekan Menggunakan Pasir laut dan Pasir Sungai terhadap Kuat Tekan Mutu K-250. Laporan Tugas Akhir Program Studi Teknik Sipil Politeknik Negeri Fakfak. Fakfak [6] SK SNI 03-1974-1990. Kuat Tekan. Badan Standardisasi Nasional. 1990.